Terbit: 7 December 2021
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Terapi konversi bertujuan untuk mengembalikan orientasi seksual menjadi normal (heteroseksual), termasuk untuk homoseksual, lesbian, atau transgender. Namun, terapi ini kontroversi di berapa negara karena metode dan dampaknya. Selengkapnya simak penjelasannya berikut ini!     

Terapi Konversi untuk Menyembuhkan LGBT, Efektifkah?

Apa Itu Terapi Konversi?

Terapi konversi adalah segala bentuk pengobatan atau psikoterapi yang bertujuan untuk mengubah orientasi seksual, identitas gender, atau ekspresi gender pada seseorang. Terapi ini didasarkan pada asumsi bahwa menjadi seorang lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) adalah penyakit mental yang bisa disembuhkan.

Namun, karena praktik ini semakin diawasi karena kontroversi, penyedia terapi sering kali mengubah istilah mereka agar tidak terlacak. Beberapa istilah tersebut bisa relatif tidak berbahaya pada kesan pertama, misalnya terapi reparatif

Baca Juga: 16 Orientasi Seksual pada Manusia, Anda yang Mana?

Dalam praktiknya, terapi ini berusaha menghentikan atau menekan seseorang untuk menjadi gay, lesbi, atau dari hidup sebagai gender yang berbeda dengan jenis kelamin sejak lahir.

Dari yang biasa hingga ekstrem, berikut ini beberapa cara terapi konversi:

  • Terapi bicara.
  • Memanjatkan doa.
  • Ritual pengusiran setan.
  • Kekerasan fisik.
  • Makan makanan secara paksa atau bahkan kekurangan makanan.
  • Pemerkosaan korektif (metode penyembuhan orientasi seksual yang sudah ilegal).

Siapa yang Menjalani Terapi Konversi?

Praktik terapi ini berupaya untuk memodifikasi, menekan atau mengubah orientasi seksual atau identitas gendernya menjadi heteroseksualitas cisgender.

Ini termasuk:

  • Lesbian
  • Gay
  • Biseksual
  • Transgender
  • Interseks
  • Queer

Baca Juga: Kaum LGBT Rentan Terkena Masalah Kesehatan Ini

Apakah Terapi Konversi Efektif?

Tidak ada bukti kuat untuk mendukung klaim bahwa terapi ini efektif dalam mengubah orientasi seksual atau identitas gender. Beberapa penelitian melaporkan sedikit atau bahkan tidak ada perubahan orientasi seksual, dan laporan keberhasilan tidak meyakinkan karena keterbatasan penelitian ilmiah.

Belum ada penelitian yang meneliti efektivitas terapi konversi yang bertujuan mengubah identitas gender yang diidentifikasi selama periode pencarian.

Namun, hanya ada bukti bahaya yang terkait dengan terapi ini yang melebihi beberapa manfaatnya, seperti dukungan sosial dan rasa memiliki.

Selain itu, manfaat yang dilaporkan adalah umum untuk sebagian besar bentuk terapi bicara atau kelompok pendukung dan bisa diberikan oleh pendekatan lain yang lebih afirmatif untuk mengurangi risiko bahaya.

Semakin banyak bukti kuantitatif bahwa terapi konversi menyebabkan kesehatan mental yang buruk, termasuk pikiran untuk bunuh diri dan upaya bunuh diri. Namun, satu penelitian baru-baru ini juga menemukan bahwa upaya perubahan identitas gender terkait dengan hasil kesehatan negatif yang serupa.

Dampak Buruk Terapi Konversi?

Terapi ini sebenarnya bertujuan untuk menyembuhkan penyimpangan orientasi seksual, namun kenyataannya tidak. Banyak kelompok medis, termasuk American Psychological Association (APA), mempertanyakan kemanjuran dan bukti untuk terapi semacam ini.

Bahkan APA mengatakan bahwa upaya untuk mengubah orientasi seksual seseorang terkadang dapat mengakibatkan perubahan beberapa perilaku untuk sementara, tetapi perubahan tersebut sering disertai dengan efek berikut ini:

  • Depresi berat.
  • Kecemasan.
  • Rasa malu.
  • Berkurangnya harga diri.
  • Tidak berdaya.
  • Putus asa.
  • Peningkatan percobaan bunuh diri.
  • Penggunaan obat-obatan terlarang.
  • Berisiko tinggi terhadap HIV dan penekit menular seksual (PMS).

Orang yang menjalani terapi ini karena keyakinan agamanya bahkan terapi ini membuatnya trauma emosional.

Baca Juga: Makan Daging Babi Sebabkan LGBT? Ini Faktanya!

Pelarangan Terapi Konversi di Beberapa Negara

Banyak negara telah memberlakukan larangan penuh atau sebagian terhadap terapi ini, termasuk Jerman, Kanada, Malta, Meksiko, dan sebagian Australia, terlebih karena LGBTQ dianggap sebagai Hak Asasi Manusia (HAM).

Namun penelitian menunjukkan perilaku seksual yang tidak sesuai dari homoseksual meningkatkan prevalensi infeksi menular seksual dan HIV/AIDS di dunia

Di Jerman, terapi untuk penyimpangan seksual tidak diperbolehkan untuk anak usia 18 tahun ke dan orang dewasa dalam kasus pemaksaan atau penipuan. Sekitar 20 negara bagian Amerika Serikat juga telah melarang praktik tersebut.

Itulah terapi konversi yang kontroversi karena memiliki banyak dampak buruk daripada manfaatnya bagi kesehatan.

 

  1. Anonim. 2021. Conversion therapy: an evidence assessment and qualitative study. https://www.gov.uk/government/publications/conversion-therapy-an-evidence-assessment-and-qualitative-study/conversion-therapy-an-evidence-assessment-and-qualitative-study. (Diakses pada 7 Desember 2021).
  2. Anonim. What is conversion therapy?. https://www.glaad.org/conversiontherapy. (Diakses pada 7 Desember 2021).
  3. Cullinan, Kerry dan Khatondi S. 2021. Explainer: What is ‘conversion therapy’?. https://www.opendemocracy.net/en/5050/explainer-what-is-conversion-therapy/. (Diakses pada 7 Desember 2021).
  4. Farley, Harry dan Eleanor L. 2021. What is conversion therapy and when will it be banned?. https://www.bbc.com/news/explainers-56496423. (Diakses pada 7 Desember 2021).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi