Terbit: 2 March 2020 | Diperbarui: 22 February 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Antonius Hapindra Kasim

Menopause adalah kondisi normal yang akan dialami semua wanita seiring dengan bertambahnya usia. Namun, tidak ada cara yang pasti untuk memprediksi kapan masa berakhirnya siklus bulanan pada wanita. Terkadang, munculnya kondisi ini membuat wanita merasa lega dan tidak harus mengontrol kelahiran, karena sudah tidak bisa hamil kembali. Ladies, yuk simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Menopause: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dll

Apa Itu Menopause?

Menopause adalah berakhirnya siklus menstruasi pada wanita, yang biasanya terjadi pada usia kisaran 40 sampai 58 tahun, tetapi rata-rata terjadi di usia 51 tahun. Namun, ini juga dapat terjadi lebih awal karena kondisi medis tertentu dan perawatan, seperti pengangkatan indung telur.

Menopause merupakan proses biologi alami dan bukan masalah kesehatan. Tetapi gejala fisik dan gejala secara emosional dapat mengganggu kualitas tidur, menurunkan energi atau memengaruhi kesehatan emosional. Berakhirnya siklus pada wanita dapat didiagnosa setelah tidak lagi mengalami menstruasi selama 12 bulan.

Gejala menstruasi awal muncul sebelum siklus berakhir dan bahkan berlangsung selama beberapa tahun. Dampak gejala pada kualitas hidup berkisar dari ringan hingga berat. 

Manopause dapat terjadi dalam beberapa tahap, berikut di antaranya:

  • Perimenopause adalah transisi yang dimulai sebelum berkhirnya siklus menstruasi dan termasuk 12 bulan yang mengikuti siklus terakhir.
  • Menopause mulai selama 12 bulan setelah siklus terakhir atau ketika menstruasi telah berhenti karena kondisi medis.
  • Postmenopause adalah waktu setelah menstruasi berakhir, meskipun sulit untuk mengetahui kapan menopause berakhir dan postmenopause dimulai.

Gejala Menopause

Gejala pada setiap wanita berbeda-beda dan biasanya lebih parah ketika menopause muncul secara tiba-tiba atau dalam waktu yang lebih singkat. Kondisi ini berdampak pada kesehatan indung telur, kanker, histerektomi, dan gaya hidup tertentu cenderung dapat meningkatkan keparahan dan lamanya gejala.

Selain perubahan menstruasi, gejala perimenopause, menopause, dan postmenopause biasanya sama. Tetapi tanda awal perimenopause yang paling sering terjadi di antaranya:

  • Menstruasi yang jarang atau tidak teratur
  • Menstruasi yang lebih berat atau lebih ringan dari biasanya
  • Gejala vasomotor, termasuk hot flashes (75 persen wanita mengalami), kemerahan, dan keringat malam

Sementara gejala menopause yang paling sering termasuk:

  • Kekeringan pada vagina
  • Penambahan berat badan
  • Insomnia
  • Depresi
  • Sakit kepala
  • Kegelisahan
  • Perubahan suasana hati
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Masalah memori
  • Penurunan libido atau berkurangnya hasrat seksual
  • Kering pada kulit, mulut, dan mata
  • Sering buang air kecil
  • Payudara terasa sakit, lunak dan kendur
  • Jantung berdebar kencang
  • Infeksi saluran kemih (ISK)
  • Massa otot berkurang
  • Nyeri sendi atau kaku
  • Pengeroposan tulang
  • Kerontokan rambut

Kapan Harus ke Dokter?

Selama dan setelah menopause, periksakan ke dokter secara rutin untuk mendapatkan perawatan kesehatan yang tepat. Begitupun jika mengalami pendarahan dari vagina setelah berakirnya siklus menstruasi.

Perawatan kesehatan secara preventif seiring bertambahnya usia mungkin disarankan untuk tes skrining kesehatan, seperti mammografi, dan skrining trigliserida. Dokter mungkin juga menyarankan tes lainnya, seperti tes tiroid jika memiliki riwayat, serta pemeriksaan payudara dan panggul.

Penyebab Menopause

Berakhirnya menstruasi pada wanita dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan, prosedur medis dan pengobatan tertentu.

Menopause paling sering disebabkan beberapa hal berikut:

1. Penurunan Hormon Reproduksi secara Alami

Ketika menginjak usia 30-an, ovarium wanita mulai menghasilkan lebih sedikit estrogen dan progesteron (hormon yang mengatur menstruasi) dan kesuburan menurun.

Periode menstruasi di usia 40-an mungkin menjadi lebih lama atau bahkan lebih singkat, lebih berat atau lebih ringan, dan lebih atau jarang. Sementara pada usia 51 tahun, ovarium akan berhenti memproduksi telur dan menstruasi berhenti.

2. Insufisiensi Ovarium Primer

Sekitar 1 persen wanita mengalami menopause dini atau sebelum usia 40 tahun. Menstruasi yang berakhir dapat terjadi akibat indung telur gagal menghasilkan hormon reproduksi tingkat normal, yang disebabkan faktor genetik atau penyakit autoimun. Tetapi seringkali tidak ada penyebab yang jelas.

3. Histerektomi

Histerektomi adalah prosedur medis untuk mengangkat rahim yang menjadi penyebab siklus menstruasi berakhir. Menstruasi yang berakhir cenderung menimbulkan hot flashes dan gejala menopause lainnya, yang bisa parah karena perubahan hormon secara tiba-tiba.

4. Kemoterapi dan terapi radiasi

Terapi kanker ini dapat menyebabkan hot flashes selama atau segera setelah perawatan. Berhentinya menstruasi tidak selalu permanen setelah kemoterapi, sehingga pengendalian kelahiran mungkin masih diperlukan.

Faktor Risiko Menopause

Berikut sejumlah faktor yang dapat menurunkan usia menopause fisiologis:

  • Merokok
  • Histerektomi
  • Gangguan autoimun
  • Riwayat pengobatan kemoterapi tertentu atau menjalani radioterapi

Diagnosis Menopause

Tanda dan gejala biasanya cukup memberi tahu kebanyakan wanita bahwa ia mengalami menopause. Jika mengalami menstruasi yang tidak teratur atau hot flashes, konsultasikan dengan dokter. Dalam beberapa kasus, pemeriksaan lebih lanjut disarankan.

Tes biasanya tidak diperlukan untuk diagnosis, tetapi dalam keadaan tertentu, dokter mungkin menyarankan tes darah untuk memeriksa kadar hormon:

  • Follicle-stimulating hormone (FSH) dan estrogen (estradiol), karena kadar FSH meningkat dan kadar estradiol menurun ketika berakhirnya siklus menstruasi.
  • Thyroid-stimulating hormone (TSH), karena tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme) dapat menyebabkan gejala mirip dengan menopause.

Pengobatan Menopause secara Alami

Perubahan gaya hidup dapat membantu wanita mengatasi tanda-tanda menopause. Berikut sejumlah langkah yang bisa Anda lakukan:

  • Jika mengalami hot flashes, minum air dingin, duduk atau tidur di dekat kipas angin.
  • Makan makanan bernutrisi tinggi dan pertahankan berat badan yang sehat untuk membantu mengatasi hot flashes.
  • Menggunakan pelembap atau pelumas vagina untuk mengatasi kekeringan.
  • Berolahraga secara teratur agar tidur lebih baik dan mencegah kondisi kesehatan, seperti penyakit jantung, diabetes, dan osteoporosis.
  • Rajin latihan seperti yoga, pernapasan dalam, atau pijatan agar rileks.
  • Tetap aktif secara sosial dan mental untuk mencegah masalah memori.
  • Memperkuat otot-otot dasar panggul dengan latihan kegel untuk mencegah inkontinensia urine atau kebocoran kandung kemih.
  • Jika merokok, segera berhenti. Tembakau dapat menyebabkan menopause dini dan meningkatkan sensasi panas.
  • Menghindari alkohol, juga dapat menurunkan peluang terkena kanker payudara dan membantu memperbaiki kualitas tidur.

Pengobatan Menopause secara Medis

Kebanyakan tanda-tanda menopause akan hilang seiring waktu. Tetapi jika gejala menyebabkan masalah kesehatan, perawatan berikut diberikan untuk membantu ketidaknyamanan:

1. Terapi Penggantian Hormon (TPH)

Dokter akan meresepkan obat untuk menggantikan hormon yang tidak lagi diproduksi oleh tubuh. Obat tertentu dapat membantu mengatasi hot flashes dan gejala vagina lainnya, serta membuat tulang lebih kuat.

Tetapi obat-obatan ini dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan seperti penyakit jantung atau kanker payudara. Untuk itu, konsultasikan dengan dokter tentang dosis terendah yang bekerja untuk waktu sesingkat mungkin.

2. Terapi Hormon Topikal

Terapi ini menggunakan krim atau gel estrogen yang dioleskan ke vagina untuk membantu mengatasi kekeringan.

Selain itu, terapi estrogen juga efektif untuk menghilangkan hot flashes. Tergantung pada riwayat medis pribadi dan keluarga, dokter akan menyarankan estrogen dosis rendah.

Jika masih memiliki rahim, Anda akan membutuhkan progestin selain estrogen. Penggunaan terapi hormon jangka panjang mungkin memiliki beberapa risiko kardiovaskular dan kanker payudara, tetapi memulai terapi hormon ketika berakhirnya menopause dapat memberikan manfaat bagi beberapa wanita.

3. Obat-obatan Non-Hormonal

Obat-obatan dapat diberikan mengatasi gejala, termasuk obat depresi (paroxetine) untuk mengobati hot flashes, obat syaraf (gabapentin) dan obat tekanan darah (clonidine).

Obat-obatan yang disebut selective estrogen receptor modulators (SERM) juga dapat membantu tubuh menggunakan estrogen untuk mengobati hot flashes dan kekeringan pada vagina.

4. Suplemen untuk Osteoporosis

Osteoporosis adalah salah satu gejala menopause, dokter mungkin akan menyarankan obat untuk mencegah atau mengobati osteoporosis. Ada beberapa obat tersedia untuk membantu mengurangi tulang keropos dan risiko patah tulang, salah satunya suplemen vitamin D untuk membantu memperkuat tulang.

Komplikasi

Berkurangnya estrogen yang dikaitkan dengan menopause terkait sejumlah masalah kesehatan yang menjadi lebih sering seiring bertambahnya usia wanita.

Setelah menopause, wanita lebih cenderung mengalami komplikasi berikut:

  • Tulang keropos (osteoporosis)
  • Penyakit jantung
  • Masalah pada kandung kemih dan usus
  • Risiko terkena penyakit Alzheimer lebih tinggi
  • Timbul kerutan pada kulit lebih banyak
  • Kekuatan dan massa otot berkurang
  • Gangguan penglihatan, seperti katarak dan degenerasi makula

Pencegahan

Mencegah menopause dini pada dasarnya dapat dilakukan dengan menjalani gaya hidup yang sehat dan menghindari sejumlah faktor risiko.

Berikut beberapa tips yang dapat mencegah menopause:

1. Menjalankan Pola Makan Sehat

Makan makanan rendah lemak jenuh dan rendah lemak trans, makanan tinggi serat seperti biji-bijian dan kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran, ikan, kedelai, dan makanan sumber asam folat.

2. Rajin Olahraga

Olahraga atau aktivitas fisik dapat membantu menghilangkan hot flashes, mengatur suasana hati, dan mengatur berat badan. Olahraga juga membantu menurunkan tekanan darah tinggi, kolesterol, dan mengurangi stres.

3. Tidur yang Cukup

Pola tidur yang berubah adalah gejala berakhirnya menstruasi. Perubahan kadar hormon juga bisa membuat wanita lebih lelah dari biasanya. Itulah mengapa sangat penting dalam membiasakan tidur tepat waktu agar mendapatkan tidur berkualitas.

4. Pertahankan Kekuatan Tulang

Estrogen berperan penting dalam meregenerasi tulang. Ketika kadar estrogen turun saat menopause, kepadatan tulang pun akan berkurang. Faktanya, kepadatan tulang biasanya turun dengan cepat selama beberapa tahun pertama berakhirnya menstruasi. Akibatnya, risiko patah tulang meningkat secara signifikan.

Nah, untuk mencegah pengeroposan tulang, lakukan tes kepadatan tulang. Jika hasil tes menunjukan kepadatan tulang berkurang, berikut beberapa tips untuk membantu menjaga kekuatan tulang:

  • Makan makanan yang kaya akan kalsium dan vitamin D.
  • Latihan kekuatan, seperti angkat beban.
  • Berolahraga dengan cara yang aman untuk membantu mencegah patah tulang dan cedera.

5. Mengontrol Tekanan Darah

Cara mencegah menopause dini selanjutnya dengan mengontrol tekanan darah. Risiko penyakit kardiovaskular, termasuk tekanan darah tinggi, dapat meningkat ketika produksi estrogen menurun selama menopause. Untuk memantau tekanan darah, periksalah secara teratur.

Jika didiagnosis mengalami tekanan darah tinggi, dokter mungkin menyarankan obat-obatan, perubahan gaya hidup, atau terapi. Makan makanan yang seimbang dan berolahraga secara teratur juga dapat membantu menghindari dan mengobati tekanan darah tinggi.

 

 

  1. Anonim. 2019. Menopause. https://www.webmd.com/menopause/guide/menopause-basics#1. (Diakses 2 Maret 2020).
  2. Brazier, Yvette. 2020. What to expect during menopause. https://www.medicalnewstoday.com/articles/155651. (Diakses 2 Maret 2020).
  3. Coney, PonJola. 2018. Menopause. https://emedicine.medscape.com/article/264088-overview#a2. (Diakses 2 Maret 2020).
  4. Huizen, Jennifer. 2019. Everything You Should Know About Menopause. https://www.healthline.com/health/menopause#complications. (Diakses 2 Maret 2020).
  5. Healthline Editorial Team. 2016. Menopause Prevention. https://www.healthline.com/health/menopause/prevention#exercise. (Diakses 2 Maret 2020).
  6. Mayo Clinic Staff. 2017. Menopause. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/menopause/symptoms-causes/syc-20353397.(Diakses 2 Maret 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi