Terbit: 5 November 2020
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Komplikasi persalinan adalah hal yang perlu diwaspadai oleh semua ibu hamil. Meskipun jarang terjadi, pemahaman tentang berbagai kondisi serius terkait persalinan tentunya akan sangat membantu menurunkan risikonya. Berikut berbagai masalah kesehatan serius terkait persalinan yang paling sering terjadi.

15 Komplikasi Persalinan yang Harus Diwaspadai Ibu Hamil

Komplikasi Persalinan yang Paling Umum Terjadi

Beberapa jenis komplikasi kelahiran dapat diidentifikasi dan teratasi dengan baik sehingga tidak menjadi masalah bagi ibu dan janin. Namun, terdapat juga beberapa komplikasi yang sangat berbahaya dan mengancam ibu hamil dan janin.

Berikut adalah berbagai komplikasi persalinan yang perlu ibu waspadai:

1. Persalinan Prematur

Persalinan prematur adalah apabila usia kehamilan belum mencapai 37 minggu.

Kelahiran prematur  dapat terjadi paling cepat pada minggu ke-20 kehamilan. Risiko kelahiran semakin tinggi jika usia kehamilan lebih muda. Bayi yang prematur akan berisiko mengalami cacat perkembangan atau masalah kesehatan jangka panjang karena organnya yang belum terbentuk sempurna.

Kelahiran prematur cukup umum terjadi. Diskusikan dengan dokter tentang hal dapat dilakukan apabila Anda berisiko mengalami komplikasi satu ini.

2. Persalinan Lama

Persalinan lama atau failure to progress adalah kondisi di mana proses persalinan berjalan lebih lama dari yang diharapkan. Menurut American Pregnancy Association, yang termasuk kategori persalinan lama adalah 20 jam untuk persalinan pertama dan 14 jam bagi ibu yang sudah pernah melahirkan sebelumnya.

Penyebab kondisi ini meliputi:

  • Pelebaran serviks yang lambat
  • Penipisan serviks yang lambat
  • Ukuran bayi besar
  • Jalan lahir atau panggul yang kecil
  • Bayi kembar
  • Faktor emosi seperti khawatir, stres, dan takut

Persalinan lambat yang terjadi pada fase awal biasanya tidak berbahaya, meskipun dapat menyebabkan ibu kelelahan. Namun jika kondisi ini terjadi pada fase aktif, penggunaan obat pemicu persalinan atau operasi caesar mungkin perlu dilakukan.

3. Plasenta Previa

Salah satu masalah pada plasenta yang umum terjadi adalah plasenta previa, kondisi ini memengaruhi sekitar 1 dari 200 persalinan.

Plasenta previa adalah kondisi di mana plasenta menutupi pembukaan serviks. Beberapa ibu memiliki risiko tinggi kondisi ini apabila:

  • Pernah melahirkan sebelumnya, terutama lebih dari 4 kehamilan
  • Riwayat plasenta previa, melahirkan caesar, atau operasi uterus
  • Usia di atas 35 tahun
  • Memiliki fibroid rahim
  • Hamil anak kembar
  • Merokok

Kondisi ini ditandai dengan pendarahan ringan hingga berat tanpa rasa sakit di trimester ketiga. Jika pendarahan berat, ibu mungkin akan membutuhkan transfusi darah. Operasi caesar juga dapat segera dilakukan bila pendarahan tidak berhenti dan jantung janin melemah.

Baca Juga: Persiapan Persalinan yang Wajib Diperhatikan, Harus Bawa Barang Apa Saja?

4. Plasenta Akreta

Kondisi ini dapat berkembang jika Anda mengalami plasenta previa. Plasenta akreta adalah kondisi ketika plasenta tidak dapat dipisahkan dari dinding rahim. Kondisi ini berpotensi mengancam jiwa, namun prosedur operasi caesar dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasinya.

5. Solusio Plasenta

Solusio plasenta (abrpotio placentae/placental abruption) adalah kondisi di mana sebagian atau seluruh plasenta terlepas secara tidak terduga dari rahim. Kondisi yang parah dapat menyebabkan kematian janin atau kelahiran prematur. Ini terjadi pada sekitar 1% persalinan dan umumnya terjadi di trimester ketiga.

6. Persalinan Cepat atau Partus Presipitatus

Selain persalinan terlalu lama, persalinan terlalu cepat juga dianggap sebagai komplikasi persalinan. Persalinan cepat atau partus presipitatus adalah kondisi saat 3 tahapan persalinan berlangsung hanya 3-5 jam. Padahal normalnya 3 fase ini membutuhkan waktu 6-18 jam.

Tanda dari kondisi ini adalah serangkaian kontraksi cepat dan intens yang terjadi tiba-tiba. Mungkin terdengar menyenangkan proses persalinan dapat berjalan dengan cepat, tapi ada beberapa kekurangan dari persalinan cepat.

Kerkurangan persalinan cepat antara lain seperti:

  • Membuat ibu kelelahan dan kewalahan.
  • Kurangnya waktu untuk pergi ke rumah sakit atau rumah bersalin.
  • Meningkatkan risiko robekan pada serviks dan vagina, pendarahan, dan syok postpartum.
  • Aspirasi air ketuban.
  • Risiko infeksi yang tinggi pada bayi apabila persalinan dilakukan di lokasi yang tidak steril.

7. Posisi Bayi Sungsang

Sungsang adalah posisi di mana bokong atau kaki bayi yang menghadap jalan lahir, bukan kepalanya.

Selain posisi sungsang, terdapat beberapa posisi tidak normal lainnya seperti menghadap ke atas atau berbaring horizontal di atas rahim. Posisi yang tidak normal tentunya akan menyulitkan proses persalinan pravaginam.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi posisi bayi yang tidak normal agar kelahiran tetap aman, seperti:

  • Mengubah posisi janin secara manual
  • Menggunakan forcep
  • Episiotomi agar jalan lahir lebih luas
  • Operasi caesar

8. Pendarahan Berlebihan

Pendarahan berlebihan dapat terjadi apabila ibu mengalami kondisi tertentu saat persalinan seperti solusio plasenta, kehamilan bayi kembar, hipertensi akibat kehamilan, persalinan lama, penggunaan forcep atau vakum, hingga infeksi.

Selama melahirkan satu bayi melalui vagina, wanita dapat kehilangan 500 ml darah, sedangkan pada operasi caesar darah yang hilang adalah 1.000 ml. pendarahan ini dapat terjadi 24 jam setelah melahirkan bahkan hingga 12 minggu kemudian.

Jika tidak ditangani dengan tepat, pendarahan yang berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah rendah, kegagalan organ, syok, atau bahkan kematian. Meskipun mengancam jiwa, bantuan medis yang cepat dan tepat biasanya dapat mengatasi komplikasi ini dengan baik.

9. Masalah Tali Pusar

Masalah tali pusar bayi tidak selalu berbahaya namun tetap harus menjadi perhatian khusus saat persalinan.

Beberapa masalah tali pusar adalah seperti:

  • Tali pusar melilit leher bayi
  • Tali pusar keluar dari vagina sebelum bayi lahir

Kondisi tali pusar melilit leher tidak selalu berbahaya dan mengganggu pernapasan bayi. Dokter akan menentukan apakah kondisi tali pusar ini dapat teratasi dan masih memungkinkan persalinan pravaginam atau lebih baik dilakukan operasi caesar.

10. Asfiksia Perinatal

Asfiksia perinatal merujuk pada kegagalan memulai dan mempertahankan pernapasan saat lahir. Kondisi ini terjadi akibat pasokan oksigen yang tidak memadai dan dapat terjadi sebelum, selama, atau setelah melahirkan.

Komplikasi yang dapat terjadi karena kondisi ini adalah seperti hipoksemia, tingkat karbon dioksida tinggi, asidosis, masalah kardiovaskular, dan kerusakan organ.

Pemberian oksigen pada ibu atau operasi caesar dapat menjadi solusi untuk mengatasi kondisi ini.

11. Distosia

Persalinan macet (prolonged labor) atau distosia merupakan komplikasi melahirkan saat waktu melahirkan berlangsung lama, yang dimulai dari awal pemukaan lahiran leher rahim hingga bayi keluar. Dalam kasus ini, persalinan dinilai tidak maju jika berlangsung lebih dari 20 jam untuk pengalaman melahirkan yang pertama.

Apabila ibu sudah pernah melahirkan sebelumnya, komplikasi ini tidak maju ketika sudah berlangsung lebih dari 14 jam. Untuk mengatasi distosia beberapa hal yang dilakukan, yaitu memberikan induksi persalinan, episiotomi (gunting vagina), tindakan forceps, hingga operasi caesar.

12. Cephalopelvic Disproportion

Komplikasi persalinan Cephalopelvic Disproportion (CPD) adalah kondisi saat bayi tidak bisa melewati panggul ibu akibat panggul ibu yang terlalu kecil atau ukuran kepala bayi yang terlalu besar. Apabila ibu mengalami kondisi ini, itu berarti dia akan mengalami persalinan macet sehingga sulit melakukan persalinan secara normal

Ukuran panggul ibu yang kecil pada dasarnya tidak menjadi masalah apabila ukuran kepala bayi tidak terlalu besar. Untuk menangani CPD, biasanya tindakan yang akan dilakukan adalah operasi caesar. Hal tersebut dilakukan karena persalinan secara normal sudah tidak memungkinkan.

Baca Juga: Perlengkapan Bayi Baru Lahir yang Harus Disiapkan Orang Tua

13. Prolaps Tali Pusat

Tali pusat (pusar) berguna dalam mengalirkan oksigen dan nutrisi dari ibu ke bayi sehingga ia bisa tumbuh dan berkembang selama di dalam kandungan. Selama proses melahirkan, tali pusat ini bisa masuk ke leher rahim atau serviks sebelum akhirnya air ketuban pecah. 

Selain itu, tali pusat ini juga bisa keluar lebih dulu lewat vagina dibandingkan bayi dalam kandungan sehingga hal ini menyebabkan komplikasi selama persalinan. Kondisi seperti ini dinamakan dengan prolaps tali pusat. Apabila hal ini terjadi tentu akan berbahaya bagi bayi karena aliran darah di tali pusat bisa terhambat atau terhenti. 

14. Emboli Air Ketuban

Kondisi ini terjadi ketika air ketuban, sel-sel janin, dan lainya masuk ke aliran darah ibu lewat plasenta. Komplikasi ini bisa terjadi akibat adanya kerusakan pada penghalang plasenta akibat luka. Pada dasarnya, air ketuban yang menembus ke aliran darah ibu ini jarang menyebabkan masalah. 

15. Gawat Janin (Fetal Distress)

Fetal distress atau gawat janin merupakan kondisi ketika pasokan oksigen pada bayi selama persalinan dan setelah persalinan tidak cukup. Kondisi ini sekilas mirip dengan asfiksia perinatal. Namun, keduanya berbeda. 

Gawat janin ini merupakan kondisi yang menandakan janin berada di situasi yang tidak baik di dalam rahim ibu. Karena hal itu, gawat janin sering disebut sebagai kondisi janin yang mengkhawatirkan.

Gawat janin terjadi tidak hanya karena oksigen pada bayi tidak terpenuhi, namun juga bisa karena bayi berukuran kecil atau usia kehamilan sudah lebih dari 42 minggu. Terhambatnya pertumbuhan janin atau disebut sebagai intrauterine growth retardation (IUGR) juga memainkan peran sebagai penyebab terjadinya gawat janin ini.

Cara Mencegah Komplikasi Kehamilan

Untuk mencegah komplikasi persalinan, hal utama yang bisa dilakukan adalah melakukan pemeriksaan kesehatan sedini mungkin. 

Baik sebelum atau ketika sedang merencanakan kehamilan, usahakan untuk melakukan pemeriksaan prenatal demi mengetahui kondisi kesehatan tubuh ibu. 

Selain itu, lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin untuk bisa mendeteksi masalah-masalah kehamilan yang mungkin bisa diatasi segera. Selama masa kehamilan, hindari juga rokok untuk mencegah terjadi komplikasi pada ibu dan bayi di kandungan.

Komplikasi persalinan terkadang dapat mengancam jiwa, namun penanganan yang cepat dan tepat dapat menyelamatkan ibu dan juga bayi. Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin agar Anda dapat mengetahui bila memiliki risiko komplikasi persalinan sehingga kondisi yang lebih buruk dapat dicegah.

  1. Cafasso, Jacquelyn. 2016. Complications During Pregnancy and Delivery. https://www.healthline.com/health/pregnancy/delivery-complications. (Diakses 5 November 2020).
  2. Danielsson, Krissi. 2020. Preventing Placental Abruption. https://www.verywellfamily.com/placental-abruption-2371766. (Diakses 5 November 2020).
  3. Smith, Lori. 2018. Ten common labor complications. https://www.medicalnewstoday.com/articles/307462. (Diakses 5 November 2020).
  4. Weiss, Robin Elise. 2020. Complications During Labor and Delivery. https://www.verywellfamily.com/complications-in-labor-2759066. (Diakses 5 November 2020).
  5. Anonim. 2022. Cephalopelvic Disproportion. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/24466-cephalopelvic-disproportion. (Diakses pada 11 April 2023). 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi