Terbit: 10 March 2023 | Diperbarui: 26 July 2023
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Kanker usus besar merupakan kondisi di mana sel abnormal tumbuh dalam usus besar. Simak penjelasan mengenai gejala, penyebab, hingga cara mengobatinya dalam ulasan berikut.

Kanker Usus Besar: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu Kanker Usus Besar?

Kanker usus besar adalah tumbuhnya tumor ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum. Pada sebagian besar kasus, kondisi ini berawal dari pertumbuhan sel yang jinak (adenoma)—yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat).

Adenoma dapat diangkat dengan mudah pada stadium awal. Hanya saja pada tahapan ini, sering kali tidak menimbulkan gejala sehingga tidak terdeteksi dalam waktu yang relatif lama.

Gejala Kanker Usus Besar

Kanker ini mungkin tidak menimbulkan gejala, terutama pada tahap awal. Namun, beberapa gejala yang mungkin muncul pada stadium awal, antara lain:

  1. Diare.
  2. Sembelit.
  3. Perubahanbentuk dan warna tinja.
  4. BAB berdarah.
  5. Perdarahan dari dubur.
  6. Gas yang berlebihan.
  7. Kram perut.

Bila mengalami salah satu dari gejala usus besar di atas, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan untuk skrining kanker usus besar.

Sementara gejala lebih tampak pada stadium akhir (stadium III dan IV), antara lain:

  1. Kelelahan yang berlebihan atau tanpa sebab.
  2. Penurunan berat badan.
  3. Perubahan tinja (bentuk dan warna) yang berlangsung lebih dari sebulan.
  4. Usus terasa tidak kosong sepenuhnya.
  5. Muntah-muntah.

Jika kanker menjalar ke bagian tubuh lainnya, mungkin Anda juga akan mengalami ciri-ciri kanker usus besar berikut ini:

  1. Penyakit kuning (jaundice), ditandai dengan mata dan kulit kuning.
  2. Bengkak di tangan atau kaki.
  3. Kesulitan bernapas.
  4. Sakit kepala kronis.
  5. Penglihatan kabur.
  6. Patah tulang.

Baca Juga: Polip Usus: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Segera ke dokter jika Anda merasakan gejala seperti yang telah disebutkan di atas. Tidak semua gejala disebabkan oleh kanker usus besar. Dokter akan melakukan pemeriksaan lebih jauh dan menentukan penyebabnya.

Penyebab Kanker Usus Besar

Penyebabnya belum diketahui secara pasti, namun kondisi ini dimulai ketika sel-sel sehat dalam usus besar mengalami perubahan (mutasi) dalam DNA. DNA sel berisi serangkaian instruksi yang memberi tahu sel untuk bekerja.

Ketika DNA sel rusak dan menjadi kanker, sel-sel membelah tanpa perintah serta tidak mati; sehingga menumpuk dan membentuk tumor.

Sel-sel kanker yang tumbuh  akan menyerang dan menghancurkan jaringan normal di sekitarnya. Selain itu, sel kanker dapat menjalar ke bagian tubuh lainnya untuk membentuk endapan (metastasis).

– Iklan –

Faktor Risiko Kanker Usus Besar

Berikut berbagai hal yang dapat meningkatkan risiko kondisi ini, di antaranya:

  • Usia. Kanker ini dapat diderita pada usia berapapun, tetapi kebanyakan penderitanya berusia lebih dari 50 tahun.
  • Riwayat kanker kolorektal atau polip. Risiko meningkat jika pernah menderita kanker usus besar atau polip usus non-kanker.
  • Radang usus. Mengalami penyakit radang usus kronis seperti kolitis ulseratif dan penyakit Crohn, dapat meningkatkan risiko kanker ini.
  • Riwayat keluarga. Anda akan lebih mungkin mengalami kondisi  ini jika memiliki kerabat yang menderita penyakit darah.
  • Ras. Etnis Afrika-Amerika memiliki risiko lebih tinggi mengalaminya.
  • Diet rendah serat dan tinggi lemak. Kanker usus besar dan kanker anus dapat dikaitkan dengan diet rendah serat, tinggi lemak, dan kalori.
  • Tidak aktif bergerak. Orang yang jarang bergerak atau tidak aktif lebih mungkin mengalami kondisi ini.
  • Diabetes. Penderita diabetes memiliki peningkatan risiko kanker usus besar.
  • Obesitas. Orang yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki peningkatan risiko terhadap kanker ini.
  • Merokok dan minuman beralkohol. Orang yang sering merokok dan konsumsi minuman beralkohol berlebihan kemungkinan meningkatkan risiko kanker usus besar.
  • Terapi radiasi untuk kanker. Terapi radiasi pada perut untuk mengobati kanker yang dilakukan sebelumnya juga dapat meningkatkan risiko penyakit ini.

Diagnosis Kanker Usus Besar

Biasanya dokter akan memulai dengan mencari informasi tentang riwayat medis dan keluarga Anda. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti menekan perut atau melakukan pemeriksaan dubur untuk menentukan adanya benjolan atau polip.

Berikut beberapa tes yang mungkin dilakukan untuk mendiagnosis sel kanker pada usus besar, di antaranya:

1. Tes darah

Dokter akan melakukan beberapa tes ini untuk menentukan gambaran yang lebih baik tentang apa yang menyebabkan gejala kanker usus besar.

Sebenarnya tidak ada tes darah yang secara khusus memeriksa kanker kolorektal, tetapi tes fungsi hati dan tes hitung darah lengkap dapat menyingkirkan penyakit dan gangguan lainnya.

2. Kolonoskopi

Prosedur ini membantu dokter untuk memeriksa sesuatu yang abnormal dari bagian dalam usus besar dan dubur. Selama pemeriksaan ini, dokter juga dapat mengangkat jaringan dari area abnormal (biopsi). Setelah itu, sampel jaringan dianalisis di laboratorium.

3. Pemeriksaan Pencitraan

Dokter juga mungkin akan menganjurkan pemeriksaan dengan CT scan, MRI, atau ultrasonografi perut untuk membantu melihat penyebaran kanker ke organ tubuh lainnya.

Baca Juga: Penyakit Usus Buntu: Gejala, Penyebab, Diagnosis dan Pengobatan

Stadium Kanker Usus Besar

Stadium kanker dapat menunjukkan seberapa jauh kanker telah menyebar dan perkembangan ukuran tumor. Berikut penjelasannya:

  • Stadium 0

Tahap ini juga dikenal sebagai karsinoma in situ. Kanker berada pada tahap yang sangat awal. Kanker belum tumbuh lebih jauh pada lapisan dalam usus besar dan biasanya mudah diobati.

  • Stadium  I

Kanker telah tumbuh ke lapisan jaringan berikutnya tetapi belum menjalar ke kelenjar getah bening atau organ lainnya.

  • Stadium II

Kanker telah menyerang lapisan luar usus besar, tetapi belum menjalar ke luar usus besar.

  • Stadium III

Kanker telah tumbuh pada lapisan luar usus besar dan telah menyerang satu hingga tiga kelenjar getah bening. Akan tetapi, sel kanker belum menyebar ke bagian tubuh lainnya yang lebih jauh.

  • Stadium IV

Kanker telah mencapai jaringan lain di luar dinding usus besar. Ketika stadium 4 berlangsung, kanker mencapai bagian tubuh lainnya yang jauh.

Baca JugaDiabetes dan Kaitannya dengan Peningkatan Risiko Kanker

Pengobatan Kanker Usus Besar

Pada dasarnya, pengobatan dilakukan sesuai dengan tingkat keparahan dan stadium kanker. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya, di antaranya:

1. Operasi

Operasi dilakukan dengan mengangkat bagian usus besar yang ditumbuhi sel kanker serta jaringan sehat yang ada di sekitarnya. 

Selanjutnya, usus akan disambungkan dengan bagian usus lain yang sehat. Namun, ada juga kondisi yang membuat penyambungan usus ini tidak mungkin dilakukan, sehingga akan dibuat lubang sebagai saluran pembuangan feses. 

2. Kemoterapi

Terdapat beberapa obat yang dapat digunakan untuk membunuh sel kanker, memperkecil ukuran tumor, serta mengurangi gejala kanker usus besar. 

3. Terapi Target

Pengobatan ini menargetkan gen, protein, atau jaringan tertentu sehingga pertumbuhan sel kanker dapat dihambat dan dihentikan. 

4. Radioterapi

Radioterapi dilakukan dengan memancarkan sinar dari luar tubuh ke bagian tubuh yang memiliki kanker. Namun, bisa juga dilakukan dengan memasang alat di dekat lokasi kanker. 

Pencegahan Kanker Usus Besar

Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mencegah munculnya tumor ganas di usus besar, di antaranya:

  • Batasi asupan makanan tinggi lemak, protein, kalori, serta daging merah. Penuhi tubuh dengan suplemen yang mengandung kalsium dan asam folat, terutama setelah menjalani polipektomi.
  • Disarankan pula mengonsumsi suplementasi vitamin E dan D.
  • Rajin makan buah dan sayuran setiap hari.
  • Pertahankan indeks massa tubuh (IMT) antara 18,5 – 25,0 Kg/m2.
  • Lakukan aktivitas fisik, misalnya jalan cepat setidaknya 30 menit dalam sehari.
  • Berhenti merokok.
  • Segera lakukan kolonoskopi dan polipektomi jika ditemukan adanya polip.
  • Lakukan deteksi dini dengan tes darah samar sejak usia 40 tahun.

 

  1. Anonim. 2019. Colon cancer. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/colon-cancer/symptoms-causes/syc-20353669. (Diakses pada 9 Februari 2023).
  2. Anonim. Colon Cancer. https://www.fascrs.org/patients/disease-condition/colon-cancer. (Diakses pada 9 Februari 2023).
  3. Crosta, Peter. 2019. Everything you need to know about colon cancer. https://www.medicalnewstoday.com/articles/150496.php. (Diakses pada 9 Februari 2023).
  4. Wint, Carmella dan Jennifer Nelson. 2019. Colorectal (Colon) Cancer. https://www.healthline.com/health/colon-cancer. (Diakses pada 9 Februari 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi