Terbit: 15 April 2017 | Diperbarui: 6 June 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Ketuban pecah menandakan Anda sudah dekat dengan waktu kelahiran. Tak perlu panik, ketahui beberapa hal yang harus dilakukan saat ketuban pecah berikut ini.

Hal-hal yang Harus Dilakukan saat Ketuban Pecah

Penanganan Ketuban Pecah yang Perlu Ibu Hamil Ketahui

Selama di dalam kandungan, janin berkembang di dalam lapisan yang dikenal sebagai kantung ketuban. Apabila sudah dekat dengan waktu persalinan, kantung ketuban ini akan pecah.

Ketuban yang bocor biasanya disebabkan oleh kontraksi bayi. Kondisi ini menyebabkan cairan di dalamnya keluar melewati vagina.

Pada beberapa kondisi, ketuban pecah bisa terjadi sebelum waktu persalinan. Kondisi ini dikenal sebagai ketuban pecah dini.

Berikut ini adalah beberapa tindakan yang harus Anda lakukan saat mengalami ketuban pecah:

1. Hindari Panik Berlebihan

Adanya cairan yang keluar dari vagina dapat membuat  sebagian wanita hamil merasa khawatir, apalagi jika kondisi terjadi sebelum waktu kelahiran tiba.

Namun, hindari untuk panik berlebihan. Cobalah untuk tetap tenang, tarik napas yang panjang, lalu cari tempat untuk bersandar atau berbaring.

Apabila keluarnya cairan terjadi saat Anda berada di luar rumah, carilah toilet umum untuk memeriksa apakah cairan tersebut air seni biasa atau justru air ketuban.

Keduanya bisa dibedakan dengan mudah. Apabila cairan yang keluar merupakan air seni, Anda kemungkinan besar dapat menahannya. Sebaliknya, cairan ketuban akan sulit untuk ditahan.

Baca JugaIni Ciri-ciri Air Ketuban Merembes yang Mudah Anda Kenali

2. Ganti Celana Dalam dan Gunakan Pantyliner

Setelah memastikan jika cairan dari vagina merupakan cairan ketuban, gantilah segera celana dalam yang digunakan. Alternatifnya, Anda bisa menggunakan pantyliner untuk menyerap cairan yang keluar.

Hindari memasukkan apa pun ke vagina, termasuk tampon. Hal ini bisa memperbesar risiko terkena infeksi.

Setelah memastikan Anda sudah mengganti celana dalam atau mengenakan tampon, baringkanlah tubuh selama sekitar setengah jam. Cairan ketuban yang keluar akan berkumpul di vagina ketika Anda berbaring.

Jika cairan yang keluar dari vagina bukanlah cairan ketuban, Anda akan mendapati pantyliner dan celana dalam yang tetap kering dalam waktu setengah jam setelah menggantinya.

Itu artinya, cairan ketuban Anda tidak pecah. Bisa jadi cairan yang keluar dari vagina hanyalah kebocoran kecil kandung kemih atau lendir yang keluar.

3. Amati Cairan yang Keluar

Hal yang harus dilakukan saat ketuban pecah selanjutnya adalah mengamati cairan yang keluar. Perhatikan warna dan baunya karena bisa jadi cairan yang keluar dari vagina ternyata adalah air seni biasa.

Cairan ketuban normalnya tidak berbau dan memiliki warna bening, putih, hingga kekuningan. Cairan dapat disertai bintik-bintik putih, lendir, atau darah.

Jika cairan yang keluar memiliki warna kehijauan atau kecokelatan, hal ini dapat menandakan bahwa bayi sudah mengeluarkan mekonium, kotoran pertamanya di dalam rahim.

Jika cairan memiliki bau yang tidak sedap, bisa jadi hal ini menandakan bahwa ibu mengalami infeksi.

Baca JugaMengenal 11 Fungsi Plasenta Bagi Janin, Bumil Harus Tahu

4. Beritahu Pasangan, Keluarga, atau Kerabat

Setelah mengetahui bahwa ketuban Anda pecah, segera hubungi pasangan, keluarga, atau kerabat dekat.

Dengan begitu, Anda dan keluarga bisa berjaga-jaga dan mempersiapkan segala keperluan untuk proses persalinan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

5. Periksakan Kondisi ke Dokter

Sebagian besar kasus cairan ketuban pecah merupakan tanda kelahiran akan tiba. Faktanya, sekitar 80 persen proses persalinan ternyata terjadi dalam kurun waktu 24 jam setelah pecahnya air ketuban ini.

Namun, jika pecahnya air ketuban ini tergolong dini atau masih jauh dari hari kelahiran, maka dokter atau bidan biasanya akan segera melakukan pemeriksaan agar bisa menentukan tindakan medis yang tepat.

Jadi, tentu saja hal yang harus dilakukan saat ketuban pecah adalah dengan memeriksakan diri ke dokter. Dengan begitu, Anda akan mendapatkan penanganan sesuai dengan kondisi.

Baca JugaPenyebab Air Ketuban Sedikit dan Cara Penanganannya

6. Penanganan Ketuban Pecah Dini

Ketuban pecah memang bisa menandakan jika persalinan semakin dekat. Namun, hal ini juga bisa saja menimpa sebelum waktu persalinan tiba.

Apabila terjadi pada usia kehamilan yang cukup, tetapi Anda tidak dalam proses persalinan, kondisi ini dikenal sebagai ketuban pecah dini atau preterm rupture of membranes (PROM).

Sementara itu, ketuban pecah sebelum minggu ke-37 kehamilan dikenal sebagai preterm prelabor rupture of membranes (PPROM).

Ketuban pecah dini membutuhkan penanganan oleh dokter atau tenaga medis. Beberapa cara menangani kondisi ini, yaitu:

  • Pemeriksaan tanda infeksi, seperti nyeri, demam, detak jantung janin meningkat. Pemeriksaan laboratorium juga dapat dilakukan untuk memeriksa kemungkinan infeksi.
  • Penggunaan obat-obatan, seperti antibiotik, kortikosteroid, atau tokolitik.

Itulah beberapa hal yang harus dilakukan saat ketuban pecah. Selalu pastikan untuk rutin melakukan pemeriksaan kehamilan untuk mencegah terjadinya ketuban pecah dini. Semoga informasi ini bermanfaat!

 

  1. de Bellefonds, Colleen. 2022. Leaking Amniotic Fluid (Premature Rupture of Membranes) During Pregnancy. https://www.whattoexpect.com/pregnancy/pregnancy-health/complications/preterm-rupture-of-membranes.aspx. (Diakses pada 6 Juni 2023).
  2. Kemenkes RI. 2022. Aspirasi Mekonium. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/366/aspirasi-mekonium. (Diakses pada 6 Juni 2023).
  3. Levine, Hallie. 2022. What to Expect When Your Water Breaks. https://www.webmd.com/baby/fluid-leakage. (Diakses pada 6 Juni 2023). (Diakses pada 6 Juni 2023).
  4. Miles, Karen. 2021. Leaking Amniotic Fluid (Premature Rupture of Membranes). https://www.babycenter.com/pregnancy/health-and-safety/premature-rupture-of-membranes_40007984. (Diakses pada 6 Juni 2023).
  5. Nall, Rachel. 2023. Leaking Amniotic Fluid During Pregnancy: What Does It Feel Like? https://www.healthline.com/health/pregnancy/leaking-amniotic-fluid. (Diakses pada 6 Juni 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi