Terbit: 14 September 2021 | Diperbarui: 26 September 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Bahaya air minum isi ulang berdasarkan beberapa penelitian adalah ditemukannya bakteri E.coli di dalamnya. Akan tetapi, apakah semua air yang berasal dari Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) selalu berbahaya? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Benarkah Air Minum Isi Ulang Berbahaya? Cek Penjelasannya

Apakah Minum Air Isi Ulang Berbahaya bagi Kesehatan?

Iya, berbahaya, terutama jika depot air minum isi ulang tidak memperhatikan kualitas airnya, misalnya terdapat banyak kandungan bakteri E.coli di dalamnya. Bakteri ini adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif yang biasa ditemukan di dalam tinja manusia. Jika dikonsumsi, hal ini bisa menyebabkan infeksi saluran pencernaan pada manusia. Apabila Anda terus-menerus mengonsumsinya, hal tersebut bisa menyebabkan gangguan kesehatan.

Oleh karena itu, untuk mengetahui secara persis bahaya air minum isi ulang, perlu dilakukan pengujian laboratorium, seperti uji bakteriologis, pH, kekeruhan, nitrat, logam besi, dan mangan pada air.

Sementara itu, depot air minum isi ulang yang menjaga kualitas airnya dengan baik, Anda tidak perlu ragu untuk mengonsumsinya. Pada umumnya, air yang dihasilkan dari depot air minum sudah melewati proses distilasi, filtrasi, atau purifikasi. Hal ini diperlukan agar air yang dikonsumsi sesuai standar yang berlaku untuk dipasarkan.

Selain itu, hal penting lainnya yang harus Anda perhatikan adalah tempat mencuci galon, tempat pengisiannya, hingga lokasi depot air. Hal ini menjadi penting untuk memastikan bahwa alat-alat yang digunakan untuk memproses air terbebas dari polusi.

Bahaya Minum Air Isi Ulang yang Mengandung E.coli

Berikut ini adalah beberapa bahaya bisa terjadi jika Anda mengonsumsi air minum isi ulang yang mengandung bakteri E.coli, di antaranya:

  • Diare berdarah.
  • Kram perut.
  • Mual dan muntah.

Meski begitu, beberapa orang tidak memiliki gejala apa pun. Namun, anak-anak lebih mungkin memiliki gejala dibanding orang dewasa. Gejala biasanya muncul 3 sampai 4 hari setelah terpapar E. coli.

Pada umumnya, kondisi ini tidak membutuhkan penanganan khusus karena akan membaik dalam waktu satu minggu.

Sementara itu, saat E. coli menyebabkan masalah serius dengan darah atau ginjal, gejalanya meliputi:

  • Kulit pucat.
  • Demam.
  • Kelemahan.
  • Memar.
  • Urine yang keluar hanya sedikit.

E. coli adalah bakteri yang digunakan untuk memantau kontaminasi tinja di dalam air. Bakteri ini biasanya ditemukan di kotoran manusia atau hewan berdarah panas. Sebagian besar jenis E. coli tidak berbahaya. Kehadirannya di dalam air hanya menunjukkan bahwa kontaminasi tinja mungkin telah terjadi dan bahwa organisme penyebab penyakit mungkin ada.

Perlu diketahui juga, depot air minum tidak mungkin menguji setiap jenis organisme penyebab penyakit dalam setiap sampel air. Umumnya, pengujian dilakukan untuk memeriksa kemungkinan kontaminasi E. coli.

Seseorang yang menderita sakit/diduga sakit harus pergi ke dokter dan menyatakan bahwa air minumnya telah tercemar. Ingatlah bahwa sebagian besar jenis E. coli tidak berbahaya dan keberadaannya dalam air minum hanya menunjukkan kemungkinan adanya organisme penyebab penyakit lainnya.

Rekomendasi Air Minum Isi Ulang yang Sehat

Agar air minum yang dikonsumsi masyarakat terjaga kesehatannya, maka diaturlah persyaratan air minum yang baik dalam peraturan perundang-undangan.

Pengaturan mengenai persyaratan kualitas air minum yang baik diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Selain itu juga ada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air.

Dalam hal pengadaan sumber air usaha depot air minum isi ulang, air yang akan digunakan haruslah sesuai dengan syarat kualitas air minum yang baik. Air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber yang bersih dan aman. Batasan-batasan sumber air yang bersih dan aman tersebut, antara lain:

  • Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit.
  • Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun.
  • Tidak berasa dan tidak berbau.
  • Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah tangga.
  • Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau Departemen Kesehatan RI.

Walaupun air minum isi ulang mungkin memiliki harga lebih terjangkau, namun patut diwaspadai bahaya yang mungkin terjadi di masa depan bagi Anda dan keluarga. Konsumsi makanan dan air minum bersih untuk mendukung kesehatan Anda.

 

  1. Anonim. E. Coli Infection From Food or Water. https://www.healthlinkbc.ca/health-topics/hw133795. (Diakses pada 14 September 2021).
  2. Anonim. Escherichia coli (E. coli) detections in drinking water. http://conditions.health.qld.gov.au/HealthCondition/condition/14/33/666/escherichia-coli-e-coli-detections-in-drinkin. (Diakses pada 14 September 2021).
  3. Anonim. http://scholar.unand.ac.id/27754/2/BAB%20I%20Pendahuluan.pdf. (Diakses pada 14 September 2021).
  4. Kumalasari, E., Rhodiana, R, dan Prihandiwati, E. 2018. ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI Coliform PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG YANG BERADA DI WILAYAH KAYUTANGI KOTA BANJARMASIN. http://e-jurnal.stikes-isfi.ac.id/index.php/JIIS/article/view/140. (Diakses pada 14 September 2021).
  5. Sisca, Vivi. PENENTUAN KUALITAS AIR MINUM ISI ULANG TERHADAP KANDUNGAN NITRAT, BESI, MANGAN, KEKERUHAN, Ph, BAKTERI E.coli DAN COLIFORM. https://online-journal.unja.ac.id/chp/article/view/3310. (Diakses pada 14 September 2021).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi