Terbit: 5 April 2023
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak menyebabkan kematian pada wanita. Meski begitu, Anda tidak perlu khawatir karena terdapat cara untuk menurunkan risiko pertumbuhan sel kanker. Simak berbagai tipsnya dalam ulasan berikut.

12 Cara Mencegah Kanker Payudara yang Penting Diketahui Wanita

Cara Agar Tidak Terkena Kanker Payudara

Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kanker payudara, di antaranya:

1. Rutin Olahraga

Olahraga merupakan salah satu cara mudah untuk menjaga tubuh tetap sehat. Studi menemukan bahwa wanita yang rajin olahraga memiliki risiko 2 kali lebih rendah untuk mengalami kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang tidak berolahraga.

Anda disarankan untuk melakukan olahraga intensitas sedang selama 150-300 menit per minggu

Selain itu, olahraga juga dapat membantu wanita yang terkena kanker payudara untuk pulih lebih cepat setelah operasi dan mengatasi efek samping pengobatan yang dijalani. Penderita kanker payudara disarankan untuk olahraga 150 menit per minggu.

Beberapa olahraga yang dapat Anda lakukan adalah jalan kaki, berlari, berenang, atau menari. Pilihlah aktivitas fisik yang Anda sukai agar olahraga terasa menyenangkan. 

Selain itu, jangan memaksakan diri untuk berolahraga jika Anda sedang menderita kanker payudara. Pastikan untuk melakukan konsultasi pada dokter terlebih dahulu sebelum mulai berolahraga.

2. Menjaga Berat Badan Ideal

Menjaga berat badan dalam rentang normal merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan keseluruhan dan menurunkan risiko kanker. 

Memiliki berat badan yang berlebihan pada umumnya menunjukkan bahwa seseorang memiliki jumlah lemak tubuh yang lebih banyak dari rekomendasi. Jumlah lemak tubuh yang berlebihan di area perut dapat mengganggu hormon sehingga dapat meningkatkan risiko kanker payudara dan kanker ovarium

Oleh sebab itu, Anda disarankan untuk menjaga berat badan tetap ideal dengan melakukan pola hidup sehat dan menjalani pola makan gizi seimbang. 

3. Berhenti Merokok

Merokok sudah diketahui dapat memberikan efek buruk pada kesehatan, termasuk meningkatkan risiko kanker payudara. 

Racun dalam asap rokok dapat melemahkan sistem imun sehingga tubuh menjadi kesulitan untuk membunuh sel kanker. Selain itu, asap tembakau juga dapat merusak dan menyebabkan mutasi DNA pada sel tubuh. Akibatnya sel akan tumbuh secara tidak normal dan membentuk tumor. 

Tidak hanya merokok secara aktif, Anda juga perlu menghindari asap rokok agar tidak menjadi perokok pasif.

Baca Juga: 8 Makanan yang Dapat Membantu Mencegah Kanker Payudara

4. Membatasi Konsumsi Minuman Beralkohol

Risiko Anda terkena kanker payudara akan meningkat seiring dengan meningkatnya frekuensi dan jumlah konsumsi alkohol. 

Alkohol akan meningkatkan jumlah hormon estrogen dan menyebabkan kerusakan DNA dalam tubuh. Oleh sebab itu, Anda perlu membatasi konsumsi alkohol tidak lebih dari 1 kali sehari.

Konsumsi Alkohol bahkan dalam jumlah yang kecil dapat meningkatkan risiko kanker.

5. Hindari Paparan Radiasi

Wanita yang pernah menerima terapi radiasi pada bagian dada sebelum usia 30 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker payudara. 

Anda mungkin harus konsultasi ke dokter tentang apa saja efek samping dari penggunaan terapi radiasi untuk pengobatan. Tindakan pencegahan diperlukan untuk menurunkan risiko kanker payudara.

6. Konsumsi Makanan Gizi Seimbang

Menyeimbangkan pola makan sehat dan aktivitas fisik setiap hari adalah sesuatu yang direkomendasikan. Pola makan sehat mungkin hanya memainkan peran kecil namun tetap dapat mencegah kanker payudara dan secara signifikan efektif menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Hindari makanan tinggi lemak dan mulai konsumsi sayur, buah, serta biji-bijian. Pertimbangkan untuk rutin makan makanan tinggi antioksidan.

Baca Juga: Rutin Konsumsi Yoghurt Turunkan Risiko Kanker Payudara?

7. Kontrol Penggunaan Terapi Hormon untuk Menopause

Jika Anda menggunakan terapi hormon untuk mengatasi gejala menopause, konsultasikan dengan dokter tentang efek sampingnya. Pasalnya, menggunakan terapi hormon kombinasi lebih dari 3-5 tahun dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

Anda mungkin harus menggunakan dosis terapi hormon yang paling rendah atau hanya menggunakannya dalam jangka pendek. Gunakan terapi hormon sesuai saran dokter.

8. Hindari Pil KB pada Kondisi Khusus

Penggunaan pil KB pada usia lebih dari 35 tahun dapat meningkatkan risiko kanker payudara. 

Oleh sebab itu, sebelum memutuskan mencegah kehamilan dengan pil KB atau IUD yang mengandung hormon, Anda disarankan untuk melakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu terutama jika ada riwayat keluarga yang mengalami kanker payudara.

9. Menyusui 

Selain membangun koneksi emosional dengan bayi, ternyata menyusui memiliki peran penting dalam mencegah kanker payudara. Semakin lama Anda menyusui, maka risiko kanker payudara juga akan menurun.

Selama menyusui, akan terjadi perubahan hormon yang menunda menstruasi. Pada masa ini, kadar hormon estrogen akan tetap stabil dan menurunkan risiko pertumbuhan sel kanker pada payudara. 

10. Tidur Cukup dan Berkualitas

Tidur yang berkualitas dengan durasi yang cukup memang tidak dapat mencegah kanker payudara, tetapi dapat menjaga kesehatan tubuh.

Tidur dapat memengaruhi otak, sistem imun, produksi dan regulasi hormon, metabolisme, serta berat badan. Selain itu, tidur juga akan memengaruhi fungsi sel. 

Anda disarankan untuk tidur berkualitas sebanyak 7 sampai 8 jam setiap malam untuk membuat fungsi tubuh berjalan dengan baik.

11. Menjalani Deteksi Dini Secara Teratur

Cara yang paling efektif untuk mencegah kanker payudara yang parah adalah melakukan deteksi dini secara teratur, terutama jika Anda memiliki riwayat kanker payudara dalam keluarga. 

Beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk melakukan deteksi dini pencegahan kanker payudara, di antaranya:

  • Memeriksa Payudara Sendiri (SADARI)

SADARI sangat dianjurkan untuk semua wanita mulai dari usia 20 tahun hingga lebih tua untuk mengidentifikasi tanda kanker payudara sejak dini. Lakukan SADARI sekitar 7-10 hari setelah menstruasi. Lewat pemeriksaan ini, Anda dapat menyadari adanya perubahan pada payudara. 

  • Memeriksa Payudara Klinis (SADANIS)

Jika Anda menemukan hal yang tidak biasa pada payudara, sebaiknya Anda segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Jika dokter menemukan adanya indikasi kanker, maka dokter akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan lain.

  • Mamografi

Mamografi merupakan pemeriksaan yang menggunakan sinar x untuk mendapatkan gambar bagian dalam payudara. Anda disarankan untuk melakukan pemeriksaan ini setiap tahun. Konsultasi dengan dokter diperlukan untuk menentukan waktu yang tepat menjalani pemeriksaan ini.

12. Mengurangi Stres

Stres dapat memberikan efek buruk pada kesehatan, termasuk bagi Anda yang sudah menderita kanker payudara. Stres dapat mengubah jumlah hormon dalam tubuh. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko kanker, termasuk kanker payudara. 

Anda dapat mengurangi stres dengan meditasi, olahraga, atau melakukan hobi lainnya. Mengurangi stres dapat meningkatkan kualitas hidup penderita kanker payudara. Selain itu, efek samping pengobatan pun dapat dikurangi dengan membuat diri Anda tidak stres. 

Beberapa faktor risiko kanker payudara berkaitan dengan gaya hidup. Oleh karena itu, gaya hidup yang sehat dapat membantu menurunkan risiko terkena kondisi ini.

Baca Juga: Benarkah Sering Menggunakan Deodoran Picu Kanker Payudara?

Faktor Risiko Kanker Payudara

Hingga saat ini, penyebab pasti dari kanker payudara belum diketahui dengan pasti. Ada beberapa faktor risiko yang berada di luar kendali, tetapi ada juga faktor risiko yang berkaitan dengan gaya hidup sehingga Anda dapat mencegahnya, di antaranya:

1. Faktor Kehamilan

Kehamilan memiliki peran besar dalam kanker payudaraWanita yang belum pernah hamil atau hamil pertama kali pada usia di atas 35 tahun akan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker payudara. 

2. Faktor Usia

Risiko seseorang untuk terkena kanker payudara akan meningkat seiring dengan bertambah usia. Kasus kanker payudara banyak ditemukan pada wanita di atas usia 50 tahun.

Selain itu, wanita yang mengalami menstruasi sebelum usia 11 tahun serta wanita yang mengalami menopause setelah usia 55 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker payudara. 

3. Faktor Genetik

Faktor genetik memberikan kontribusi pada pertumbuhan sel kanker pada payudara. 

Wanita memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker payudara. Selain itu, jika ada anggota keluarga yang mengalami kanker payudara, maka risiko seseorang terkena kanker ini juga meningkat.

4. Faktor Lain

Kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker payudara antara lain; memiliki kondisi payudara khusus, ukuran payudara yang lebih besar, pernah mengalami kanker payudara pada satu payudara, serta pernah menerima perawatan radiasi pada area dada. 

 

  1. Anonim. 2020. Can I Lower My Risk of Breast Cancer?. https://www.cancer.org/cancer/breast-cancer/risk-and-prevention/can-i-lower-my-risk.html. (Diakses pada 21 Februari 2023).
  2. Anonim. Breast Cancer Risk and Prevention. https://www.cancer.org/cancer/breast-cancer/risk-and-prevention.html. (Diakses pada 21 Februari 2023).
  3. Anonim. Does Stress Cause Cancer? https://cancer.ca/en/cancer-information/reduce-your-risk/myths-and-controversies/does-stress-cause-cancer. (Diakses pada 21 Februari 2023).
  4. Anonim. 2022. Cancer. https://www.cdc.gov/tobacco/campaign/tips/diseases/cancer.html. (Diakses pada 21 Februari 2023). 
  5. Anonim. 2021. Breast Cancer Prevention: How To Reduce Your Risk. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/womens-health/in-depth/breast-cancer-prevention/art-20044676. (Diakses pada 21 Februari 2023).
  6. Anonim. 2021. Understanding Breast Cancer — Prevention. https://www.webmd.com/breast-cancer/guide/understanding-breast-cancer-prevention. (Diakses pada 21 Februari 2023).
  7. Anonim. 2020. 8 Ways to Prevent Breast Cancer. https://siteman.wustl.edu/prevention/take-proactive-control/8-ways-to-prevent-breast-cancer/. (Diakses pada 21 Februari 2023).
  8. Aulia. 2016. Enam Langkah SADARI untuk Deteksi Dini Kanker Payudara. https://p2ptm.kemkes.go.id/tag/enam-langkah-sadari-untuk-deteksi-dini-kanker-payudara. (Diakses pada 21 Februari 2023).
  9. Heid, Markham. 2014. How Your Weight Affects Your Cancer Risk. https://www.mdanderson.org/publications/focused-on-health/your-body-weight-and-cancer-risk.h17-1589046.html. (Diakses pada 21 Februari 2023).
  10. Nichols, Hannah. 2021. Breast Cancer: Suggestions To Reduce Risk. https://www.medicalnewstoday.com/articles/how-to-prevent-breast-cancer. (Diakses pada 21 Februari 2023).
  11. Ng, Andrea K. dan Lois B. Travis. 2009. Radiation Therapy and Breast Cancer Risk. https://jnccn.org/view/journals/jnccn/7/10/article-p1121.xml. (Diakses pada 21 Februari 2023). 
  12. Suni, Eric. 2022. Cancer and Sleep. https://www.sleepfoundation.org/physical-health/cancer-and-sleep. (Diakses pada 21 Februari 2023).
  13. Wendler, Ronda. 2022. Exercise During Cancer Treatment: 4 Things To Know. https://www.mdanderson.org/cancerwise/exercise-during-cancer-treatment–4-things-to-know.h00-159543690.html. (Diakses pada 21 Februari 2023).
  14. Woods, James. 2015. What Does Estrogen Have To Do With Belly Fat?. https://www.urmc.rochester.edu/ob-gyn/ur-medicine-menopause-and-womens-health/menopause-blog/may-2015/what-does-estrogen-have-to-do-with-belly-fat.aspx. (Diakses pada 21 Februari 2023). 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi