Terbit: 20 February 2020 | Diperbarui: 8 March 2022
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Pedofilia adalah penyimpangan seksual dimana pelakunya memiliki ketertarikan seksual pada anak-anak. Kasus ini pun menjadi tindakan kejahatan seksual yang berupa pemerkosaan terhadap anak-anak. Ketahui lebih lanjut apa itu pedofilia, ciri-ciri pengidap pedofilia, cara mengatasi, pencegahan pedofili, dll.

Pedofilia: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Apa Itu Pedofilia?

Pedofilia adalah kelainan seksual dimana pelakunya memiliki ketertarikan secara seksual pada anak-anak di bawah usia 13 tahun atau anak remaja, baik anak perempuan dan anak laki-laki atau keduanya.

Pedofilia adalah bentuk kelainan seksual dari paraphilia. Istilah ini disebutkan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (2013; DSM-5). Perilaku kelainan seksual ini ini termasuk dalam dorongan seksual, fantasi, gairah, dan keinginan untuk melakukan aktivitas seksual tidak lazim dan ekstrim terhadap anak-anak.

Pelaku pedofilia disebut dengan pedofil. Berdasarkan penelitian, perilaku pedofilia cenderung terjadi pada laki-laki dewasa dibandingkan perempuan dewasa. Sementara prevalensi gangguan pedofilik pada laki-laki tidak diketahui atau faktornya sangat beragam.

Sementara itu, berdasarkan pernyataan dari FBI dan Interpol pada tahun 2018 menyatakan bahwa Indonesia memiliki kasus kejahatan pedofili tertinggi di seluruh Asia. Data ini pun diharapkan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat untuk mencegah dan menyelamatkan anak-anak dari bahaya pedofil.

Gejala Pedofila yang Harus Diwaspadai

Berdasarkan penelitian dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (2013; DSM-5), seseorang mungkin memiliki kecenderungan pedofilia apabila memiliki gejala berikut ini:

  • Memiliki fantasi secara intens yang melibatkan dorongan untuk melakukan hubungan seksual dengan anak-anak atau anak pra remaja.
  • Keinginan dan ketertarikan untuk melakukan hubungan seksual dengan anak-anak ini setidaknya sudah dirasakan selama minimal 6 bulan.
  • Dorongan seksual dengan anak-anak ini sampai mengganggu fungsi sosial Anda seperti urusan pekerjaan, sosial, keluarga, dll.
  • Seseorang yang berusia di atas 16 tahun dan memiliki ketertarikan pada seseorang yang berusia 5 tahun lebih muda darinya, namun tidak termasuk anak remaja yang menyukai seseorang berusia 12 atau 13 tahun.

Gejala pedofilia mungkin tidak dapat dipastikan karena indikatornya sangat luas. Selain itu, ciri-ciri pengidap  pedofilia juga termasuk dalam kecenderungan akses pornografi yang melibatkan anak-anak.

Yang perlu diperhatikan adalah apabila Anda memiliki ketertarikan tidak wajar terhadap anak-anak dan gejala yang sudah disebutkan, harap segera lakukan pemeriksaan atau konseling dengan dokter.

Penyebab Pedofilia

Sementara penyebab pedofilia masih belum diketahui, berikut ini adalah kecenderungan penyebab kenapa seseorang dapat memiliki penyimpangan seksual, yaitu:

1. Riwayat Keluarga

Beberapa bukti menyebutkan bahwa kasus pedofilia dapat terjadi dalam keluarga, namun penelitian ini masih terus dikembangkan untuk membuktikan apakah faktor genetika berpengaruh pada pembentukan perilaku seksual seseorang.

Selain itu, penelitian juga dilakukan untuk mengetahui apakah ada gangguan pedofilik terkait pada dorongan seksual berupa inses, mengingat adanya beberapa kasus pedofil yang terjadi antar anggota keluarga atau orang terdekat.

2. Trauma Masa Kecil

Seorang pedofil umumnya adalah seseorang yang pernah mengalami kejahatan seksual saat ia masih kecil, namun tidak mendapat penanganan yang baik sehingga kejadian itu membuatnya trauma. Seorang pedofil pun merasionalisasikan kejahatan seksual yang pernah dialaminya pada anak-anak lain.

Oleh karena itu, anak-anak korban pedofilia harus menjalani perawatan dan pengobatan traumatis yang mereka alami untuk menghindari penyimpangan seksual lainnya.

3. Pengaruh Hormon Testosteron

Sebuah penelitian fisiologis sedang meneliti kaitan antara hormon dan perilaku yang berpengaruh pada kecenderungan dorongan seksual seseorang. Dalam kasus ini, penurunan hormon seksual pria yaitu hormon testosteron dikaitkan sebagai penyebab penyimpangan seksual pedofilia ini.

4. Faktor Neurologis

Penelitian melalui pemindaian otak menunjukan bukti bahwa seorang pedofil umumnya memiliki IQ yang lebih rendah dari IQ rata-rata laki-laki dewasa, serta memiliki white matter atau penghubung otak yang lebih sedikit.

Studi lain juga menyatakan bahwa seseorang yang pernah mengalami cedera otak di masa kecil memiliki kecenderungan lebih besar memiliki perilaku seksual menyimpang daripada mereka yang tidak.

Sementara itu, faktor risiko pedifilia termasuk:

  • Tekanan sosial.
  • Gangguan psikososial.
  • Masalah pada kesehatan mental seperti depresi berat atau gangguan kecemasan.
  • Penggunaan akses pornografi berlebihan.
  • Penggunaan obat-obatan terlarang.
  • Perilaku individu yang cenderung bertindak karena desakan.

Pedofil juga cenderung memiliki gangguan pertumbuhan, postur tubuh lebih pendek, dan kidal. Terlepas itu semua, banyak faktor risiko pedofilia lainnya yang berubah-ubah dan masih terus diteliti.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Apabila Anda memiliki semua gejala dan ciri-ciri pedofilia yang sudah disebutkan di atas dan Anda merasa khawatir dengan dorongan seksual Anda, harap segera lakukan konseling dengan psikiater atau konsultasi dengan dokter.

Kesadaran diri sendiri sedari dini atas perilaku yang dianggap menyimpang dan memiliki kecenderungan untuk menyakiti orang lain akan berguna untuk keselamatan dan kesehatan Anda serat orang lain. Diagnosis lebih awal juga akan membantu pengobatan berjalan lebih efektif.

Diagnosis Pedofilia

Berikut ini adalah diagnosis pedofilia yang akan dilakukan oleh dokter, meliputi:

  • Evaluasi apakah Anda memiliki fantasi seksual pada anak berusia 13 tahun ke bawah.
  • Evaluasi apakah dorongan seksual tersebut mengganggu kehidupan sosial Anda.
  • Interview mendalam seputar kecenderungan seksual atau kejahatan seksual yang mungkin pernah dialami.
  • Penelitian laboratorium mungkin dibutuhkan.

Sebagian orang yang memiliki pedofilia cenderung menutupi dan menyembunyikannya karena merasa malu, padahal diagnosis lebih awal akan sangat membantu untuk menangani kelainan seksual dan mencegah hal-hal buruk yang mungkin terjadi.

Cara Mengatasi Pedofilia

Penyimpangan seksual pedofilia dapat menjadi kasus yang sangat berbahaya, mengingat seorang pedofil cenderung melakukan tindakan kejahatan terhadap anak-anak yang berarti menghancurkan masa depan anak tersebut.

Untuk mencegah kemungkinan terburuk, seorang pedofil harus ditangani dengan berapa cara, yaitu:

1. Psikoterapi

Perilaku pedofilia pada seorang pedofil dapat ditangani dengan psikoterapi jangka panjang yang tergantung pada kondisinya. Psikoterapi adalah pendekatan individu untuk mengatasi berbagai gangguan kesehatan mental.

Cara mengatasi pedofilia dengan psikoterapi termasuk dalam melibatkan orang tersebut dalam partisipasi sosial, pelatihan keterampilan tertentu, perawatan untuk kondisi lain seperti gangguan depresi atau trauma, dll.

Perawatan dengan psikoterapi umumnya dijalankan bersama dengan beberapa obat-obatan tertentu yang bertujuan untuk mengurangi atau mengubah dorongan seksual.

2. Obat-Obatan

Cara mengatasi pedofilia selanjutnya adalah dengan konsumsi obat-obatan tertentu untuk mengurangi produksi hormon testosteron serta mengubah gairah seksualnya. Dokter mungkin akan meresepkan obat antidepresan untuk mengendalikan fantasi seksual, mengurangi ereksi, dan mengatur bagaimana hormon seksual bekerja.

Tidak diketahui apakah kedua cara tersebut dapat sepenuhnya menyembuhkan pedofilia, namun perawatan yang intensif diharapkan dapat mencegah kejahatan pedofil terhadap anak-anak terjadi. Selain itu, seorang pedofi membutuhkan bimbingan sosial untuk mengubah pola pikirnya terhadap gairah seksual dan kehidupan secara luas.

 

Pencegahan Pedofilia

Belum ada data terkait apakah ada metode pencegahan agar seseorang tidak menjadi pedofil atau memiliki ketertarikan seksual pada anak-anak, namun menolong seorang pedofil dengan terapi, bimbingan, dan obat-obatan dapat membantu agar mereka tidak melakukan tindakannya terhadap anak-anak.

Selain itu, penting bagi orang tua untuk melindungi anak-anak dari pedofil dengan cara:

  • Ketahui semua kegiatan dan lingkungan anak Anda.
  • Lakukan komunikasi yang baik dengan anak.
  • Ajari anak Anda edukasi seksual sederhana seperti bagian tubuh mana yang boleh dan tidak boleh disentuh orang lain.
  • Ajari anak Anda cara berkomunikasi dengan orang lain.
  • Ajari anak Anda apa yang harus dilakukan saat menghadapi orang asing yang mungkin akan berbuat tidak benar.

Itulah pencegahan pedofilia. Pedofilia adalah penyimpangan seksual yang sangat berbahaya. Semoga informasi ini dapat meningkatkan kepedulian Anda terhadap bahaya pedofil dan cara mencegahnya.

 

  1. All Pro Dad. 2019. 5 Ways to Protect Your Children from a Pedophile. https://www.allprodad.com/5-ways-to-protect-your-children-from-a-pedophile/.  (Diakses pada Desember 2019).
  2. Brown, George R, MD. 2019. Pedophilia. https://www.msdmanuals.com/home/mental-health-disorders/sexuality-and-sexual-disorders/pedophilia. (Diakses pada Desember 2019).
  3. Hendrian, Dedi. 2018. FBI Sebut Angka Pedofilia Indonesia Tertinggi di Asia, KPAI Protes. https://www.kpai.go.id/berita/fbi-sebut-angka-pedofilia-indonesia-tertinggi-di-asia-kpai-protes.  (Diakses pada Desember 2019).
  4. Mental Help. 2019. Introduction to Sexual Disorders. https://www.mentalhelp.net/sexual-disorders/.  (Diakses pada Desember 2019).
  5. Psychology Today. 2019. Pedophilia. https://www.psychologytoday.com/intl/conditions/pedophilia.  (Diakses pada Desember 2019).
  6. The Editors of Encyclopaedia Britannica. 2019. Pedophilia. https://www.britannica.com/topic/pedophilia.  (Diakses pada Desember 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi