Air keran sering kali dimanfaatkan untuk mencuci hingga memasak. Namun, beberapa orang ada yang memanfaatkannya untuk diminum. Namun, mengonsumsi rebusan air keran disebut-sebut terkait dengan kanker. Benarkah informasi tersebut? Simak penjelasan lengkapnya dalam ulasan berikut.
Apakah Minum Air Keran Bisa Memicu Kanker?
Air keran yang biasanya dipasok oleh perusahaan air minum daerah yang digunakan untuk air minum, mandi, mencuci, hingga memasak. Di dalam air keran terdapat kandungan kimia seperti chlorine atau trihalomethane (THM). Kandungan inilah yang dituding bisa memicu datangnya kanker.
Meskipun air keran sudah dimasak untuk menghilangkan berbagai bakteri yang ada di dalamnya, senyawa-senyawa kimia ini dianggap tidak akan bisa hilang dan akhirnya masuk ke dalam tubuh. Jika menumpuk dalam tubuh, maka akan menyebabkan munculnya masalah kesehatan.
Selain itu, ada anggapan yang menyebut bahwa senyawa trihalomethane bisa meningkatkan risiko kanker kolorektal dan kanker kandung kemih. Bahkan, chlorine juga dianggap bisa menyebabkan datangnya masalah pada jantung, paru-paru, ginjal, hati, serta sistem saraf pusat.
Namun, hingga saat ini belum ada penelitian yang membuktikan bahwa air keran bisa menyebabkan datangnya kanker. Meski begitu, senyawa trihalomethane sebaiknya dibatasi hingga 0,03 mg/l demi mencegah datangnya masalah kesehatan.
Melihat fakta tersebut, Anda tidak perlu khawatir saat menggunakan air keran. Jika ingin digunakan sebagai air minum, rebuslah selama kurang lebih lima menit.
Hal yang perlu diperhatikan adalah jika air memiliki warna tidak jernih dan berbau, sebaiknya Anda tidak menggunakannya untuk kebutuhan sehari-hari.
Baca Juga: Kanker: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan
Cara Menyaring Senyawa THM dari Air Keran
Trihalomethane (THM) adalah senyawa kimia yang dapat terbentuk saat air didisinfeksi dengan chlorine. THM terjadi ketika chlorine bereaksi dengan bahan organik dalam air.
Berikut ini adalah cara menghilangkan THM dalam air keran, di antaranya:
1. Meningkatkan Koagulasi
Cara ini adalah pilihan terbaik untuk mengontrol kadar THM di instalasi pengolahan air dan menghilangkan prekursor dengan meningkatkan koagulasi. Koagulasi proses mencampurkan koagulan (bahan kimia) atau pengendap ke dalam air.
Proses koagulasi yang ditingkatkan mengoptimalkan proses filtrasi untuk memaksimalkan menghilangkan prekursor. Hal ini dilakukan dengan mengurangi tingkat pH hingga menyampai level 4, menggunakan koagulan besi sebagai pengganti tawas, dan meningkatkan laju umpan koagulan.
2. Filter Karbon
Filter karbon adalah salah satu cara paling aman untuk menghilangkan THM dalam air keran. Filter karbon menggunakan arang atau karbon aktif untuk menghilangkan kontaminan.
Penyaringan karbon dapat dilakukan dengan menggunakan kendi air dengan filter karbon atau memasang filter karbon pada keran.
Arang aktif juga dapat digunakan di seluruh sistem penyaringan air rumah. Jika membeli filter karbon, pastikan filter tersebut tersertifikasi untuk menghilangkan THM.
3. Reverse Osmosis
Sistem penyaringan air reverse osmosis juga bekerja dengan baik untuk menghilangkan THM dari air keran. Proses ini melibatkan air yang didorong melalui membran semipermeabel yang menyaring partikel dan kontaminan yang tidak diinginkan.
Proses ini menghilangkan THM, timbal, chlorine, fluorida, pestisida, kloramin, deterjen, dan lainnya.
4. Merebus Air
Merebus air adalah cara sederhana untuk secara drastis mengurangi kadar THM dalam air keran. Merebus air selama satu menit dapat mengurangi konsentrat THM hingga 75 persen. Mendidihkan air selama lima menit mampu menghilangkan 100 persen THM.
Baca Juga: Benarkah Air Minum Isi Ulang Berbahaya? Cek Penjelasannya
Penyebab Kanker yang Sebaiknya Diwaspadai
Alih-alih mengkhawatirkan air keran dengan berlebihan, terdapat beberapa hal lainnya yang justru lebih berpotensi menyebabkan kanker, di antaranya:
1. Pengharum Ruangan
Pengharum ruangan sering kali digunakan baik itu di rumah pribadi, perkantoran, dan tempat lainnya. Memang, keberadaan pengharum ruangan ini akan membuat suasana menjadi lebih nyaman, namun hal tersebut justru dapat meningkatkan risiko terkena kanker.
2. Alkohol
Terlalu sering mengonsumsi minuman beralkohol terbukti mampu meningkatkan risiko terkena kanker dengan signifikan. Bahkan, meminumnya dua porsi saja dalam sehari sudah cukup untuk meningkatkan risiko kanker kerongkongan, kanker kolorektal, kanker hati, kanker rektum, serta kanker payudara.
3. Rokok
Asap rokok juga telah terbukti bisa merusak berbagai macam bagian tubuh. Selain itu, rokok dapat meningkatkan risiko terkena kanker seperti kanker paru dan kanker tenggorokan.
3. Polusi
Polusi udara yang disebabkan oleh gas buang kendaraan, gas industri, atau bahkan paparan bahan kimia seperti asbes terbukti bisa menyebabkan datangnya berbagai macam kanker, salah satunya adalah kanker paru-paru. Masalah kesehatan lainnya seperti penyakit jantung dan stroke juga bisa disebabkan oleh hal ini.
4. Makanan Kalengan
Makanan kalengan ternyata berisiko memicu datangnya kanker jika terlalu sering dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh adanya bahan kimia pada kemasan kalengan yang ditujukan untuk menjaga makanan tetap awet namun bisa memengaruhi hormon dan DNA tubuh sehingga akhirnya memicu kanker.
5. Makanan yang Dibakar
Makanan yang dibakar memang memiliki rasa yang enak. Namun, bagian makanan yang dibakar hingga gosong ternyata bisa memicu munculnya kanker di dalam tubuh seperti kanker perut, kanker pankreas, dan kanker usus besar.
- Anonim. Environment and Climate Change. https://novascotia.ca/nse/water/thm.asp#. (Diakses pada 17 Februari 2023)
- Chowdhury, Shakhawat dan Pascale C. 2008. Risk from exposure to trihalomethanes during shower: probabilistic assessment and control. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/19131092/. (Diakses pada 17 Februari 2023)
- Henning, Cameron-Leigh. 2022. How to Remove Trihalomethanes From Drinking Water. https://mayuwater.com/a/s/blog/how-to-remove-trihalomethanes-from-drinking-water. (Diakses pada 17 Februari 2023)