Terbit: 2 May 2018 | Diperbarui: 8 August 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Ibu hamil perlu mencukupi kebutuhan cairan hariannya untuk mencegah dehidrasi. Meski terkesan sepele, dehidrasi dapat membahayakan ibu dan janin. Ketahui bahaya dehidrasi saat hamil dan cara mencegahnya berikut ini.

Dehidrasi saat Hamil, Bahaya dan Cara Mencegahnya

Apa Itu Dehidrasi?

Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kekurangan cairan tanpa diimbangi adanya cairan yang masuk. Kondisi ini menyebabkan tubuh akan kesulitan untuk menjalankan fungsi normalnya.

Dehidrasi dapat terjadi pada siapa saja, termasuk ibu hamil. Dehidrasi saat hamil bisa bersifat ringan ataupun berbahaya. Jika kondisi yang dialami cukup parah, risiko sejumlah komplikasi kehamilan dapat meningkat.

Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk mencukupi kebutuhan cairan sehari-hari untuk mencegah dehidrasi.

Gejala Dehidrasi pada Ibu Hamil

Secara umum, dehidrasi yang terjadi pada ibu hamil dapat menyebabkan kepanasan atau overheating. Hal ini berhubungan dengan asupan cairan yang berkurang.

Perlu diketahui, tubuh Anda akan mengatur suhu tubuh dengan baik jika asupan cairan tubuh cukup. Jika jumlah cairan berkurang, fungsi tubuh terkait pengaturan suhu ini akan terganggu.

Selain itu, dehidrasi saat hamil dapat menyebabkan urine atau air kencing berwarna kuning pekat. Padahal, urine yang normal adalah berwarna bening atau jernih.

Jika dehidrasi yang terjadi tergolong ringan, beberapa gejala yang dapat menimpa ibu hamil, di antaranya:

  • Mulut kering atau lengket.
  • Rasa kantuk.
  • Jarang buang air kecil.
  • Sakit kepala.
  • Rasa haus.
  • Sembelit.
  • Pusing.

Selama kehamilan, ibu hamil juga bisa mengalami kontraksi Braxton-Hicks (kontraksi palsu). Biasanya gejala berlangsung sekitar 1-2 jam dan paling sering terjadi pada trimester ketiga, meski tidak menutup kemungkinan saat trimester 2 Anda mengalaminya.

Baca JugaPenyebab dan Cara Mengatasi Pusing saat Hamil, Bumil Perlu Tahu

 Di sisi lain, dehidrasi berat dapat menimbulkan sejumlah gejala berikut ini:

  • Mulut, kulit, dan selaput lendir yang sangat kering.
  • Detak jantung cepat.
  • Mudah tersinggung.
  • Kebingungan.
  • Bernapas dengan cepat.
  • Urine sedikit dan berwarna kuning pekat.
  • Mata cekung.
  • Kulit mengerut atau kurang elastis.
  • Tekanan darah rendah.

Perlu diperhatikan, dehidrasi yang berlangsung parah selama kehamilan dapat menyebabkan syok dan kegagalan organ. Kondisi ini pada akhirnya dapat membahayakan ibu dan janin.

Penyebab Dehidrasi pada Ibu Hamil

Dehidrasi saat hamil terjadi karena Anda kurang menjaga asupan cairan sehari-hari. Padahal, selama kehamilan jumlah asupan cairan harian yang dibutuhkan lebih banyak dibandingkan sebelumnya.

Pada setiap trimesternya, cairan tidak hanya dibutuhkan oleh ibu, tetapi juga janin di dalam kandungan. Jadi, selain nutrisi dan gizi dari makanan yang dikonsumsi, cairan juga turut berkontribusi pada tumbuh kembang janin.

Tidak hanya asupan cairan yang kurang, dehidrasi pada ibu hamil juga dapat terjadi akibat beberapa kondisi berikut:

1. Volume Darah Meningkat

Saat hamil volume darah di dalam tubuh seorang wanita mengalami peningkatan dibandingkan saat tidak hamil. Akibatnya, kebutuhan cairan akan lebih banyak daripada biasanya.

Jika Anda tidak mengonsumsi air dalam jumlah cukup, kebutuhan cairan sehari-hari tidak akan terpenuhi. Kondisi ini akan memicu dehidrasi di awal kehamilan.

2. Morning Sickness

Morning sickness atau mual dan muntah pada ibu hamil merupakan gejala kehamilan yang dapat terjadi di trimester awal.

Keluhan ini bisa menyebabkan ibu hamil buang air berlebihan, muntah, dan berkeringat. Pada akhirnya, seluruh keluhan tersebut dapat memicu dehidrasi.

3. Diare

Diare membuat ibu kehilangan banyak cairan dan elektrolit dalam waktu yang singkat. Jika kondisi ini dibarengi dengan muntah, risiko dehidrasi bisa semakin meningkat.

Selama kehamilan, terjadi perubahan hormonal di tubuh. Salah satu dampaknya adalah keluhan diare yang berujung pada dehidrasi.

Baca JugaPenyebab dan Cara Mengatasi Diare pada Ibu Hamil

Bahaya Dehidrasi bagi Ibu Hamil

Tubuh memiliki cairan lebih dari 50 persen. Kekurangan cairan tentunya dapat membahayakan sistem metabolisme tubuh karena memicu dehidrasi.

Pada ibu hamil, air digunakan untuk membentuk plasenta. Fungsi plasenta ini penting karena membantu mendistribusikan nutrisi ke janin di dalam kandungan yang sedang tumbuh dan berkembang. Selain itu, air juga digunakan dalam kantung ketuban.

Jika jumlahnya berkurang, beberapa bahaya dehidrasi saat hamil yang dapat terjadi, antara lain:

1. Volume Air Ketuban Rendah

Dehidrasi dapat menyebabkan air ketuban berkurang. Kondisi ini berbahaya bagi perkembangan janin.

Ketuban merupakan cairan yang mendukung perkembangan janin. Cairan ini dapat memberikan perlindungan bagi janin yang belum lahir untuk membantu perkembangan organ di dalam tubuh.

2. Memengaruhi Perkembangan Organ Janin

Air memegang peranan penting bagi perkembangan organ selama kehamilan. Beberapa organ penting yang mungkin terganggu jika Anda mengalami dehidrasi, misalnya fungsi hati dan ginjal untuk membuang limbah dan kotoran.

3. Kelahiran Prematur

Dehidrasi saat hamil dapat menyebabkan volume darah menurun. Dehidrasi juga dapat meningkatkan kadar hormon oksitosin.

Perlu diketahui, peningkatan hormon tersebut dapat memicu kontraksi rahim. Jika terus-menerus terjadi, kondisi ini dapat berakibat pada kelahiran prematur.

Baca JugaPenyebab Air Ketuban Sedikit dan Cara Menanganinya

Cara Mengatasi Dehidrasi saat Hamil

Mengetahui berbagai bahaya dehidrasi saat hamil, penting untuk mencegah kondisi ini terjadi selama kehamilan. Jika gejala dehidrasi yang dialami tergolong ringan, ibu bisa segera minum air putih, lalu beristirahat.

Selain itu, beberapa cara yang bisa Anda lakukan, antara lain:

  • Minum air putih sebanyak 2 liter atau sekitar 8-12 liter per hari.
  • Batasi minuman yang mengandung kafein, seperti teh, kopi, dan minuman bersoda.
  • Minum jus buah dalam menu harian Anda.
  • Setelah muntah-muntah, pastikan untuk banyak minum air putih setelahnya.
  • Jika banyak beraktivitas seperti berolahraga, atau berada di tempat yang panas, Anda sebaiknya selalu sedia minuman dalam tas Anda.

Cara Mencegah Dehidrasi saat Hamil

Supaya dehidrasi tidak menimpa, Anda bisa melakukan sejumlah cara untuk mencegahnya. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan, yaitu:

1. Memenuhi Kebutuhan Cairan Harian

Selama kehamilan, ibu dianjurkan untuk memenuhi asupan cairannya setiap hari, yaitu sebanyak 2 liter atau sekitar 8-12 liter. Asupan cairan ini tidak hanya baik untuk tubuh ibu, melainkan juga berperan dalam tumbuh kembang janin.

Selain dari air minum, kebutuhan cairan juga dapat dipenuhi dari mengonsumsi berbagai buah yang banyak mengandung air. Bila bosan mengonsumsinya dalam bentuk utuh, Anda bisa mengolah buah-buahan tersebut menjadi jus.

Baca Juga10 Makanan Sehat untuk Perkembangan Otak Janin

2. Membatasi Aktivitas

Aktivitas fisik memang penting dilakukan selama kehamilan. Namun, pastikan porsinya sesuai dan tidak berlebihan, ya.

Hindarilah aktivitas fisik berat yang akan memicu Anda kepanasan. Jika terus-menerus dilakukan, aktivitas ini hanya akan memicu dehidrasi.

Tidak perlu khawatir, Anda masih diperbolehkan untuk berolahraga atau aktivitas fisik lainnya yang tergolong ringan. Diskusikan dengan dokter mengenai jenis olahraga yang aman bagi kehamilan Anda.

Itu dia penjelasan seputar dehidrasi saat hamil, mulai dari gejala, bahaya, hingga cara mencegahnya. Konsultasikan kepada dokter jika Anda mengalami gejala dehidrasi yang mengkhawatirkan.

 

  1. Anonim. Dehydration During Pregnancy. https://americanpregnancy.org/womens-health/dehydration-pregnancy/. (Diakses pada 7 Agustus 2023).
  2. Mayo Clinic Staff. 2021. Dehydration. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dehydration/symptoms-causes/syc-20354086. (Diakses pada 7 Agustus 2023).
  3. Timmons, Jessica. 2016. Symptoms of Severe Dehydration During Pregnancy. https://www.healthline.com/health/pregnancy/dehydration. (Diakses pada 7 Agustus 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi