Terbit: 21 November 2023
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Kehamilan membuat wanita lebih rentan terhadap infeksi tertentu, bahkan infeksi ringan pun bisa menyebabkan gangguan serius pada ibu dan janin. Apa saja jenis infeksi yang umum terjadi pada ibu hamil? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini. 

8 Jenis Infeksi yang Bisa Terjadi pada Ibu Hamil dan Cara Mencegahnya

Berbagai Infeksi pada Kehamilan yang Bisa Terjadi

Perlu Anda ketahui, pada dasarnya infeksi bisa disebabkan bakteri atau virus. Infeksi bakteri seperti batuk rejan biasanya diobati dengan antibiotik, sedangkan infeksi virus seperti flu atau cacar air, tidak bisa diobati dengan antibiotik tetapi terdapat cara untuk mengelola gejalanya.

Berikut berbagai infeksi kehamilan yang harus Anda kenali, di antaranya:

1. Cacar Air

Cacar air atau disebut juga chickenpox adalah infeksi yang menyebabkan timbulnya ruam dan bintik-bintik gatal. Penyakit ini sangat menular, bahkan jika Anda berada satu ruangan dengan orang yang mengidapnya.

Jika Anda pernah menderita cacar air sebelumnya, Anda tidak dapat tertular lagi. Kebanyakan wanita hamil kebal terhadap infeksi, sehingga sangat jarang terkena cacar air saat sedang hamil.

Komplikasi yang ditimbulkan dari penyakit ini tergantung pada usia kehamilan. Banyak ibu hamil yang terkena cacar air dapat sembuh tanpa membahayakan janinnya. Namun, jika cacar air dialami ibu hamil pada trimester pertama, maka kondisi ini dapat menyebabkan kecacatan bahkan kematian pada janin.

2. Cytomegalovirus

Cytomegalovirus (CMV) adalah jenis virus yang umumnya tidak berbahaya. Namun, hal ini bisa menimbulkan masalah pada bayi jika tertular saat hamil. Keadaan ini disebut infeksi CMV bawaan.

Komplikasi yang mungkin terjadi termasuk gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, kebutaan, kesulitan belajar, dan epilepsi. Dalam banyak kasus, virus tidak menyebabkan masalah apa pun pada bayi.

3. Hepatitis B

Hepatitis B adalah virus yang menginfeksi hati. Anda dapat tertular virus saat berhubungan seks (tanpa kondom) dengan orang yang terinfeksi atau melalui kontak langsung dengan darah yang terinfeksi. Jika Anda memiliki hepatitis B saat hamil, infeksi tersebut dapat menular ke bayi.

Semua wanita hamil biasanya ditawarkan tes darah untuk hepatitis B sebagai bagian dari perawatan antenatal. Jika Anda mengidap virus saat hamil, bayi harus diberi vaksin hepatitis saat lahir dan dosis lebih lanjut sampai usia 1 tahun.

4. Listeriosis

Listeriosis adalah infeksi langka yang disebabkan oleh bakteri yang disebut listeria. Infeksinya jarang terjadi, tetapi kondisi ini dapat menyebabkan masalah serius jika Anda sedang hamil. Beberapa masalah yang bisa terjadi, seperti:

  • Keguguran.
  • Kelahiran mati.
  • Penyakit parah pada bayi yang baru lahir.

Listeriosis biasanya didapat dari makan dan minum yang mungkin mengandung bakteri listeria.

5. Rubella

Infeksi kehamilan lainnya yang harus diwaspadai adalah rubella atau campak Jerman. Penyakit ini menyebar melalui batuk dan bersin. Meski jarang terjadi pada kehamilan, namun jika Anda mengidapnya saat hamil, hal tersebut dapat membahayakan janin. Penyakit menular ini dapat menyebabkan:

  • Keguguran.
  • Masalah setelah bayi lahir, seperti kerusakan otak, kelainan jantung, tuli, atau masalah mata.

Risiko ini hanya berlaku jika Anda terkena rubella di awal kehamilan (sebelum 16 minggu). Tidak ada risiko yang diketahui pada janin setelah 20 minggu kehamilan.

Anda biasanya terlindungi dari penyakit ini jika pernah mendapat satu atau dua vaksin rubella.

6. Penyakit Menular Seksual (PMS)

Penyakit ini ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seks. Jika tidak diobati, keadaan ini dapat:

  • Menyebabkan infertilitas.
  • Menyebabkan masalah kesehatan untuk ibu dan bayi selama (dan setelah) kehamilan.
  • Menularkan penyakit pada bayi.
  • Menyebabkan kecacatan janin.
  • Persalinan yang terlalu dini (prematur).
  • Ketuban pecah terlalu cepat.

Beberapa komplikasi yang terjadi saat ibu hamil mengidap PMS adalah HIV, sifilis, gonore, herpes genital, atau klamidia.

Baca Juga: Awas! Ini Bahaya Infeksi Menular Seksual pada Ibu Hamil

7. Toksoplasmosis

Toksoplasmosis adalah infeksi yang berasal dari kotoran kucing yang terinfeksi atau konsumsi daging yang belum matang. Jika Anda terkena toksoplasmosis untuk pertama kali saat hamil atau beberapa minggu sebelum hamil, ada risiko bahwa infeksi dapat menyebabkan:

  • Keguguran.
  • Kelahiran mati.
  • Toksoplasmosis bawaan. Hal ini dapat menyebabkan cacat lahir atau masalah setelah lahir.

Sedangkan bayi yang lahir dengan kondisi terinfeksi T. gondii (toksoplasmosis kongenital) biasanya menunjukkan gejala seperti:

  • Kejang.
  • Anemia.
  • Kulit menguning.
  • Gangguan intelektual.
  • Kehilangan pendengaran.
  • Kepala tampak lebih kecil.
  • Pembesaran organ hati dan limpa.
  • Ruam kulit atau kulit mudah memar.
  • Peradangan korion (chorionitis) atau infeksi di bagian belakang bola mata dan retina.
  • Penumpukan cairan otak di kepala, sehingga kepala menjadi besar (hidrosefalus).

Pada umumnya, gejala-gejala tersebut dapat muncul saat bayi lahir atau baru muncul beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian.

8. Virus Zika

Penyebaran utama virus ini dilakukan oleh nyamuk, namun bisa juga disebarkan melalui hubungan seksual. Virus Zika biasanya merupakan infeksi ringan, tetapi dapat menyebabkan cacat lahir pada janin, seperti:

  • Ukuran kepala yang lebih kecil dari biasanya (mikrosefali).
  • Perkembangan otak abnormal.

Pada sebagian besar kasus, infeksi pada kehamilan yang disebabkan oleh virus ini menyebabkan kelainan penglihatan dan pendengaran, sehingga mengganggu tumbuh kembang anak.

Baca Juga: 9 Manfaat Jantung Pisang, Atasi Infeksi hingga Tingkatkan Suplai ASI

Cara Mencegah Infeksi Kehamilan

Pada dasarnya, infeksi pada kehamilan dapat dicegah. Mengambil tindakan pencegahan sederhana setiap hari bisa sangat membantu dalam mengurangi kemungkinan bahaya bagi Anda dan janin. Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi selama kehamilan antara lain:

  • Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air. Hal menjadi sesuatu yang penting terutama setelah Anda menggunakan kamar mandi, menyiapkan daging dan sayuran mentah, serta bermain dengan anak-anak.
  • Masak daging sampai matang. Jangan pernah makan daging yang kurang matang.
  • Jangan mengonsumsi produk susu yang tidak dipasteurisasi atau mentah.
  • Hindari berbagi peralatan makanan dengan orang lain.
  • Hindari membersihkan kotoran kucing dan jauhi hewan pengerat liar.
  • Berhubungan seks yang aman.
  • Mendapatkan vaksin yang terkait dengan kehamilan.
  • Kenakan sarung tangan jika Bumil hendak berkebun atau bercocok tanam.
  • Hindari mencium bibir anak kecil. 
  • Lakukan konseling prakonsepsi untuk mempersiapkan kehamilan agar risiko terjadinya gangguan selama kehamilan dapat terhindari. 

Pada akhirnya, beberapa infeksi yang berkembang selama kehamilan dapat menyebabkan keguguran, persalinan prematur, cacat lahir, hingga mengancam nyawa ibu hamil. Oleh karena itu, penting untuk mencegah infeksi dalam kehamilan untuk meminimalkan risiko bagi ibu dan bayi.

 

  1. Anonim. Infections in pregnancy. https://www.tommys.org/pregnancy-information/pregnancy-complications/infections/infections-pregnancy. (Diakses pada 31 Maret 2023).
  2. Anonim. 10 Simple Steps to Prevent Infections During Pregnancy. https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/prenatal/Pages/Simple-Steps-to-Prevent-Infections-During-Pregnancy.aspx. (Diakses pada 31 Maret 2023)
  3. Cherney, Kristeen. 2019. Infections in Pregnancy. https://www.healthline.com/health/pregnancy/infections. (Diakses pada 31 Maret 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi