Terbit: 9 May 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Kanker ovarium adalah jenis kanker yang tumbuh dan berkembang di ovarium, kelenjar kecil yang berada di kedua sisi rahim. Simak penjelasan mengenai gejala, penyebab, hingga cara mengobatinya di bawah ini.

Kanker Ovarium: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu Kanker Ovarium?

Kanker ovarium adalah jenis kanker yang dimulai di ovarium atau disebut indung telur. Kanker ini terjadi ketika sel abnormal di ovarium atau saluran tuba tumbuh serta berkembang di luar kendali. Kondisi ini sering kali tidak terdeteksi sampai menyebar di dalam panggul dan perut. 

Sistem reproduksi wanita memiliki dua ovarium yang berada di sisi kanan dan kiri rahim dengan ukuran sebesar kacang almond. Ovarium menghasilkan telur (ovum) serta hormon estrogen dan progesteron.

Gejala Kanker Ovarium

Kanker ovarium tahap awal jarang menimbulkan gejala. Namun, saat memasuki stadium lanjut, gejala kanker ovarium bisa dikenali.

Berikut ini beberapa gejala yang bisa terjadi, antara lain:

  • Perut kembung atau bengkak.
  • Cepat merasa kenyang saat makan.
  • Penurunan berat badan.
  • Ketidaknyamanan di bagian panggul.
  • Perubahan kebiasaan buang air besar.
  • Sembelit.
  • Sering buang air kecil.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Sesegera mungkin kunjungi dokter jika Anda memiliki ciri-ciri kanker ovarium yang mengkhawatirkan. Selain itu, jika Anda memiliki keluarga  dengan riwayat kondisi ini atau kanker payudara, sebaiknya konsultasi dengan dokter tentang risiko yang mungkin bisa terjadi.

Penyebab Kanker Ovarium

Hingga kini belum ada penjelasan yang pasti mengenai penyebab kondisi ini. Meski begitu dokter telah mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit ini.

Secara umum, kanker dimulai ketika sel mengembangkan kesalahan (mutasi) dalam DNA-nya. Mutasi memberi tahu sel untuk tumbuh dan berkembang dengan cepat, membentuk massa (tumor) sel-sel abnormal.

Sel-sel abnormal dapat menyerang jaringan di dekatnya dan menyebar di tempat lain di tubuh atau disebut bermetastasis.

Baca Juga: Sindrom Hiperstimulasi Ovarium: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Faktor Risiko

Berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko kanker ovarium, di antaranya:

  • Lansia. Kanker ovarium dapat terjadi pada usia berapapun, tetapi paling sering terjadi pada wanita usia 50 hingga 60 tahun.
  • Mutasi gen yang diturunkan. Sebagian kecil kanker ovarium disebabkan oleh mutasi gen yang diwarisi dari orang tua. Gen yang diketahui meningkatkan risiko kanker ovarium disebut breast cancer gene 1 ( (BRCA1) dan breast cancer gene 2 (BRCA2). 
  • Riwayat keluarga. Seseorang dengan dua atau lebih saudara yang memiliki kanker ovarium, maka risiko terkena penyakit ini akan semakin besar.
  • Terapi hormon. Terapi penggantian hormon estrogen, terutama dengan penggunaan jangka panjang dan dalam dosis besar.
  • Usia mulai dan berakhirnya menstruasi. Mulai mengalami haid pada usia dini atau menopause terjadi pada usia lebih tua, dapat meningkatkan risiko kanker ovarium.

Jenis Kanker Ovarium

Pada dasarnya, sel tempat kanker berkembang dapat menentukan jenis kanker ovarium yang Anda miliki. Jenis kanker ovarium meliputi:

  • Tumors Epitel

Tumor ini dimulai pada lapisan tipis jaringan yang menutupi bagian luar indung telur. Sekitar 90 persen kanker ovarium adalah tumor epitel.

  • Tumor Stroma

Tumor ini dimulai pada jaringan indung yang mengandung sel penghasil hormon. Tumor ini biasanya didiagnosis pada stadium lebih awal dari tumor ovarium lainnya. Sekitar 7 persen tumor ovarium adalah stroma.

  • Tumor Sel Germinal

Tumor ini biasanya berkembang pada sel penghasil sel telur. Kanker ovarium langka ini cenderung terjadi pada wanita yang lebih muda.

Baca Juga: Tumor: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Diagnosis Kanker Ovarium

Berikut ini adalah tes dan prosedur yang digunakan untuk mendiagnosis kanker ovarium, di antaranya:

  • Pemeriksaan Panggul

Selama pemeriksaan panggul, dokter akan memasukkan jari yang telah dilindungi sarung tangan khusus ke dalam vagina, dan secara bersamaan menekan tangan ke perut untuk merasakan (meraba-raba) area panggul. Selain itu, dokter juga bisa memeriksa leher rahim eksternal.

  • Tes Pencitraan

Tes pencitraan seperti ultrasonografi (USG) atau computerized tomography scan (CT scan) perut dan panggul dapat membantu menentukan ukuran, bentuk, dan struktur ovarium.

  • Tes Darah

Tes darah mungkin termasuk tes fungsi organ sehingga dapat membantu menentukan kesehatan secara keseluruhan.

Dokter mungkin juga menguji darah untuk penanda tumor yang mengindikasikan kanker ovarium. Misalnya, tes CA125 (cancer antigen 125) dapat mendeteksi protein yang sering ditemukan pada permukaan sel kanker ovarium.

Meski begitu, tes-tes ini tidak dapat memberi tahu dokter apakah Anda menderita kanker, tetapi dapat memberikan petunjuk tentang diagnosis dan prognosis.

Kadang-kadang dokter tidak dapat memastikan diagnosis sampai Anda menjalani operasi untuk mengangkat ovarium dan mengujinya untuk tanda-tanda kanker.

Stadium Kanker Ovarium

Setelah hasil diagnosis mengatakan bahwa Anda memiliki kanker ovarium, langkah selanjutnya dokter akan menggunakan informasi dari tes untuk menentukan stadium kanker.

Stadium kanker ditentukan berdasarkan seberapa jauh kanker telah menyebar. Terdapat empat tahap stadium dan setiap stadium memiliki sub-stadium. Berikut penjelasannya:

Stadium I

Kanker ovarium stadium I memiliki tiga sub-stadium:

  • Stadium 1A: Kanker terbatas atau terlokalisasi pada satu ovarium.
  • Stadium 1B: Kanker di kedua ovarium.
  • Stadium 1C: Ada juga sel kanker di bagian luar ovarium.

Stadium II

Pada stadium II, tumor telah menyebar ke struktur panggul. Kondisi ini memiliki dua sub-stadium:

  • Stadium 2A: Kanker telah menyebar ke rahim atau saluran tuba.
  • Stadium 2B: Kanker menyebar ke kandung kemih atau rektum.

Stadium III

Kanker ovarium stadium III memiliki tiga sub-stadium:

  • Stadium 3A: Kanker telah menyebar di luar panggul ke lapisan perut dan kelenjar getah bening di perut.
  • Stadium 3B: Sel-sel kanker berada di luar limpa atau hati.
  • Stadium 3C:  Ukuran kanker setidaknya 1,9 cm terlihat di perut atau di luar limpa. Namun, kanker itu tidak ada di dalam limpa atau hati.

Stadium IV

Pada stadium IV, tumor telah bermetastasis atau menyebar seperti di luar panggul, perut, dan kelenjar getah bening ke hati atau paru-paru. Stadium IV sendiri memiliki dua sub-stadium:

  • Stadium 4A: Sel-sel kanker berada dalam cairan di sekitar paru-paru.
  • Stadium 4B: Tahap paling lanjut, sel-sel telah mencapai bagian dalam limpa atau hati atau bahkan organ jauh lainnya seperti kulit atau otak.

Baca Juga: Penyebab Wanita Menopause Rentan Terkena Kanker Endometrium

Pengobatan Kanker Ovarium

Perawatan kanker ovarium biasanya melibatkan kombinasi operasi dan kemoterapi. Selain itu, perawatan akan tergantung pada banyak faktor, seperti jenis, stadium, tingkat kanker, usia, preferensi pribadi, dan aksesibilitas.

Beberapa pilihan perawatan yang bisa dilakukan, di antaranya:

  • Pembedahan

Pilihannya akan tergantung pada jenis kanker dan seberapa jauh penyebarannya. Pilihan pembedahan termasuk histerektomi, pengangkatan satu atau kedua indung telur, dan pengangkatan kelenjar getah bening yang terkena. Dokter akan membahas pilihan yang sesuai dengan kondisi pasien.

  • Kemoterapi

Jika menggunakan obat kemoterapi oral, suntikan atau infus, pengobatan ini bisa memengaruhi kondisi tubuh.

Pilihan lain adalah kemoterapi intraperitoneal. Dalam hal ini, sebuah saluran mengantarkan obat langsung ke area tubuh yang terkena kanker. Kemoterapi dapat memiliki efek samping luas, terutama jika itu memengaruhi seluruh tubuh.

  • Terapi yang Ditargetkan

Beberapa perawatan menargetkan sel-sel spesifik yang membantu mendorong pertumbuhan kanker. Contohnya termasuk therapeutic monoclonal antibodies dan angiogenesis inhibitors. Terapi yang ditargetkan bertujuan untuk membatasi efek samping dengan menargetkan fungsi tertentu.

  • Terapi Radiasi

Terapi radiasi atau radioterapi menggunakan sinar X untuk membunuh sel kanker. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan memasukkan cairan radioaktif ke dalam peritoneum. Terapi ini dapat membantu orang dengan kanker ovarium lanjut.

  • Imunoterapi (Bioterapi)

Teknik ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh terhadap kanker. Terapi vaksin yang digunakan dapat melawan tumor dan membantu orang dengan kanker ovarium lanjut.

Komplikasi Kanker Ovarium

Sebagian besar penderita kanker ini memiliki sedikit komplikasi. Namun, penting untuk menyadari kemungkinannya dan mencari pertolongan medis jika memiliki gejala apa pun. Komplikasi yang biasanya terjadi kanker menyebar ke perut dan paru-paru.

Berikut ini beberapa komplikasi kanker ovarium yang mungkin terjadi, antara lain: 

  • Obstruksi usus.
  • Perforasi usus.
  • Penyumbatan urine atau retensi urine.
  • Efusi pleura.
  • Sakit tulang.

Pencegahan Kanker Ovarium

Hingga kini tidak ada cara yang pasti untuk mencegah kanker ovarium. Namun ada beberapa cara yang mungkin mengurangi risiko penyakit ini, di antaranya:

  • Pertimbangkan untuk Mengonsumsi Pil KB

Tanyakan pada dokter apakah pil KB tepat untuk Anda gunakan. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral dapat mengurangi risiko kanker ovarium. Akan tetapi kontrasepsi oral memang memiliki risiko, jadi diskusikan apakah manfaatnya lebih besar daripada risiko yang bisa terjadi.

  • Diskusikan Faktor Risiko dengan Dokter

Jika Anda memiliki riwayat keluarga kanker payudara dan ovarium, konsultasikan kondisi tersebut dengan dokter. Dokter dapat menentukan seberapa besar risiko kanker terjadi. Dalam beberapa kasus, dokter dapat merujuk Anda ke konselor genetik untuk membantu memutuskan apakah pengujian genetik mungkin langkah yang tepat.

Jika ditemukan memiliki mutasi gen yang meningkatkan risiko kanker ovarium, Anda dapat mempertimbangkan operasi untuk mengangkat ovarium untuk mencegah kanker.

 

  1. Anonim. 2021. Ovarian cancer. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ovarian-cancer/symptoms-causes/syc-20375941. (Diakses pada 27 Desember 2019).
  2. Anonim. 2022. Ovarian Cancer. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4447-ovarian-cancer (Diakses pada 1 Maret 2023)
  3. Brazier, Yvette. 2019. What is ovarian cancer?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/159675.php. (Diakses pada 27 Desember 2019).
  4. Fayed, Lisa. 2022. Ovarian Cancer Symptoms. https://www.verywellhealth.com/ovarian-cancer-symptoms-514265 (Diakses pada 1 MAret 2023)
  5. Pietrangelo, Ann. 2017. What are the Early Signs of Ovarian Cancer and How Do You Detect Them?. https://www.healthline.com/health/cancer/ovarian-cancer-early-signs#symptoms. (Diakses pada 27 Desember 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi