Polimenorea adalah kondisi ketika menstruasi lebih sering terjadi dan berlangsung singkat, di mana hal ini dapat mengganggu kesuburan wanita. Simak gejala, penyebab, hingga cara mengobati dalam ulasan berikut.
Apa itu Polimenorea?
Polimenorea termasuk ke dalam salah satu abnormal uterine bleeding (AUB) atau perdarahan rahim yang tidak normal. Kondisi ini terjadi ketika siklus menstruasi pada wanita terganggu.
Normalnya, siklus menstruasi berlangsung antara 21-35 hari, dengan perdarahan selama 2-6 hari. Sementara itu, volume kehilangan darah rata-rata sebanyak 20-80 mililiter (ml).
Pada kasus polimenorea, seorang wanita mengalami perdarahan kurang dari 21 hari, bahkan waktu menstruasi bisa terjadi secara tidak teratur sehingga sulit untuk diprediksi.
Gangguan pada siklus menstruasi pada akhirnya dapat memengaruhi tingkat kesuburan wanita. Pasalnya, hal ini berkaitan dengan proses ovulasi alias pelepasan sel telur dari ovarium.
Gejala Polimenorea
Gejala kondisi dapat berupa menstruasi yang lebih sering terjadi, atau siklus menstruasi yang lebih pendek dibandingkan dengan siklus normalnya.
Pada wanita dengan masalah kesehatan ini, ovulasi bisa berlangsung lebih awal dari waktu yang diprediksi. Selain itu, ketidakteraturan periode menstruasi juga menyebabkan ovulasi tidak dapat diprediksi.
Beberapa wanita dengan polimenorea juga memiliki fase luteal yang lebih pendek, ini merupakan masa bagi tubuh untuk mempersiapkan kehamilan.
Oleh karena itu, sebagian besar kasus polimenorea dapat memengaruhi kesuburan seorang wanita. Pada akhirnya, hal ini berisiko menyulitkan seorang wanita untuk hamil.
Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?
Apabila Anda mengalami masalah pada siklus menstruasi atau gejala lain yang berhubungan dengan polimenorea, segera periksakan diri ke dokter.
Dengan begitu, Anda bisa memastikan penyebab gangguan siklus menstruasi. Jika kondisi disebabkan oleh penyakit lain, pengobatan dapat segera diberikan.
Siklus menstruasi yang terlalu pendek atau terlalu sering dapat memengaruhi kesehatan mental dan kehidupan sosial seseorang. Oleh sebab itu, penting untuk mendiskusikannya segera dengan dokter.
Baca Juga: Kanker Rahim: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan
Penyebab Polimenorea
Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan kondisi ini. Beberapa kemungkinan penyebab polimenorea, di antaranya:
1. Stres
Stres sering kali menjadi pemicu polimenorea dan masalah menstruasi lainnya. Ini karena dampaknya terhadap keseimbangan hormon di dalam tubuh.
Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres dengan baik. Carilah pemicu stres yang dialami, lalu sebisa mungkin cari cara untuk mengatasinya.
Apabila Anda bisa mengalami stres yang tidak berujung hingga mengganggu siklus menstruasi, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan dokter atau psikolog.
2. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Penyebab polimenorea berikutnya adalah infeksi menular seksual (IMS) seperti gonore dan klamidia. Tidak hanya menyebabkan siklus menstruasi pendek, IMS juga memicu gejala lain yang mengganggu, seperti:
- Keputihan yang tidak normal.
- Rasa gatal pada area vagina.
- Sensasi nyeri atau terbakar ketika buang air kecil.
Kondisi ini harus mendapatkan penanganan segera agar tidak berujung pada masalah kesehatan yang berbahaya.
3. Menopause
Menopause adalah masa ketika menstruasi berhenti secara permanen pada seorang wanita. Biasanya, kondisi ini menimpa di akhir usia 40 tahun atau di awal 50 tahun.
Ketika menopause akan terjadi (perimenopasue), terjadi perubahan hormon di dalam tubuh wanita. Kondisi ini dapat menyebabkan perubahan suasana hati, depresi, hot flashes, hingga gangguan siklus menstruasi.
Baca Juga: Ciri-Ciri Tuba Falopi Tersumbat dan Hubungananya dengan Kesuburan Wanita
4. Endometriosis
Endometriosis adalah suatu kelainan yang terjadi ketika endometrium tumbuh di luar dinding rahim. Endometrium dapat ditemukan di area lain, seperti saluran tuba falopi atau ovarium.
Gejala penyakit ini dapat berupa nyeri menstruasi yang parah, nyeri saat berhubungan intim, muncul bercak di antara periode menstruasi, dan ketidaknormalan siklus menstruasi.
Kondisi ini dapat ditangani dengan penggunaan obat-obatan tertentu. Bila diperlukan, tindakan pembedahan atau operasi dapat dilakukan.
5. Penyebab Lainnya
Selain penyebab di atas, polimenorea juga dapat terjadi sebagai akibat dari masalah kesehatan tertentu, seperti hiperaktivitas kelenjar hipofisis anterior. Kondisi ini menyebabkan beberapa kondisi berikut:
- Gangguan psikologis.
- Radang panggul kronis.
- Ovulasi sering terjadi.
- Malnutrisi.
Selain itu, menstruasi yang tidak normal dapat disebabkan oleh adanya penyakit sistemik, seperti:
- Penyakit hati.
- Obesitas.
- Penyakit ginjal.
- Anoreksia.
- Perubahan berat badan drastis.
Di sisi lain, terdapat beberapa kemungkinan penyebab terjadinya polimenorea, antara lain:
- Folip.
- Fibroid.
- Adenomiosis.
- Iatrogenik. Hal ini bisa disebabkan oleh penggunaan obat-obatan hormon atau penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD).
- Ovulasi.
- Koagulopati.
- Keganasan, baik berupa kanker atau tumor ganas.
Baca Juga: Ingin Hamil Setelah Keguguran? Ini Cara dan Waktu Tepatnya
Diagnosis Polimenorea
Sebelum menentukan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh. Hal ini termasuk memeriksakan riwayat kesehatan pasien.
Selain itu, dokter juga kemungkinan akan melakukan pemeriksaan panggul untuk memeriksa kondisi vagina, rahim, leher rahim, dan ovarium.
Sejumlah pertanyaan biasanya diajukan untuk mengetahui masalah menstruasi yang dialami. Dengan begitu, dokter akan mengetahui apakah siklus menstruasi Anda tergolong normal atau pendek.
Setelah pemeriksaan fisik dan wawancara dilakukan, dokter akan menentukan tes penunjang yang dibutuhkan. Beberapa tes yang dapat dilakukan, yaitu:
- Tes darah.
- Tes kehamilan.
- USG transvaginal.
- Histeroskopi.
- Biopsi endometrium.
Pengobatan Polimenorea
Cara mengatasi polimenorea bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Jika Anda mengalami penyakit menular seksual, dokter kemungkinan akan meresepkan antibiotik.
Sementara itu, jika pertumbuhan tumor dalam rahim merupakan penyebab siklus menstruasi tidak normal, dokter biasanya menyarankan pengangkatan tumor.
Polimenorea juga dapat disebabkan oleh penyebab lain di luar organ reproduksi, misalnya penyakit tiroid. Jika ini merupakan penyebab masalah menstruasi, pengobatan penyakit tiroid harus dilakukan.
Namun, Anda perlu mengetahui bahwa siklus menstruasi yang pendek pada wanita umumnya merupakan kondisi normal. Jadi, perawatan tertentu tidak diperlukan.
Hanya saja, jika perdarahan menyebabkan anemia, dokter mungkin menganjurkan kontrasepsi hormonal kombinasi untuk memperpanjang interval antara perdarahan.
Selain itu, pilihan penanganan lainnya adalah metode kontrasepsi untuk menghentikan sementara aliran menstruasi atau membuat pendarahan sangat ringan, seperti Mirena, Depo-Provera, atau Nexplanon.
Baca Juga: Benarkah Diabetes Bisa Sebabkan Siklus Menstruasi Tidak Teratur?
Komplikasi Polimenorea
Beberapa wanita dengan kondisi ini mungkin akan mengalami anemia akibat pendarahan yang sering dan berat. Anemia merupakan kondisi saat tubuh kekurangan sel darah merah sehat yang cukup.
Gejala yang dapat dialami yaitu kelelahan, kesulitan mengingat dan konsentrasi, kekurangan energi, pusing, kulit pucat, dan sesak napas sementara saat beraktivitas. Segera ke dokter jika Anda merasakan beberapa keluhan tersebut.
Selain itu, polimenorea juga dapat menyebabkan perut kembung dan retensi cairan di antara waktu menstruasi. Sebagian wanita juga mengalami kenaikan berat badan saat mengalami kondisi ini.
Pada akhirnya, siklus menstruasi yang pendek bagi beberapa wanita tergolong normal. Namun, jika ini berlangsung lama atau disertai adanya masalah pada organ reproduksi, segera periksakan ke dokter.
- Cornforth, Tracee. 2022. Polymenorrhea and Abnormal Uterine Bleeding. https://www.verywellhealth.com/what-is-polymenorrhea-2721871. (Diakses pada 07 Juli 2023).
- Richards, Louisa. 2020. Polymenorrhea: Definition, Causes, and Treatment. https://www.medicalnewstoday.com/articles/polymenorrhea. (Diakses pada 07 Juli 2023).
- Young, Becky. 2018. Polymenorrhea. https://www.healthline.com/health/polymenorrhea. (Diakses pada 07 Juli 2023).