Terbit: 26 October 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Rhinitis hormonal adalah rhinitis yang terjadi akibat ketidakseimbangan hormon di dalam tubuh. Kenali seputar penyakit ini, mulai dari gejala hingga cara mencegahnya dalam ulasan berikut.

Rhinitis Hormonal (Non-Alergi): Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Apa itu Rhinitis Hormonal?

Rhinitis hormonal atau yang umum dikenal sebagai rhinitis non-alergi atau rhinitis vasomotor adalah rhinitis yang terjadi akibat perubahan kadar hormon di dalam tubuh.

Gangguan ini umumnya terjadi pada wanita hamil, menstruasi, atau sedang dalam masa pubertas. Jenis rhinitis ini juga dapat terjadi akibat penggunaan obat terapi hormon atau penggunaan kontrasepsi oral.

Gejala Rhinitis Hormonal

Rhinitis non-alergi biasanya tidak menyebabkan mata, hidung, dan tenggorokan gatal. Namun, Anda bisa mengalami beberapa gejala berikut ini:

  • Bersin-bersin.
  • Pilek.
  • Hidung tersumbat atau berair.
  • Batuk.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Segera periksakan keluhan ke dokter apabila mengalami beberapa kondisi berikut:

  • Gejala yang cukup serius.
  • Belum mendapatkan penanganan, baik pengobatan rumahan maupun penggunaan obat-obatan bebas.
  • Mengalami efek samping setelah menggunakan obat-obatan untuk mengatasi keluhan. 

Penyebab Rhinitis Hormonal

Penyebab pasti kondisi ini tidak diketahui dengan jelas. Namun, rhinitis non-alergi dapat terjadi saat pembuluh darah hidung melebar.

Kondisi pembengkakan atau pembesaran pembuluh darah di hidung bisa disebabkan oleh bermacam-macam faktor. Adanya faktor pemicu tersebut akan menyebabkan pembengkakan di dalam hidung, hidung tersumbat, dan hidung berair.

Pada kasus rhinitis hormonal, kemungkinan penyebabnya adalah adanya ketidakseimbangan hormon pada tubuh wanita.

Baca JugaBerbagai Cara Mengatasi Hidung Tersumbat (Medis dan Alami)

Faktor Risiko

Berikut beberapa faktor yang bisa menjadi pemicu ketidakseimbangan hormonal, di antaranya:

  • Kehamilan.
  • Menstruasi.
  • Pubertas.
  • Terapi penggantian hormon (HRT).
  • Penggunaan alat kontrasepsi, terutama kontrasepsi oral.

Diagnosis Rhinitis Hormonal

Dokter atau tenaga medis akan memberikan sejumlah pertanyaan terkait gejala yang dirasakan. Pemeriksaan fisik juga dapat dilakukan sebelum memberikan diagnosis.

Rhinitis non-alergi ditunjukkan dengan beberapa kondisi berikut:

  • Hidung tersumbat.
  • Hidung berair.
  • Setelah melakukan tes kesehatan, hasilnya tidak berkaitan dengan alergi atau masalah sinus.

Pada beberapa kasus, dokter mungkin akan meresepkan obat untuk melihat apakah kondisi Anda membaik atau tidak.

Baca JugaHidung Tersumbat Sebelah, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Pengobatan Rhinitis Hormonal

Rhinitis hormonal tidak berbahaya, tetapi bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara mengobati kondisi ini.

Pengobatan akan bergantung pada seberapa parah kondisi Anda. Pada kasus ringan, perawatan rumah kemungkinan dapat membantu.

Adapun pengobatan untuk rhinitis non-alergi yang dapat dilakukan, antara lain:

1. Perubahan Gaya Hidup

Pengobatan terbaik untuk gejala rhinitis adalah dengan melakukan perawatan diri. Berikut ini adalah beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk meringankan keluhan di rumah:

  • Mengonsumsi banyak air putih.
  • Hindari minuman yang mengandung kafein karena bisa mengakibatkan dehidrasi.
  • Menghindari iritan seperti asap rokok.
  • Olahraga.
  • Meningkatkan tingkat kelembapan ruangan agar dapat menghindari keluhan hidung yang terasa kering. Anda bisa menggunakan humidifier.

2. Penggunaan Obat-obatan

Obat-obatan yang dijual bebas tanpa resep bisa Anda gunakan. Beberapa obat yang umum untuk mengatasi rhinitis non-alergi, antara lain:

  • Antihistamin: Pada dasarnya, antihistamin bisa diberikan untuk menangani masalah rhinitis, baik alergi maupun non-alergi. Beberapa contoh antihistamin yang dapat digunakan, yaitu diphenhydramine, cetirizine, fexofenadine, dan loratadine.
  • Dekongestan: Obat ini akan membantu mempersempit pembuluh darah di hidung dan mengurangi keluhan hidung tersumbat.
  • Semprotan hidung: Obat berbentuk semprotan dapat membantu meredakan hidung berair. Ada beragam jenis obat semprotan hidung yang bisa digunakan, termasuk saline, ipratropium, dan antihistamin.
  • Steroid: Jenis obat ini dapat membantu mencegah dan mengobati pembengkakan yang berkaitan dengan rhinitis non-alergi, termasuk rhinitis hormonal. Dokter akan meresepkan obat ini jika pengobatan menggunakan antihistamin dan dekongestan tidak membantu.

Baca Juga15 Cara Mengobati Alergi yang Efektif (Alami dan Medis)

Komplikasi Rhinitis Hormonal

Apabila dibiarkan tanpa pengobatan, kondisi ini bisa bertambah parah dan menyebabkan komplikasi berikut:

  • Polip hidung: Kondisi ini terjadi ketika adanya pertumbuhan jaringan yang abnormal pada jaringan pelapis (mukosa) hidung. Polip yang berukuran kecil mungkin tidak akan menimbulkan masalah. Namun, bila ukurannya besar, polip dapat menghalangi saluran hidung sehingga membatasi udara yang masuk ke dalam hidung dan menyebabkan Anda sulit untuk bernapas.
  • Sinusitis: Hidung tersumbat yang terjadi dalam waktu lama akibat rhinitis non-alergi bisa meningkatkan risiko sinusitis.
  • Mengganggu kehidupan sehari-hari: Anda mungkin harus beristirahat sejenak dari rutinitas dan istirahat total jika mengalami rhinitis.

Pencegahan Rhinitis Hormonal

Supaya kondisi tidak bertambah parah dan Anda terbebas dari kondisi ini, beberapa cara yang bisa dilakukan, di antaranya:

  • Hindari pemicu atau hal-hal yang dapat memperburuk kondisi.
  • jangan menggunakan semprotan atau obat tetes hidung dekongestan terlalu lama. Bila penggunaannya berlanjut, gejala Anda bisa memburuk.
  • Jika obat-obatan yang digunakan tidak membantu meredakan gejala, Anda bisa berkonsultasi kepada dokter atau tenaga medis untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

 

  1. Anonim. How Hormonal Changes Contribute to Post-Nasal Drip. https://www.houstonsinussurgery.com/blog/how-hormonal-changes-contribute-to-post-nasal-drip. (Diakses pada 6 April 2023).
  2. Anonim. 2023. Nonallergic Rhinitis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/nonallergic-rhinitis/diagnosis-treatment/drc-20351235. (Diakses pada 6 April 2023).
  3. Anonim. 2023. Nonallergic Rhinitis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/nonallergic-rhinitis/symptoms-causes/syc-20351229. (Diakses pada 6 April 2023).
  4. Anonim. 2023. What Is Sinusitis? https://www.webmd.com/allergies/sinusitis-and-sinus-infection. (Diakses pada 6 April 2023).
  5. Case-Lo, Christine. 2018. Nasal Polyps. https://www.healthline.com/health/nasal-polyps. (Diakses pada 6 April 2023).
  6. Sur, Denise K.C. & Plesa, Monica L. 2018. Chronic Nonallergic Rhinitis. https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2018/0801/p171.html. (Diakses pada 6 April 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi