Terbit: 24 October 2023
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Bayi yang lahir secara prematur rentan mengalami masalah kesehatan karena organ tubuhnya belum berkembang dengan sempurna. Oleh karena itu, mencegah kelahiran prematur adalah sesuatu yang perlu
diketahui oleh ibu hamil. Apa yang harus dilakukan oleh Bumil? Cek penjelasannya di bawah ini.

15 Cara Mencegah Bayi Lahir Prematur, Bunda Wajib Tahu

Cara Mencegah Kelahiran Prematur

Meskipun belum diketahui apa penyebab pasti atau faktor risiko bayi lahir prematur, tetapi ada sejumlah cara yang bisa diakukan untuk mencegah—atau setidaknya meminimalisir—kelahiran prematur.

Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan agar bayi tidak lahir prematur, di antaranya:

1. Menjaga Jarak Kehamilan

Salah satu faktor risiko yang dapat meningkatkan peluang ibu untuk melahirkan bayinya secara prematur adalah jarak antar kehamilan sebelumnya dengan kehamilan sekarang yang berdekatan. Hal ini tentu saja perlu menjadi perhatian bagi Anda yang sedang merencanakan kehamilan selanjutnya.

Lantas, berapa jarak antar kehamilan yang sekiranya aman? Para ahli berpendapat bahwa idealnya, kelahiran selanjutnya terjadi 18 bulan pasca ibu melahirkan anak sebelumnya. Waktu 18 bulan dianggap cukup untuk tubuh mempersiapkan diri sebelum kembali menjalani kehamilan.

2. Melakukan Pemeriksaan Kandungan secara Rutin

Langkah pencegahan bayi lahir prematur selanjutnya adalah dengan melakukan pemeriksaan kandungan secara rutin.

Pemeriksaan kandungan  pra-melahirkan yang dilakukan sejak dini dan teratur dapat membantu dokter menentukan dan membantu Anda dalam menangani faktor risiko persalinan prematur dan memastikan kehamilan  berjalan dengan baik.

3. Melakukan Pemeriksaan Kesehatan  Tubuh

Selain pemeriksaan kandungan, cara mencegah bayi lahir prematur adalah dengan juga melakukan pemeriksaan kesehatan tubuh. Pastikan jika tubuh Anda dalam kondisi yang baik. Pasalnya, kelahiran prematur juga bisa dipicu oleh sejumlah masalah kesehatan lainnya yang diderita oleh tubuh.

4. Mengendalikan Penyakit Kronis

Apabila Anda sedang menderita masalah kesehatan kronis tertentu, maka langkah yang bisa dilakukan untuk setidaknya meminimalisir risiko bayi lahir prematur adalah dengan melakukan pengendalian terhadap penyakit yang tengah diderita. Jenis penyakit kronis yang dimaksud antara lain adalah:

  • Diabetes.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Preeklampsia.

Sampaikan pada dokter jika di saat yang bersamaan Anda juga sedang mengalami kondisi-kondisi di atas agar bisa segera ditangani lebih lanjut.

5. Menjaga Berat Badan

Kehamilan akan membuat berat badan bertambah, namun sudah seharusnya bagi Anda untuk menjaga agar kenaikan berat badan tidak terlalu signifikan. Hal ini juga merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya kelahiran prematur.

Mengapa bisa demikian? Jawabannya tak lain karena berat badan yang naik secara drastis dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes atau bahkan preeklampsia. Nah, kedua kondisi inilah yang lantas berpotensi menyebabkan bayi lahir prematur.

Guna mengetahui batasan berat badan ideal saat hamil, Anda bisa mengonsultasikan hal ini dengan dokter kandungan. Pastikan untuk mengikuti semua saran yang diberikan oleh dokter.

6. Mengonsumsi Vitamin Selama Kehamilan

Cara mencegah bayi lahir prematur lainnya yang juga tidak boleh luput dari perhatian adalah dengan mengonsumsi suplemen vitamin selama menjalani kehamilan. Salah satu jenis nutrisi yang paling disarankan adalah asam folat.

Asam folat—selain berfungsi untuk membantu tumbuh kembang janin—juga berperan penting dalam mencegah terjadinya abruptio plasenta dan preeklampsia yang mana keduanya adalah faktor risiko kelahiran prematur.

Namun, jangan lupakan juga jenis vitamin yang lainnya. Ikuti arahan dokter mengenai apa saja nutrisi dan vitamin yang harus dipenuhi saat hamil.

7. Konsumsi Makanan Bergizi

Selain dari suplemen vitamin, Anda juga diharuskan untuk selalu mengonsumsi makanan yang bergizi seperti buah, sayuran.

Apabila Anda dan buah hati sehat, maka kehamilan seharusnya berjalan dengan normal sampai nanti hari kelahiran tiba. Selain buah dan sayuran, ikan adalah jenis makanan bervitamin lainnya yang juga tidak boleh dilewatkan. Pasalnya, pada ikan terkandung sejumlah nutrisi penting seperti asam lemak omega-3.

Menurut sejumlah penelitian, asam lemak omega-3 efektif untuk membantu meminimalisir risiko bayi lahir prematur. Selain itu, omega-3 juga baik untuk membantu perkembangan otak bayi.

8. Minum Air Putih yang Banyak

Memenuhi kebutuhan cairan tubuh dengan optimal adalah langkah pencegahan pencegahan bayi lahir prematur yang mudah dilakukan. Asupan cairan yang terjaga dapat mencegah dehidrasi, suatu kondisi yang juga bisa meningkatkan risiko komplikasi kehamilan yang berujung pada kelahiran prematur.

Baca Juga: 8 Bahaya Stres Saat Hamil dan Cara Mengatasinya

9. Menghindari Gaya Hidup Tidak Sehat

Gaya hidup tidak sehat juga bisa menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya kelahiran prematur. Beberapa contohnya, antara lain: kebiasaan merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, hingga menggunakan obat-obatan terlarang.

Maka dari itu, Anda disarankan untuk menghentikan kebiasan-kebiasaan tersebut jika tidak ingin memperbesar peluang melahirkan buah hati secara prematur.

10. Jangan Tunda Berkemih

Tidak menunda-nunda untuk buang air kecil adalah cara mencegah bayi lahir prematur lainnya yang sering kali terlewatkan. Mengapa bisa demikian?

Menunda untuk segera berkemih—selain menimbulkan ketidaknyamanan—juga bisa memicu terjadinya peradangan pada kandung  kemih. Jika terus dibiarkan, dikhawatirkan rahim akan mengalami iritasi yang berujung pada kontraksi prematur.

11. Terapi Hormon Progesteron 17P

Mencegah terjadinya kelahiran prematur juga bisa dengan melakukan terapi hormon progesteron 17P. Sebagai hormon yang memang perannya sangat penting bagi ibu hamil, progesteron harus senantiasa dalam kadar yang ideal guna mencegah masalah kehamilan termasuk bayi lahir prematur.

Penerapan terapi hormon progesterone pun sudah umum dilakukan. Pasalnya, terapi ini telah terbukti mampun menurunkan risiko kelahiran prematur sebanyak 30 persen.

12. Mengendalikan Stres

Stres saat hamil adalah hal yang wajar, namun jika tidak dikendalikan dengan baik, stres dapat menimbulkan masalah yang salah satunya mungkin kelahiran prematur. Oleh sebab itu, sangat penting bagi Bumil untuk senantiasa mengendalikan stres selama menjalani kehamilan.

Terdapat banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengendalikan stres saat hamil, mulai dari melakukan olahraga hingga yoga. Tak lupa, dukungan dari pasangan dan orang-orang terdekat juga merupakan ‘obat’ stres yang efektif.

13. Merawat Kesehatan Gigi

Merawat kesehatan gigi juga menjadi cara mencegah bayi lahir prematur. Pasalnya, masalah pada gigi seperti perdarahan gusi ternyata dapat meningkatkan risiko terjadinya kelahiran prematur. Pastikan untuk rajin menggosok gigi setiap hari. Selain itu, lakukan pemeriksaan gigi secara rutin dengan dokter.

14. Menjaga Kebersihan Tubuh

Kelahiran prematur juga erat kaitannya dengan penyakit akibat infeksi. Oleh sebab itu, mencegah diri dari infeksi bakteri, virus, dan patogen lainnya juga menjadi salah satu cara mencegah bayi lahir prematur.

Selain dengan meningkatkan daya tahan tubuh melalui berbagai macam cara seperti olahraga dan minum vitamin, Anda juga harus menjaga kebersihan diri, salah satunya adalah dengan rajin mencuci tangan.

15. Mengobati Keputihan/Infeksi Vagina

Peradangan pada vagina dan serviks menyebabkan adanya zat prostaglandin yang dapat mempermudah pembukaan serviks dan memicu persalinan prematur. Apabila Anda mengalami keputihan yang banyak, berbau atau menyebabkan gatal sebaiknya segera periksa ke dokter spesialis kandungan.

Baca Juga: Polihidramnion: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apakah Kelahiran Prematur Dapat Terulang Lagi?

Jika Bunda pernah pernah melahirkan bayi prematur, Anda berisiko lebih tinggi untuk melahirkan prematur lagi.

Namun, sebagian besar wanita yang bayi pertamanya lahir prematur melanjutkan untuk melahirkan bayi berikutnya dalam jangka waktu penuh, antara 37 minggu dan 41 minggu.

Risiko keseluruhan untuk kelahiran prematur adalah sekitar 10 persen; dan 75 hingga 80 persen dari kelahiran prematur tersebut terjadi setelah persalinan dini atau ketuban pecah dini.

Setelah kelahiran prematur spontan, risiko terjadi lagi selama kehamilan kedua adalah sekitar 31 persen, tetapi hal itu disertai dengan peringatan bahwa semakin awal kelahiran prematur pertama, semakin tinggi kemungkinannya selama kehamilan kedua.

Misalnya, wanita yang melahirkan bayi pertama antara 24 dan 28 minggu, memiliki risiko 40 persen untuk melahirkan lebih awal pada kehamilan berikutnya.

Faktor tertentu yang membuat Bunda berisiko lebih tinggi memiliki bayi prematur lagi yaitu usia, etnis, dan kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Nah, itulah ulasan terkait berbagai cara mencegah kelahiran bayi prematur yang dapat Bunda terapkan. Jangan lupa konsultasi dengan dokter kandungan untuk memastikan keamanannya. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat.

 

  1. Anonim. 10 Ways to Lower Your Chances of Having Preemie. https://healthcare.utah.edu/womenshealth/pregnancy-birth/preterm-birth/10-ways-to-reduce-risk-of-another-birth.php. (Diakses pada 28 Juli 2020)
  2. Anonim. Preterm Labor. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/preterm-labor/symptoms-causes/syc-20376842. (Diakses pada 28 Juli 2020)
  3. Anonim. Understanding Preterm Labor and Birth — Prevention. https://www.webmd.com/baby/understanding-preterm-labor-birth-prevention. (Diakses pada 28 Juli 2020)
  4. Anonim. 2018. Preterm Birth. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/preterm-birth. (Diakses pada 28 Juli 2020)
  5. Bellefonds, C. 2018. Preterm labor. https://www.whattoexpect.com/pregnancy/preterm-labor/ (Diakses pada 28 Juli 2020)
  6. Horsager-Boehrer, Robyn. Pregnancy complications: What are the chances that they’ll happen again?. https://utswmed.org/medblog/recurrent-pregnancy-complications/. (Diakses pada 24 Maret 2023)
  7. Marsh, Lorna. 2022. My first baby was premature, will it happen again?. https://www.babycentre.co.uk/x1965/my-first-baby-was-premature-will-it-happen-again. (Diakses pada 24 Maret 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi