Terbit: 12 July 2019 | Diperbarui: 30 May 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Selain perubahan bentuk tubuh, perubahan hormon yang dialami oleh ibu hamil membuatnya lebih rentan terhadap sejumlah penyakit dan berbagai infeksi. Apa saja penyakit pada ibu hamil yang dapat terjadi? Simak daftarnya berikut ini.

11 Penyakit yang Dapat Diderita Ibu Selama Kehamilan

Mengenali Berbagai Penyakit Ibu Hamil

Sebelum menjelaskan mengenai macam-macam penyakit pada ibu hamil, perlu diketahui bahwa menjaga kondisi kesehatan adalah sesuatu hal yang harus dilakukan saat hamil.

Perlu diketahui juga bahwa beberapa penyakit bisa berakibat fatal bagi ibu ataupun janin. Jadi, sekalipun gejala penyakit terlihat sederhana, Anda sebaiknya tidak menyepelekannya.

Beberapa penyakit pada ibu hamil yang harus Anda waspadai, di antaranya:

1. TORCH

Penyakit ibu hamil yang pertama adalah TORCH. Ini merupakan sejumlah penyakit menular yang dapat memengaruhi janin yang sedang berkembang ataupun bayi yang baru lahir.

Penyakit TORCH terjadi pada ibu hamil dapat berisiko menyebabkan janin mengalami berbagai gangguan perkembangan, seperti sistem saraf pusat janin rusak, hilangnya pendengaran, gangguan penglihatan, kelainan mental, gangguan tiroid, dan kelainan sistem imun.

Pemeriksaan TORCH diperlukan untuk mendeteksi adanya toksoplasmosis, infeksi lain, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes simplex.

Baca JugaAwas! Ini Bahaya Infeksi Menular Seksual pada Ibu Hamil

2. Hepatitis B

Hepatitis B adalah infeksi hati yang berbahaya akibat virus hepatitis B. Bayi yang terinfeksi memiliki sekitar 90 persen kemungkinan mengembangkan penyakit ini seumur hidup.

Mengetahui bahaya infeksi hepatitis B terhadap si Kecil, ibu hamil sebaiknya menjalani pemeriksaan darah untuk mendeteksi kemungkinan paparan.

Jika Bumil terdiagnosis mengidap kondisi ini, dokter atau tenaga medis dapat memberikan vaksin untuk mengurangi risiko bayi terlahir dengan infeksi serupa.

3. Anemia Defisiensi Besi

Penyakit ibu hamil yang umum dijumpai berikutnya adalah anemia defisiensi besi. Kondisi ini terjadi ketika zat besi di dalam tubuh tidak cukup untuk memproduksi hemoglobin.

Hemoglobin adalah sel darah merah yang bertugas membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Selama kehamilan, hemoglobin lebih banyak dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan janin. Jika produksinya berkurang, anemia dapat terjadi.

Berbagai gejala anemia yang bisa rasakan Bumil, yaitu letih, sulit konsentrasi, pusing, sesak bernapas, dan kulit pucat.

Apabila tidak ditangani dengan baik, penyakit ibu hamil ini akan berdampak buruk terhadap janin karena dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur.

Selain itu, anemia selama kehamilan juga dapat memperbesar risiko bayi berat badan lahir rendah dan depresi pascapersalinan. Pada beberapa kasus, risiko kematian bayi sebelum atau setelah dilahirkan dapat meningkat.

4. Keputihan

Produksi cairan di organ intim meningkat saat kehamilan. Inilah yang membuat ibu hamil memiliki cairan keputihan yang lebih banyak daripada biasanya. Kondisi ini membuat leher rahim (serviks) dan dinding vagina menjadi lebih lembut.

Namun jangan salah, produksi cairan yang meningkat saat hamil ternyata berguna untuk melindungi rahim dan vagina dari infeksi.

Menjelang akhir kehamilan, jumlah keputihan bisa mengalami peningkatan dan mungkin terdapat bercak darah. Hal ini merupakan tanda bahwa tubuh mulai mempersiapkan kelahiran.

Jika terjadi perubahan yang tidak biasa, seperti perubahan warna, aroma, dan muncul nyeri di sekitar vagina, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter.

Baca JugaPenyebab Keputihan saat Hamil dan Cara Mengatasinya

5. Diabetes Gestasional

Penyakit pada ibu hamil berikutnya yang sering dialami adalah diabetes gestasional. Kondisi ini terjadi ketika kadar glukosa darah meningkat dan gejala lainnya muncul selama kehamilan.

Penyebab pasti diabetes gestasional pada ibu hamil belum diketahui secara pasti. Namun, faktor perubahan hormon sering dianggap sebagai pemicunya.

Diabetes gestasional dapat menimpa wanita yang belum didiagnosis diabetes sebelumnya. Namun, gejala biasanya menghilang setelah melahirkan.

6. Perdarahan

Memasuki trimester pertama, kondisi pada ibu hamil yang dapat terjadi adalah perdarahan. Meski begitu, tidak semua perdarahan saat hamil adalah sesuatu yang membahayakan.

Perdarahan menjadi normal jika terjadi karena proses menempelnya sel telur yang telah dibuahi di dinding rahim atau setelah melakukan penetrasi yang keras.

Kondisi bisa menjadi tanda bahaya apabila perdarahan diikuti dengan kram dan nyeri perut yang hebat. Selain itu, kehamilan ektopik atau pertumbuhan janin abnormal juga bisa menyebabkan perdarahan.

Jika Anda ragu apakah perdarahan yang dialami sesuatu yang normal atau tidak, konsultasi dengan dokter kandungan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

7. Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah salah satu penyakit pada ibu hamil yang dapat dijumpai. Penyakit ini bisa menimpa di atas minggu ke-20 kehamilan dan dapat sembuh setelah melahirkan.

Namun, tekanan darah tinggi bisa memicu berbagai kondisi yang membahayakan tumbuh kembang janin bisa meningkat, seperti pertumbuhan janin terlambat dan komplikasi plasenta. Tak jarang, kondisi ini juga berkembang menjadi preeklamsia.

Apabila tidak ditangani dengan tepat, tekanan darah tinggi pada ibu hamil dapat menyebabkan kejang, stroke, hingga kematian pada ibu dan janin.

Anda bisa mencegah tekanan darah tinggi saat hamil dengan mengurangi asupan garam dan mengonsumsi makanan sehat, seperti sayuran dan buah.

Jangan lupa kombinasikan dua hal tersebut dengan pola hidup sehat lainnya, seperti mencukupi kebutuhan cairan, rutin berolahraga, dan menghindari kebiasaan merokok dan minum alkohol.

Baca Juga: 15 Ciri-ciri Kehamilan Sehat yang Harus Bunda Ketahui

8. Sembelit

Penyakit pada ibu hamil yang umum terjadi di trimester pertama kehamilan adalah munculnya sembelit. Penyebabnya tidak lain adalah adanya perubahan hormon selama kehamilan.

Selain pengaruh hormon, sembelit saat hamil juga bisa terjadi akibat kurangnya ibu hamil mencukupi asupan serat dan cairan sehari-hari.

Apabila tidak segera ditangani, sembelit bisa meningkatkan risiko ambeien, yaitu bengkaknya pembuluh darah di sekitar anus.

9. Plasenta Previa

Masalah kesehatan lain yang dapat menimpa ibu hamil adalah plasenta previa. Kondisi ini terjadi ketika plasenta menutupi sebagian jalan lahir.

Jika mengalaminya, Bumil dapat mengalami perdarahan tanpa adanya rasa sakit. Kondisi bisa menimpa di trimester kedua dan ketiga kehamilan.

Bagi ibu hamil yang mengalaminya, dokter atau tenaga medis kemungkinan besar akan merekomendasikan istirahat total. Pada kasus perdarahan yang parah, perawatan di rumah sakit kemungkinan akan diperlukan.

10. Hiperemesis Gravidarum

Salah satu penyakit pada ibu hamil yang dapat terjadi adalah hiperemesis gravidarum. Kondisi ini terjadi ketika morning sickness yang dialami saat hamil sangat parah.

Selama kehamilan, keluhan mual dan muntah (morning sickness) umum terjadi. Meski menimbulkan ketidaknyamanan, kondisi ini bisa menghilang dalam beberapa minggu.

Namun, pada kasus hiperemesis gravidarum, perawatan di rumah sakit kemungkinan besar diperlukan.

Anda juga sebaiknya memperhatikan cara makan sehari-hari. Makanlah dalam porsi yang kecil, tetapi sering. Selain itu, minumlah air putih dalam jumlah cukup untuk menghidrasi tubuh.

Baca JugaMengenal Mitos dan Fakta terkait Morning Sickness

11. Depresi dan Kecemasan

Ibu hamil rentan mengalami masalah depresi dan kecemasan. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan hormon, stres, riwayat keluarga, dan perubahan kimiawi atau struktur otak.

Depresi saat hamil dapat membahayakan tumbuh kembang janin. Oleh karena itu, jangan sekali-kali menyepelekan kondisi ini.

Bila perlu, Anda bisa mempertimbangkan penanganan profesional. Konsultasikan kepada tenaga profesional jika merasa kewalahan, sedih, atau cemas selama kehamilan.

Nah, itulah beberapa penyakit ibu hamil yang harus diwaspadai. Agar berbagai penyakit di atas dapat dicegah, Anda harus rutin melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.

Jika ditemukan adanya masalah pada kehamilan, dokter bisa segera melakukan penanganan sesuai dengan gangguan yang terjadi. Semoga bermanfaat!

 

  1. Anonim. 2017. What Health Problems Can Develop During Pregnancy? https://www.nichd.nih.gov/health/topics/preconceptioncare/conditioninfo/health-problems. (Diakses pada 30 Mei 2023).
  2. Anonim. 2022. TORCH Infections. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23322-torch-syndrome. (Diakses pada 30 Mei 2023).
  3. Anonim. Medical Conditions and Pregnancy. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/staying-healthy-during-pregnancy/medical-conditions-and-pregnancy. (Diakses pada 30 Mei 2023).
  4. CDC. 2020. When a Pregnant Woman has Hepatitis B. https://www.cdc.gov/hepatitis/hbv/pdfs/hepbperinatal-protectwhenpregnant.pdf. (Diakses pada 30 Mei 2023).
  5. Mayo Clinic Staff. 2022. Iron Deficiency Anemia During Pregnancy: Prevention Tips. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/in-depth/anemia-during-pregnancy/art-20114455. (Diakses pada 30 Mei 2023).
  6. Wint, Carmella. 2022. Hyperemesis Gravidarum. https://www.healthline.com/health/hyperemesis-gravidarum. (Diakses pada 30 Mei 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi