Terbit: 13 February 2020 | Diperbarui: 7 February 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Antonius Hapindra Kasim

Polip hidung adalah jaringan yang lembut, tidak terasa sakit, dan tidak bersifat kanker. Polip memiliki bentuk seperti anggur yang tergantung pada batangnya. Pertumbuhan jaringan terjadu pada dinding saluran pernapasan hidung. Ketahui penyebab, gejala, hingga pengobatannya!

Polip Hidung: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu Polip Hidung?

Polip hidung adalah penyakit yang murni berdiri sendiri. Pembentukannya sangat terkait erat dengan berbagai problem THT seperti rinitis alergi, asma, radang kronis pada mukosa hidung-sinus paranasal, kista fibrosis.

Ukuran polip bisa beragam dengan warna yang berbeda-beda pula. Polip dengan ukuran besar bisa menyumbat saluran hidung. Kondisi ini bisa menyebabkan munculnya gejala, seperti tersumbatnya saluran pernapasan, hidung berair, kesulitan bernapas, gangguan pada indra penciuman.

Sementara polip berukuran kecil mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun. Polip tidak meningkatkan risiko penderitanya untuk menderita kanker hidung. Polip sendiri timbul dari selaput lendir hidung dan sinus paranasal.

Penyebab Polip Hidung

Hingga saat ini, penyebab polip hidung belum diketahui dengan pasti. Pertumbuhan polip diduga adalah hasil dari inflamasi akibat alergi, infeksi, asma atau kelainan sistem kekebalan tertentu.

Kondisi ini bisa memengaruhi siapa saja, tapi lebih cenderung terjadi pada orang dewasa. Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko adalah alergi rhinitis, fibrosis kistik dan sindrom Churg Strauss.

Faktor genetika juga diperkirakan berperan dalam pertumbuhan polip. Seorang anak akan lebih berisiko mengalami kondisi ini jika orang tuanya memiliki polip. Beberapa faktor lain yang meningkatkan kemungkinan terkena polip antara lain sinusitis (radang sinus) yang menahun, iritasi, sumbatan hidung oleh karena kelainan anatomi dan adanya pembesaran pada konka hidung.

 

Gejala Polip Hidung

Ketika baru terbentuk, sebuah polip tampak seperti air mata dan jika telah matang, bentuknya menyerupai buah anggur yang berwarna keabu-abuan. Penderita biasanya mengeluhkan hidung tersumbat, penurunan indra penciuman, dan gangguan pernapasan yang mengakibatnya penderita bersuara sengau.

Beberapa gejala utama polip hidung mirip dengan gejala pilek dan flu. Pada umumnya gejala pilek dan flu akan menghilang dalam beberapa hari, namun gejala tidak akan menghilang jika tidak ditangani. Segera temui dokter THT jika Anda merasa mengalami gejala tersebut.

Selain mengenali gejalanya, Anda juga harus tahu bahwa penyakit ini juga bisa menimbulkan komplikasi, di antaranya:

1. Apnea tidur

Apnea tidur adalah suatu gangguan kesulitan bernapas ketika sedang tidur. Seseorang yang mengalami apnea tidur bisa berhenti bernapas beberapa kali ketika tidur. Polip yang berukuran besar menjadi salah satu penyebabnya karena polip sendiri menutupi saluran udara.

Banyak orang tidak menyadari bahwa dirinya memiliki apnea tidur karena kondisi ini tidak membuatnya terbangun. Namun, keesokan harinya penderita akan merasa lelah dan mengantuk karena kualitas tidurnya yang terganggu.

2. Sinusitis

Gejala polip hidung juga dapat dikenali dari munculnya sinusitis. Sinusitis adalah inflamasi atau infeksi pada jaringan sinus. Sinus sendiri adalah lubang kecil berisi udara yang ada di sekitar tulang wajah. Jika polip tumbuh di dalam atau sekitar sinus, cairan dan lendir akan terkumpul di dalam lubang ini karena tertutup oleh polip.

Infeksi sinus bisa terjadi karena cairan pada sinus tidak bisa mengalir keluar akibat terhadang polip. Beberapa gejala dari sinusitis adalah demam, bau mulut, menurunnya indra penciuman, hidung tersumbat dan berair serta rasa sakit di sekitar sinus.

Seseorang yang mengalami polip bisa beberapa kali memunculkan gejala sinusitis. Apabila kondisi ini tidak ditangani, infeksi bisa menyebar ke mata. Kondisi ini bisa menimbulkan pembengkakan, berkurangnya pengelihatan dan hilangnya kemampuan gerak mata.

Diagnosis Polip Hidung

Pemeriksaan fisik terhadap hidung adalah tindakan yang utama. Berikut ini adalah beberapa langkah diagnosis untuk memastikan polip hidung, di antaranya:

  • Tes fibrosis kistik

Prosedur ini biasa dipakai pada anak kecil. Metode ini mendeteksi genetik yang memengaruhi kelenjar yang memproduksi cairan tubuh seperti keringat, lendir dan cairan pencernaan.

  • Tes alergi

Tes ini diperlukan dilakukan untuk mengetahui apakah alergi yang anda alami berkaitan dengan peradangan kronis pada hidung. Dokter biasanya melakukan pemeriksaan tanda-tanda terjadinya alergi dari kulit, dengan metode patch test, prick test dan lain sebagainya

  • Endoskopi hidung

Sebuah kamera kecil dengan cahaya diujungnya atau pipa kecil dengan kaca pembesar dapat digunakan oleh dokter THT untuk memeriksa bagian dalam dari hidung dan sinus.

  • Pencitraan

Metode pencitraan seperti MRI bisa dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang tepat untuk mengetahui lokasi dan ukuran polip hidung.

Pengobatan Polip Hidung

Tujuan utama pengobatan adalah mengatasi polip dan menghindari penyebab atau faktor pemicu terjadinya polip. Penanganan pertama pada polip, biasanya akan diberikan kortikosteroid bentuk tetes atau semprot. Jika pengobatan tetes maupun semprot belum berhasil, dokter akan menyarankan pemberian kortikosteroid oral.

Obat semprot hidung yang mengandung kortikosteroid kadang bisa memperkecil ukuran polip atau bahkan menghilangkan polip. Sedangkan kortikosteroid oral bisa dikonsumsi secara terpisah atau dikombinasikan dengan obat semprot atau tetes.

Obat polip hidung ini tidak disarankan untuk konsumsi jangka panjang karena kemungkinan dapat menimbulkan efek samping seperti naiknya berat badan, diabetes, osteoporosis dan hipertensi . Pada kondisi yang sudah parah, kortikosteroid suntik akan dianjurkan.

Sementara itu, operasi dilakukan jika polip mengganggu pernapasan atau berhubungan dengan tumor. Pembedahan dilakukan jika:

  • Polip menghalangi drainase dari sinus sehingga sering terjadi infeksi sinus.
  • Polip menghalangi saluran pernapasan.
  • Polip berhubungan dengan tumor.

Perlu diketahui, polip cenderung tumbuh kembali jika penyebabnya (alergi maupun infeksi) tidak terkontrol. Namun, apabila kekambuhan ini sifatnya berat, sebaiknya dilakukan pembedahan untuk memperbaiki drainase sinus dan membuang bahan-bahan yang terinfeksi.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi