Terbit: 13 December 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Ovulasi adalah proses pelepasan telur yang telah matang dari dalam rahim untuk dibuahi sperma. Bagi Anda yang sedang merencanakan kehamilan, penting untuk mengetahui kapan masa ovulasi atau masa subur ini terjadi. Yuk, simak penjelasan lengkap tentang ovulasi berikut ini!

Ovulasi: Proses, Tanda, dan Gangguan

Apa Itu Ovulasi?

Ovulasi adalah proses pelepasan sel telur yang sudah matang dari ovarium. Sel telur akan bergerak menuju tuba falopi untuk kemudian dibuahi oleh sperma.

Seorang wanita dikatakan sedang mengalami masa ovulasi jika ia melepaskan sel telur yang telah matang agar dapat dibuahi oleh sperma.

Kapan Ovulasi Terjadi?

Sebelum mengetahui kapan ovulasi tiba, penting untuk mengetahui siklus menstruasi seorang wanita. Pasalnya, ovulasi merupakan bagian dari siklus menstruasi wanita. 

Normalnya, periode menstruasi terjadi antara 25-35 hari. Rata-rata siklus berlangsung 28 hari.

Apabila siklus menstruasi Anda 28 hari dan terjadi rutin setiap bulannya, maka ovulasi biasanya terjadi pada hari ke-14.

Jika Anda menghendaki kehamilan, waktu terbaik untuk berhubungan intim tanpa kondom adalah 1-2 hari sebelum ovulasi dan pada saat terjadinya ovulasi.

Baca JugaProses Kehamilan, Mulai dari Pembuahan hingga Janin Berkembang

Proses Ovulasi pada Wanita

Ovulasi adalah peristiwa terlepasnya sebuah hormon dari dalam otak yang disebut dengan luteinizing hormone (LH). Kadar hormon ini meningkat secara drastis di dalam darah dan urine sesaat sebelum ovulasi.

LH memicu pelepasan sel telur yang telah matang dari dalam ovarium. Setiap bulannya, ovarium melepaskan sebanyak 15 hingga 20 sel telur matang.

Sel telur yang telah matang tersebut akan bergerak menuju tuba falopi dan menunggu pembuahan oleh sperma.

Jika tidak dibuahi, sel telur tersebut akan mati dan luruh bersama dengan dinding rahim pada awal siklus menstruasi. Inilah yang menjadi penyebab keluarnya darah menstruasi.

Sel telur hanya dapat bertahan sekitar 24 jam setelah dilepaskan, sedangkan sperma dapat bertahan di dalam vagina hingga 7 minggu.

Tanda-tanda Ovulasi yang Perlu Diketahui

Meski tanda ovulasi pada tiap wanita bisa berbeda-beda, Anda bisa mengetahui kapan Anda mengalaminya dengan mengamati beberapa kondisi berikut:

1. Keputihan

Keputihan bisa menjadi pertanda bahwa Anda sedang dalam masa subur. Setelah menstruasi selesai, lendir pada leher rahim Anda akan secara perlahan meningkat dan teksturnya akan berubah.

Menjelang dan saat ovulasi, lendir menjadi lebih cair sehingga mempermudah masuknya sperma ke dalam tuba falopi untuk bertemu dengan sel telur.

Jadi, saat yang paling subur untuk Anda adalah ketika lendir tersebut mulai terlihat agak jernih seperti bagian putih pada telur mentah.

2. Sakit pada Perut

Sakit perut adalah salah satu ciri-ciri ovulasi. Kondisi kram atau sakit pada perut dikenal sebagai mittelschmerz.

Sebagian wanita mengaku bahwa mereka merasakan sakit pada bagian ovarium. Rasa nyeri biasanya muncul di perut bagian bawah.

Selain pada perut, rasa sakit yang muncul akibat ovulasi juga bisa muncul pada salah satu bagian punggung.

Baca JugaUkuran Panggul Ibu Hamil dan Pengaruhnya pada Proses Melahirkan

3. Gairah Seksual

Pada saat ovulasi, wanita sering kali lebih bergairah untuk melakukan hubungan seksual. Hal ini disebabkan oleh peningkatan hormon tertentu di dalam tubuh.

Selain itu, menurut penelitian, pada masa ini sebagian wanita mengaku merasa lebih menarik dibandingkan dengan hari-hari biasanya.

4. Suhu Basal Tubuh

Suhu tubuh basal adalah suhu tubuh Anda ketika sedang istirahat. Jika suhu meningkat, ini bisa menjadi tanda ovulasi sedang berlangsung.

Anda bisa menggunakan termometer khusus untuk mengukur suhu tubuh. Lakukan pengecekan setiap kali bangun tidur di pagi hari.

Biasanya masa subur berlangsung selama 2 sampai 3 hari sebelum terjadi peningkatan suhu tubuh.

Gangguan Ovulasi

Pada sebagian wanita, masalah ovulasi bisa terjadi. Kondisi ini disebabkan oleh adanya gangguan pada hormon reproduksi.

Beberapa jenis gangguan ovulasi yang dapat menimpa seorang wanita, antara lain:

1. Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)

Kondisi ini terjadi ketika hormon di dalam tubuh mengalami ketidakseimbangan. Wanita dengan PCOS memiliki kadar hormon pria (testosteron) lebih banyak dibandingkan dengan jumlah yang seharusnya.

2. Disfungsi Hipotalamus

Tubuh membutuhkan hormon untuk merangsang ovulasi setiap bulannya. Dua hormon tersebut, yaitu follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH).

Produksi hormon-hormon tersebut bisa terhambat. Hal ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti penurunan berat badan secara tiba-tiba, stres, dan kenaikan berat badan.

Baca JugaBenarkah Melahirkan Anak Kedua Lebih Mudah?

3. Kegagalan Ovarium Prematur

Kondisi ini terjadi ketika sel telur di dalam ovarium lepas sebelum waktunya. Ada sejumlah faktor penyebabnya, misalnya genetik atau pengobatan medis tertentu seperti kemoterapi.

Kegagalan ovarium prematur merupakan masalah kesuburan pada wanita yang berusia di bawah 40 tahun.

4. Prolaktin Tinggi

Hormon prolaktin tinggi di dalam tubuh dapat mengganggu jumlah hormon estrogen. Sebagai dampaknya, kesuburan seorang wanita bisa terganggu.

Penyebab kadar prolaktin tinggi biasanya berkaitan dengan masalah pada kelenjar hipofisis. Namun, sering kali kondisi ini disebabkan oleh penggunaan obat kuat atau obat untuk mengatasi kondisi medis tertentu.

Demikian penjelasan seputar ovulasi yang sebaiknya diketahui. Dengan memahami hal-hal seputar ovulasi, Anda dapat terbantu dalam merencanakan kehamilan.

Namun, jika kesulitan mengetahui masa ovulasi akibat siklus menstruasi yang tidak lancar, Anda bisa berkonsultasi kepada dokter.

 

  1. Anonim. 2022. How Can I Tell When I’m Ovulating? https://www.nhs.uk/common-health-questions/womens-health/how-can-i-tell-when-i-am-ovulating/. (Diakses pada 31 Mei 2023).
  2. Anonim. 2022. Ovulation. https://my.clevelandclinic.org/health/articles/23439-ovulation. (Diakses pada 31 Mei 2023).
  3. Gurevich, Rachel. 2022. 7 Things You May Not Know (But Should!) About Ovulation. https://www.verywellfamily.com/things-you-may-not-know-but-should-about-ovulation-1960238. (Diakses pada 31 Mei 2023).
  4. Karunakaran, Sandeep. Types Of Ovulation Disorders. https://www.medicoverfertility.in/blog/types-of-ovulation-disorders,120,n,5475. (Diakses pada 31 Mei 2023).
  5. Marnach, Mary. 2022. What Ovulation Signs Can I Look Out for If I’m Trying to Conceive? https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/getting-pregnant/expert-answers/ovulation-signs/faq-20058000. (Diakses pada 31 Mei 2023).
  6. Nazario, Brunilda. 2021. Understanding Ovulation & Fertility: Facts to Help You Get Pregnant. https://www.webmd.com/baby/ss/slideshow-understanding-fertility-ovulation. (Diakses pada 31 Mei 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi