Terbit: 23 October 2018 | Diperbarui: 27 June 2023
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Mola hidatidosa atau yang lebih dikenal sebagai hamil anggur adalah kelainan yang ditandai dengan tumbuhnya jaringan (mola) yang abnormal. Kenali seputar hamil anggur, mulai dari gejala hingga penanganannya berikut ini.

Hamil Anggur (Mola Hidatidosa): Gejala, Penyebab, dan Penanganan

Apa Itu Hamil Anggur?

Hamil anggur adalah komplikasi kehamilan yang ditandai oleh tumbuhnya jaringan yang disebut dengan mola. Jaringan ini berbentuk bulat dan mengandung cairan menyerupai anggur.

Pada kehamilan anggur, ari-ari atau plasenta yang terbentuk pada ibu tidak normal. Tak jarang, janin tidak terbentuk sama sekali.

Hamil anggur termasuk komplikasi kehamilan yang jarang terjadi. Namun, kondisinya sulit untuk dideteksi pada awal kehamilan.

Pemeriksaan kandungan yang rutin dilakukan dapat membantu mendeteksi kemungkinan kondisi ini.

Baca JugaMengenal Kehamilan Aterm dan Manfaatnya bagi Ibu serta Janin

Gejala Hamil Anggur

Secara umum, gejala hamil anggur mirip dengan gejala kehamilan pada umumnya, tetapi mungkin akan terasa lebih berat.

Selain itu, gejala akan sangat sulit untuk dideteksi pada awal kehamilan. Terkadang, kondisi baru diketahui di usia kehamilan 10-14 minggu melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG).

Ada beberapa gejala yang dapat muncul seiring bertambahnya usia kehamilan, di antaranya:

  • Pendarahan dari vagina pada trimester pertama kehamilan, umumnya berwarna cokelat atau merah terang.
  • Mual dan muntah (morning sickness) yang jauh lebih parah dibandingkan pada kehamilan biasa.
  • Anemia.
  • Pertumbuhan abnormal di perut yang lebih cepat dibandingkan kehamilan biasa.
  • Nyeri panggul.
  • Preeklamsia atau peningkatan tekanan darah selama kehamilan yang terkadang disertai dengan gejala pembengkakan (biasanya di kaki) dan terdapat protein dalam urine.
  • Munculnya kista pada ovarium yang menyerupai anggur dan disebut dengan mola.
  • Hipertiroidisme yang ditandai dengan gelisah, kesulitan tidur, denyut jantung tidak teratur, hingga keringat berlebih.

Kapan Harus ke Dokter?

Pemeriksaan ke dokter kandungan sebaiknya dilakukan segera setelah mengetahui bahwa Anda positif hamil. Pastikan juga untuk melakukan kunjungan secara rutin sekitar 1 bulan sekali.

Cek kehamilan rutin tidak hanya membantu Anda mengetahui perkembangan janin, melainkan juga mendeteksi kemungkinan kondisi yang tidak normal.

Selain itu, pemeriksaan di luar waktu kontrol juga penting untuk dilakukan, terutama jika Anda mengalami salah satu dari gejala hamil anggur.

Pemeriksaan dapat membantu mendeteksi gangguan sejak dini. Dengan begitu, dokter dapat segera merencanakan penanganan segera agar tidak semakin memperburuk kondisi ibu.

Anda juga bisa mengajukan beberapa pertanyaan terkait kondisi kepada dokter, seperti kapan boleh hamil lagi setelah hamil anggur.

Baca Juga18 Komplikasi Kehamilan yang Harus Diwaspadai

Penyebab Hamil Anggur

Kehamilan anggur disebabkan oleh pembuahan antara sel telur dan sperma yang terjadi secara tidak tepat. Penyebabnya bisa karena sperma yang membuahi sel telur kosong, atau ada lebih dari satu sperma yang membuahi sel telur.

Lebih jelasnya lagi, berikut ini adalah penyebab hamil anggur yang dapat diketahui:

1. Hamil Anggur Lengkap

Hamil anggur lengkap terjadi ketika sperma membuahi sel telur kosong. Kondisi genetik sel telur yang tidak lengkap (kosong) membuat sel telur tidak dapat berkembang menjadi janin dan justru tumbuh menjadi jaringan yang memiliki bentuk seperti anggur.

Pada kehamilan anggur lengkap, tidak ada embrio yang dapat dideteksi dan plasenta tumbuh secara abnormal.

2. Hamil Anggur Sebagian

Adanya lebih dari satu sperma yang membuahi sel telur dikenal sebagai hamil anggur sebagian. Kondisi ini menyebabkan perkembangan sel telur menjadi tidak normal dan terhambat.

Faktor Risiko Hamil Anggur

Terdapat sejumlah faktor yang dapat memperbesar risiko Anda mengalami kehamilan anggur. Beberapa faktor risiko tersebut, di antaranya:

1. Usia

Kehamilan anggur rentan terjadi pada wanita yang hamil dengan usia di atas 40 tahun atau di usia remaja.

2. Riwayat Hamil Anggur Sebelumnya

Seseorang yang pernah mengalami hamil anggur sebelumnya lebih berisiko mengalaminya lagi di kehamilan selanjutnya. Kasus ini diketahui terjadi pada 1-2 dari 100 wanita yang pernah mengalami hamil anggur.

3. Riwayat Keguguran

Jika memiliki riwayat keguguran pada kehamilan sebelumnya, Anda berisiko lebih tinggi mengalami hamil anggur.

Baca Juga8 Faktor Penyebab Keguguran Berulang dan Tips Mencegahnya

Diagnosis Hamil Anggur

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa gejala hamil anggur sama dengan gejala kehamilan sebelumnya. Jadi, Anda kemungkinan sulit untuk mendeteksinya secara langsung.

Namun, pemeriksaan kehamilan rutin dapat membantu mendeteksi kondisi ini. Diagnosis dapat dilakukan dengan serangkaian pemeriksaan, seperti USG kehamilan dan tes darah.

Pada pemeriksaan USG, beberapa tanda yang dapat ditemukan jika Anda hamil anggur lengkap, antara lain:

  • Tidak terdapat janin di dalam rahim.
  • Tidak ada air ketuban.
  • Terdapat kista atau gelembung (kista ovarium).
  • Tampak plasenta berbentuk seperti buah anggur.
  • Terlihat plasenta menebal hingga memenuhi rahim.

Sementara itu, tanda hamil anggur sebagian yang dapat dideteksi pada USG kehamilan, yaitu:

  • Tumbuh kembang janin terhambat.
  • Cairan ketuban sedikit.
  • Terdapat kista atau gelembung (kista ovarium).

Selain pemeriksaan USG kehamilan, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan kadar hormon kehamilan atau hormon chronic gonadotropin (hCG). Jika Anda mengalami kehamilan anggur, kadar hormon ini dapat ditemukan dalam jumlah tinggi di dalam tubuh.

Penanganan Hamil Anggur

Pada sebagian besar kasus, rahim dapat berkontraksi dengan sendirinya sehingga menyebabkan keguguran spontan. Tanda keguguran ini, yaitu keluarnya jaringan yang berbentuk gumpalan menyerupai sekumpulan buah anggur.

Sementara itu, jika tidak kunjung mengalami keguguran spontan, penanganan harus dilakukan secepatnya untuk mencegah komplikasi yang dapat terjadi. Beberapa penanganan hamil anggur, antara lain:

1. Kuret

Kuret atau kuretase adalah prosedur yang dilakukan untuk membersihkan rahim. Pada prosesnya, dokter akan memperlebar serviks untuk menghilangkan jaringan abnormal yang tumbuh dengan menggunakan alat khusus.

Tindakan ini dapat menjadi prosedur pilihan bagi wanita yang berencana untuk hamil lagi.

2. Histerektomi

Histerektomi adalah prosedur pengangkatan rahim melalui tindakan operasi. Tindakan dapat menjadi pilihan bagi wanita yang tidak berencana untuk hamil kembali, atau memiliki risiko tinggi mengalami masalah kesehatan yang berbahaya, seperti gestational trophoblastic neoplasia.

Baca JugaMengenal Ciri Rahim Bersih Tanpa Kuret Setelah Keguguran

Komplikasi Hamil Anggur

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat kejadian hamil anggur, antara lain:

1. Choriocarcinoma

Pada kasus yang jarang terjadi, hamil anggur dapat memicu jenis kanker yang disebut choriocarcinoma. Kemunculannya berawal dari rahim dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain.

Kondisi ini rentan terjadi pada penderita hamil anggur lengkap. Jika mengalaminya, Anda memerlukan perawatan kanker, seperti kemoterapi atau terapi radiasi.

2. Gestational Trophoblastic Neoplasia

Komplikasi yang satu ini terjadi ketika sel abnormal masuk ke bagian tengah dinding rahim. Gestational trophoblastic neoplasia ditandai dengan kadar hCG yang tetap tinggi, meskipun Anda sudah melakukan tindakan kuret.

3. Hamil Anggur Berulang

Jika Anda pernah mengalami hamil anggur pada kehamilan sebelumnya, risiko kejadian berulang bisa meningkat. Apalagi jika Anda sudah mengalaminya hingga beberapa kali. Selain itu, risiko juga meningkat pada Anda yang memiliki riwayat keguguran.

Selain beberapa komplikasi tersebut, hamil anggur juga kemungkinan menyebabkan sejumlah kondisi, seperti infeksi darah (sepsis), preeklamsia, infeksi rahim, dan syok (tekanan darah sangat rendah).

Baca JugaWaspada, Ini 10 Tanda Ibu Hamil Kurang Gizi

Pencegahan Hamil Anggur

Hamil anggur merupakan kondisi yang kemungkinan besar sulit untuk dicegah. Pasalnya, kondisi ini terjadi karena adanya kesalahan gen pada saat pembuahan berlangsung.

Kendati begitu, ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi kejadian serupa di kehamilan berikutnya. Beberapa upaya yang bisa Anda coba, di anyatanya:

1. Tunda Kehamilan

Risiko mengalami kembali hamil anggur bisa dikurangi dengan menunda kehamilan setidaknya selama 1 tahun setelah tindakan kuret.

Anda bisa mencegah kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi jenis apa pun, kecuali KB spiral. Konsultasikan lebih lanjut ke dokter untuk memilih alat kontrasepsi yang sesuai.

2. Rutin Periksa Kandungan

Setelah mengetahui bahwa Anda tengah positif hamil, pastikan untuk rutin memeriksakan kehamilan ke dokter kandungan.

Tidak hanya memantau tumbuh kembang janin, pemeriksaan rutin juga penting untuk mendeteksi adanya masalah pada kehamilan sejak dini.

Itulah penjelasan seputar hamil anggur atau mola hidatidosa yang sebaiknya diketahui. Supaya komplikasi kondisi ini bisa dicegah, pastikan untuk memeriksakan kandungan secara rutin.

 

  1. Anonim. 2022. Molar Pregnancy. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17889-molar-pregnancy. (Diakses pada 26 Juni 2023).
  2. Anonim. 2022. Molar pregnancy. https://www.nhs.uk/conditions/molar-pregnancy/. (Diakses pada 26 Juni 2023).
  3. Mayo Clinic Staff. 2022. Molar Pregnancy. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/molar-pregnancy/symptoms-causes/syc-20375175. (Diakses pada 26 Juni 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi