Terbit: 30 July 2020
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Eko Budidharmaja

Toksoplasmosis adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit bernama Toxoplasma gondii (T. gondii). Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak diobati dengan benar. Simak informasi selengkapnya mulai dari definisi, gejala, penyebab, pengobatan, dan lainnya di bawah ini!

Toksoplasmosis: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, Pencegahan, dll

Apa Itu Toksoplasmosis?

Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit bernama Toxoplasma gondii (T. gondii). Parasit ini dapat ditemukan di dalam kotoran kucing dan daging yang dimasak kurang matang, terutama daging rusa, domba, dan babi. Parasit ini juga dapat ditularkan melalui air yang terkontaminasi.

Infeksi dapat menyebabkan gejala seperti flu dan pembentukan kista di tubuh, biasanya di otak dan otot, atau bahkan di jantung. Jika sistem kekebalan tubuh sehat, kemungkinan tidak akan menimbulkan masalah serius atau tanpa menunjukan gejala.

Namun, toksoplasmosis akan lebih berbahaya bagi orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah akibat HIV/AIDS, kanker, atau obat-obatan. Penyakit ini juga bisa berbahaya bagi ibu hamil karena dapat ditularkan pada janin dalam kandungan. Parasit T. gondii membuat keguguran, perkembangan janin terhambat, atau bahkan dapat menyebabkan masalah pada otak atau mata janin.

Gejala Toksoplasmosis

Kebanyakan orang yang mengalami penyakit ini tidak menunjukkan gejala. Adapun tanda dan gejala toksoplasma biasanya berupa pembengkakan kelenjar getah bening leher dan gejala flu yang reda dalam beberapa minggu atau bulan tanpa pengobatan. Parasit T. gondii tetap berada dalam tubuh dan mungkin akan kembali aktif jika kekebalan tubuh melemah.

Berikut ini sejumlah gejala toksoplasmosis pada bayi, anak-anak, dan dewasa:

1. Gejala Toksoplasmosis pada Bayi

Ketika janin terinfeksi dari ibu sebelum atau setelah kehamilan, gejalanya mungkin ringan atau serius. Infeksi ini dapat menyebabkan keguguran atau mengancam nyawa segera setelah lahir. Jika lahir selamat, kemungkinan bayi memiliki gejala toksoplasmosis yang serius, di antaranya:

  • Kejang
  • Pembesaran hati atau limpa
  • Penyakit kuning (jaundice)
  • Infeksi mata yang serius

Namun, kebanyakan bayi baru lahir yang menderita toksoplasmosis kongenital mungkin tampak normal saat lahir tetapi dapat mengalami tanda dan gejala seiring bertambahnya usia (biasanya muncul pada masa remaja), di antaranya:

  • Kehilangan pendengaran
  • Cacat mental
  • Infeksi mata yang berat

2. Gejala Toksoplasmosis pada Anak-Anak dan Dewasa

Gejala pada anak dan dewasa mungkin sangat mirip dengan flu. Gejalanya termasuk:

  • Sakit kepala
  • Demam
  • Pegal-pegal
  • Tubuh terasa lebih lelah dari biasanya

Jika sistem kekebalan tubuh melemah karena masalah kesehatan atau pengobatan, mungkin mengalami gejala yang lebih serius, di antaranya:

  • Peradangan otak, menyebabkan sakit kepala, kejang, kebingungan, masalah keseimbangan tubuh, dan koma.
  • Infeksi paru-paru, menyebabkan batuk, demam, dan sesak napas.
  • Infeksi mata, menyebabkan penglihatan kabur dan sakit mata.

Kapan Waktu yang Tepat Harus ke Dokter?

Jika mengalami toksoplasmosis ketika sedang hamil (terutama di awal kehamilan) atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang melemah, segera ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

Penyakit ini pada kehamilan dapat menyebabkan keguguran. Sedangkan ketika sistem kekebalan tubuh lemah, penyakit ini dapat menyerang mata atau otak.

Penyebab Toksoplasmosis

Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh T. gondii, parasit bersel tunggal yang menginfeksi sebagian besar spesies makhluk hidup berdarah panas (misalnya kucing, babi, domba, dan manusia). Namun, inang utama parasit adalah kotoran kucing.

Cara penularan toksoplasmosis tidak antarmanusia, namun manusia dapat terinfeksi melalui beberapa kondisi berikut:

1. Bersentuhan dengan Kotoran Kucing

Penyebab toksoplasmosis ketika seseorang menelan parasit secara tidak sengaja, jika menyentuh mulut setelah membersihkan wadah kotoran atau menyentuh apa pun yang terkontaminasi kotoran kucing yang terinfeksi. Kucing yang diberi makan daging mentah kemungkinan besar akan mengandung parasit T. gondii.

2. Makan Makanan atau Minuman yang Terkontaminasi

Makanan tertentu yang kemungkinan besar terkontaminasi T. gondii adalah daging domba, babi, dan rusa. Sedangkan minuman yang dapat terkontaminasi, termasuk air dan produk susu yang tidak dipasteurisasi.

3. Menggunakan Pisau, Talenan, atau Peralatan Lainnya yang Terkontaminasi

Cara penularan toksoplasmosis dapat melalui peralatan dapur yang bersentuhan dengan daging mentah yang terkontaminasi parasit, kecuali jika peralatan dicuci secara menyeluruh dengan air dan sabun, atau air panas.

4. Makan Buah dan Sayuran yang Tidak Dicuci

Permukaan buah-buahan dan sayuran kemungkinan dapat terkontaminasi parasit, sehingga menjadi penyebab toksoplasmosis. Oleh karenanya, cuci sampai bersih dan kupas semua makanan ini, terutama jika dimakan mentah.

5. Transplantasi Organ atau Transfusi Darah yang Terinfeksi

Dalam kasus yang jarang terjadi, cara penularan toksoplasmosis dapat melalui transplantasi organ atau transfusi darah. Ketika seseorang terinfeksi T. gondii, parasit ini membentuk kista yang dapat memengaruhi hampir semua bagian tubuh, biasanya pada otak dan jaringan otot organ yang berbeda, termasuk jantung.

Faktor Risiko Toksoplasmosis

Siapa pun berisiko terinfeksi penyakit ini. Parasit T. gondii dapat ditemukan du mana pun. Berikut ini beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena toksoplasmosis:

  • Memiliki HIV/AIDS. Kebanyakan penderita HIV/AIDS juga memiliki penyakit toksoplasmosis, baik infeksi baru-baru ini atau infeksi lama yang telah aktif kembali.
  • Menggunakan steroid atau obat imunosupresan lainnya. Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati berbagai kondisi tertentu yang menekan sistem kekebalan tubuh, membuat tubuh lebih mungkin mengalami komplikasi toksoplasmosis.
  • Sedang menjalani kemoterapi. Pengobatan untuk kanker ini juga dapat menekan sistem kekebalan tubuh, sehingga sulit bagi tubuh untuk melawan infeksi ringan sekalipun.

Diagnosis Toksoplasmosis

Jika diduga memiliki gejala penyakit ini, dokter mungkin dapat melakukan tes darah untuk memastikan apakah memiliki antibodi untuk melawan infeksi. Jika baru saja terinfeksi, tubuh mungkin tidak punya waktu untuk membuat antibodi.

Bila tes tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit ini, dokter mungkin menyarankan melakukan tes lain beberapa minggu kemudian untuk memastikan diagnosis.

Ketika tes darah menunjukkan memiliki antibodi, kemungkinan pasien akan menjalani tes lain. Tes dapat diulangi untuk memastikan hasil yang akurat. Lebih banyak tes darah bertujuan untuk mengetahui kapan infeksi dimulai.

Jika memiliki penyakit serius seperti ensefalitis (infeksi otak yang mengancam nyawa), pasien mungkin memerlukan tes pencitraan untuk memeriksa kista di otak. Tes ini di antaranya:

  • MRI (magnetic resonance imaging). Tes yang menggunakan medan magnet dan gelombang radio (elektromagnetik) untuk gambar gambar penampang kepala dan otak. Tas ini memudahkan dokter melihat kelainan di otak.
  • Biopsi otak. Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel jaringan otak. Sampel kemudian dianalisis di laboratorium untuk memeriksa kista. Biopsi otak dapat dilakukan jika penyakit tidak menanggapi pengobatan.

Jika memiliki gejala toksoplasmosis ketika sedang hamil, dokter akan memeriksa apakah parasit T. gondii telah menular ke janin. Dokter mungkin akan melakukan tes berkut:

  • Ultrasonografi (USG). Tes ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar janin, untuk menunjukkan apakah cairan telah menumpuk di otak, di antara beberapa gejala lainnya.
  • Amniosentesis. Tes dilakukan dengan menggunakan jarum untuk mengambil sedikit cairan ketuban. Cairan kemudian akan diuji untuk mengetahui tanda-tanda infeksi. Tes dapat dilakukan jika usia kehamilan di atas 15 minggu.

Pengobatan Toksoplasmosis

Toxoplasmosis adalah penyakit ringan dan akan segera sembuh dengan sendirinya jika memiliki sistem kekebalan tubuh yang sehat. Namun, jika mengalami HIV/AIDS, dokter mungkin dapat menyarankan Anda untuk menggunakan antibiotik sulfadiazine, bersama dengan obat anti-parasit seperti pyrimethamine. Pada wanita hamil yang bayinya belum terkena infeksi parasit T. gondii, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik spiramycin.

Jika bayi diduga atau sudah terinfeksi, dokter mungkin akan meresepkan sulfadiazine dan pyrimethamine. Obat ini dapat diberikan hanya setelah usia kehamilan 16 minggu. Dokter kemudian akan meninjau janin dalam kandungan dengan ketat untuk melihat tanda-tanda masalah.

Komplikasi Toksoplasmosis

Jika memiliki sistem kekebalan tubuh yang normal, kemungkinan tidak akan mengalami komplikasi. Adapun komplikasi akibat toksoplasmosis di antaranya:

  • Ensefalitis. Ini adalah infeksi otak yang serius karena memiliki sistem kekebalan tubuh melemah akibat HIV/AIDS. Ensefalitis yang tidak diobati akan berakibat fatal.
  • Kebutaan. Jika tidak segera diobati dengan benar, toksoplasmosis dapat menyebabkan infeksi mata yang berujung kebutaan.
  • Gangguan pendengaran, cacat mental, dan kebutaan. Anak-anak penderita toksoplasmosis yang diturunkan dari ibunya dapat mengalami komplikasi ini.

Pencegahan Toksoplasmosis

Pencegahannya dilakukan untuk menghindari paparan parasit T. gondii. Berikut ini adalah langkah-langkah yang disarankan untuk mencegah atau mengurangi risiko terkena toksoplasmosis:

  • Menggunakan sarung tangan dan mencuci tangan setelah beraktivitas di luar ruangan atau di taman.
  • Wanita hamil harus mengenakan sarung tangan saat berkebun.
  • Bersihkan peralatan makan dan peralatan masak dengan air hangat dan sabun setelah menyiapkan daging mentah.
  • Memasak daging sampai benar-benar matang.
  • Mencuci buah dan sayuran dengan benar.
  • Memasak air minum sampai benar-benar matang.
  • Hindari susu yang tidak dipasteurisasi dan telur mentah.

Jika memiliki kucing, berikut beberapa tips dapat dilakukan untuk memastikan Anda dan keluarga aman di dekat kucing:

  • Pelihara kucing di dalam ruangan agar tidak terpapar parasit.
  • Memastikan tempat makan kucing dalam kondisi bersih.
  • Beri makan kucing hanya makanan kering atau kalengan karena kucing dapat terpapar parasit dari daging mentah atau setengah matang.
  • Jangan menyentuh kucing atau anak kucing setelah keluar rumah atau kucing liar.
  • Membersihkan tempat kotoran kucing setiap hari. Hanya orang sehat dan tidak sedang hamil yang dapat membersihkan tempat kotoran kucing.
  • Memakai sarung tangan saat membersihkan tempat kotoran dan setelahnya mencuci tangan dengan sabun dan air hangat.
  • Vaksinasi kucing ke dokter hewan secara teratur dan lengkap.

 

  1. Anonim. 2020. Toxoplasmosis. https://www.webmd.com/baby/toxoplasmosis#2-4. (Diakses pada 30 Juli 2020)
  2. Anonim. 2017. Toxoplasmosis. https://www.nhs.uk/conditions/toxoplasmosis/. (Diakses pada 30 Juli 2020)
  3. Holm, Gretchen dan Erica R. 2018. Toxoplasmosis. https://www.healthline.com/health/toxoplasmosis#treatments. (Diakses pada 30 Juli 2020)
  4. Mayo Clinic Staff. 2017. Toxoplasmosis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/toxoplasmosis/symptoms-causes/syc-20356249. (Diakses pada 30 Juli 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi