Terbit: 21 April 2021 | Diperbarui: 23 August 2023
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Keputihan saat hamil adalah sesuatu yang umum terjadi. Perubahan pada cairan yang keluar dari vagina ini dapat bervariasi, mulai dari warna, tekstur, hingga volume. Simak penjelasan lengkap mengenai penyebab hingga cara mengatasinya berikut ini.

Penyebab Keputihan saat Hamil dan Cara Mengatasinya

Apakah Normal Mengalami Keputihan saat Hamil?

Keputihan yang terjadi pada kehamilan jumlahnya lebih banyak dari kondisi biasanya. Hal ini dapat membantu mencegah infeksi berpindah dari vagina ke rahim.

Peningkatan keputihan pada wanita hamil kemudian terus terjadi menjelang akhir kehamilan. Pada minggu terakhir, keputihan mulai berubah warna menjadi kemerahan. Teksturnya juga cenderung lengket seperti agar-agar.

Kondisi tersebut merupakan tanda bahwa tubuh sedang mempersiapkan kelahiran.

Keputihan memang normal terjadi selama kehamilan. Namun, penting untuk mengawasinya dan memberi tahu dokter jika ada perubahan yang membuat Anda khawatir.

Pada beberapa kasus, keputihan pada wanita hamil bisa menjadi tanda infeksi. Hal ini sangat mungkin terjadi jika keluhan dibarengi dengan gejala lain, seperti perubahan pada tekstur, keluar bau amis, dan adanya benjolan serta rasa gatal.

Baca JugaPenyebab dan Cara Mengatasi Nyeri Vagina saat Hamil

Penyebab Keputihan saat Hamil

Selama kehamilan, serviks (leher rahim) dan dinding vagina menjadi lebih lembut dan keputihan meningkat. Kondisi ini dapat membantu mencegah infeksi yang menjalar dari vagina ke rahim.

Secara umum, keputihan saat hamil terjadi karena peningkatan kadar hormon progesteron dan aliran darah ke area leher rahim atau serviks.

Dua kondisi tersebut kemudian akan memicu selaput lendir vagina untuk meningkatkan produksi cairannya. Pada akhirnya, jumlah keputihan yang dikeluarkan akan meningkat.

Penyebab lain dari keluarnya cairan berwarna merah mungkin tidak terlalu serius, terutama selama trimester pertama. Penyebabnya mungkin disebabkan oleh implantasi atau infeksi.

Penelitian juga menunjukkan bahwa antara 7 sampai 24 persen wanita mengalami pendarahan selama awal kehamilan.

Di sisi lain, pendarahan di usia kehamilan trimester ke dua atau tiga dapat mengindikasikan masalah yang berpotensi serius atau persalinan prematur. Kondisi ini memerlukan perhatian medis segera.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Konsultasi dengan dokter kandungan jika Anda melihat perubahan pada keputihan. Berikut beberapa tanda keputihan tidak normal yang bisa Anda kenali, antara lain:

1. Perubahan pada Warna

Pada dasarnya, warna keputihan dapat menunjukkan masalah kesehatan yang berbeda. Berikut penjelasannya:

  • Putih bening atau susu: Warna ini menunjukkan leukorrhea dan merupakan keputihan yang normal. Namun, setiap perubahan dalam jumlah atau tekstur mungkin perlu diwaspadai karena bisa menunjukkan persalinan prematur.
  • Putih bertekstur kental: Keputihan ini mengindikasikan infeksi jamur. Infeksi jamur sering terjadi dan tubuh sangat rentan terhadapnya selama kehamilan.
  • Kekuningan atau kehijauan: Kondisi dapat menandakan infeksi menular seksual seperti klamidia atau trikomoniasis.
  • Abu-abu: Cairan berwarna abu-abu dapat mengindikasikan infeksi vagina yang disebut vaginosis bakterialis, terutama jika cairan memiliki bau amis setelah berhubungan.
  • Kecokelatan: Kondisi ini bisa menandakan bahwa ada darah lama yang keluar dari tubuh. Kondisi ini bisa menjadi gejala awal kehamilan.
  • Merah muda: Biasanya kondisi berlangsung selama awal kehamilan atau pada minggu-minggu terakhir kehamilan, atau saat tubuh bersiap untuk persalinan. Kondisi ini juga bisa juga terjadi sebelum keguguran atau selama kehamilan ektopik.
  • Merah: Perdarahan berat, mengandung gumpalan, atau terjadi bersamaan dengan kram dan nyeri perut dapat menunjukkan keguguran atau kehamilan ektopik. Cairan berwarna merah terang lebih dari 30 ml juga bisa menjadi tanda plasenta previa atau solusio plasenta.

Baca JugaKeputihan saat Hamil Tua, Apakah Ini Tanda Bahaya?

2. Keluar Bau

Bau yang keluar dari cairan vagina bisa disebabkan oleh beberapa kondisi, di antaranya:

  • Vaginosis bakterialis.
  • Kebersihan yang kurang terjaga.
  • Trikomoniasis.

Selain itu, pada kondisi yang jarang, keputihan berbau dapat terjadi karena beberapa hal, di antaranya:

3. Disertai Gejala Lain

Waspadai juga jika keputihan saat hamil dibarengi dengan gejala lain, seperti kemerahan pada area vagina, terasa gatal di selangkangan, pembengkakan pada vulva.

Kondisi tersebut bisa menandakan infeksi pada vagina, baik berupa infeksi bakteri, jamur, maupun virus.

Cara Menghilangkan Keputihan saat Hamil

Apabila keputihan saat hamil terjadi karena infeksi, dokter dapat meresepkan antibiotik atau obat lain untuk mengobatinya.

Selain itu, Anda bisa melakukan langkah-langkah berikut untuk menjaga kesehatan vagina, antara lain:

  • Menghindari penggunaan tampon.
  • Memilih produk perawatan tanpa pewangi, termasuk tisu toilet dan sabun.
  • Mengenakan pantyliner untuk menyerap cairan berlebih.
  • Menyeka daerah genital dari depan ke belakang setelah buang air kecil atau besar.
  • Menghindari pemakaian celana yang ketat.
  • Batasi asupan gula karena dapat mendorong terjadinya infeksi jamur.

Cara Mencegah Keputihan Akibat Infeksi saat Hamil

Pada dasarnya, mencegah lebih baik daripada mengobati. Jadi, Anda sebaiknya melakukan beberapa langkah sederhana untuk mencegah infeksi jamur dengan berbagai cara berikut ini:

1. Rajin Mencuci Tangan

Salah satu cara untuk mencegah infeksi saat hamil adalah dengan rajin mencuci tangan. Biasakan untuk mencuci tangan hingga bersih sebelum menyentuh area organ intim.

Dengan menerapkan kebiasaan ini, Anda akan mencegah bakteri untuk masuk ke dalam vagina.

2. Bersihkan Organ Intim dengan Benar

Cara lain yang perlu diperhatikan untuk mencegah infeksi adalah membersihkan vagina dengan cara yang tepat, baik setelah buang air kecil maupun setelah buang air besar.

Bersihkan dari mulai dari arah vagina, lalu ke arah anus. Cara ini dilakukan untuk menghindari bakteri dari anus masuk ke vagina.

Baca JugaApa Penyebab Muncul Keputihan Setelah Berhubungan Intim?

3. Hindari Membersihkan Organ Intim Menggunakan Sabun

Kebanyakan sabun mengandung parfum yang bisa memicu iritasi, apalagi pada orang dengan kulit sensitif. Oleh sebab itu, hindarilah penggunaan sabun pada area organ intim.

Selain membersihkan vagina dengan sabun, tindakan vaginal douche juga bisa meningkatkan risiko infeksi. Ini karena tindakan tersebut bisa mengganggu keseimbangan bakteri baik dan pH pada vagina.

4. Gunakan Pakaian Dalam dengan Bahan yang Nyaman

Saat hamil, hindari menggunakan pakaian yang ketat, terutama pakaian dalam. Sebaliknya, pilihlah pakaian longgar berbahan katun.

Tak hanya itu, ibu hamil juga disarankan untuk mengganti lebih sering pakaian dalam yang digunakan, terutama bila keputihan muncul lebih banyak.

Demikian penjelasan seputar keputihan saat hamil. Jika mengalami keputihan yang tidak biasa ketika hamil, periksakan segera kondisi ke dokter.

Jangan lupa, jaga selalu kebersihan area vagina Anda dengan menerapkan tips-tips di atas. Semoga bermanfaat!

 

  1. Anonim. 2020. Vaginal Discharge During Pregnancy. https://www.pregnancybirthbaby.org.au/vaginal-discharge-during-pregnancy. (Diakses pada 12 April 2023).
  2. Anonim. 2021. Vaginal Discharge in Pregnancy. https://www.nhs.uk/pregnancy/related-conditions/common-symptoms/vaginal-discharge/. (Diakses pada 12 April 2023).
  3. de Bellefonds, Colleen. 2022. Vaginal Discharge During Pregnancy (Leukorrhea). https://www.whattoexpect.com/pregnancy/symptoms-and-solutions/vaginal-discharge.aspx. (Diakses pada 12 April 2023).
  4. Leonard, Jayne. 2020. What Do Different Colors of Discharge Mean in Pregnancy? https://www.medicalnewstoday.com/articles/323433. (Diakses pada 12 April 2023).
  5. Mayo Clinic Staff. 2022. Vaginal Odor. https://www.mayoclinic.org/symptoms/vaginal-odor/basics/causes/sym-20050664. (Diakses pada 12 April 2023).
  6. Peri, Camille. 2022. Yeast Infection During Pregnancy. https://www.webmd.com/baby/yeast-infection. (Diakses pada 12 April 2023).
  7. Raypole Crystal. 2022. Everything You Need to Know About Vaginal Infections. https://www.healthline.com/health/vaginal-infection. (Diakses pada 12 April 2023).
  8. Schaeffer, Juliann. 2019. Vaginal Discharge During Pregnancy: What’s Normal? https://www.healthline.com/health/pregnancy/vaginal-discharge-during-pregnancy. (Diakses pada 12 April 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi