Terbit: 4 October 2019 | Diperbarui: 8 June 2023
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Surrogate mother adalah salah satu solusi bagi pasangan yang ingin cepat memiliki anak. Program hamil ini memungkinkan pasangan menyewa rahim seorang wanita untuk mengandung benihnya. Kenali seputar prosedur ini dalam penjelasan berikut. 

Mengenal Surrogate Mother dan Aturannya di Indonesia

Apa Itu Surrogate Mother?

Surrogate mother atau ibu pengganti adalah program hamil yang memungkinkan seorang wanita untuk hamil menggantikan ibu aslinya.

Pada saat menjalani program ini, Anda akan menyewa rahim seorang wanita untuk hamil bayi Anda dengan sperma dan sel telur Anda dan pasangan, atau melalui pendonor sperma.

Umumnya program hamil ini dilakukan karena ibu aslinya mengalami masalah kesuburan, tidak bisa hamil, atau memiliki kondisi medis lainnya.

Prosedur ini masih tergolong langka di Indonesia. Bahkan, proses hukum mengenai sewa rahim di beberapa negara juga masih terbilang rumit.

Surrogate mother harus dilakukan dengan perjanjian yang jelas dan tentu saja dengan biaya yang tidak sedikit.

Baca JugaHipnoterapi untuk Terapi Kesuburan, Efektifkah?

Mengapa Surrogate Mother Dilakukan?

Penyebab kenapa pasangan memilih program hamil surrogate mother dari berbagai program hamil lainnya cukup beragam. Beberapa alasan tersebut, antara lain:

  • Masalah dengan rahim sehingga memungkinkan seorang wanita untuk tidak bisa hamil atau tidak bisa mempertahankan kehamilan.
  • Gangguan kesuburan yang membuat pasangan tidak dapat hamil, atau bisa hamil, tetapi mengalami keguguran berulang.
  • Pasangan sesama jenis yang ingin memiliki anak. Biasanya ini dilakukan oleh pasangan gay.
  • Orang lajang yang ingin memiliki anak biologis.

Pasangan yang memilih program hamil ini harus menyiapkan diri secara mental, emosional, dan finansial karena prosedur ini tidak mudah dilakukan.

Selain itu, program hamil dengan metode ibu pengganti memang bisa menjadi solusi untuk pasangan yang benar-benar tidak memungkin untuk punya anak. Hanya saja, pelaksanaannya masih menuai banyak sekali kontroversi.

Syarat Surrogate Mother

Teman, keluarga, atau saudara bisa menjadi pilihan ibu pengganti untuk menjalani program ini, meskipun hal ini akan menuai kontroversi.

Selain itu, Anda juga bisa mempertimbangkan untuk mencari ibu pengganti melalui lembaga yang menanganinya.

Beberapa syarat untuk menjadi ibu pengganti biasanya mencangkup hal-hal berikut:

  • Berusia antara 21 hingga 45 tahun.
  • Pernah hamil sebelumnya, setidaknya satu kali kehamilan tanpa komplikasi. Ibu pengganti sebaiknya tidak pernah melahirkan lebih dari dari 5 kali melalui persalinan normal dan 2 kali lewat prosedur operasi caesar.
  • Tempat tinggal ibu pengganti harus mendukung. Kebiasaan seperti merokok, konsumsi alkohol, atau penyalahgunaan narkoba dapat menjadi pertimbangan lainnya.
  • Ibu pengganti sudah memeriksakan kondisi kesehatannya, baik secara fisik maupun mental. Hal ini termasuk pemeriksaan infeksi menular seksual (IMS).

Baca Juga11 Ciri-Ciri Wanita Mandul yang Harus Diwaspadai

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon ibu pengganti mungkin saja akan berbeda. Hal ini bergantung pada kriteria pasangan yang akan menjalani program kehamilan ini.

Namun, secara umum beberapa persyaratan bagi ibu pengganti, antara lain:

  • Riwayat kesehatan lengkap.
  • Pemeriksaan fisik untuk memastikan keberhasilan program kehamilan. Ini juga termasuk pemeriksaan penyakit menular dan penyakit genetik tertentu yang kemungkinan diwariskan kepada anak.
  • Konseling kesehatan mental untuk mengetahui harapan ibu pengganti atau adanya masalah psikologis, seperti pelecehan, kecanduan, dan sebagainya.

Prosedur Surrogate Mother

Ada dua jenis prosedur surrogate mother yang umum dilakukan. Berikut ini adalah penjelasannya:

1. Traditional Surrogate

Pada traditional surrogate, seorang ibu pengganti akan menyewakan rahim beserta sel telurnya. Sementara itu, sperma dapat berasal dari ayah kandung ataupun pendonor.

Setelah itu, sel telur dan sperma akan dipertemukan melalui prosedur intrauterine insemination (IUI) atau inseminasi buatan.

Sperma akan ditempatkan ke dalam rahim ibu pengganti ketika ovulasi sedang berlangsung. Apabila pembuahan berhasil, ibu pengganti akan hamil. Jika sudah lahir, anak tersebut diberikan pada Anda untuk dibesarkan.

Pada prosedur ini, sang ibu pengganti masih memiliki hubungan biologis dengan anak yang dilahirkan karena pembuahan dilakukan menggunakan sel telur ibu pengganti.

2. Gestational Surrogate

Metode sewa rahim ini menggunakan teknik in vitro fertilization (IVF) atau program bayi tabung untuk membuat kehamilan terjadi.

Dokter akan mengambil sel telur dari ibu kandung dan sperma dari ayah kandung. Sel telur dan sperma akan dipertemukan untuk memungkinkan terjadinya pembuahan menggunakan teknik bayi tabung.

Setelah pembuahan berhasil, embrio yang sudah terbentuk akan dimasukkan ke dalam rahim ibu pengganti untuk dikandung selama masa kehamilan 9 bulan.

Pada prosedur gestational surrogate, ibu pengganti tidak terikat secara biologis dengan janin. Pasalnya, janin tetap mewarisi DNA ayah dan ibu dari sel telur dan sperma mereka.

Tugas ibu pengganti hanyalah merawat dan melahirkan anak pasangan tersebut dari rahimnya.

Baca Juga5 Macam Program Hamil yang Efektif untuk Punya Anak

Risiko Program Hamil Surrogate Mother

Meskipun dapat membantu pasangan yang ingin segera punya momongan, terdapat beberapa risiko yang harus dipertimbangkan dari program hamil ini.

Bagi ibu pengganti, risiko yang harus dipertimbangkan adalah kesiapan menghadapi masalah kehamilan pada umumnya, seperti mual dan muntah, (morning sickness), berat badan naik, hingga kemungkinan keguguran.

Seorang ibu pengganti juga harus memperhatikan kesehatan mental. Pasalnya, tidak mudah untuk merawat dan menjaga janin untuk kemudian diberikan kepada orang lain.

Secara umum, berbagai risiko kesehatan yang mengintai dari program hamil surrogate mother, di antaranya:

  • Transfer lebih dari satu embrio dapat meningkatkan kelahiran kembar. Hamil anak kembar berkaitan dengan kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan masalah kesehatan pada bayi.
  • Penggunaan obat kesuburan untuk merangsang produksi sel telur dapat meningkatkan risiko sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS).
  • Kehamilan dan persalinan berhubungan dengan berbagai kondisi kesehatan, seperti diabetes gestasional, tekanan darah tinggi, perdarahan, dan operasi caesar.

Biaya Surrogate Mother

Biaya Surrogate Mother atau ibu pengganti juga sangat mahal. Di Asia kecuali di Indonesia, harga sewa rahim ibu pengganti paling murah mencapai 100 juta rupiah.

Sementara itu, di Amerika harga sewa rahim atau ibu pengganti dapat mencapai 29-39 miliar rupiah.

Baca JugaInfertilitas Sekunder, Kondisi yang Membuat Anda Sulit Punya Anak Kedua

Apakah Surrogate Mother Legal di Indonesia?

Program hamil dengan metode ini menuai banyak kontroversi, bahkan beberapa negara menilai program ibu pengganti tidak sesuai dengan norma, budaya, hukum, dan agama. 

Bagi beberapa negara dengan tingkat ekonomi rendah, surrogate mother sudah ‘ladang bisnis’ tersendiri. Misalnya saja di India, sewa rahim sudah memberikan pemasukan pada negara sekitar Rp 4 triliun per tahunnya.

Sementara itu, di Indonesia sendiri program hamil ini bukan suatu hal yang lazim. Namun, menurut jurnal yang diterbitkan dalam Jurnal Bina Mulia Hukum Unpad, banyak perilaku yang memang mengarah pada prosedur ini.

Masih mengutip jurnal yang sama, banyak ibu muda yang berasal dari Indonesia mendaftarkan diri mereka sebagai surrogate mother di internet.

Namun, praktik surrogate mother di Indonesia dilarang secara hukum. Hal ini mengacu pada pasal 127 ayat 1 dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

Menurut pasal yang dimaksud, upaya kehamilan di luar cara alamiah hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah. Jadi, kehamilan yang diperbolehkan berasal dari pembuahan antara sel telur dan sperma suami-istri.

Selain itu, program bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) harus dilakukan di fasilitas kesehatan yang sudah memiliki izin praktik untuk melakukannya.

Itulah penjelasan seputar surrogate mother yang sebaiknya diketahui. Selain dengan sewa rahim atau ibu pengganti, terdapat macam-macam program hamil lainnya yang bisa dilakukan dan terbukti efektif bisa cepat hamil.

Untuk mengetahui program hamil yang tepat untuk Anda dan pasangan, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan terlebih dahulu, ya!

 

  1. Anonim. Surrogacy. https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/surrogacy. (Diakses pada 7 Juni 2023).
  2. IVF Specialist. 2022. What is the Difference between Surrogacy and Test Tube Baby. https://www.indiraivf.com/blog/difference-between-surrogacy-and-test-tube-baby. (Diakses pada 7 Juni 2023).
  3. Judiasih, Sonny Dewi & Dajaan, Susilowati S. 2017. Aspek Hukum Surrogate Mother Dalam Perspektif Hukum Indonesia
  4. https://jurnal.fh.unpad.ac.id/index.php/jbmh/article/download/jbmh.v1n2.4/15/. (Diakses pada 7 Juni 2023).
  5. Lindsay, Jessica. 2018. What Is A Surrogate Mother and How Does the Process Work? https://metro.co.uk/2018/01/17/surrogate-mother-process-work-7237274/. (Diakses pada 7 Juni 2023).
  6. Marcin, Ashley. 2919. Growing Your Family Through Gestational Surrogacy. https://www.healthline.com/health/pregnancy/surrogate-mother. (Diakses pada 7 Juni 2023).
  7. Taylor, Rebecca Buffum. 2021. Using a Surrogate Mother: What You Need to Know. https://www.webmd.com/infertility-and-reproduction/guide/using-surrogate-mother. (Diakses pada 7 Juni 2023).
  8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2009. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38778/uu-no-36-tahun-2009. (Diakses pada 7 Juni 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi