Terbit: 10 November 2018 | Diperbarui: 31 March 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Ada banyak mitos dan fakta seputar ovulasi yang beredar di tengah masyarakat. Namun secara umum, ovulasi merupakan waktu yang tepat untuk hamil. Supaya tidak terjebak mitos yang menyesatkan, ketahui berbagai fakta mengenai ovulasi dalam ulasan berikut.

Fakta tentang Ovulasi, Wanita Wajib Tahu!

Ragam Fakta Penting terkait Ovulasi

Ovulasi adalah masa ketika sel telur yang sudah matang dilepaskan dari ovarium. Proses ini merupakan bagian dari siklus menstruasi dan turut berperan dalam kehamilan.

Oleh sebab itu, mengetahui kapan berlangsungnya masa ovulasi wanita sangat penting bagi Anda yang sedang merencanakan kehamilan.

Nah, supaya tidak salah persepsi, ketahui fakta seputar ovulasi berikut ini:

1. Waktu Ovulasi

Sebelum memahami kapan waktu ovulasi terjadi, penting untuk mengetahui siklus menstruasi Anda terlebih dahulu. Siklus menstruasi pada wanita rata-rata adalah 28 hari.

Saat sel telur matang, hormon luteinizing (LH) yang ada di dalam tubuh akan memicu pelepasan sel telur. Apabila siklus menstruasi Anda 28 bulan, ovulasi biasanya terjadi di hari ke-14 pasca lonjakan hormon tersebut.

Namun, masa subur tidak selalu 14 hari setelah menstruasi. Pasalnya, siklus menstruasi wanita bisa lebih panjang atau lebih pendek.

2. Masa Hidup Sel Telur

Jika Anda sedang menjalankan program hamil, penting untuk mengetahui fakta ovulasi yang satu ini. Hal ini dilakukan untuk menentukan kapan waktu terbaik untuk berhubungan seks yang dapat meningkatkan peluang kehamilan.

Perlu Anda ketahui, ovarium akan melepaskan sel telur setiap sebulan sekali. Apabila pembuahan tidak terjadi dalam waktu 24 jam setelah pelepasan sel telur, maka sel telur ini akan meluruh dan menyebabkan menstruasi.

Baca JugaProses Kehamilan, Mulai dari Pembuahan hingga Janin Berkembang

3. Berhubungan Seks Sebelum Ovulasi

Fakta ovulasi yang satu ini penting diketahui oleh pasangan yang hendak merencanakan kehamilan.

Bila ingin meningkatkan peluang untuk hamil, Anda dan pasangan dianjurkan untuk berhubungan seks sekitar 2-4 hari sebelum ovulasi berlangsung.

Sel telur dapat bertahan dalam 24 jam, sedangkan sperma dapat hidup di tubuh wanita selama sekitar 3-5 hari lamanya. Pastikan sperma sudah siap menunggu sel telur untuk pembuahan.

4. Gejala Ovulasi

Ketika ovulasi berlangsung, Anda kemungkinan besar akan mengalami keputihan yang terlihat jernih hingga berwarna agak putih.

Selain itu, beberapa gejala yang dapat dirasakan, antara lain:

  • Nyeri payudara.
  • Perdarahan ringan atau timbul bercak.
  • Nyeri pada salah satu sisi perut.

Satu hal yang perlu digarisbawahi dari fakta ovulasi yang satu ini, yaitu tidak semua wanita mengalami gejala ovulasi.

Meski demikian, tanda-tanda di atas bisa menjadi salah satu acuan untuk menentukan masa kesuburan Anda.

5. Dampak Ovulasi

Ovulasi bisa memberikan efek yang berbeda-beda pada setiap wanita. Namun, keluhan yang umum ditemui adalah rasa nyeri dan stres.

Nyeri pada salah satu bagian perut bawah merupakan tanda-tanda bahwa ovulasi sedang berlangsung. Bagian sisi yang nyeri akan bergantung pada ovarium mana yang melepaskan sel telur saat itu.

Nyeri bisa tergolong ringan hingga berat, dari mulai yang terasa pegal hingga kram. Apabila kondisi sudah mengganggu, konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan.

Pemeriksaan ke dokter juga sebaiknya dilakukan jika Anda mengalami stres yang sulit untuk dikontrol. Stres penting untuk ditangani jika Anda sedang merencanakan kehamilan.

Baca Juga10 Hal yang Penting Diperhatikan dalam Merencanakan Kehamilan

6. Ovulasi Bukan Satu-satunya Penentu Kehamilan

Mengetahui waktu ovulasi memang dapat membantu menjalankan program hamil. Namun, ada banyak hal yang turut memengaruhi kesuburan selain sel telur.

Anda juga harus memperhatikan faktor-faktor lain di luar itu, misalnya jalur menuju sel telur hingga jumlah dan kualitas sperma.

7. Menstruasi Tanpa Ovulasi

Menstruasi terjadi ketika sel telur yang dilepaskan oleh ovarium tidak dibuahi. Jadi, teknisnya Anda tidak dapat menstruasi tanpa berovulasi.

Meski begitu, ternyata Anda bisa mengalami menstruasi tanpa berovulasi, lho.

Faktanya, sebagian wanita mengalami perdarahan tidak teratur yang dikenal sebagai perdarahan uterus abnormal (PUA) atau perdarahan anovulasi. Kondisi ini terkadang disalahartikan sebagai menstruasi.

8. Ovulasi Dapat Meningkatkan Gairah Seksual

Tanda-tanda ovulasi ternyata berkaitan dengan meningkatnya keinginan untuk bercinta.

Faktanya, ovulasi dapat mendorong gairah seks. Jadi, periode ini bisa menjadi waktu yang tepat untuk berhubungan seks bagi Anda dan pasangan yang ingin segera mendapatkan momongan.

Sebelumnya Anda bisa menggunakan alat tes prediktor ovulasi untuk mengetahui hari paling subur. Dengan begitu, peluang untuk hamil bisa semakin bertambah.

9. Ovulasi Lebih Dari Satu Kali

Umumnya, ovulasi hanya terjadi satu kali dalam sebulan. Namun, penelitian lampau tahun 2003 mengungkapkan bahwa wanita bisa saja mengalami dua sampai tiga kali ovulasi.

Banyak penelitian yang menentang temuan tersebut. Sebab sejatinya, ovulasi hanya terjadi sekali dalam satu siklus. Hanya saja, kemungkinan beberapa sel telur dilepaskan dalam satu kali ovulasi bisa terjadi.

Bila sperma membuahi lebih dari satu sel telur, ibu hamil bisa mengalami kembar fraternal atau kembar tidak identik.

Baca Juga10 Cara Menjaga Kehamilan agar Ibu dan Janin Tetap Sehat

10. Ovulasi Tidak Teratur

Pada sebagian wanita, ovulasi bisa saja tidak terjadi secara teratur. Bahkan pada beberapa kasus, wanita tidak berovulasi sama sekali.

Ada beberapa hal yang dapat memicu kondisi ini, di antaranya:

  • Stres.
  • Pola makan yang buruk.
  • Kondisi medis tertentu, misalnya sindrom ovarium polikistik (PCOS) dan gangguan tiroid.

Apabila mengalami ovulasi yang tidak teratur atau tidak mengalaminya sama sekali, segera periksakan kondisi ke dokter.

Demikian sejumlah fakta seputar ovulasi yang sebaiknya Anda ketahui, terutama bila Anda dan pasangan sedang menjalankan program hamil.

Ingatlah, meskipun Anda mengalami menstruasi, bukan berarti ovulasi dan kesuburan Anda baik-baik saja. Tetap periksakan kondisi kesehatan ke dokter kandungan sebelum mulai merencanakan kehamilan.

  1. Anonim. 2021. Anovulation. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21698-anovulation. (Diakses pada 31 Maret 2023).
  2. Dyer, Owen. 2003. Women May Ovulate Two or Three Times a Month. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1126506/. (Diakses pada 31 Maret 2023).
  3. Gurevich, Rachel. 2021. 7 Things You May Not Know (But Should!) About Ovulation. https://www.verywellfamily.com/things-you-may-not-know-but-should-about-ovulation-1960238. (Diakses pada 31 Maret 2023).
  4. Gurevich, Rachel. 2022. When and How Often to Have Sex to Get Pregnant. https://www.verywellfamily.com/when-and-how-often-to-have-sex-to-get-pregnant-1960289. (Diakses pada 31 Maret 2023).
  5. Marcin, Ashley. 2022. What Is Ovulation? What to Know About Your Menstrual Cycle. https://www.healthline.com/health/womens-health/what-is-ovulation. (Diakses pada 31 Maret 2023).
  6. Nazario, Brunilda. 2021. Understanding Ovulation & Fertility: Facts to Help You Get Pregnant. https://www.webmd.com/baby/ss/slideshow-understanding-fertility-ovulation. (Diakses pada 31 Maret 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi