Terbit: 22 April 2019 | Diperbarui: 7 June 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Air ketuban memegang peran penting bagi kehamilan. Namun, pada beberapa kasus jumlah cairan ketuban bisa berkurang. Kenali sejumlah penyebab air ketuban sedikit dalam ulasan berikut.

Penyebab Air Ketuban Sedikit dan Cara Menanganinya

Mengenal Kondisi Air Ketuban yang Sedikit

Air ketuban memiliki peran penting bagi janin yang sedang tumbuh. Cairan ini berguna bagi perkembangan paru-paru dan sistem pencernaan janin, membantu melawan infeksi, dan membantu janin mengatur suhu tubuh.

Namun, pada beberapa kasus jumlah cairan ini bisa menjadi sangat sedikit. Kondisi ini dikenal sebagai oligohidramnion.

Air ketuban sedikit adalah kondisi ketika tingkat cairan yang ada di dalam ketuban lebih rendah dibandingkan dengan usia kehamilan yang seharusnya. Kondisi ini harus diwaspadai karena akan memengaruhi kesehatan ibu dan janin.

Beberapa tanda yang bisa diamati dari air ketuban sedikit saat hamil, di antaranya:

  • Terdapat cairan yang keluar dari vagina.
  • Rahim berukuran kecil.
  • Janin tidak bergerak.
  • Berat badan turun selama kehamilan.
  • Detak jantung janin tidak normal pada saat pemeriksaan kandungan.
  • Jumlah air ketuban lebih sedikit dari usia kandungan saat pemeriksaan ultrasonografi (USG).

Jumlah air ketuban dalam rahim akan berubah seiring berjalannya waktu. Peningkatan cairan terjadi seiring dengan tumbuh kembang janin, lalu mencapai volume puncaknya pada usia kehamilan 24-36 minggu.

Setelah itu, jumlah air ketuban menjadi lebih stabil, lalu perlahan-lahan akan berkurang bersamaan dengan semakin dekatnya waktu persalinan.

Baca JugaHal-hal yang Harus Dilakukan saat Ketuban Pecah

Penyebab Air Ketuban Sedikit

Penyebab rendahnya cairan ketuban bermacam-macam, bergantung pada usia kehamilan. Apabila hal ini terjadi pada awal kehamilan, kemungkinan penyebabnya berkaitan dengan masalah pada kesehatan ibu dan janin.

Sementara itu, cairan ketuban yang sedikit di trimester ketiga atau trimester akhir kehamilan terjadi akibat air ketuban pecah dini atau kehamilan sudah lewat dari hari perkiraan lahir.

Secara umum, berbagai penyebab air ketuban sedikit, antara lain:

1. Gangguan Janin Dalam Kandungan

Salah satu penyebab air ketuban sedikit pada trimester awal adalah gangguan pada janin di dalam kandungan. Kondisi ini membuat janin tidak berkembang dengan baik di dalam rahim.

Gangguan yang bisa menimpa, misalnya kelainan ginjal pada janin. Sistem urine dan ginjal yang bermasalah menyebabkan urine yang dihasilkan hanya sedikit.

Padahal, urine sendiri merupakan komponen utama cairan ketuban saat usia kehamilan masuk ke trimester kedua.

Gangguan janin lainnya, yaitu kelainan genetik, gangguan ginjal atau saluran kencing, atau pertumbuhan terhambat.

2. Gangguan Plasenta

Penyebab lain dari air ketuban yang sedikit adalah adanya gangguan pada plasenta. Adanya gangguan pada plasenta menyebabkan asupan nutrisi dan darah untuk janin akan terhambat. Pada akhirnya, janin berhenti memproses cairan sehingga produksi urine dan air ketubannya terganggu.

3. Air Ketuban Pecah

Ketuban pecah merupakan salah satu penyebab air ketuban sedikit dibandingkan jumlah normalnya. Hal ini bisa terjadi setelah Anda menjalani prosedur pemeriksaan sampel air ketuban (amniosentesis).

Sedikit saja robekan pada kantung ketuban bisa menyebabkan cairannya merembes keluar dari rahim. Pecahnya ketuban bisa terjadi secara perlahan ataupun langsung menyembur. 

Jika kondisi ini dibiarkan, maka volume air ketuban lama kelamaan akan habis.

Baca JugaKetuban Pecah Dini: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Cara Mengatasinya

4. Melebihi Waktu Perkiraan Persalinan

Kehamilan yang lewat bulan (usia kehamilan melebihi 41 minggu) termasuk ke dalam salah satu penyebab air ketuban sedikit. Hal ini dapat terjadi akibat berkurangnya fungsi plasenta.

Air ketuban yang berkurang harus mendapatkan perhatian khusus. Pasalnya, kondisi ini diketahui bisa menyebabkan komplikasi pada sebanyak 12 persen kehamilan yang melebihi waktu perkiraan persalinan.

5. Konsumsi Obat Tertentu

Penggunaan obat-obatan tertentu menjadi salah satu pemicu jumlah air ketuban berkurang. Misalnya saja, ibu hamil yang mengonsumsi obat-obatan untuk tekanan darah tinggi, seperti angiotensin-converting enzyme (ACE).

6. Komplikasi Kehamilan

Kesehatan ibu hamil menjadi salah satu faktor yang berperan terhadap kehamilan. Adanya kondisi kesehatan tertentu dapat menyebabkan rendahnya jumlah cairan ketuban.

Gangguan kesehatan yang terjadi saat hamil bisa memengaruhi kadar air ketuban dalam rahim, antara lain:

Cara Mengatasi Air Ketuban Sedikit saat Hamil

Apabila air ketuban kurang terjadi mendekati waktu persalinan, biasanya dokter menyarankan agar persalinan segera dilakukan untuk menjaga kondisi ibu dan bayinya tetap sehat.

Sementara itu, apabila kondisi ini diketahui pada pertengahan usia kehamilan, biasanya dokter akan melakukan serangkaian tes untuk memeriksa kondisi janin.

Beberapa penanganan air ketuban sedikit yang dapat dilakukan, di antaranya:

1. Banyak Minum Air Putih

Salah satu cara untuk meningkatkan jumlah air ketuban adalah dengan banyak minum air putih. Menurut penelitian, hidrasi yang baik saat hamil dapat meningkatkan jumlah air ketuban pada usia kehamilan 37-41 minggu.

Selain memperbanyak konsumsi air putih, Anda juga dianjurkan untuk istirahat total agar terhindar dari dehidrasi.

Baca JugaIni Ciri-ciri Air Ketuban Merembes yang Mudah Anda Kenali

2. Injeksi cairan

Tidak hanya memperbanyak minum air putih, tubuh Bumil dapat terhidrasi dengan menjalani metode amniosentesis. Pada prosesnya, dokter akan memasukan cairan ke dalam rahim menggunakan jarum.

Namun, biasanya perawatan ini hanya bersifat sementara dan ada kemungkinan kondisi akan kembali lagi beberapa hari pasca perawatan.

Penanganan air ketuban sedikit dapat dilakukan sesuai kondisi yang menyebabkannya. Apabila terdapat tanda-tanda dehidrasi pada ibu, dokter akan menganjurkan untuk mengonsumsi lebih banyak cairan.

3. Diet Sehat

Anda mungkin sudah tahu jika selama kehamilan, pola makan penting untuk dijaga. Nah, tindakan ini juga ternyata bermanfaat untuk menangani masalah air ketuban sedikit.

Konsumsilah makanan yang mengandung protein tinggi. Selain itu, Bumil juga dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi buah dan sayur serta biji-bijian. Sebaliknya, hindarilah konsumsi makanan tinggi lemak.

Meskipun bukti yang menunjukkan bahwa makanan tertentu memengaruhi kadar cairan ketuban hanya sedikit, Anda tentu tidak ingin melewatkan sejumlah manfaat yang dihadirkan dari makanan-makanan tersebut, bukan?

4. Bed Rest

Bed rest atau istirahat total merupakan salah satu penanganan yang dapat dilakukan ketika Anda mendapati air ketuban berkurang.

Tindakan ini bermanfaat untuk membuat ruang pembuluh darah (intravaskuler) bertambah besar sehingga merangsang produksi air ketuban. Selain itu, istirahat total dapat membuat ibu hamil terhindar dari dehidrasi.

Baca JugaMengenal 11 Fungsi Plasenta Bagi Janin, Bumil Harus Tahu

5. Amnioinfusion

Jika air ketuban sedikit terjadi pada awal atau tengah kehamilan, penanganan yang bisa dilakukan adalah tindakan amnioinfusion. Ini merupakan prosedur penambahan air ketuban yang dilakukan dengan menyuntikkan air garam ke dalam kantung ketuban.

Perlu Anda ketahui bahwa metode penanganan ini hanya bersifat sementara. Pasalnya, air ketuban tambahan dapat berkurang setelah satu minggu.

Penambahan air ketuban ini juga dapat dilakukan saat persalinan untuk mencegah terjepitnya tali pusat.

Nah, itulah beberapa penyebab air ketuban sedikit yang wajib Anda tahu. Guna memastikan jumlah air ketuban, Anda bisa memeriksakan kondisi kehamilan ke dokter. Semoga bermanfaat!

 

  1. Anonim. 2021. Oligohydramnios. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22179-oligohydramnios. (Diakses pada 6 Juni 2023).
  2. Dix, Megan. 2019. How Can I Increase My Amniotic Fluid Levels? https://www.healthline.com/health/pregnancy/how-to-increase-amniotic-fluid. (Diakses pada 6 Juni 2023).
  3. Miles, Karen. 2021. Low Amniotic Fluid (Oligohydramnios). https://www.babycenter.com/pregnancy/health-and-safety/low-amniotic-fluid-oligohydramnios_1199460. (Diakses pada 6 Juni 2023).
  4. Smith, Lori. 2018. What’s to Know about Amniotic Fluid? https://www.medicalnewstoday.com/articles/307082. (Diakses pada 6 Juni 2023).
  5. Tobah, Yvonne Butler. 2022. What are the Treatment Options for Low Amniotic Fluid During Pregnancy? https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/expert-answers/low-amniotic-fluid/faq-20057964. (Diakses pada 6 Juni 2023).
  6. Wisner, Wendy. 2022. Low Amniotic Fluid: Causes, Symptoms, Diagnosis, and Treatment. https://www.parents.com/low-amniotic-fluid-causes-symptoms-diagnosis-and-treatment-6834568. (Diakses pada 6 Juni 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi