Terbit: 18 February 2020 | Diperbarui: 25 February 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Dehidrasi terjadi ketika Anda menggunakan atau kehilangan lebih banyak cairan daripada yang didapatkan tubuh. Kondisi ini membuat tubuh tidak memiliki cukup air dan cairan lain untuk menjalankan fungsi normalnya. Mengatasi dehidrasi ringan hingga sedang bisa dilakukan hanya dengan mengonsumsi lebih banyak cairan, akan tetapi jika mengalami dehidrasi berat, Anda membutuhkan penanganan medis dengan segera. Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Dehidrasi: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan, dll

Apa Itu Dehidrasi?

Dehidrasi adalah sebuah kondisi ketika tubuh tidak memiliki cairan sebanyak yang dibutuhkan. Terbatasnya asupan cairan membuat tubuh tidak berfungsi dengan baik. Anda dapat mengalami dehidrasi ringan, sedang, atau dehidrasi berat tergantung pada seberapa banyak cairan yang hilang dari tubuh.

Perlu diketahui bahwa tubuh manusia sekitar 75 persennya adalah air. Tanpa air, tubuh tidak bisa bertahan. Air ditemukan di dalam sel, di dalam pembuluh darah, dan di antara sel. Sistem pengelolaan cairan yang canggih menjaga kadar air dalam tubuh tetap seimbang. Mekanisme haus memberi tahu kapan tubuh perlu menambah asupan cairan.

Meskipun air terus-menerus hilang sepanjang hari saat kita bernapas, berkeringat, buang air kecil, dan buang air besar, Anda dapat mengisi kembali cairan dalam tubuh dengan minum. Tubuh juga dapat memindahkan air ke tempat-tempat yang paling dibutuhkan jika dehidrasi mulai terjadi.

Gejala Dehidrasi

Perlu dipahami bahwa haus tidak selalu merupakan indikator awal yang akurat tentang kebutuhan tubuh akan air. Pada beberapa kasus, terutama orang dewasa yang lebih tua, rasa haus tidak terasa sampai mereka sudah mengalami dehidrasi. Oleh karena itulah, meningkatkan asupan cairan selama cuaca panas atau ketika sakit adalah sesuatu yang penting.

Gejala dan tanda dehidrasi juga dapat berbeda berdasarkan usia. Berikut ciri-ciri dehidrasi yang bisa dikenali:

Bayi atau Anak Kecil

  • Mulut dan lidah kering
  • Tidak ada air mata saat menangis
  • Popok tidak basah selama tiga jam
  • Mata cekung
  • Cepat marah.

Dewasa

  • Rasa haus yang ekstrem
  • Berkemih lebih jarang
  • Urine berwarna gelap
  • Kelelahan
  • Pusing
  • Kebingungan.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera ke dokter jika Anda mengalami beberapa hal berikut ini, antara lain:

  • Diare selama 24 jam atau lebih
  • Cepat marah
  • Kebingungan
  • Lebih mengantuk atau kurang aktif dari biasanya
  • Tidak bisa menahan cairan
  • Memiliki tinja berdarah atau berwarna hitam.

Penyebab Dehidrasi

Kadang-kadang dehidrasi adalah suatu kondisi yang terjadi karena alasan sederhana seperti terlalu sibuk dengan pekerjaan, sedang sakit, atau keterbatasan untuk mendapatkan air minum (ketika berkemah atau hiking). Selain beberapa hal tersebut, hal lain yang menjadi penyebab dehidrasi, antara lain:

1. Diare dan Muntah

Diare akut yang parah, yaitu diare yang muncul tiba-tiba dan hebat. Kondisi ini dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit dalam waktu singkat. Sementara jika kondisi ini dibarengi dengan muntah, Anda bisa kehilangan lebih banyak cairan dan mineral.

2. Demam

Secara umum, semakin tinggi suhu tubuh, Anda memiliki kemungkinan mengalami dehidrasi lebih tinggi. Kondisi ini bisa menjadi lebih parah jika dibarengi dengan diare dan muntah.

3. Keringat Berlebihan

Berkeringat membuat tubuh bisa kehilangan cairan. Jika Anda melakukan aktivitas yang giat dan tidak mengganti cairan yang hilang, Anda bisa mengalami dehidrasi. Cuaca panas dan lembap meningkatkan jumlah keringat dan jumlah cairan yang hilang.

4. Sering Buang Air Kecil

Peningkatan buang air kecil mungkin disebabkan karena diabetes yang tidak terdiagnosis atau tidak terkontrol. Obat-obatan tertentu seperti diuretik dan beberapa obat tekanan darah, juga dapat menyebabkan dehidrasi, karena obat tersebut membuat Anda buang air kecil lebih banyak.

Faktor Risiko

Meski dehidrasi adalah kondisi yang bisa terjadi pada siapa saja, terdapat beberapa orang yang memiliki risiko lebih besar untuk mengalami hal ini, di antaranya:

1. Bayi dan Anak-Anak

Kelompok yang paling mungkin mengalami diare dan muntah parah adalah bayi dan anak-anak, hal ini menjadikannya sangat rentan terhadap dehidrasi. Kehilangan cairan tubuh lebih tinggi jika anak mengalami demam atau terjadi luka bakar. Anak kecil sering kali tidak dapat memberi tahu bahwa dirinya haus, oleh karena itu orang tua harus lebih peka.

2. Orang Lanjut Usia

Seiring bertambahnya usia, cadangan cairan tubuh menjadi lebih kecil. Hal itu membuat kemampuan tubuh untuk menghemat air berkurang dan rasa haus menjadi sangat menurun. Kondisi ini diperparah oleh penyakit kronis seperti diabetes, demensia, dan penggunaan obat-obatan tertentu. Orang lanjut usia juga mungkin memiliki masalah mobilitas yang membatasi kemampuannya untuk mendapatkan air untuk dirinya sendiri.

3. Memiliki Penyakit Kronis

Memiliki diabetes yang tidak terkontrol atau tidak diobati membuat Anda berisiko tinggi mengalami dehidrasi. Penyakit ginjal juga meningkatkan risiko seperti halnya obat-obatan yang meningkatkan buang air kecil. Bahkan menderita sakit tenggorokan membuat Anda lebih mudah mengalami dehidrasi karena perasaan ingin makan dan minum menurun ketika sedang sakit.

4. Melakukan Aktivitas di Luar Ruangan

Seseorang yang bekerja atau berolahraga di luar ruangan terutama saat panas dan lembap, risiko mengalami dehidrasi akan meningkat. Hal itu disebabkan karena ketika udara lembap, keringat tidak bisa menguap, dan mendinginkan tubuh dengan cepat. Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh dan kebutuhan cairan yang lebih banyak.

Diagnosis Dehidrasi

Mendiagnosis dehidrasi dilakukan berdasarkan tanda dan gejala fisik. Guna membantu memastikan diagnosis dan menentukan tingkat dehidrasi, Anda mungkin harus menjalani tes, seperti:

  • Tes Darah

Sampel darah dapat digunakan untuk memeriksa sejumlah faktor, seperti tingkat elektrolit terutama natrium dan kalium, dan seberapa baik ginjal bekerja.

  • Urinalisis

Tes yang dilakukan pada urine dapat membantu menunjukkan apakah Anda mengalami dehidrasi dan tingkat dehidrasi yang dialami. Tes ini  juga dapat memeriksa tanda-tanda infeksi kandung kemih.

Pengobatan Dehidrasi

Perawatan untuk dehidrasi meliputi metode rehidrasi, penggantian elektrolit, dan jika diperlukan mengobati diare atau muntah.

1. Rehidrasi

Rehidrasi dengan minum mungkin tidak dapat dilakukan untuk semua orang, seperti mereka yang mengalami diare  atau muntah parah. Dalam hal ini, cairan dapat diberikan secara intravena.

Untuk melakukan ini, selang intravena kecil dimasukkan ke dalam vena di lengan atau tangan. Cara ini memberikan solusi yang cepat berupa campuran air dan elektrolit.

Bagi mereka yang dapat minum, cobalah untuk minum air yang mengandung elektrolit. Sementara anak-anak dengan dehidrasi sering diarahkan untuk minum Pedialyte.

2. Cara Rumahan

Jika minuman elektrolit tidak tersedia, Anda dapat membuat solusi rehidrasi sendiri menggunakan:

  • 1/2 sendok teh garam
  • 6 sendok teh gula
  • 1 liter air

Pastikan Anda menggunakan pengukuran yang akurat. Menggunakan terlalu banyak garam atau gula bisa berbahaya. Hindari soda, alkohol, minuman yang terlalu manis, atau kafein. Beberapa minuman tersebut dapat memperburuk dehidrasi.

Komplikasi Dehidrasi

Dehidrasi dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:

  • Cedera Panas

Jika Anda tidak minum cukup cairan saat berolahraga dan berkeringat banyak, Anda mungkin berakhir dengan cedera panas. Mulai dari kram ringan, kelelahan, atau berpotensi mengalami sengatan panas yang mengancam jiwa.

  • Masalah Urine dan Ginjal

Serangan dehidrasi yang berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, batu ginjal, dan gagal ginjal.

  • Kejang

Elektrolit seperti kalium dan natrium membantu membawa sinyal listrik dari sel ke sel. Jika kadar elektrolit tidak seimbang, sinyal listrik normal dapat tercampur, sehingga dapat menyebabkan kontraksi otot tak sadar dan terkadang kehilangan kesadaran.

  • Syok Hipovolemik

Ini adalah salah satu komplikasi dehidrasi yang paling serius dan terkadang mengancam jiwa. Kondisi ini terjadi ketika volume darah rendah menyebabkan penurunan tekanan darah dan penurunan jumlah oksigen dalam tubuh.

Pencegahan Dehidrasi

Agar kondisi ini tidak terjadi, langkah pencegahan utama yang bisa dilakukan adalah dengan mengonsumsi banyak cairan dan makanan yang mengandung tinggi air seperti buah-buahan dan sayuran.

Seseorang mungkin perlu minum lebih banyak cairan saat:

  • Melakukan Olahraga Berat

Secara umum, yang terbaik adalah mulai menghidrasi tubuh sehari sebelum olahraga berat. Menghasilkan banyak urine jernih adalah indikasi bahwa tubuh terhidrasi dengan baik. Selama olahraga, penuhi kembali cairan tubuh secara berkala dan terus minum air atau cairan lain setelah Anda selesai.

  • Kondisi Cuaca

Anda perlu minum air tambahan di saat cuaca panas atau lembap, hal ini bertujuan untuk membantu menurunkan suhu tubuh dan mengganti apa yang hilang dengan berkeringat. Anda mungkin juga membutuhkan air ekstra di cuaca yang dingin untuk memerangi kehilangan kelembapan dari udara kering, terutama di ketinggian.

  • Penyakit

Orang yang sudah lanjut usia sering mengalami kondisi ini saat mengalami penyakit ringan seperti influenza, bronkitis, atau infeksi kandung kemih. Pastikan untuk minum cairan tambahan saat Anda sedang tidak enak badan.

  • Muntah atau Diare

Jika anak Anda muntah atau diare, mulailah memberi air tambahan atau larutan rehidrasi oral pada tanda-tanda awal penyakit. Jangan tunggu sampai terjadi dehidrasi.

 

 

  1. Kahn, April. 2019. What to Know About Dehydration. https://www.healthline.com/health/dehydration#treatment. (Diakses pada 18 Februari 2020).
  2. Crosta, Peter. 2009. What you should know about dehydration. https://www.medicalnewstoday.com/articles/153363. (Diakses pada 18 Februari 2020).
  3. Anonim. Dehydration. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dehydration/symptoms-causes/syc-20354086. (Diakses pada 18 Februari 2020).
  4. Anonim. What is Dehydration? What Causes It?. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/dehydration-adults#1. (Diakses pada 18 Februari 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi