Terbit: 17 January 2018 | Diperbarui: 9 February 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Kebanyakan orang bangkit kembali dari kejadian traumatis seperti kecelakaan mobil atau serangan, termasuk pemerkosaan. Dalam jangka pendek, sebagian besar dari kita akan mengalami beberapa gejala PTSD. Persentase lebih sedikit menunjukkan penderita memiliki gejala yang cukup buruk untuk mengganggu fungsi sehari-hari dan didiagnosis dengan gangguan stres akut.

PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) – Perawatan dan Psikoterapi

Sebagian besar orang ini juga akan sembuh dalam bulan pertama, namun sebagian dari mereka yang menderita gangguan stres akut akan memiliki gejala yang berlangsung lebih lama dari sebulan dan didiagnosis dengan PTSD. Kita tahu bahwa beberapa orang dapat pulih dari PTSD, namun beberapa orang akan memiliki gejala PTSD jangka panjang atau kronis.

Jika ada gejala yang cukup serius untuk memengaruhi kinerja atau kemampuan untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari, Anda harus berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental berlisensi. Meski begitu, semuanya bergantung pada berapa lama gejala menimbulkan masalah dan gejala mana yang paling buruk, karena perawatan yang berbeda akan disesuaikan.

Meskipun mungkin terasa menyakitkan mengingat trauma Anda, banyak penelitian menunjukkan bahwa menghindarinya terus trauma justu bisa menimbulkan masalah. Diskusikanlah masalah Anda dengan profesional kesehatan karena mereka bisa membantu mengatasi PTSD.

Perawatan Post Traumatic Stress Disorder

Seperti kebanyakan gangguan kejiwaan, ada cara psikoterapi dan pengobatan (psikofarmakologis) untuk merawat PTSD. Jenis perawatan tertentu bisa efektif untuk orang dengan PTSD, namun jenis perawatan terbaik untuk seseorang harus ditentukan dengan bekerja sama dengan profesional kesehatan mental.

Bukti terbaik untuk perawatan psikoterapi PTSD adalah untuk terapi berbasis paparan, termasuk terapi paparan berkepanjangan (PE), terapi perilaku kognitif yang berfokus pada trauma (TFCBT), dan desensitisasi gerakan mata dan pemrosesan ulang (EMDR).

Banyak pendekatan psikoterapi lainnya digunakan oleh terapis, namun ada sedikit penelitian dan sedikit bukti tentang seberapa efektifnya terapi tersebut. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa terapi lain (CBT terfokus pada non-trauma, psikoterapi psikodinamik, terapi paparan naratif, dan lain-lain) lebih efektif daripada tidak menerima terapi.

Terapi paparan didasarkan pada prinsip bahwa orang dapat memadamkan respons ketakutan dengan paparan berulang tanpa konsekuensi negatif (sebuah proses yang dikenal sebagai pencegahan paparan dan respon). Terapi perilaku kognitif (CBT) melibatkan identifikasi pikiran dan perilaku disfungsional/negatif, dan dengan sesi terapi terstruktur.

TFCBT secara khusus membahas pemikiran, ketakutan, dan perilaku yang berkaitan dengan peristiwa traumatis. Teorinya adalah bahwa pemrosesan trauma yang lebih sempurna akan memungkinkan orang tersebut menyelesaikan masalah seputar trauma dan mengurangi gejala PTSD. EMDR adalah jenis terapi yang spesifik yang mengikuti prinsip serupa dengan TFCBT namun secara khusus mengelompokkan prosedur gerakan mata terkontrol yang terkait dengan kenangan-kenangan akan trauma.

Sementara itu, psikoterapi psikodinamik membantu Anda menjadi lebih sadar akan perasaan Anda saat ini dan untuk memahami bagaimana masa lalu Anda memengaruhi perasaan Anda saat ini. Pada gilirannya, cara  ini dapat membantu mengatasi perasaan intens dari trauma masa lalu.

PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) – Halaman Selanjutnya: 1 2 3 4 5 6 7 8

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi