Terbit: 15 April 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Kanker rahim terjadi saat sel-sel di tubuh mengalami pertumbuhan yang tidak normal dan tidak terkendali di dalam rahim atau uterus. Simak penjelasan lengkap mengenai gejala hingga cara mengobatinya di bawah ini.

Kanker Rahim: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu Kanker Rahim?

Kanker rahim merujuk pada berbagai kanker yang tumbuh di sekitar rahim, seperti kanker endometrium dan sarkoma uterus. Kondisi ini rentan terjadi pada wanita yang berusia lebih dari 50 tahun

Rahim sendiri merupakan organ panggul yang berongga dan bentuknya menyerupai buah pir. Lokasi ini tempat terjadinya perkembangan janin.

Gejala Kanker Rahim

Gejala yang paling umum ditemui pada kasus kanker rahim adalah perdarahan pada vagina dan keputihan yang tidak normal. Beberapa gejala lainnya yang bisa terjadi, di antaranya:

  • Perdarahan vagina di antara periode sebelum menopause.
  • Nyeri pada perut bagian bawah atau kram di daerah panggul, tepatnya di bawah perut.
  • Perdarahan atau flek setelah menopause. Sekalipun jumlahnya sedikit, tetap waspadai kemungkinan kondisi ini.
  • Keputihan yang tipis atau berwarna jernih pasca menopause.
  • Perdarahan pada vagina yang terus-menerus berlangsung dan dalam jumlah yang banyak. Apalagi jika Anda berusia di atas 40 tahun.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Segera periksakan kondisi ke dokter jika mencurigai kemunculan gejala, misalnya perdarahan atau keputihan yang tidak normal.

Penyebab Kanker Rahim

Kanker rahim terjadi karena sel-sel di dalam rahim tumbuh tidak normal dan tidak terkendali. Pada akhirnya, terbentuk massa yang dikenal sebagai tumor.

Namun, hingga saat ini belum diketahui secara pasti mengapa kondisi tersebut bisa terjadi. 

Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko mengalami hal ini, di antaranya:

  • Usia: Seorang wanita yang berusia di atas 50 tahun lebih berisiko mengalami kanker rahim.
  • Obesitas: Berat badan berlebih atau obesitas berhubungan dengan peningkatan berbagai risiko penyakit,  kanker salah satunya.
  • Riwayat keluarga: Memiliki riwayat keluarga dengan kondisi serupa lebih berisiko terhadap penyakit ini.
  • Hormon: Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron menyebabkan perubahan pada endometrium sehingga berpotensi memicu kanker.
  • Penyakit ovarium: Orang dengan masalah pada ovarium dapat memiliki risiko lebih besar mengalami kanker rahim.
  • Diabetes: Penyakit ini berkaitan dengan obesitas. Keduanya merupakan faktor risiko kanker.
  • Masalah organ reproduksi: Menstruasi lebih awal, menopause yang terlambat, periode menstruasi yang lama, dan tidak hamil.
  • Riwayat pengobatan: Pernah mengalami terapi radiasi, terapi penggantian estrogen, dan penggunaan tamoxifen.

Seberapa Umum Penyakit Kanker Rahim Terjadi?

Seberapa sering atau jarangnya penyakit ini bergantung pada jenis kanker yang diderita. Bila penyakit yang diderita adalah kanker endometrium, maka kasusnya tergolong umum ditemui. Sementara itu, sarkoma uterus merupakan jenis kanker rahim yang jarang ditemui.

Baca Juga: Bisakah Hamil Lagi Walau Rahim Turun (Prolaps Rahim)?

Diagnosis Kanker Rahim

Dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan seperti gejala yang dirasakan, faktor yang kemungkinan dapat meningkatkan risiko, dan riwayat keluarga. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan panggul.

Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, di antaranya:

1. Tes Darah

Tes CA-125 adalah pengambilan sampel darah untuk mengetahui kadar protein di dalamnya. Jumlahnya akan menentukan ada atau tidaknya kanker di dalam tubuh.

2. Tes Pencitraan

Tes ini dilakukan untuk memberikan gambaran kondisi rahim sehingga adanya sel abnormal akibat kanker bisa terdeteksi. Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan, antara lain:

  • Computerized tomography scan (CT scan).
  • Magnetic resonance imaging (MRI).
  • Ultrasonografi transvaginal.

3. Tes Lain

Selain beberapa tes di atas, dokter juga akan melakukan serangkaian tes lain untuk menentukan diagnosis. Beberapa pemeriksaan tersebut, antara lain:

  • Biopsi: Dokter akan memasukkan selang tipis ke rahim melalui serviks (leher rahim). Kemudian, sampel jaringan pada endometrium diambil untuk diperiksa.
  • Histeroskopi: Histeroskop dimasukkan ke dalam rahim untuk memberikan gambaran lebih rinci tentang rahim. Alat ini merupakan tabung tipis yang dilengkapi dengan lampu dan kamera.
  • Dilatasi dan kuretase: Prosedur ini tergolong pembedahan kecil untuk mengangkat jaringan di dalam rahim.

Jenis Kanker Rahim

Terdapat dua jenis kanker yang dapat menyerang rahim, di antaranya:

1. Kanker Endometrium

Kondisi ini terjadi ketika sel-sel kanker tumbuh di rahim bagian dalam (endometrium). Apabila tidak ditangani lebih lanjut, kanker dapat menyerang organ tubuh bagian lain.

Kanker endometrium berkembang secara lambat sehingga pemeriksaan secara berkala diperlukan untuk mencegah kanker berkembang lebih parah.

2. Sarkoma Uterus

Kondisi ini berkembang di dinding otot rahim atau miometrium. Jenis kanker yang satu ini tergolong jarang.

Stadium Kanker Rahim

Kanker rahim dapat dibedakan berdasarkan stadium atau tingkat keparahan kondisi. Berikut ini adalah penjelasannya:

  • Stadium I: Sel kanker masih berada di uterus.
  • Stadium II: Sel kanker menyebar ke organ leher rahim.
  • Stadium III: Sel kanker mulai menyebar ke vagina, ovarium, dan kelenjar getah bening.
  • Stadium IV: Sel kanker sudah menyebar ke organ yang berada cukup jauh dari uterus, seperti kandung kemih, tulang, hingga paru-paru.

Baca Juga: Rahim Membesar, Tapi Tidak Hamil? Ini Penyebabnya

Pengobatan Kanker Rahim

Pengobatan bergantung pada stadium kanker yang diderita. Namun secara umum, beberapa perawatan yang dijalani, di antaranya:

1. Operasi

Sebagian besar kasus kanker pada rahim membutuhkan tindakan pembedahan. Tindakan pembedahan dilakukan untuk mengangkat tumor.

Selain itu, dokter juga kemungkinan merekomendasikan operasi pengangkatan rahim (histerektomi). Namun, hal ini bergantung pada jenis kanker yang diderita dan kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan.

2. Radioterapi

Terapi dilakukan untuk membasmi sel-sel kanker yang tersisa, sekaligus menghentikan pertumbuhannya.

3. Kemoterapi

Dokter akan meresepkan obat-obatan untuk membasmi sel-sel kanker. Beberapa obat-obatan yang umum digunakan pada kemoterapi, yaitu paclitaxel, gemcitabine, dan cisplatin.

4. Terapi Hormon

Terapi bekerja dengan menghilangkan akses sel kanker ke hormon yang dibutuhkan untuk tumbuh. Dokter dapat merekomendasikan perawatan ini dengan perawatan lain seperti operasi, radioterapi, dan kemoterapi.

5. Terapi Target

Terapi ini dilakukan untuk mencegah mutasi gen. Contoh obat yang umum digunakan dalam terapi target yaitu cetuximab.

Pencegahan Kanker Rahim

Meski kondisi ini tidak sepenuhnya bisa dicegah, namun Anda bisa mengurangai risiko terkena penyakit ini dengan beberapa cara, antara lain:

  • Mengelola diabetes.
  • Mempertahankan berat badan ideal.
  • Pertimbangkan untuk menggunakan alat kontrasepsi oral.

Apabila Anda mendeteksi adanya perdarahan dan keputihan yang tidak normal, jangan tunda untuk memeriksakan kondisi ke dokter.

 

  1. Anonim. 2021. Dilation and Curettage (D & C). https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/4110-dilation-and-curettage-d–c. (Diakses pada 23 Februari 2023).
  2. Anonim. 2022. Hormone Therapy for Cancer. https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/17108-hormone-therapy-to-treat-cancer. (Diakses pada 23 Februari 2023).
  3. Anonim. 2022. Uterine Cancer. https://www.cdc.gov/cancer/uterine/basic_info/. (Diakses pada 23 Februari 2023).
  4. Anonim. 2022. Endometrial Cancer. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/endometrial-cancer/symptoms-causes/syc-20352461. (Diakses pada 23 Februari 2023).
  5. Anonim. Uterine Cancer-Patient Version. https://www.cancer.gov/types/uterine. (Diakses pada 23 Februari 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi