Terbit: 17 January 2018 | Diperbarui: 21 February 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Sebagian besar spesialis yang menangani gangguan kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan juga memiliki pengalaman dalam merawat PTSD, terutama karena PTSD merupakan kelainan yang relatif umum. Pengobatan PTSD yang  paling baik adalah dilakukan oleh psikiater yang memiliki pelatihan ekstensif dalam menilai dan mengobati gangguan ini. Sementara praktisi perawat dengan sertifikasi di bidang psikiatri juga memiliki pengalaman dengan perawatan PTSD dan bekerja dengan psikiater.

PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) – Pengobatan

Pengobatan Post Traumatic Stress Disorder

Beberapa obat telah terbukti secara langsung mengurangi gejala dan gangguan keseharian yang ditimbulkan dari PTSD. Pengobatan lini pertama untuk PTSD adalah kelas obat serotonin spesifik reuptake inhibitor (SSRI). Dua SSRI, sertraline (Zoloft) dan paroxetine (Paxil), telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk pengobatan gangguan stres pasca trauma.

Sebagian besar SSRI lainnya juga telah dipelajari dan berhasil digunakan dalam praktik klinis untuk PTSD. SSRI dapat memperbaiki berbagai gejala PTSD termasuk kenangan buruk yang mengganggu, fase penolakan, hipereaktif terhadap rangsangan, dan dapat meningkatkan kualitas hidup. Mengonsumsi SSRI untuk waktu yang lama (36 minggu atau lebih) tampaknya memperbaiki gejala lebih banyak.

Meski begitu ada juga risiko gejala yang memburuk jika seseorang berhenti mengonsumsi SSRI setelah perawatan. Jika Anda mendapatkan obat ini, jangan menghentikan tanpa sepengetahuan dokter karena akan menimbulkan ‘gejala putus obat/withdrawal symptoms’.

Selain itu, Prazosin (Minipres) adalah obat tekanan darah yang sekarang telah dipelajari secara ekstensif untuk pengobatan PTSD. Prazosin bekerja dengan cara memblokir beberapa efek dari sistem saraf ketika proses fight or flight. Setelah uji coba awal menggunakan Prazosin untuk mengurangi mimpi buruk yang dialami kembali pada veteran tempur dengan PTSD, Prazosin terbukti efektif untuk mengurangi banyak gejala PTSD, terlepas dari jenis traumanya. Prazosin dapat memperbaiki mimpi buruk, waktu tidur, hiperarousal, dan gejala PTSD umum. Namun Food and Drug Administration (FDA) belum menyetujui penggunaan prazosin untuk PTSD, padahal obat ini telah banyak digunakan oleh psikiater dalam beberapa tahun terakhir.

Bagi anak-anak, tidak banyak bukti yang mendukung penggunaan antidepresan, prazosin, atau obat pereda respon lainnya (misalnya, clonidine atau propranolol yang menghambat beberapa efek adrenalin). Anda harus berkonsultasi dengan psikiater anak dan remaja untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Selain obat khusus PTSD, beberapa orang mungkin juga memerlukan obat untuk membantu mereka dengan kecemasan, depresi, kecanduan, atau kondisi kejiwaan lainnya yang hadir bersamaan dengan PTSD. Penting untuk berkunjung ke psikiater, atau dokter medis lain yang berpengalaman dengan PTSD guna mengevaluasi obat mana yang terbaik dan tidak akan mengganggu perawatan PTSD. Misalnya, benzodiazepin (termasuk obat-obatan seperti alprazolam [Xanax], diazepam [Valium], lorazepam [Ativan], dan lain-lain), kelas obat yang digunakan untuk mengobati beberapa kecemasan, dapat memperburuk PTSD dan membuat lebih sulit untuk diobati.

PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) – Halaman Selanjutnya: 1 2 3 4 5 6 7 8

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi