Terbit: 22 January 2024
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Pada masa kehamilan, beberapa Bumil akan mengeluarkan cairan dari vagina yang lebih banyak dan lebih beragam. Hal inilah yang sering kali membuat ibu hamil sulit membedakan air ketuban dengan cairan lainnya yang keluar dari vagina. Lantas, bagaimana ciri-ciri air ketuban merembes? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Kenali Ciri-ciri Air Ketuban Merembes dan Bahayanya

Mengenal Ciri-ciri Air Ketuban Merembes

Pada dasarnya air ketuban berfungsi sebagai bantalan bagi janin, mengatur suhu rahim, dan membantu perkembangan janin. Kantung ketuban bisa pecah sebelum atau selama persalinan.

Ciri-ciri air ketuban rembes umumnya membuat Anda mengalami sensasi basah, keluarnya sedikit cairan encer dari vagina, atau keluarnya cairan bening atau kuning pucat.

Meski begitu, tidak selalu mudah mengetahui ciri-ciri air ketuban merembes tanpa kontraksi. Beberapa wanita mungkin sulit membedakan antara cairan ketuban dan urine, terutama jika Anda hanya merasakan sensasi basah atau cairan yang keluar sedikit.

Normalnya, air ketuban akan keluar dari vagina mendekati tanda-tanda persalinan atau saat usia kandungan sudah cukup bulan. Usia kandungan dikatakan cukup jika sudah mencapai 37-40 minggu.

Apabila air ketuban keluar sebelum waktu bersalinan atau sebelum usia kehamilan 37 minggu, Anda perlu mewaspadainya. Pasalnya kondisi tersebut bisa membahayakan kondisi janin.

Selain itu, jika Anda tidak yakin apakah ketuban pecah atau merembes, segera konsultasi dengan dokter untuk dilakukan pemeriksaan. Dalam beberapa kasus, USG mungkin diperlukan untuk memeriksa volume cairan ketuban. Selain itu, mengevaluasi kondisi Anda dan janin juga penting untuk menentukan langkah selanjutnya.

Baca Juga: Emboli Air Ketuban: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi, dll

Bahaya Air Ketuban Merembes

Air ketuban yang merembes dalam jumlah sedikit atau tidak terlalu sering merupakan hal yang normal. Meski begitu, ibu hamil tetap perlu mewaspadainya. Sebab jika air ketuban merembes terlalu sering, maka jumlah air ketuban untuk mellindungi janin di kandungan akan ikut berkurnag.

Jika hal itu terjadi, akan ada beberapa risiko yang mungkin dialami, yaitu:

  • Bayi cacat bawaan lahir.
  • Keguguran.
  • Kematian bayi.
  • Bayi lahir prematur.

Sementara itu, kehilangan air ketubuan dalam jumlah yang besar pada trimester ketiga juga bisa menyebabkan proses persalinan menjadi lebih susah. Ketika air ketuban kekurangan cairan, maka tali pusar bisa saja terjepit, kemudian melilit leher bayi.

Apabila itu terjadi, aliran oksigen ke janin bisa berkurang. Selain itu, air ketuban yang keluar dalam jumlah banyak juga bisa meningkatkan risiko bagi ibu hamil dan janin sehingga dibutuhkan operasi caesar.

Faktor Risiko Air Ketuban Merembes

Apabila air ketuban keluar atau merembes mendekati masa persalinan atau saat usia kehamilan Anda sudah cukup bulan, hal itu termasuk wajar terjadi.

Namun, jika air ketuban keluar banyak sebelum waktu melahirkan atau di bawah usia kehamilan 37 minggu, lalu tidak disertai dengan adanya tanda-tanda persalinan, maka Bumil perlu mewaspadainya.

Berikut ini beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko ibu hamil mengalami air ketuban keluar terlalu awal (ketuban pecah dini):

  • Pernah menjalani operasi pada leher rahim.
  • Menderita infeksi seperti infeksi saluran kemih.
  • Perdarahan vagina di trimester kedua atau ketiga.
  • Memiliki kelainan bentuk pada rahim atau leher rahim.
  • Mengandung anak kembar.
  • Pernah melahirkan secara prematur pada persalinan sebelumnya.

Selain faktor di atas, ibu hamil bisa berisiko mengalami air ketuban merembes jika memiliki pola hidup yang tidak sehat, seperti merokok, konsumsi minuman beralkohol, jarang berolahraga, hingga jarang mengonsumsi makanan bergizi selama hamil.

Tanda Kantung Ketuban Pecah

Kantung ketuban bisa pecah saat memasuki usia kehamilan 39 minggu, waktu di mana tubuh siap untuk melahirkan. Beberapa tanda yang bisa muncul adalah kontraksi serta terjadi penipisan dan pelebaran serviks. Berikut ciri ketuban pecah lainnya, di antaranya:

1. Keluar Cairan Dalam Jumlah Banyak

Tergantung pada apakah itu robekan besar atau robekan kecil, Anda mungkin merasakan semburan cairan ketuban atau mungkin hanya tetesan. Kantung yang pecah terlihat dari aliran cairan tidak dapat dikontrol dan mengeluarkan cairan sebanyak 2–3 cangkir.

2. Bening dan Tidak Berbau

Secara umum, cairan ketuban tidak berbau meskipun beberapa wanita mendeteksi bau aneh yang mirip dengan air mani atau klorin. Selain itu, air ketuban umumnya berwarna bening atau merah muda dengan garis-garis darah.

Meski sama-sama tidak berbau, keputihan memiliki ciri seperti lengket, kental, dan terlihat seperti lendir putih susu.

3. Muncul Tekanan Tanpa Rasa Sakit

Beberapa ibu hamil mendeteksi adanya tekanan saat ketuban pecah. Sementara yang lain mendengar suara letupan diikuti oleh kebocoran. Kontraksi persalinan biasanya meningkat saat ketuban pecah.

Selain itu, kantung ketuban pecah mungkin terasa seperti inkontinensia urine, kondisi yang umum terjadi selama trimester ketiga kehamilan.

Baca Juga: Ketuban Pecah Dini: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Cara Mengatasinya

Kantung Ketuban Bocor Tetapi Tidak Mengalami Kontraksi?

Sebagian besar wanita yang selaput ketubannya pecah sebelum persalinan dimulai dapat merasakan kontraksi pertama dalam waktu 12 jam sejak rembesan awal. Sementara wanita lain ada yang merasakan kontraksi setelah 24 jam.

Anda tidak perlu khawatir mengenai rembesan akan membuat cairan di kantung ketuban habis, karena tubuh terus memproduksinya hingga melahirkan.

Namun bagi beberapa ibu hamil, proses persalinan membutuhkan waktu lebih lama. Untuk mencegah infeksi melalui kantung ketuban yang pecah, sebagian besar dokter menginduksi persalinan dalam waktu 24 jam setelah pecah, terutama jika Anda mendekati hari perkiraan lahir.

Kapan Waktu yang Tepat ke Dokter?

Setelah Anda mengetahui ciri-ciri air ketuban merembes seperti di atas, tanda penting lainnya yang harus diwaspadai dan harus segera mendapatkan penanganan dari tenaga medis, yaitu:

  • Cairan yang keluar berwarna hijau atau cokelat.
  • Ketuban pecah saat usia kehamilan 37 minggu atau kurang, walaupun kecil kemungkinan hal ini terjadi.
  • Anda mengalami satu kali semburan cairan. Mungkin selaput ketuban pecah, tetapi kepala janin turun dan menghentikan kebocoran. Hal ini dapat meningkatkan risiko infeksi.

Tanda lainnya yang jarang terjadi namun membutuhkan penanganan medis dengan segera adalah prolaps tali pusat, suatu kondisi di mana tali pusat berada mendahului kepala bayi di leher rahim. Bahkan, tali pusat bisa masuk sampai ke vagina meski posisi janin masih berada di belakangnya.

Nah, itulah pembahasan mengenai ciri-ciri air ketuban merembes dan bahayanya yang perlu Anda ketahui. Jika air ketuban merembes terlalu sering sebaiknya segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

 

  1. Anonim. Water breaking: Understand this sign of labor. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/labor-and-delivery/in-depth/water-breaking/art-20044142. (Diakses pada 16 Februari 2022).
  2. Bellefonds, Colleen de. 2021. What to Do If Your Water Breaks During Pregnancy. https://www.whattoexpect.com/pregnancy/symptoms-and-solutions/water-breaking-during-pregnancy.aspx. (Diakses pada 16 Februari 2022).
  3. Radhakrishnan, Rohini. 2021. How Do You Know if Your Water Breaks?. https://www.medicinenet.com/how_do_you_know_if_your_water_breaks/article.htm. (Diakses pada 16 Februari 2022).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi