Terbit: 16 September 2020 | Diperbarui: 27 January 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Antonius Hapindra Kasim

Sinusitis adalah peradangan atau pembengkakan jaringan yang melapisi permukaan rongga sinus. Normalnya, sinus yang sehat dipenuhi dengan udara, akan tetapi ketika rongga tersumbat dan dipenuhi dengan cairan, kuman dapat tumbuh dan menyebabkan infeksi.

Sinusitis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Sinus sendiri merupakan rongga kecil yang saling terhubung seperti layaknya saluran udara di dalam tulang tengkorak. Sinus terletak di bagian dalam struktur tulang dahi, bagian dalam struktur tulang pipi, kedua sisi batang hidung, dan belakang mata. Simak penjelasan lengkap mengenai penyebab, gejala, pengobatan dan pengobatannya di bawah ini.

Jenis Sinusitis

Penyakit yang terletak antara tulang dahi sampai hidung ini terdiri dari dua jenis, di antaranya:

1. Sinusitis Akut

Adalah peradangan sementara pada sinus. Selaput lendir hidung membuat rongga-rongga sinus membengkak. Ini bisa terjadi ketika Anda menderita pilek atau alergi. Pembengkakan menghalangi rongga sinus dan akhirnya mencegah aliran lendir yang normal.

2. Sinusitis Kronis

Jenis ini terjadi ketika gejalanya menjadi lebih sering atau lebih buruk. Jika Anda memiliki lebih dari tiga infeksi sinus dalam setahun atau memiliki gejala lebih dari 12 minggu, Anda bisa disebut menderita sinusitis kronis. Lebih dari 50 persen penderita asma sedang hingga berat juga bisa mengalami penyakit ini.

Penyebab Sinusitis

Pada umumnya, kondisi yang menyebabkan penyumbatan sinus adalah flu, rinitis alergi, polip hidung, dan deviasi septum (dinding yang membagi rongga hidung tidak tepat berada di tengah).

1. Kondisi Kesehatan

Meski sebagian besar kasus sinusitis adalah infeksi virus, penyakit ini juga bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan lainnya seperti asma, infeksi bakteri, hingga alergi.

Penyebab sinusitis yang umum lainnya yaitu kondisi kesehatan dan iritasi, cystic fibrosis, HIV dan penyakit lain yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh.

2. Paparan Zat Kimia

Selain itu, iritasi terhadap paparan zat kimia juga bisa menjadi penyebab sinusitis. Polusi udara, semprotan yang mengandung pestisida, disinfektan, dan deterjen rumah tangga, dapat menyebabkan pembengkakan dan penyumbatan pada selaput hidung yang menyebabkan penyempitan lubang drainase dari sinus.

Penyumbatan saluran pengeringan sinus yang sempit adalah alasan utama seseorang mengalami sinus.

Meski penyakit ini mirip dengan flu, namun keduanya berbeda. Selengkapnya simak informasi tentang flu pada tautan berikut.

Gejala Sinusitis

Sinusitis kronis dan akut memiliki tanda dan gejala yang serupa, tetapi yang akut adalah infeksi sementara pada sinus yang sering dikaitkan dengan pilek. Tanda-tanda dan gejala yang kronis berlangsung setidaknya 12 minggu, tetapi Anda mungkin memiliki beberapa episode sinusitis akut sebelum berkembang menjadi kronis.

Berikut sejumlah ciri-ciri sinusitis akut dan kronis:

1. Gejala Sinusitis Akut

Jika Anda memiliki dua atau lebih gejala, hal itu menandakan bahwa memiliki ciri sinusitis akut. Gejala yang bisa terjadi, antara lain:

  • Nyeri pada tekanan di wajah.
  • Hidung meler.
  • Menurunnya indra penciuman.
  • Batuk.
  • Kelelahan berlebih.
  • Nyeri gigi.

2. Gejala Sinusitis Kronis

Ciri-ciri sinusitis kronis yang bisa dialami mungkin memiliki gejala selama 12 minggu atau lebih, disertai:

  • Perasaan penuh di wajah.
  • Hidung tersumbat.
  • Lendir hidung mengalami perubahan warna.
  • Sakit kepala dan sakit gigi.
  • Bau mulut.
  • Demam.
  • Kelelahan.

Beberapa gejala semakin memburuk ditandai dengan sakit kepala, leher kaku, penglihatan ganda, dan menurunnya kesadaran. Jika mengalaminya, segera ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Diagnosis Sinusitis

Dokter spesialis THT (Telinga, Hidung, dan Tenggorokan) dapat mendiagnosis sinusitis hanya dengan menanyakan gejala dan melakukan pemeriksaan fisik sederhana. Jika kondisinya parah, CT scan bisa digunakan untuk mencurigai adanya komplikasi.

Metode lainnya yang bisa digunakan, di antaranya:

1. Tes Pencitraan

Selain CT scan, MRI scan juga bisa dilakukan dengan menunjukkan detail sinus dan daerah sekitar hidung. Tes pencitraan diperlukan untuk melihat peradangan dalam yang sulit dideteksi menggunakan endoskopi.

2. Endoskopi

Endoskopi adalah pemeriksaan medis yang menggunakan alat berupa endoskop untuk melihat organ internal di dalam tubuh. Endoskop adalah alat berbentuk tabung panjang, tipis, dan fleksibel yang dilengkapi dengan sumber cahaya dan kamera di salah satu ujungnya. Alat ini digunakan dokter untuk melihat bagian dalam sinus.

3. Tes Alergi

Jika dokter Anda mencurigai bahwa alergi mungkin memicu sinusitis kronis, ia mungkin merekomendasikan tes alergi kulit. Tes alergi kulit adalah dapat membantu mendeteksi alergen apa yang bertanggung jawab terhadap kondisi rongga sinus.

Pengobatan Sinusitis

Jika Anda memiliki infeksi sinus ringan, dokter biasanya menyarankan untuk menggunakan pencuci hidung yang mengandung dekongestan dan garam. Meski begitu, Anda tidak boleh menggunakan dekongestan lebih dari 3 hari, karena hal itu bisa memperburuk kondisi.

Berikut adalah berbagai pengobatan sinusitis yang bisa Anda lakukan di rumah, di antaranya:

1. Banyak Minum Air Putih

Hidrasi yang baik atau minum air yang banyak dapat membantu mengurangi lendir dan membuat rongga sinus longgar.

2. Menghirup Uap Panas

Tuangkan air panas ke dalam panci kemudian tutupi kepala dengan handuk sambil menghirup uap dari panci. Selain menggunakan panci, uap juga bisa didapatkan dari minuman panas atau konsumsi sup, karena kunci meredakan penyakit ini terletak pada uap yang dihasilkan.

3. Mengatur Posisi Kepala

Cobalah tidur dengan posisi kepala yang lebih tinggi dari tubuh. Jika salah satu posisi membuat kepala Anda sakit, tidurlah dengan posisi yang tidak menyakitkan.

4. Cairan Saline

Pengobatan sinusitis berikutnya menggunakan semprotan saline (air garam) untuk mengurangi lendir dan membilas sinus.

Caranya:

  • Sebelum menggunakan semprotan saline, terlebih dahulu bersihkan tangan dan hidung.
  • Tegakkan kepala dan semprotkan saline pada setiap lubang hidung (tekan botol dengan kuat), sementara lubang yang lainnya ditutup.
  • Setelah beberapa menit, bersihkan hidung dan jangan sampai bersin.
  • Bersihkanlah ujung botol saline dengan lap hangat atau tisu.

5. Obat Penghilang Rasa Sakit

Obat sinusitis ini dijual bebas seperti aspirin atau asetaminofen dapat membantu mengurangi rasa sakit dan demam yang ditimbulkan oleh penyakit ini.

6. Dekongestan

Dekongestan adalah obat yang bisa digunakan untuk meredakan hidung tersumbat. Contoh dekongestan seperti pseudoefedrin atau fenilefrin kadang-kadang meningkatkan tekanan darah, membuat gelisah, dan membuat Anda terjaga di malam hari

Sementara itu, semprotan hidung yang mengandung fenilefrin atau oxymetazoline tidak memiliki efek samping seperti dua jenis obat di atas, tetapi jika Anda menggunakannya terlalu sering atau terlalu lama, hidung bisa iritasi atau membuat ketergantungan.

7. Steroid Hidung

Obat sinusitis lainnya yang bisa digunakan adalah steroid hidung. Obat semprot steroid harus digunakan dengan benar untuk menghindari efek samping. Baca petunjuk dengan seksama untuk menghindari masalah. Konsultasi dengan dokter sebelum menggunakan cara ini jika Anda memiliki alergi atau jika sinusitis membandel.

8. Antibiotik

Dokter bisa meresepkan antibiotik untuk melawan infeksi bakteri. Antibiotik diberikan ketika gejala sinusitis akut semakin memburuk.

Pencegahan

Berikut sejumlah tips yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko terserang penyakit ini, di antaranya:

1. Bersihkan Hidung Setiap Hari

Basuh hidung menggunakn air dengan lembut untuk membantu membersihkan lendir yang berlebih dan melembapkan selaput. Waktu yang baik untuk membersihkan hidung adalah saat pagi dan malam hari. Sementara pada siang hari, gunakan semprotan saline untuk melembapkan saluran hidung.

2. Minum Air yang Banyak

Minum air dapat menghidrasi tubuh untuk membantu mengurangi lendir. sediakan sebotol air di meja kerja Anda, atau membawa botol air setiap kali melakukan perjalanan agar Anda dapat minum air sepanjang hari.

3. Menghirup Uap

Sama seperti yang telah dijelaskan di atas, penyakit ini juga dapat dicegah dengan menghirup uap air hangat. Selain itu, Anda juga bisa mandi air hangat.

4. Hindari Lingkungan yang Kering

Menggunakan pelembap ruangan (humidifier) di ruang keluarga atau tempat tidur untuk membantu mencegah saluran hidung mengering. Pastikan alat pelembap ruangan ini bersih dan bebas dari bakteri dan jamur.

5. Tidur dengan Kepala Terangkat

Lendir dapat berkumpul di sinus ketika tidur terlentang, jadi posisikan kepala terangkat dengan ditopang menggunakan dua bantal.

 

  1. Anonim. 2015. Sinusitis (Sinus Infection or Sinus Inflammation). https://www.aafa.org/sinusitis-sinus-infection/. (Diakses pada 5 September 2019).
  2. Anonim. 2019. Sinusitis. https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/sinusitis. (Diakses pada 5 September 2019).
  3. Anonim. 2020. What to do about sinusitis. https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/what_to_do_about_sinusitis. (Diakses 16 Desember 2019)
  4. Mayo Clinic Staff. 2019. Chronic sinusitis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chronic-sinusitis/symptoms-causes/syc-20351661. (Diakses pada 5 September 2019).
  5. Martin, Laura J., 2018. What Is Sinusitis?. https://www.webmd.com/allergies/sinusitis-and-sinus-infection#1. (Diakses pada 5 September 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi