Terbit: 10 January 2020 | Diperbarui: 11 August 2023
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Setiap orang dapat memiliki preferensi seksual yang berbeda-beda. Namun, bila sampai mengganggu kehidupan hingga melanggar norma hukum, hal ini sudah termasuk ke dalam penyimpangan seksual. Ketahui apa saja jenis-jenis penyimpangan seksual dalam penjelasan berikut.

Penyimpangan Seksual: Jenis dan Cara Mengatasinya

Apa Itu Penyimpangan Seksual?

Penyimpangan seksual atau parafilia adalah minat seksual yang cenderung berbeda atau menyimpang dari perilaku seksual secara umum. Kondisi ini tergolong ke dalam jenis gangguan mental.

Penderitanya akan merasakan rangsangan seksual yang tinggi dan berulang pada objek, aktivitas, atau bahkan situasi tertentu yang tidak menimbulkan adanya rangsangan seksual pada orang lain.

Penderita juga cenderung memiliki gangguan emosional yang membuat mereka melampiaskan gairah seksualnya secara tidak wajar sehingga dapat mengganggu kehidupan pribadi, sosial, hingga menyebabkan masalah hukum.

Kebanyakan penderita merahasiakan kondisi mereka karena alasan malu. Padahal, penyimpangan seksual termasuk ke dalam salah satu jenis gangguan kesehatan mental yang harus ditangani.

Baca JugaTerapi Konversi untuk Menyembuhkan LGBT, Efektifkah?

Jenis-jenis Penyimpangan Seksual

Terdapat berbagai jenis penyimpangan seksual di masyarakat. Gejala yang ditimbulkannya pun akan berbeda-beda bergantung jenis kondisi yang diderita. Berikut ini adalah jenis-jenis kelainan seksual serta gejalanya:

1. Eksibisionisme

Eksibisionisme adalah jenis kelainan seksual yang membuat penderitanya merasa puas ketika menunjukan alat kelaminnya kepada orang asing. Biasanya perilaku ini dilakukan diam-diam di tempat umum.

Perilaku tersebut membuat gairah seksual penderita meningkat. Bahkan, mereka senang melakukan masturbasi di hadapan orang asing dan memiliki fantasi bahwa orang lain juga akan terangsang saat melihatnya.

Pecandu eksibisionisme umumnya berjenis kelamin laki-laki. Penderita dapat merasakan gejala sebelum usia 18 tahun.

Gejala eksibisionisme berupa dorongan seksual untuk memamerkan alat reproduksi pada orang asing selama lebih dari 6 bulan. Perilaku ini dapat mengganggu pekerjaan, keluarga, fungsi sosial, dan lainnya.

2. Fetisisme

Fetisisme adalah jenis orientasi seksual yang melibatkan objek-objek buatan atau bagian tubuh tertentu untuk meningkatkan gairah seksual.

Orang dengan fetish tertentu baru akan mencapai kepuasaan saat melakukan aktivitas seksual ketika pasangannya memakai objek-objek fetish atau mengekspos bagian tubuh tertentu yang dikehendaki.

Penderita umumnya memiliki fetish terhadap objek, seperti celana dalam, bra, sepatu, kaos kaki/stocking. Ada pula yang ‘mengagumi’ bagian tubuh tertentu, seperti bagian kaki, jari, atau tangan sehingga mereka cenderung lebih bergairah pada bagian tubuh tersebut daripada alat reproduksi pasangan.

Gangguan fetisisme umumnya dialami oleh pria dan bersifat multisensor. Ini artinya, pria dapat terangsang hanya dengan menyentuh atau meraba objek-objek fetish, bahkan sampai memicunya untuk melakukan masturbasi.

Baca Juga11 Bahaya Sering Onani yang Harus Diketahui Pria

3. Frotteurism

Frotteurism adalah kelainan seksual yang membuat penderitanya cenderung bergairah untuk menggosokan bagian intimnya pada orang asing dengan tujuan memenuhi kepuasan. 

Saat melancarkan aksinya, pecandu frotteurism akan berpura-pura tidak melakukan apa-apa, padahal saat proses itulah pelampiasan hasrat seksual mereka terjadi.

Gejala frotteurism hampir sama dengan eksibisionisme dan gangguan kontrol impuls seksual lainnya. Bila tidak ditangani, pecandu frotteurism akan mengalami gangguan dalam fungsi sosial, keluarga, pekerjaan, dan tentu saja merugikan orang lain.

4. Pedofilia

Pedofilia adalah orientasi seksual yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak-anak remaja atau anak di bawah umur. Pelaku pedofilia memiliki fantasi berlebihan tentang hubungan seksual dengan anak kecil, baik laki-laki maupun perempuan.

Pedofilia adalah salah satu jenis penyimpangan seksual yang menjadi kekhawatiran banyak pihak karena efeknya dapat berbahaya dan menimbulkan traumatis pada korban. Berdasarkan data, pelaku pedofilia umumnya adalah orang yang dekat dari anak-anak tersebut.

Bila tidak dilakukan penyembuhan psikologis, korban pedofilia cenderung akan menjadi predator pedofilia di kemudian hari.

5. Masokisme dan Sadisme

Masokisme dan sadisme adalah hubungan seksual yang berfokus pada penderitaan secara fisik dan psikologi, penghinaan, atau bentuk kekerasan yang dianggap dapat membangkitkan gairah seksual.

Masokisme dan sadisme umumnya dilakukan oleh pasangan yang memainkan peran sebagai sadisme dan masokisme.

Satu orang bertindak sebagai sadisme atau pihak yang melakukan tindakan ‘sadis’ kepada pasangannya, sedangkan pasangannya adalah masokisme atau yang menerima rasa sakit tersebut.

Pecandu sadisme akan lebih bergairah untuk melakukan hubungan seksual dengan seorang masokis yang menyetujui berbagai tindakan ‘sadis’ seperti dihina, dipukuli, diikat, atau dilecehkan.

Sebaliknya, gangguan sadisme seksual akan berbahaya apabila dilakukan pada orang yang juga memiliki gangguan kepribadian antisosial atau pasangan yang bukan seorang masokis.

6. Transvestisme (Transvestic Fetishism)

Transvestisme (transvestic fetishism) adalah kelainan seksual yang dapat terjadi ketika seseorang merasakan kepuasan seksual dari menggunakan pakaian lawan jenisnya, seperti pakaian dalam, set pakaian, hingga make up.

Keinginan pelaku untuk berpakaian dan berdandan seperti lawan jenisnya akan menggebu-gebu dalam suatu waktu, atau hanya muncul sesekali.

Penyimpangan seksual ini juga dikenal sebagai cross-dressing. Penderita terkadang juga menderita penyimpangan seksual lain, seperti fetitisme.

Baca Juga: 7 Penyebab Masokis, Kelainan Seksual yang Harus Diwaspadai!

7. Voyeurisme

Voyeurisme adalah kelainan seksual saat seseorang mendapat gairah atau kepuasaan seksual saat mengintip lawan jenis sedang telanjang, misalnya ketika korban mandi atau tidak berbusana.

Penderita kelainan seksual ini juga kemungkinan akan melakukan masturbasi saat mengintip. Namun, dirinya tidak memiliki keinginan atau niat untuk berhubungan seksual dengan korban.

Kebiasaan suka mengintip dapat merugikan orang yang diintip dan merupakan salah satu tindakan pelecehan yang sama sekali tidak dibenarkan.

8. Autogynephilia

Autogynephilia tidak dapat secara spesifik dikategorikan ke dalam penyimpangan seksual, tetapi merupakan bagian dari jenis penyimpangan seksual transvestisme.

Penderita kondisi ini memiliki ketertarikan seksual saat dirinya membayangkan berjenis kelamin lain. Imajinasi ini pun membuatnya menjadi lebih terangsang saat berhubungan dengan pasangannya.

9. Necrophilia

Necrophilia berasal dari bahasa Yunani, yaitu nekros yang berarti mayat dan philia yang berarti cinta. Necrophilia adalah jenis penyimpangan seksual paling ekstrem karena seseorang memiliki kesenangan untuk berhubungan seksual dengan mayat.

Berdasarkan data dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM5),  tidak ada kode khusus untuk necrophilia karena termasuk dalam penyimpangan seksual tidak umum. Paraphilia ini dikelompokan dalam kode 302,9 dan masih diteliti.

10. Zoofilia

Zoofilia adalah kelainan saat seseorang mendapatkan rangsangan dan kepuasan dari berhubungan seksual dengan binatang. Penderita zoophilia dikaitkan dengan gejala gangguan mental.

Baca JugaDemiseksual, Ketika Hasrat Seksual Muncul karena Ikatan Emosional

11. Klismaphilia

Klismaphilia adalah penyimpangan seksual yang membuat penderitanya mendapatkan rangsangan dan kepuasan seksual dari penggunaan enema. Enema ini merupakan tindakan memasukkan cairan ke dalam rektum melalui anus (pantat).

Pada sebagian kasus, penderita menikmati tindakan ini layaknya melakukan aktivitas seksual yang normal. Sementara itu, sebagian lainnya akan menggabungkan dengan hal lain, misalnya fetish tertentu, masturbasi, dan sebagainya.

12.Patrialisme

Penyimpangan seksual selanjutnya adalah patrialisme. Penderitanya akan merasakan ketertarikan seksual pada tipe atau bagian tubuh tertentu, tidak hanya pada kelamin, payudara, atau bibir pasangan.

Biasanya penderita memiliki kepuasan seksual dari bermain-main dengan bagian tubuh pasangannya, seperti mengisap jari-jari kaki.

13. Telephone Scatologia

Penyimpangan ini memiliki istilah lain acoustic voyeurism atau verbal exhibitionism. Penderita akan mendapatkan kepuasan seksual dari pembicaraan mesum lewat telepon.

14. Urophilia

Urophilia adalah kelainan seksual saat penderita merasakan hasrat seksual yang berkaitan dengan urine. Penderita bisa mendapatkan ketertarikan dengan membayangkan atau melihat seseorang ketika buang air kecil.

Pada kasus yang parah, penyimpangan seksual ini bisa membuat penderitanya mencium aroma urine orang lain hingga meminumnya.

Cara Mengatasi Penyimpangan Seksual

Segala bentuk kelainan seksual harus segera ditangani oleh profesional, terutama jika melibatkan anak di bawah umur, mengganggu kehidupan sosial, hingga memperbesar risiko terkena penyakit menular seksual.

Cara mengatasi penyimpangan seksual pada setiap orang berbeda-beda. Hal ini harus disesuaikan dengan gejala dan indikasi yang dirasakan.

Berdasarkan studi, penyimpangan seksual dapat diatasi dengan pengobatan gabungan psikoterapi dan obat-obatan. Adapun pengobatan kelainan seksual yang dapat diberikan oleh dokter atau tenaga profesional, di antaranya:

1. Obat-obatan

Beberapa jenis obat akan diresepkan pada penderita penyimpangan seksual, seperti:

  • Obat antiandrogen seperti medroxyprogesterone untuk mengurangi hasrat seks.
  • Obat antipsikotik golongan phenothiazine untuk mengurangi hasrat seksual yang ekstrem dan mengurangi perilaku agresif.
  • Obat antidepresan golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) untuk mengendalikan dorongan seksual.

Baca Juga16 Orientasi Seksual pada Manusia, Anda yang Mana?

2. Terapi

Terapi dilakukan untuk membantu mengubah perilaku mereka. Adapun jenis terapi yang dijalani berupa terapi perilaku kognitif dan terapi berkelompok.

  • Terapi Perilaku Kognitif: Terapi bertujuan untuk memperbaiki pola pikir pasien sehingga dapat menekan perilaku menyimpang.
  • Terapi Berkelompok: Tindakan ini memungkinkan para pasien saling berdiskusi dan berbagi tanpa takut penilaian negatif.

Itulah pembahasan seputar penyimpangan seksual. Semoga informasi kesehatan ini dapat membantu Anda mengenali jenis kelainan seksual dan mengetahui cara untuk mengatasinya.

 

  1. Aggrawal, Anil. 2016. Necrophilia. https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/necrophilia. (Diakses pada 11 Agustus 2023).
  2. Anonim. Introduction to Sexual Disorders. https://www.mentalhelp.net/sexual-disorders/.. (Diakses pada 11 Agustus 2023).
  3. Denko, Joanne. 2018. Klismaphilia. https://psychotherapy.psychiatryonline.org/doi/10.1176/appi.psychotherapy.1976.30.2.236. (Diakses pada 11 Agustus 2023).
  4. Dryden-Edwards, Roxanne, MD. 2022. Paraphilias. https://www.medicinenet.com/paraphilia/article.htm. (Diakses pada 11 Agustus 2023).
  5. Fisher, Kristy A & Marwaha, Raman. 2023. Paraphilia. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554425/. (Diakses pada 11 Agustus 2023).
  6. Solis-Moreira, Jocelyn. 2021. All About Sexual Disorders. https://psychcentral.com/disorders/sex-overview. (Diakses pada 11 Agustus 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi