Terbit: 28 October 2019 | Diperbarui: 7 December 2021
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Hepatitis B adalah infeksi yang menyerang organ hati. Apabila kondisi ini tidak mendapatkan penanganan dengan segera, penyakit ini bisa berakibat serius. Kondisi ini dapat menyebabkan jaringan parut pada organ, gagal hati, hingga kanker. Simak penyebab, gejala , dan perawatan penyakit ini selengkapnya di bawah ini.

Hepatitis B: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Penyebab Hepatitis B

Infeksi hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Virus ditularkan dari orang ke orang melalui darah, air mani atau cairan tubuh lainnya. Meski penyebaran penyakit ini terbilang mudah, penyakit ini tidak menyebar melalui bersin, batuk, atau ciuman.

Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa menyebabkan infeksi ini, di antaranya:

1. Kontak Seksual

Penyakit ini bisa terjadi jika Anda melakukan hubungan seks berisiko tanpa kondom. Virus bisa menular ke tubuh Anda jika air liur, air mani, atau cairan vagina masuk ke dalam tubuh.

2. Berbagi Jarum Suntik

Penyakit ini adalah penyakit yang penyebarannya bisa dilakukan melalui jarum suntik yang terkontaminasi oleh darah yang terinfeksi. Selain itu, penggunaan alat-alat yang melalui intravena membuat Anda berisiko tinggi  terhadap penyakit ini. Bahkan, seorang tenaga medis juga berisiko terkena virus ini apabila tidak sengaja terkena jarum dari seseorang yang sudah terinfeksi.

3. Ibu ke Anak

Wanita hamil yang terinfeksi virus ini dapat menularkan virus ke janinnya saat melahirkan. Namun, bayi baru lahir dapat divaksinasi untuk menghindari infeksi. Oleh karenanya, konsultasi dengan dokter tentang tes hepatitis B jika Anda sedang hamil.

Hal lain yang perlu diketahui adalah infeksi penyakit ini dapat bersifat jangka pendek (akut) atau jangka panjang (kronis).

  • Infeksi Hepatitis B Akut

Infeksi akut biasanya berlangsung kurang dari enam bulan. Pada umumnya, sistem kekebalan tubuh dapat melawan virus penyebab penyakit ini dalam tubuh, sehingga Anda bisa pulih sepenuhnya dalam beberapa bulan. Beberapa orang yang menderita hepatitis B akut juga bisa menyebabkan infeksi kronis.

  • Infeksi Hepatitis B Kronis

Infeksi kronis biasanya berlangsung enam bulan atau lebih. Virus dapat bertahan lebih lama di dalam tubuh karena sistem kekebalan tubuh tidak dapat melawan infeksi. Infeksi bisa berlangsung seumur hidup dan mungkin mengarah pada penyakit serius seperti sirosis dan kanker hati.

Semakin muda usia Anda saat menderita penyakit ini—terutama bayi baru lahir atau anak-anak di bawah 5 tahun—semakin tinggi risiko infeksi menjadi kronis. Infeksi kronis mungkin tidak terdeteksi selama beberapa dekade sampai seseorang menjadi sakit parah akibat penyakit hati.

Gejala Hepatitis B

Sebelum menjelaskan mengenai gejala hepatitis B, perlu Anda ketahui bahwa virus dapat bertahan di luar tubuh selama setidaknya 7 hari. Selama waktu ini, virus masih bisa menyebabkan infeksi jika memasuki tubuh seseorang yang tidak dilindungi oleh vaksin.

Tanda dan gejala penyakit ini berkisar dari ringan hingga berat. Gejala biasanya muncul sekitar satu hingga empat bulan setelah terinfeksi, walaupun begitu Anda bisa melihatnya paling cepat dua minggu setelah infeksi. Pada beberapa orang—biasanya anak kecil—mungkin tidak memiliki gejala apa pun.

Tanda dan gejalanya meliputi:

  • Sakit perut.
  • Urine berwarna gelap.
  • Demam.
  • Nyeri sendi.
  • Kehilangan selera makan.
  • Mual dan muntah.
  • Kelemahan dan kelelahan.
  • Kulit dan bagian putih mata menguning (jaundice).

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Jika Anda menyadari sudah terpapar virus HBV atau muncul gejala seperti yang disebutkan di atas, segera hubungi dokter. Tindakan pencegahan dapat mengurangi risiko infeksi jika Anda menerima pengobatan dalam waktu 24 jam setelah terpapar virus.

Diagnosis Hepatitis B

Dokter Anda akan memeriksa fisik untuk mencari tanda-tanda kerusakan hati, seperti kulit yang menguning atau sakit perut. Berikut ini adalah beberapa tes yang dapat membantu mendiagnosis hepatitis B atau komplikasinya, di antaranya:

  • Tes Darah

Tes darah dapat mendeteksi tanda-tanda virus HBV dalam tubuh dan memberi tahu dokter apakah itu hepatitis B akut atau kronis.

  • Tes Hepatitis B Surface Antigen (HBsAg)

Tes HBsAg menunjukkan apakah hepatitis menular. Jika hasil positif, berarti Anda menderita penyakit ini dan dapat menyebarkan virus. Jika hasil negatif, berarti Anda tidak memiliki penyakit ini. Tes ini tidak membedakan antara infeksi kronis dan akut. Tes ini digunakan bersama dengan tes lainnya untuk menentukan keadaan infeksi penyakti ini.

  • Tes Hepatitis B Core Antigen (HBcAg)

Tes ini dapat menunjukkan apakah Anda saat ini terinfeksi penyakit ini. Hasil positif berarti Anda menderita hepatitis B akut atau kronis. Namun, hasil positif juga bisa menandakan bahwa Anda sedang masa pemulihan dari infeksi akut.

  • Tes Hepatitis B Surface Antibody

Tes ini digunakan untuk memeriksa kekebalan terhadap virus HBV. Jika hasill tes menujukkan hasil yang positif berarti Anda kebal terhadap penyakit ini. Ada dua kemungkinan alasan untuk tes positif. Anda mungkin telah divaksinasi atau mungkin sudah pulih dari infeksi HBV akut dan tidak lagi menular.

  • Tes Fungsi Hati

Tes fungsi hati penting pada orang dengan penyakit ini atau penyakit hati apa pun. Tes fungsi hati berguna untuk memeriksa jumlah enzim yang dibuat oleh hati. Tingginya kadar enzim hati menunjukkan hati yang rusak atau meradang. Hasil ini juga dapat membantu menentukan bagian hati mana yang mungkin berfungsi tidak normal.

Jika tes ini positif, Anda mungkin memerlukan tes untuk hepatitis C atau infeksi hati lainnya. Virus hepatitis B dan C adalah penyebab utama kerusakan hati paling umum. Pada kondisi tertentu, USG hati atau tes pencitraan lainnya mungkin diperlukan untuk memantau kondisi hati.

  • Ultrasonografi

Ultrasonografi khusus yang disebut transient elastography dapat menunjukkan jumlah kerusakan hati.

  • Biopsi

Dokter akan mengambil sampel kecil hati untuk dilakukan pengujian guna memeriksa kerusakan hati. Selama tes ini, dokter akan memasukkan jarum tipis melalui kulit menuju hati, kemudian mengambil sampel jaringan untuk dianalisis di laboratorium.

Mereka yang Harus Melakukan Tes Hepatitis B

Pada beberapa kasus, seseorang yang sehat pun perlu melakukan tes hepatitis. Hal ini diperlukan karena virus dapat merusak hati sebelum menyebabkan tanda dan gejala. Konsultasi dengan dokter tentang pemeriksaan infeksi penyakit ini jika Anda:

  • Sedang hamil.
  • Tinggal bersama seseorang yang menderita penyakit ini.
  • Memiliki banyak pasangan seksual.
  • Pernah berhubungan seks dengan seseorang yang menderita penyakit ini.
  • Berhubungan seksual sesama jenis (pria dengan pria).
  • Memiliki riwayat penyakit menular seksual.
  • Mengidap HIV atau hepatitis C.
  • Hasil tes enzim hati menunjukkan hasil abnormal yang tidak dapat dijelaskan.
  • Dialisis ginjal.
  • Minum obat yang menekan sistem kekebalan tubuh, seperti yang digunakan untuk mencegah penolakan setelah transplantasi organ.
  • Menggunakan jarum suntik secara bersama-sama.

Pengobatan Hepatitis B

Segera ke dokter jika Anda merasa telah terpapar HBV. Semakin dini Anda mendapatkan perawatan, semakin mudah perawatan dilakukan. Pemeriksaan dengan dokter harus dilakukan terlebih dahulu sebelum Anda mengonsumsi obat, perawatan herbal, atau suplemen. Hal ini menjadi penting karena beberapa asupan tersebut dapat membahayakan organ.

Berikut ini adalah beberapa perawatan hepatitis B yang bisa dilakukan, di antaranya:

1. Suntikan Imunoglobulin

Salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan oleh penderita hepatitis adalah apakah hepatitis B bisa sembuh? Pada dasarnya, jika Anda sudah terpapar virus ini dan tidak yakin apakah Anda sudah divaksinasi, segera hubungi dokter.

Suntikan imunoglobulin (antibodi) yang diberikan dalam waktu 12 jam setelah terpapar virus dapat membantu melindungi Anda dari penyakit ini. Perawatan penyakit ini hanya memberi perlindungan jangka pendek.

2. Obat Hepatitis

Jika dokter mendiagnosis bahwa Anda menderita infeksi akut, perawatan khusus umumnya tidak diperlukan. Sebagai gantinya, dokter mungkin merekomendasikan istirahat, nutrisi yang tepat dan banyak konsumsi cairan. Sedangkan pada kasus yang parah, obat seperti obat antivirus atau perawatan di rumah sakit diperlukan untuk mencegah komplikasi.

Sementara untuk perawatan infeksi kronis, perawatan berguna untuk mengurangi risiko penyakit hati dan mencegah menularkan infeksi pada orang lain. Perawatan untuk infeksi kronis kronis dapat meliputi:

  • Obat antiviral

Beberapa obat antivirus seperti entecavir (Baraclude), tenofovir (Viread), lamivudine (Epivir), adefovir (Hepsera) dan telbivudine (Tyzeka), dapat membantu melawan virus dan memperlambat kemampuannya untuk merusak hati. Konsultasi dengan dokter tentang obat mana yang mungkin tepat untuk kondisi Anda.

  • Suntikan interferon

Interferon alfa-2b (Intron A) adalah versi buatan manusia dari zat yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan infeksi. Obat hepatitis B ini digunakan terutama untuk orang muda dengan penyakit ini yang ingin menghindari pengobatan jangka panjang atau wanita yang mungkin ingin hamil dalam beberapa tahun—setelah menyelesaikan terapi terbatas. Interferon tidak boleh digunakan selama kehamilan. Efek samping dapat termasuk mual, muntah, kesulitan bernapas dan depresi.

  • Transplantasi hati

Jika hati telah rusak parah, transplantasi hati mungkin bisa menjadi pilihan. Selama transplantasi hati, dokter bedah akan mengganti hati Anda yang rusak dan menggantinya dengan hati yang sehat. Kebanyakan hati yang ditransplantasikan berasal dari donor yang telah meninggal, meskipun sejumlah kecil berasal dari donor hidup yang menyumbangkan sebagian dari hatinya.

Pada akhirnya, seseorang dengan infeksi kronis harus dipantau secara teratur untuk tanda-tanda penyakit hati dan dievaluasi penggunaan obat-obatannya. Meski begitu, tidak setiap orang dengan infeksi HBV kronis perlu menjalani pengobatan, karena obat-obatan dapat menyebabkan efek samping pada beberapa pasien. Setelah seseorang memulai perawatan, konsumsi obat harus dilakukan seumur hidup

Komplikasi Hepatitis B

Berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa menyebabkan komplikasi, di antaranya:

  • Sirosis atau jaringan parut pada hati.
  • Kanker hati.
  • Gagal hati.
  • Penyakit ginjal.
  • Masalah pembuluh darah.

Melihat beberapa komplikasi seperti di atas, oleh karena itu penderita penyakit ini harus dipantau teratur oleh dokter. Penderita harus menghindari alkohol karena bisa membuat kondisi hati semakin memburuk.

Kehamilan dan Hepatitis B

Jika saat hamil Anda didiagnosis memiliki penyakit ini, besar kemungkinan virus akan menular ke anak. Jika bayi Anda terkena virus dan tidak mendapatkan pengobatan, anak Anda bisa memiliki masalah hati jangka panjang.

Semua bayi baru lahir dengan ibu yang terinfeksi harus mendapatkan hepatitis B immune globulin, vaksin untuk hepatitis saat lahir selama tahun pertama kehidupan.

Adakah Cara yang Bisa Dilakukan untuk Mencegah Janin Terkena Hepatitis B?

Hampir semua kasus penyakit ini dapat dicegah jika bayi yang lahir dari wanita yang terinfeksi—menerima suntikan yang diperlukan pada waktu yang disarankan. Bayi tersebut harus menerima suntikan yang disebut hepatitis B immune globulin (HBIG) dan dosis pertama vaksin hepatitis B dalam waktu 12 jam setelah kelahiran.

Diperlukan 2 atau 3 suntikan vaksin tambahan selama 1–6 bulan ke depan untuk membantu mencegah infeksi ini terjadi. Waktu dan jumlah suntikan total akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk jenis vaksin yang diberikan dan usia bayi serta berat lahir.

Selain itu, para ahli merekomendasikan agar bayi mendapatkan tes antibodi 1-2 bulan setelah seri vaksin selesai pada usia 9-12 bulan untuk memastikan ia terlindung dari penyakit. Agar kondisi bayi tetap terjaga, ikuti semua saran dari dokter.

Apa yang Terjadi Jika Bayi Terkena Hepatitis B?

Bayi baru lahir yang terinfeksi virus ini memiliki peluang 90% untuk menderita hepatitis B kronis. Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, termasuk kerusakan hati, kanker hati, dan bahkan kematian.

Vaksinasi direkomendasikan bagi semua bayi untuk melindungi tubuhnya dari penyakit serius yang sebenarnya dapat dicegah. Bayi dan anak kecil berisiko jauh lebih besar terkena infeksi kronis jika terinfeksi virus ini, namun vaksin ini sangat efektif dalam mencegah infeksi.

Pencegahan Hepatitis B

Vaksin hepatitis B adalah cara terbaik untuk mencegah infeksi. Beberapa kelompok-kelompok berikut harus menerima vaksin penyakit ini, antara lain:

  • Semua bayi yang baru melahirkan.
  • Setiap anak dan remaja yang tidak divaksinasi saat lahir.
  • Mereka yang dirawat karena infeksi menular seksual.
  • Seseorang yang pekerjaannya berhubungan dengan darah.
  • Seseorang yang memiliki HIV-positif.
  • Hubungan seksual sesama jenis (pria dengan pria).
  • Pengguna narkoba yang menggunakan jarum suntik bersama-sama.
  • Memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit ini.
  • Seseorang dengan penyakit kronis.
  • Seseorang yang bepergian ke daerah dengan tingkat penyakit ini yang tinggi.

Cara lain untuk mengurangi risiko termasuk:

  • Mengetahui status hepatitis B dari pasangan seksual. Jangan melakukan hubungan seks tanpa kondom kecuali Anda benar-benar yakin pasangan Anda tidak terinfeksi virus ini atau infeksi menular seksual lainnya.
  • Berhati-hatilah dengan tindik dan tato. Jika Anda ingin mendapatkan tindik atau tato, pilihlah tempat yang memiliki reputasi baik. Tanyakan tentang bagaimana peralatan-peralatan yang digunakan dan bagaimana kebersihan lingkungannya. Jika Anda tidak bisa mendapatkan jawaban yang memuaskan, cari tempat lain.
  • Jika Anda bepergian ke daerah di mana penyakit ini biasa terjadi, tanyakan kepada dokter tentang penggunaan vaksin hepatitis B. Vaksin ini biasanya diberikan dalam tiga rangkaian selama periode enam bulan.

Sebagian besar orang yang terinfeksi virus ini di masa dewasa mampu melawan virus dan sepenuhnya pulih dalam 1 hingga 3 bulan. Sebagian besar kemudian akan kebal terhadap infeksi penyakit ini seumur hidup. Sedangkan pada bayi dan anak-anak dengan HBV lebih mungkin mengembangkan infeksi kronis.

Hepatitis B kronis memengaruhi sekitar:

  • 90% bayi dengan HBV.
  • 20% anak-anak dengan HBV.
  • 5% orang dewasa dengan HBV.

Perlu diketahui, meski perawatan penyakit ini dapat membantu, terdapat risiko yang harus diwaspadai bagi seseorang dengan hepatitis B kronis seperti jaringan parut (sirosis) hingga kanker hati.

 

 

  1. Anonim. Hepatitis B. https://www.webmd.com/hepatitis/digestive-diseases-hepatitis-b#1-1. (Diakses pada 28 Oktober 2019).
  2. Anonim. Hepatitis B. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hepatitis-b/symptoms-causes/syc-20366802. (Diakses pada 28 Oktober 2019).
  3. Anonim. Hepatitis B. https://www.cdc.gov/hepatitis/hbv/bfaq.htm#symptoms. (Diakses pada 28 Oktober 2019).
  4. Davis F, Kathleen NP. 2018. Everything you need to know about hepatitis B. https://www.medicalnewstoday.com/articles/306288.php. (Diakses pada 28 Oktober 2019).
  5. Marcin, Judith, MD. 2017. Hepatitis B. https://www.healthline.com/health/hepatitis-b#transmission. (Diakses pada 28 Oktober 2019).
  6. NHS UK. Hepatitis B. https://www.nhs.uk/conditions/hepatitis-b/. (Diakses pada 28 Oktober 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi