Terbit: 29 January 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Proses melahirkan secara normal tanpa rasa sakit dan hambatan merupakan dambaan setiap calon ibu. Namun, bukannya tidak mungkin persalinan bisa saja mengalami macet atau hambatan di tengah prosesnya atau disebut dengan distosia. Apa yang sebenarnya terjadi? Simak ulasan lengkap seputar persalinan macet berikut ini.

Distosia (Persalinan Macet): Penyebab dan Cara Mengatasinya

Apa itu Persalinan Macet (Distosia)?

Distosia atau persalinan macet adalah kondisi ketika terjadi hambatan pada proses persalinan normal sehingga berlangsung lebih lama daripada seharusnya. Normalnya, ibu hamil yang baru pertama kali melahirkan butuh waktu sekitar 12 -18 jam hingga bayi keluar. 

Sebagaimana yang mungkin Anda sudah ketahui, proses melahirkan bayi ini umumnya dimulai dengan terjadinya kontraksi pada otot rahim yang interns dan terjadi berulang. Kontraksi biasanya terasa tepat di area punggung bagian bawah dan perut. Runutan kontraksi inilah yang kemudian membantu mendorong bayi di dalam rahim agar dapat keluar. 

Selain itu, terjadinya kontraksi juga membantu melebarkan leher rahim (serviks). Kondisi ini disebut juga dengan pembukaan lahiran. Kontraksi dan pembukaan lahiran termasuk tanda-tanda bayi siap untuk dilahirkan yang biasanya disertai dengan pecahnya air ketuban. Dengan begitu bayi bisa dikeluarkan dengan lancar melalui serviks dan vagina. 

Akan tetapi, sayangnya teori tersebut tidak berlaku pada ibu hamil yang mengalami macet pada proses persalinan tiba. Proses persalinan dapat dikatakan macet (distosia) ketika berlangsung selama 20 jam atau bahkan lebih. 

Menurut American Pregnancy Association, kondisi ini umumnya dialami oleh wanita yang baru pertama kali melahirkan. Sementara, jika sudah pernah melahirkan sebelumnya, distosia atau persalinan macet, mungkin dapat berlangsung kurang lebih 14 jam lamanya. 

Padahal, normalnya wanita yang baru pertama kali melahirkan biasanya hanya membutuhkan waktu sekitar 12 – 18 jam sampai bayi keluar atau bisa lebih cepat 6 -9 jam jika sudah pernah melahirkan sebelumnya. 

Penyebab Distosia

Terdapat banyak hal yang bisa menyebabkan seorang wanita mengalami macet ditengah proses persalinan. Kondisi tenaga ibu maupun jalan lahir keduanya sama-sama bisa memicu terjadinya distosia.

Selama laten atau fase persalinan awal berlangsung, pembukaan serviks yang lambat dan lemahnya kontraksi  bisa saja jadi penyebabnya. Saat memasuki fase melahirkan aktif, ukuran tubuh bayi yang terlalu besar serta ukuran panggul ibu yang kecil dapat mempersempit jalan lahir sehingga bayi susah keluar. 

Kesalahan saat mengejan selama proses mengeluarkan bayi dan postur tubuh ibu pendek atau kurang dari 150 cm, usia ibu lebih dari 35 tahun, usia kehamilan tua (lebih dari 41 minggu), hingga kelainan leher rahim yang gagal melebar selama proses persalinan.

Selain itu, faktor-faktor lainnya yang juga bisa meningkatkan risiko distosia atau persalinan macet adalah: 

  • Sedang hamil bayi kembar dua, tiga, hingga empat bayi. 
  • Pengaruh psikis, sepeti stres, khawatir, cemas, ketakutan dan lainnya. 
  • Pengaruh konsumsi obat pereda nyeri yang berpengaruh pada kekuatan kontraksi. 

Sementara dari kondisi bayi, persalinan macet bisa disebabkan oleh posisi bayi sungsang atau kelainan tertentu. Sebagai contoh; posisi bahu bayi yang tersangkut pada dasar panggul. 

Baca juga: Ukuran Panggul Ibu Hamil dan Pengaruhnya pada Proses Melahirkan

Diagnosis Distosia

Apabila proses melahirkan dirasa berlangsung cukup lama atau distosia, umumnya dokter dan tim medis akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk memastikan kondisi ibu. 

Pemeriksaan yang biasa dilakukan biasanya berupa pemeriksaan frekuensi dan kekuatan kontraksi yang dialami. 

Pemeriksaan atau diagnosis distosia bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut: 

  • Menggunakan Intrauterine Pressure Catheter Placement (IUPC). Prosedur ini dilakukan dengan menempatkan sebuah alat di dalam rahim agar dokter mengetahui berapa kali kontraksi terjadi dan seberapa besar kekuatannya. 
  • Menggunakan Electronic Fetal Monitoring (EFM). Alat ini berguna untuk mengukur denyut jantung bayi di dalam kandungan. 

Komplikasi Distosia

Jika tidak segera ditangani, distosia dapat menimbulkan komplikasi baik pada ibu dan bayi. Bagi ibu dapat terjadi risiko pendarahan, cedera jalan lahir atau infeksi. Sedangkan bagi bayi, persalinan yang terhambat dapat menyebabkan bayi tercekik karena kehabisan oksigen, benjolan berupa kumpulan darah di kepala, detak jantung tidak normal, dan nekrosis kulit kepala (kematian jaringan kulit kepala).

Oleh karena itu, kondisi distosia (persalinan macet) tidak boleh disepelekan. Namun, Anda jangan khawatir. Selama proses persalinan berlangsung, dokter dan tim medis lainnya akan terus memantau perkembangan tahapan melahirkan Anda. Sehingga, jika di tengah proses melahirkan terdapat gangguan maupun masalah pada bayi, bisa diberikan penanganan secepat mungkin. Hal ini berlaku untuk ibu yang memutuskan untuk melahirkan di rumah sakit. 

Sedangkan bagi ibu yang memilih untuk melahirkan di rumah dan mengalami masalah di luar prediksi, persalinan biasanya akan dilanjutkan di rumah sakit. Maka dari itu, pastikan ibu telah menyiapkan berbagai persiapan persalinan dan pasca persalinan selengkap mungkin. 

Pengobatan Distosia

Jika distosia atau persalinan macet terjadi di fase awal melahirkan dan tidak berisiko menimbulkan komplikasi, dokter biasanya akan menganjurkan beberapa kegiatan untuk dilakukan seperti memperbanyak berjalan kaki, tidur, atau mandi air hangat. 

Pada kasus distosia yang disebabkan oleh bahu bayi, dokter akan mengupayakan beberapa cara untuk mengeluarkan bayi dengan selamat. 

Meski pada kebanyakan kasus distosia bahu, bayi dapat dilahirkan dengan selamat, komplikasi distosia tetap berisiko mengakibatkan masalah bagi ibu dan bayinya. Berbagai cara yang biasanya dilakukan dokter dalam menangani distosia akibat bahu bayi adalah sebagai berikut: 

  • Memberikan tekanan pada perut ibu
  • Membantu memutar bahu bayi secara manual
  • Meminta ibu untuk menekukan kedua kaki dan mendekatkan lutut ke arah dada
  • Melakukan episiotomi untuk memberikan ruang pada bahu. 

Namun, cara-cara tersebut terkadang berisiko menimbulkan cedera pada bayi. 

Baca juga: 15 Komplikasi Persalinan yang Harus Diwaspadai Ibu Hamil

Disamping upaya-upaya tersebut, dokter dan tim medis juga dapat melakukan beberapa hal berikut ini untuk menangani distosia (persalinan macet): 

1. Memberikan Obat Pitocin

Obat ini biasanya diberikan oleh dokter ketika kontraksi selama proses melahirkan kurang besar. Obat pitocin ini berguna untuk mempercepat dan menambah kekuatan kontraksi. Umumnya tindakan memberikan obat ini dikenal dengan istilah induksi persalinan. 

2. Operasi Caesar 

Biasanya, setelah diberikan obat pitocin, kekuatan kontraksi akan berangsung-angsur meningkat. Namun, jika ternyata persalinan masih saja macet, dokter akan menyarankan untuk melakukan tindakan operasi caesar. Metode operasi caesar, juga dibutuhkan jika distosia disebabkan oleh adanya kelainan pada leher rahim, posisi bayi sungsang, ukuran bayi yang terlalu besar, maupun panggul ibu yang terlalu kecil. 

3. Menggunakan Bantuan Alat (Forceps atau Vakum) 

Forceps biasanya digunakan ketika posisi bayi sudah berada di tengah – tengah jalan lahir dan pembukaan sudah lengkap namun bayi masih terhambat untuk keluar. Selain itu, alat yang berguna membantu menarik bayi ini, juga bisa dijadikan pilihan jika ibu merasa kelelahan dalam mengejan.

Itulah informasi lengkap seputar distosia atau persalinan macet yang umum terjadi saat ibu melahirkan. Penting untuk memeriksakan kondisi ibu selama hamil ke dokter kandungan sesuai jadwal untuk menghindari risiko persalinan macet pada hari H tiba. 


  1. American Pregnancy Association. Prolonged Labour: Failure To Progress. https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/labor-and-birth/prolonged-labor/ (Diakses pada 11 Mei 2023) 
  2. American Family Physician. ACOG Releases Report on Dystocia and Augmentation of Labor. https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2004/0301/p1290.html. (Diakses pada 11 Mei 2023) 
  3. Miller Kelli. 2022. Prolonged Labor. https://www.webmd.com/baby/guide/prolonged-labor-causes-treatments. (Diakses pada 11 Mei 2023) 
  4. RCOG. 2012. Shoulder Dystocia. https://www.rcog.org.uk/guidance/browse-all-guidance/green-top-guidelines/shoulder-dystocia-green-top-guideline-no-42/. (Diakses pada 11 Mei 2023) 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi