Terbit: 29 January 2020
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Abacavir adalah obat yang digunakan untuk pengobatan HIV (human immunodeficiency virus) untuk mencegah agar virus tidak berkembang biak. Obat generik abacavir tersedia dalam merek dagang obat Ziagen. Ketahui abacavir obat apa, fungsi obat, dosis , efek samping, dll.

Abacavir: Manfaat, Dosis, Efek Samping, dll

Rangkuman Informasi Umum Obat Abacavir

Berikut ini adalah informasi umum obat Abacavir HIV, yaitu:

Nama Obat Abacavir
Kandungan Obat Abacavir 300 mg/tablet
Kelas Obat Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTIs)
Kategori Obat resep
Manfaat Obat Mengatasi HIV
Kontraindikasi Liver
Sediaan Obat Tablet
Harga Obat Rp2.500.000

Obat abacavir adalah obat dengan harga yang cukup mahal. Anda mungkin juga hanya dapat mendapatkan obat ini di rumah sakit tertentu karena obat ini tidak dijual bebas di semua apotik.

Abacavir Obat Apa?

Abacavir adalah obat untuk mencegah virus human immunodeficiency (HIV) agar tidak berkembang biak dengan cepat dalam tubuh pengidap HIV. HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan mengancam sepanjang hidup penderitanya.

Obat ini diperlukan bagi penderita HIV agar virus tersebut tidak semakin memburuk dan dapat menyebabkan sindrom imunodefisiensi (AIDS). Walaupun begitu, obat ini tidak dapat menyembuhkan HIV, hanya mengurangi gejala atau menekan virus HIV.

Obat ini dapat digunakan pada anak-anak berusia 3 bulan ke atas hingga orang dewasa dengan perawatan dan pengawasan dokter. Obat ini mungkin juga digunakan dengan kombinasi obat HIV lainnya untuk menambah efektivitas dalam menekan gejala HIV.

Cara Kerja Obat Abacavir HIV

Abacavir adalah golongan obat dalam kelas obat nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTIs).

Obat golongan NRTIs ini bekerja dengan cara memblokir enzim HIV yang disebut dengan reverse transcriptase untuk mencegah HIV berkembang biak atau melakukan penggandaan dalam tubuh. Kandungan NRTIs ini juga dapat mengurangi jumlah HIV dalam tubuh, sehingga gejala HIV tidak bertambah buruk.

Dokter mungkin akan meresepkan obat abacavir dengan obat kombinasi lain untuk membantu penderita HIV dapat hidup sehat lebih lama dan menekan risiko HIV berkembang menjadi penyakit AIDS. Selain itu, obat ini juga akan mengurangi risiko penularan HIV.

Dosis Abacavir HIV

Berikut ini adalah panduan dosis obat abacavir HIV secara umum, yaitu:

  • Dewasa: 300 mg per oral dua kali sehari atau 600 mg per oral sekali sehari.
  • Anak di 3 Bulan ke Atas (BB 14-19 kg): 150 mg per oral dua kali sehari atau 300 mg per oral sekali sehari.
  • Anak dengan BB 20-24 kg: 150 mg  dan 300 mg per oral satu kali sehari atau 450 mg per oral sekali sehari.

Obat ini juga dikombinasikan dengan agen antiretroviral lainnya untuk pengobatan infeksi HIV-1. Sementara itu, dosis obat pada setiap orang berbeda-beda, tergantung pada:

  • Usia.
  • Jenis kelamin.
  • Kondisi kesehatan.
  • Gejala infeksi yang dialami.
  • Durasi pengobatan.

Panduan dosis ini tidak dapat menggantikan konsultasi langsung dengan dokter. Harap selalu menggunakan obat apapun sesuai dengan petunjuk dokter, terlebih lagi perawatan HIV harus ditangani dengan serius.

Petunjuk Penggunaan Obat Abacavir

Berikut ini adalah petunjuk penggunaan obat abacavir HIV, yaitu:

  • Ikuti semua petunjuk pada label resep sesuai dosis dan jadwal minum obat.
  • Terdapat Medication Guide and a Warning Card atau Panduan Pengobatan dan Kartu Peringatan dalam obat ini yang harus Anda pelajari.
  • Obat ini dapat diminum sesudah atau sebelum makan.
  • Gunakan alat takar obat atau jarum suntik yang disediakan untuk pengukur dosis.
  • Gunakan semua obat kombinasi HIV sesuai dosis dan jadwal.
  • Jangan mengubah dosis atau jadwal pemberian dosis Anda tanpa pengawasan dokter Anda.
  • Anda diharuskan melakukan konsultasi HIV rutin.
  • Simpan obat ini pada suhu kamar atau jauh dari kelembaban dan panas.

Setiap orang dengan HIV harus tetap di bawah perawatan dokter mengingat penyakit ini mengancam jiwa seumur hidup dan belum ada obat yang tepat untuk menyembuhkannya. Mengikuti saran dokter dan melakukan perawatan yang dianjurkan dapat membantu kondisi penderita HIV agar tetap sehat.

Interaksi Obat Abacavir

Berikut ini adalah daftar obat yang memiliki risiko interaksi dengan obat abacavir, yaitu:

  • Asam Asetilsalisilat (aspirin)
  • Aspirin Kekuatan Rendah (aspirin)
  • Ativan (lorazepam)
  • Bactrim (sulfametoksazol / trimetoprim)
  • Cialis (tadalafil)
  • Crestor (rosuvastatin)
  • Epivir (lamivudine)
  • Isentress (raltegravir)
  • Kaletra (lopinavir / ritonavir)
  • lamivudine
  • Lyrica (pregabalin)
  • Nevirapine
  • Norvir (ritonavir)
  • Paracetamol (acetaminophen)
  • Prezista (darunavir)
  • Reyataz (atazanavir)
  • Tenofovir
  • Tivicay (dolutegravir)
  • Truvada (emtricitabine / tenofovir)
  • Viread (tenofovir)
  • Vitamin B Complex 100 (multivitamin)
  • Vitamin B12 (cyanocobalamin)
  • Vitamin D3 (cholecalciferol)

Umumnya, dokter yang menangani penderita HIV sudah dapat meminimalisir kemungkinan interaksi obat ini dengan obat lainnya agar tidak menurunkan fungsi obat dalam menekan HIV.

Efek Samping Abacavir

Berikut ini adalah kemungkinan efek samping abacavir yang mungkin terjadi, yaitu:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Nyeri perut
  • Sesan napas
  • Diare
  • Batuk
  • Ruam kulit
  • Sakit tenggorokan
  • Kesemutan pada wajah, kaki, dan tangan
  • Mual dan muntah
  • Lelah

Kondisi setiap orang dalam mencerna obat berbeda-beda, jadi harap hubungi dokter Anda apabila Anda mengalami gejala ringan sampai serius terkait penggunaan obat ini.

Peringatan Obat Abacavir

Perhatikan peringatan penggunaan obat avelox berikut ini:

  • Beritahu dokter apabila Anda memiliki riwayat alergi terhadap obat yang mengandung abacavir seperti Ziagen, Epzicom, Triumeq, Trizivir, atau obat lainnya.
  • Beritahu dokter apabila Anda memiliki riwayat penyakit jantung, liver, tekanan darah tinggi, atau penyakit serius lainnya.
  • Selalu minum obat sesuai dengan dosis dan anjuran dokter.
  • Penggunaan obat untuk wanita yang sedang berencana hamil, sedang hamil, dan sedang menyusui harus dikonsultasikan dengan dokter.
  • Wanita dengan HIV atau AIDS tidak dianjurkan untuk menyusui bayi. Bila bayi Anda lahir tanpa HIV, virus dapat ditularkan ke bayi melalui ASI Anda.

Petunjuk Penyimpanan Abacavir

Menyimpan obat di tempat yang benar akan berpengaruh pada kinerja obat. Berikut ini panduan cara menyimpan obat dengan benar agar tidak rusak:

  • Paparan cahaya, panas, air dan kelembapan dapat merusak kandungan obat.
  • Simpan obat-obatan Anda di tempat yang sejuk dan kering atau di bawah suhu 30°C.
  • Gunakan jarum dan alat suntik hanya sekali dan kemudian masukkan ke dalam wadah “benda tajam” anti-tusukan.
  • Anda dapat menyimpan obat di kotak obat khusus, kotak P3K, atau laci lemari.
  • Jauhi obat dari kompor, wastafel, dan semua peralatan panas.
  • Selalu simpan obat dalam wadah aslinya.
  • Jangan membuang obat sembarangan karena akan mencemari lingkungan.
  • Selalu simpan obat Anda di luar jangkauan dan di luar jangkauan anak-anak.
  • Tanyakan apoteker Anda tentang instruksi penyimpanan spesifik.

Itulah pembahasan lengkap tentang abacavir obat apa, manfaat obat abacavir, dosis, efek samping, dll. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda.

 

  1. AIDSinfo. 2019. AbacavirHIV. https://aidsinfo.nih.gov/drugs/257/abacavir/0/patient.  (Diakses pada 24 Desember 2019).
  2. Multum, Cerner. 2018. Abacavir. https://www.drugs.com/mtm/abacavir.html.  (Diakses pada 24 Desember 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi