Terbit: 6 September 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Hiperemesis gravidarum adalah kondisi saat seorang wanita hamil mengalami mual dan muntah dari setiap makanan dan minuman yang dikonsumsi. Simak penjelasan mengenai penyebab hingga cara mengobatinya dalam ulasan berikut.

Hiperemesis Gravidarum: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu Hiperemesis Gravidarum?

Hiperemesis gravidarum merupakan kondisi mual dan muntah ekstrem yang terjadi selama kehamilan. 

Mual dan muntah selama hamil sebenarnya normal dialami wanita yang hamil pada trimester awal. Namun, pada kasus hiperemesis gravidarum, mual dan muntah ini terjadi sepanjang hari dan menyebabkan dehidrasi. 

Kondisi ini juga dapat menyebabkan wanita hamil mengalami penurunan berat badan dan gangguan elektrolit. Penanganan segera perlu dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan pada ibu dan janin. Meski begitu, ini merupakan kondisi langka, hanya terjadi pada 0,5 sampai 2 persen dari semua kehamilan. 

Gejala Hiperemesis Gravidarum

Gejala yang muncul umumnya dimulai selama 6 bulan pertama dari kehamilan. Beberapa tanda yang bisa terjadi, antara lain:

  • Mual dan muntah parah, hingga 3-4 kali sehari.
  • Penurunan nafsu makan.
  • Penurunan berat badan sebanyak 5 persen atau lebih dari sebelum hamil.
  • Penurunan frekuensi buang air kecil.
  • Dehidrasi.
  • Konstipasi.
  • Sakit kepala.
  • Kebingungan
  • Pingsan
  • Kulit menguning
  • Kelelahan ekstrem
  • Tekanan darah menurun
  • Denyut jantung menjadi lebih cepat.
  • Kehilangan elastisitas kulit
  • Mengalami kecemasan atau depresi

Penderita dapat mengalami gejala yang parah dan terkadang membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Baca Juga8 Cara Mengatasi Pusing saat Hamil, Bumil Perlu Tahu

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Bumil disarankan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin sejak awal kehamilan. Melalui pemeriksaan ini, ibu dan janin dapat dipantau kesehatannya. 

Jadwal pemeriksaan kehamilan yang dianjurkan adalah sebagai berikut:

  • Usia kehamilan 4-28 minggu: 1 kali setiap 1 bulan.
  • Usia kehamilan 28-36 minggu: 1 kali setiap 2 minggu.
  • Usia kehamilan 36-40 minggu: 1 kali setiap 2 minggu.

Selain melakukan pemeriksaan rutin, Anda juga perlu segera melakukan pemeriksaan ke dokter apabila mengalami mual dan muntah ekstrem atau mengalami beberapa gejala sebagai berikut:

  • Tanda-tanda dehidrasi.
  • Tidak dapat makan atau minum selama 12 jam.
  • Pusing.
  • Muntah darah.
  • Sakit perut.
  • Mengalami penurunan berat badan lebih dari 2,7 kg atau 5% sejak awal kehamilan.

Penyebab Hiperemesis Gravidarum

Hingga saat ini, belum diketahui penyebab pasti hiperemesis gravidarum. Namun, kondisi mual dan muntah selama kehamilan umumnya disebabkan oleh peningkatan hormon human chorionic gonadotropin (hCG). Hormon ini dibuat oleh plasenta selama kehamilan. 

Tubuh akan memproduksi hCG dalam jumlah besar dan cepat pada awal kehamilan. Jumlah hormon ini akan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 10 sampai 12 minggu.  

Faktor Risiko

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena hiperemesis gravidarum, antara lain:

  • Memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami kondisi serupa.
  • Hamil anak kembar
  • Pertama kali mengalami kehamilan
  • Pernah mengalami HG pada kehamilan sebelumnya
  • Mengalami hamil anggur
  • Menderita obesitas

Diagnosis Hiperemesis Gravidarum

Dalam menegakkan diagnosis, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien serta riwayat kesehatan ibu hamil dan keluarga. Selain itu, dokter juga akan memeriksa kondisi fisik, seperti tekanan darah dan denyut jantung untuk mengetahui dampak dari keadaan ini. 

Lewat pemeriksaan fisik, dokter akan menentukan muntah dan mual yang dialami ibu hamil masih normal atau sudah termasuk hiperemesis gravidarum. Selain itu, dokter juga mungkin menyarankan untuk pemeriksaan lanjutan seperti tes darah dan tes urine.

Pemeriksaan lanjutan dilakukan untuk mengetahui tanda-tanda dari gangguan elektrolit dan dehidrasi. Selain itu, dilakukan juga USG kehamilan yang bertujuan untuk memantau kondisi janin dan mendeteksi kelainan dalam kandungan. 

Dokter juga dapat menyarankan untuk melakukan uji fungsi hati untuk memastikan mual dan muntah yang dialami bukan akibat dari penyakit liver.  

Tingkatan Hiperemesis Gravidarum

Berikut penjelasan mengenai tingkatan kondisi mual dan muntah yang berlebihan selama kehamilan:

1. Hiperemesis Gravidarum Ringan

  • Muntah dan mual biasanya berakhir pada pertengahan kehamilan.
  • Penurunan berat badan sekitar 5%.
  • Membutuhkan obat-obatan dan terkadang cairan IV.
  • Penderitanya masih bisa melakukan beberapa kegiatan sehari-hari.
  • Pemulihan mungkin memakan waktu beberapa bulan atau lebih.

2. Hiperemesis Gravidarum Sedang

  • Sering kali gejala berlanjut setelah pertengahan kehamilan tetapi tingkat keparahan berkurang.
  • Penurunan berat badan adalah 5-10% (tetapi akan lebih sedikit jika diobati sejak dini).
  • Membutuhkan obat-obatan, cairan, dan terkadang nutrisi melalui tabung atau IV.
  • Penderitanya sangat lelah dan hanya mampu melakukan beberapa aktivitas.
  • Pemulihan mungkin memakan waktu beberapa bulan.

3. Hiperemesis Gravidarum Parah

  • Kondisinya sering kali konstan dan mungkin sulit dikendalikan dengan obat-obatan.
  • Penurunan berat badan 10-20% atau lebih (tetapi akan lebih sedikit jika diobati sejak dini).
  • Membutuhkan cairan, obat-obatan, dan tambahan nutrisi untuk sebagian besar kehamilan.
  • Kelelahan, kurang gizi, dan tidak mampu merawat diri sendiri.
  • Pemulihan bisa memakan waktu beberapa bulan hingga satu tahun atau lebih.
  • Persalinan mungkin rumit dan sangat sulit karena kelemahan.
  • Tanpa perawatan, bayi dalam kandungan dapat meninggal dan ibu dapat mengalami kegagalan organ.

Baca Juga: 12 Makanan Penghilang Mual yang Ampuh 

Pengobatan Hiperemesis Gravidarum

Pengobatan tergantung pada tingkat keparahan yang dialami pasien dan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Pada beberapa kasus, penderita hiperemesis gravidarum perlu menjalani perawatan di rumah sakit. 

Pada umumnya, pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk menghentikan mual dan muntah selama hamil, menggantikan elektrolit yang hilang, memenuhi kebutuhan nutrisi, serta mengembalikan nafsu makan. 

Beberapa pengobatan yang harus dilakukan, antara lain:

1. Perubahan Gaya Hidup

Konsumsi jahe dan teh jahe dapat membantu menurunkan rasa mual. Selain itu, menggunakan gelang yang menekan titik akupuntur juga dapat membantu menurunkan rasa mual dan muntah.

2. Perubahan Pola Makan

Anda disarankan untuk makan dengan porsi sedikit namun sering. Konsumsi makanan tawar juga dapat membantu mengurangi mual dan muntah. Beberapa makanan yang dapat menjadi pilihan, antara lain biskuit, kentang, atau nasi. 

3. Cairan Infus

Jika wanita hamil diketahui mengalami dehidrasi parah dan tidak dapat mempertahankan cairan apa pun, maka pemberian cairan infus dapat menjadi pilihan. Cairan infus ini dapat mengembalikan cairan yang hilang dan menggantikan elektrolit tubuh. 

Selain itu, vitamin, terutama vitamin B1 (tiamin) juga dapat diberikan lewat cairan infus ini.

4. Terapi Nutrisi

Jika penderita hiperemesis gravidarum sama sekali tidak bisa mempertahankan makanan dalam lambung, maka makanan akan diberikan lewat cara lain, seperti lewat nasogastric tube (NGT) dan percutaneous endoscopic gastrostomy (PEG). 

Pada prosedur NGT, nutrisi akan diberikan lewat selang yang langsung ke lambung; yang dimasukkan lewat hidung. Sementara itu, prosedur PEG membutuhkan prosedur operasi karena selang akan dimasukkan langsung ke lambung. 

5. Obat Anti Mual

Beberapa obat di apotek dapat membantu mengurangi mual, seperti vitamin B6 dan doksilamin. Namun, Anda disarankan perlu melakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum konsumsi obat. 

6. Menghindari Penyebab Mual

Anda mungkin akan menyadari bahwa beberapa hal dapat memicu mual, seperti aroma tertentu atau berkendara. Sebisa mungkin, hindari penyebab mual untuk menurunkan frekuensi mual.

Komplikasi Hiperemesis Gravidarum

Jika tidak mendapatkan penanganan dengan serius, kondisi ini dapat menyebabkan masalah, di antaranya:

1. Penurunan Berat Badan

Komplikasi hiperemesis gravidarum yang pertama adalah berat badan turun sekitar 5%. Kondisi ini merupakan hal yang biasa dan mungkin disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi keluar dimuntahkan, apalagi ditambah dengan tubuh yang mengalami dehidrasi.

2. Gangguan Ginjal

Ginjal mungkin bisa berhenti berfungsi dengan optimal, hal inilah yang kemudian menyebabkan ibu hamil buang air kecil lebih sedikit dari biasanya.

3. Kekurangan Mineral

Hiperemesis gravidarum adalah kondisi yang mungkin menyebabkan kadar mineral dalam tubuh berkurang. Mineral ini termasuk natrium dan kalium.

Tubuh yang tidak memiliki cukup mineral dapat menyebabkan pusing, kelemahan, dan perubahan tekanan darah.

4. Melemahnya Otot

Kekurangan nutrisi, ketidakseimbangan elektrolit, dan perlunya istirahat di tempat tidur dapat melemahkan otot.

5. Mengeluarkan Banyak Air liur

Komplikasi berikutnya yang bisa terjadi adalah produksi air liur yang berlebih. Jika ditelan, hal tersebut dapat meningkatkan rasa mual.

Jika beberapa kondisi tersebut tidak segera diobati, kemungkinan akan menyebabkan kelahiran prematur atau memiliki berat badan lahir rendah.

Baca Juga7 Cara Mengatasi Sulit Tidur saat Hamil, Mudah Dilakukan

Pencegahan Hiperemesis Gravidarum

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meredakan mual dan muntah sehingga tidak berkembang menjadi hiperemesis gravidarum, antara lain:

  • Konsumsi makanan dalam jumlah yang kecil tetapi sering. 
  • Hindari makanan yang berminyak, pedas, atau berbau tajam karena dapat memicu mual.
  • Konsumsi makanan yang tinggi protein, rendah lemak, dan memiliki tekstur yang halus.
  • Istirahat yang cukup untuk meredakan stres dan menghilangkan rasa lelah.
  • Konsumsi makanan yang mengandung jahe untuk meredakan mual.
  • Kurangi mual pada pagi hari dengan menggunakan aromaterapi.
  • Konsumsi suplemen kehamilan untuk mencukupi kebutuhan vitamin, nutrisi, dan zat besi selama hamil.
  • Perbanyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi.

Penting diketahui, penanganan yang tepat selama kehamilan dapat mengurangi risiko komplikasi pada ibu dan janin.

 

  1. Anonim. Hyperemesis Gravidarum. https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/pregnancy-complications/hyperemesis-gravidarum/. (Diakses pada 21 Maret 2023). 
  2. Anonim. 2023. Hyperemesis Gravidarum. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/12232-hyperemesis-gravidarum. (Diakses pada 21 Maret 2023).
  3. Anonim. 3 Levels of Severity. https://www.hyperemesis.org/who-we-help/mothers-area/get-info/severity-levels/. (Diakses pada 21 Maret 2023).
  4. Anonim. 2023. Severe vomiting in pregnancy. https://www.nhs.uk/pregnancy/related-conditions/complications/severe-vomiting/. (Diakses pada 21 Maret 2023). 
  5. Nierenberg, Cari. 2017. Hyperemesis Gravidarum: Extreme Morning Sickness. https://www.livescience.com/60831-hyperemesis-gravidarum.html. (Diakses pada 21 Maret 2023).
  6. Satmary, Wendy A. 2022. Hyperemesis Gravidarum. https://www.healthline.com/health/hyperemesis-gravidarum. (Diakses pada 21 Maret 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi