Terbit: 16 December 2020 | Diperbarui: 4 May 2023
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Gastroschisis merupakan cacat bawaan lahir yang ditandai dengan adanya lubang pada dinding perut di sebelah pusar. Lubang ini akan menyebabkan usus keluar dari tubuh bayi. Simak penjelasan lengkap mengenai gejala, penyebab, hingga cara mengatasinya. 

Gastroschisis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa Itu Gastroschisis?

Gastroschisis adalah kondisi cacat lahir yang berkembang pada awal kehamilan. 

Keadaan ini terjadi ketika sebuah lubang terbentuk di dinding perut bayi. Kemudian, usus bayi terdorong keluar tubuh melalui lubang ini sehingga membuatnya berkembang di luar tubuh. Lubang ini biasanya berukuran 2,5 sampai 5 cm.

Dikarenakan usus tidak tercakup dalam kantong pelindung dan terkena cairan ketuban, usus dapat mengalami iritasi, menyebabkannya memendek, berputar, atau membengkak. Keadaan ini dapat diperbaiki ketika bayi lahir dan biasanya tidak terkait dengan malformasi lainnya.

Tidak hanya bagian usus, terkadang organ lain seperti lambung dan hati juga dapat berada di luar tubuh bayi.

Gastroschisis bisa terjadi akibat otot-otot perut yang tidak berkembang dengan sempurna sehingga terbentuk celah. 

Bayi yang mengalami gastroschisis perlu menjalani operasi untuk memasukkan organ ke dalam tubuh serta memperbaiki lubang di dinding perutnya. Meskipun sudah menjalani operasi, tetapi penderita gastroschisis tetap bisa mengalami gangguan pencernaan, penyerapan nutrisi, dan gangguan makan. 

Baca Juga11 Persiapan Kehamilan yang Wajib Diketahui Agar Bayi Terlahir Sehat

Gejala Gastroschisis

Gejala dari keadaan ini biasanya dapat terlihat saat pemeriksaan rutin kehamilan khususnya saat pemeriksaan USG atau terlihat saat bayi lahir. 

Bayi yang mengalami gastroschisis umumnya memiliki lubang di dinding perut dan usus halus sering berada di luar perut dekat tali pusat. Selain itu, organ lain juga mungkin terlihat, seperti usus besar, lambung, kantung empedu, ovarium, testis, atau kandung kemih.

Terkadang, bayi mungkin mungkin mengalami masalah dalam menyerap makanan karena usus yang teriritasi oleh cairan ketuban. Bayi yang terlahir dengan keadaan ini akan kehilangan panas dan air dengan sangat cepat dari usus, di mana hal itu bisa menyebabkan dehidrasi dan hipotermia.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Gangguan ini didiagnosis dan dirawat di rumah sakit saat lahir. Namun perawatan harus segera dilakukan jika anak Anda mengalami gejala-gejala berikut setelah pulang ke rumah, antara lain:

  • Pergerakan usus terganggu.
  • Gangguan makan.
  • Demam.
  • Muntahan hijau atau hijau kekuningan.
  • Area perut membengkak.
  • Perubahan perilaku yang mengkhawatirkan.

Penyebab Gastroschisis

Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab dari pembentukan dinding perut bayi yang tidak sempurna. 

Namun, pada beberapa kasus diketahui gastroschisis terjadi akibat mutasi genetik atau kromosom. Selain itu,kondisi ini juga dapat terjadi akibat gangguan aliran darah ke saluran pencernaan bayi. 

Selama perkembangan janin, usus dan organ lain (hati, kandung kemih, perut, ovarium, atau testis) berkembang di luar tubuh pada awalnya dan kemudian kembali ke dalam. 

Namun, pada kasus gastroschisis, usus (dan terkadang lambung) tetap berada di luar dinding perut, tanpa selaput yang menutupi.

Faktor Risiko Gastroschisis

Beberapa faktor risiko yang membuat anak mengembangkan keadaan ini adalah:

  • Kehamilan remaja.
  • Merokok saat hamil.
  • Penyalahgunaan narkoba atau alkohol selama kehamilan.
  • Gizi buruk selama kehamilan.
  • Paparan nitrosamine (bahan kimia yang ditemukan di beberapa makanan, kosmetik, rokok).
  • Penggunaan aspirin, ibuprofen, atau acetaminophen.
  • Penggunaan dekongestan yang memiliki bahan kimia pseudoephedrine atau phenylpropanolamine.

Diagnosis Gastroschisis

Seorang wanita hamil tidak memiliki gejala apapun selama kehamilan ketika bayinya mengalami keadaan ini. Akan tetapi dokter mungkin menemukan gangguan sebelum bayi lahir ketika ibu:

  • Melakukan pemeriksaan rutin USG saat hamil.
  • Tes darah untuk protein yang disebut alpha-fetoprotein, yang berada pada tingkat yang lebih tinggi dari biasanya ketika janin mengalami kondisi ini.

Jika ibu hamil tidak rutin melakukan pemeriksaan kehamilan, dokter akan mendiagnosis saat lahir ketika usus berada di luar tubuh bayi. Pada beberapa kasus, keadaan ini paling sering terdeteksi sekitar minggu ke 18-20 kehamilan.

Selain itu, bagian terpenting dari diagnosis adalah menentukan apakah ini gastroschisis atau omfalokel (omphalocele). Kondisi ini terkadang terlihat serupa saat pemeriksaan USG. Pada omfalokel, kantong dari tali pusat menutupi dan melindungi usus yang berada di luar tubuh bayi.

Pengobatan Gastroschisis

Ketika kondisi gastroschisis ditemukan saat masih dalam kandungan, dokter akan melakukan observasi khusus untuk memastikan janin tetap sehat hingga saat kelahiran tiba. 

Setelah bayi lahir, perlu dilakukan operasi untuk memasukkan organ ke dalam tubuh. Selain itu, operasi juga dilakukan untuk memperbaiki lubang dekat pusar untuk mencegah organ keluar dari tubuh.

Ada dua jenis operasi yang dapat dilakukan untuk mengembalikan organ tubuh bayi dan menutup lubang pada dinding perut, yaitu:

1. Operasi Gastroschisis Primer

Operasi jenis ini dilakukan ketika kondisi gastroschisis tidak terlalu parah. Operasi ini dapat dilakukan segera setelah bayi lahir. 

Dokter akan melakukan pembedahan untuk memasukkan usus ke dalam perut bayi serta menutup lubang pada dinding perut. 

2. Operasi Gastroschisis Bertahap

Pada kasus gastroschisis yang lebih parah, dokter perlu beberapa tahap operasi, sehingga dokter akan menjalani operasi bertahap. 

Segera setelah bayi lahir, organ-organ yang berada di luar tubuh bayi akan ditutup terlebih dahulu. 

Selanjutnya, organ tersebut akan didorong ke dalam perut. Setelah organ kembali ke lokasi yang seharusnya, dokter akan menutup lubang pada dinding perut bayi. 

Setelah menjalani operasi, bayi akan perlu alat bantu operasi karena adanya tekanan tambahan dari organ-organ yang masuk ke dalam tubuh.

Selain itu, suhu tubuh bayi juga perlu diperhatikan agar tidak terjadi hipotermia akibat panas tubuh yang keluar melalui usus yang ada di luar tubuh. 

Selain itu, bayi juga perlu mendapatkan nutrisi yang cukup serta antibiotik untuk mencegah infeksi. 

Jika bayi dengan gastroschisis tidak lahir di rumah sakit, maka bayi perlu segera dibawa ke dokter terdekat. Beberapa penanganan awal yang dilakukan ,antara lain:

  • Memasang infus
  • Membuat suhu tubuh bayi lebih hangat
  • Membungkus susu dengan plastik bening yang bersih dan steril
  • Merujuk bayi ke fasilitas NICU di rumah sakit.

Komplikasi Gastroschisis

Usus bayi dapat terpapar cairan ketuban, sehingga mungkin tidak berfungsi secara normal bahkan setelah organ-organ tersebut dimasukkan kembali ke dalam rongga perut. Bayi dengan keadaan ini membutuhkan waktu untuk memulihkan ususnya dan membiasakan diri untuk menyusu.

Sekitar 10-20% bayi yang memiliki keadaan ini mungkin mengalami atresia usus (bagian dari usus tidak berkembang ketika di dalam kandungan), sehingga membutuhkan pembedahan lebih lanjut untuk menghilangkan obstruksi.

Meningkatnya tekanan dari isi perut yang salah tempat juga bisa menurunkan aliran darah ke usus dan ginjal. Hal ini dapat membuat bayi sulit untuk mengembangkan paru-paru, yang menyebabkan munculnya masalah pernapasan.

Komplikasi lain yang mungkin terjadi adalah necrotizing enterocolitis. Keadaan ini terjadi ketika jaringan usus mati karena aliran darah rendah atau infeksi. Risiko ini mungkin berkurang pada bayi yang menerima ASI daripada susu formula.

Bayi yang terlahir dengan kondisi ini biasanya memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari rata-rata. Masalah jangka panjang kebanyakan terjadi pada kasus yang sangat rumit dan terkait dengan masalah makan, usus atau infeksi.

Meski begitu, sebagian besar bayi yang mengalami gangguan ini dapat melanjutkan hidup normal dan sehat tanpa komplikasi.

Baca Juga15 Cara Mencegah Bayi Lahir Prematur, Bunda Wajib Tahu!

Pencegahan Gastroschisis

Seiring dengan penyebab yang belum diketahui secara pasti, maka belum diketahui juga cara yang dapat dilakukan untuk mencegah bayi lahir dengan kondisi gastroschisis. 

Namun, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya gastroschisis, antara lain:

  • Konsumsi vitamin untuk ibu hamil yang diberikan oleh dokter kandungan, seperti asam folat.
  • Melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan secara rutin.
  • Menerapkan gaya hidup sehat dengan menjaga berat badan tetap ideal dan konsumsi makanan dengan gizi seimbang.
  • Menghindari konsumsi obat tanpa konsultasi dengan dokter kandungan
  • Menghindari rokok selama hamil
  • Tidak minum alkohol selama hamil

Gastroschisis adalah kelainan lahir di mana usus keluar atau organ lain dari tubuh bayi. Segera setelah lahir, bayi dengan kondisi ini perlu operasi untuk mengembalikan organ ke dalam tubuhnya. Dokter juga akan memberikan nutrisi tambahan dan antibiotik untuk mencegah infeksi. 

  1. Anonim. 2023. Gastroschisis. https://www.cincinnatichildrens.org/health/g/gastroschisis. (Diakses pada 4 Mei 2023).
  2. CDC. Facts about Gastroschisis. https://www.cdc.gov/ncbddd/birthdefects/gastroschisis.html. (Diakses pada 4 Mei 2023).
  3. Cleveland Clinic. Gastroschisis. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22290-gastroschisis. (Diakses pada 4 Mei 2023).
  4. Medline Plus. 2021. Gastroschisis. https://medlineplus.gov/ency/article/000992.htm. (Diakses pada 4 Mei 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi