Terbit: 22 September 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Sindrom hiperstimulasi ovarium adalah suatu kondisi yang disebabkan ketika tubuh merespons kelebihan hormon. Kondisi ini membuat ovarium menjadi bengkak, nyeri, dan mungkin mengeluarkan cairan. Simak penjelasan lengkap mengenai gejala hingga pencegahannya di bawah ini.

Sindrom Hiperstimulasi Ovarium: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Apa itu Sindrom Hiperstimulasi Ovarium?

Sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS) adalah reaksi tubuh terhadap kelebihan hormon yang ditandai dengan sejumlah gejala.

Penyakit ini biasanya terjadi pada wanita yang menjalani fertilisasi in vitro (IVF) atau dikenal sebagai bayi tabung yang menginduksi ovulasi dengan obat suntik. Obat-obatan yang diminum biasanya jarang menyebabkan OHSS.

Gejala OHSS

Gejala OHSS biasanya mulai terjadi dalam waktu seminggu hingga dua minggu setelah menggunakan obat suntik untuk merangsang ovulasi. Gejalanya berkisar dari ringan hingga berat dan dapat memburuk atau membaik seiring waktu.

1. Gejala OHSS Ringan hingga Sedang

Beberapa gejala yang bisa terjadi, antara lain:

  • Sakit perut ringan sampai sedang.
  • Perut kembung.
  • Peambahan berat badan yang ringan.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Diare.
  • Kelembutan di daerah indung telur.

2. Gejala OHSS yang Parah

Wanita dengan sindrom hiperstimulasi ovarium yang parah mungkin memiliki gejala berikut:

  • Penambahan berat badan yang cepat, lebih dari 1 kilogram dalam 24 jam.
  • Mual dan muntah yang parah dan terus-menerus.
  • Sakit perut yang parah.
  • Sesak napas.
  • Pembekuan darah.
  • Buang air kecil berkurang.
  • Perut kencang atau membesar.

Kapan Waktu yang Tepat Harus ke Dokter?

Jika sedang menjalani perawatan kesuburan dan memiliki beberapa gejala seperti di atas, konsultasi dengan dokter diperlukan

Bahkan jika memiliki bentuk OHSS ringan, dokter akan mengamati kondisi untuk mengetahui kenaikan berat badan yang tiba-tiba atau gejala yang semakin memburuk.

Segera hubungi dokter jika Anda mengalami gangguan pernapasan atau nyeri di kaki selama menjalani perawatan kesuburan. Kondisi ini mungkin menunjukkan situasi mendesak yang membutuhkan penanganan medis sesegera mungkin.

Penyebab Sindrom Hiperstimulasi Ovarium

Sebagian besar OHSS terjadi karena tingginya kadar hCG (human chorionic gonadotropin) atau hormon kehamilan setelah menjalani perawatan kesuburan.

Hormon kehamilan berfungsi merangsang produksi banyak telur pada satu waktu, seperti yang dilakukan dengan banyak protokol bayi tabung.

Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, pasien memiliki mutasi genetik pada reseptor hormon tertentu. Ini menyebabkan berkembangnya OHSS bahkan tanpa perawatan hormonal.

Bagi wanita dengan OHSS, obat untuk perawatan kesuburan menyebabkan pembuluh darah di sekitar ovarium mengeluarkan cairan. Cairan ini dapat menyebabkan ovarium membengkak. Terkadang cairan ini mengalir ke perut dan area lain yang menyebabkan pembengkakan, rasa, sakit, mual, muntah, dan meningkatnya rasa haus.

Dalam kondisi yang parah, kelebihan cairan dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan penurunan jumlah buang air kecil.

Faktor Risiko

OHSS terkadang terjadi pada wanita tanpa faktor risiko sama sekali. Tetapi sejumlah faktor yang diketahui dapat meningkatkan risiko OHSS, berikut di antaranya:

  • Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
  • Pemeriksaan ultrasonografi.
  • Jumlah folikel yang banyak.
  • Usia di bawah 35 tahun.
  • Berat badan rendah.
  • Memiliki riwayat OHSS.
  • Memiliki kadar estrogen yang tinggi atau meningkat tajam sebelum suntikan pemicu HCG.

Baca Juga: Kanker Ovarium: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Diagnosis Sindrom Hiperstimulasi Ovarium

Dokter mungkin akan mendiagnosis OHSS dengan beberapa tes, berikut di antaranya:

  • Pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa kenaikan berat badan, peningkatan ukuran pinggang, dan sakit perut yang mungkin terjadi.
  • Tes darah. Tes ini memungkinkan dokter untuk memeriksa kelainan dalam darah dan apakah fungsi ginjal terganggu karena OHSS.
  • Ultrasonografi (USG). Jika memiliki OHSS, prosedur USG mungkin akan menunjukkan bahwa ovarium Anda lebih besar dari biasanya, ditandai dengan kista besar berisi cairan di mana folikel berkembang. Selama perawatan menggunakan obat kesuburan, dokter secara teratur akan mengevaluasi ovarium dengan USG vagina.

Pengobatan Sindrom Hiperstimulasi Ovarium

Perawatan untuk OHSS bervariasi tergantung pada seberapa parah kondisinya. Biasnya, perawatan bertujuan untuk mengelola gejala dan menghindari komplikasi.

Berikut ini perawatan OHSS yang ringan hingga sedang, meliputi:

  • Menghindari aktivitas fisik yang berat.
  • Meningkatkan asupan cairan.
  • Menggunakan obat acetaminophen untuk meredakan gejala.
  • Memantau gejala yang parah.
  • Menimbang berat badan setiap hari.

Bentuk OHSS yang parah biasanya memerlukan rawat inap di rumah sakit. Pengobatannya termasuk:

  • Menyesuaikan dosis obat kesuburan.
  • Menerima cairan intravena (langsung ke dalam vena).
  • Minum obat untuk meredakan gejala atau mengurangi aktivitas di ovarium.
  • Membekukan embrio dan menunda transfer embrio hingga ovarium kembali normal.
  • Menjalani paracentesis, merupakan prosedur untuk mengeluarkan cairan dari perut.

Komplikasi yang Bisa Terjadi

Wanita yang memiliki OHSS berisiko mengalami pembekuan darah (trombosis) di paru-paru atau kaki. Obat-obatan bisa membantu mengurangi risiko komplikasi ini.

Jika Anda mengalami gejala berupa nyeri, kaki bengkak, atau nyeri dada yang menyakitkan, segera dapatkan pertolongan medis

Dalam kasus yang jarang terjadi, kista ovarium yang terkait OHSS bisa saja pecah. Komplikasi ini mungkin memerlukan tindakan operasi untuk menghentikan pendarahan yang berbahaya kista ovarium pecah.

Pencegahan Sindrom Hiperstimulasi Ovarium

Jika Anda sedang menjalani perawatan untuk kesuburan, mengambil langkah perawatan tertentu akan membantu menjaga kadar hormon tetap stabil. Perawatan tersebut antara lain:

  • Menyesuaikan obat sehingga Anda akan menerima dosis hCG terendah.
  • Menambahkan berbagai obat yang bisa mengurangi pembengkakan dan iritasi indung telur.
  • Menghentikan obat suntik selama beberapa hari untuk menurunkan tingkat hormon yang tinggi.
  • Menghindari suntikan hCG sama sekali dan mencari alternatif.

Bagi wanita yang menjalani program bayi tabung, dokter mungkin akan menganjurkan untuk mengeluarkan dan membekukan folikel yang matang. Langkah ini memberi kesempatan pada ovarium untuk beristirahat sampai tubuh siap melanjutkan program bayi tabung.

 

  1. Anonim. 2020. Ovarian Hyperstimulation Syndrome (OHSS). https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17972-ovarian-hyperstimulation-syndrome-ohss. (Diakses pada 22 September 2022)
  2. Anonim. 2021. What Is Ovarian Hyperstimulation Syndrome?. https://www.webmd.com/infertility-and-reproduction/what-is-ovarian-hyperstimulation-syndrome. (Diakses pada 22 September 2022)
  3. Mayo Clinic Staff. 2021. Ovarian hyperstimulation syndrome. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ovarian-hyperstimulation-syndrome-ohss/symptoms-causes/syc-20354697. (Diakses pada 22 September 2022)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi