Munculnya benjolan di kepala sering kali memicu kekhawatiran. Pasalnya, bisa saja kondisi yang dialami memerlukan penanganan khusus agar tidak memicu masalah kesehatan serius di kemudian hari. Lantas, apa saja penyebab benjolan di kepala yang umum ditemui? Yuk, simak penjelasan di bawah ini.
Penyebab Benjolan di Kepala dan Cara Mengatasinya
Benjolan yang muncul di kepala pada umumnya tidak berbahaya. Namun, pada kasus yang jarang terjadi, kondisi ini bisa menandakan masalah yang serius.
Adapun sejumlah penyebab benjolan di kepala yang sebaiknya diketahui, di antaranya:
1. Cedera Kepala
Ketika kepala terbentur dengan keras, Anda kemungkinan besar akan mengalami cedera kepala. Kondisi ini bisa memicu timbulnya benjolan sebagai respons tubuh untuk menyembuhkan diri.
Benjolan terbentuk akibat darah merembes dari pembuluh kapiler yang pecah di bawah kulit ke jaringan di sekitarnya. Jika cedera yang dialami ringan, benjolan yang dikenal sebagai hematoma ini biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari.
Namun, jangan menyepelekan kondisi ini. Pasalnya, tingkat keparahan hematoma berbeda-beda, bergantung pada cedera atau trauma mekanis yang menyebabkannya.
Apabila kondisi yang dialami adalah cedera kepala yang berat, intrakranial hematom atau perdarahan yang hebat bisa terjadi. Kondisi ini dapat mengancam jiwa sehingga perlu penanganan segera.
Maka dari itu, bila Anda mengalami cedera kepala disertai dengan penurunan kesadaran, muntah hebat, atau pingsan dalam waktu 24 jam setelah kejadian, segera periksakan ke dokter terdekat. Pasalnya, kondisi ini bisa menjadi tanda perdarahan intrakranial.
Baca Juga: Leher Pundak Kaku Kepala Pusing? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
2. Folikulitis
Folikulitis adalah peradangan atau infeksi pada folikel atau akar rambut yang disebabkan oleh bakteri atau jamur. Infeksi ini bisa mengakibatkan timbulnya benjolan-benjolan kecil di kepala.
Tak hanya tumbuh di kepala, folikulitis juga dapat terjadi di sekitar wajah yang ditumbuhi jenggot. Folikel rambut adalah rongga kecil tempat akar rambut.
Folikulitis biasanya berupa ruam-ruam kecil dan terlihat seperti jerawat pada kepala. Gejalanya dapat berupa rasa gatal dan sakit pada kulit kepala.
Apabila tidak diobati, infeksi bisa menjadi luka terbuka. Beberapa perawatan yang dapat membantu, yaitu:
- Krim antibiotik yang dijual bebas.
- Rutin membersihkan dengan sabun.
- Menggunakan sampo dan pil dengan resep dokter.
- Bila kasusnya tergolong ekstrem, penghilangan bulu menggunakan laser (eletrolisis) kemungkinan diperlukan.
3. Ingrown Hair
Penyebab benjolan di kepala lainnya adalah ingrown hair. Kondisi ini terjadi ketika rambut yang seharusnya tumbuh menembus kulit, malah tumbuh ke dalam kulit. Hal ini bisa menimbulkan peradangan, nyeri, dan benjolan kecil berwarna kemerahan di area tersebut.
Ingrown hair merupakan kondisi yang sering dialami akibat pencabutan rambut, seperti mencukur, penjepitan, atau waxing.
Rambut yang tumbuh ke dalam kulit ini tidak begitu membahayakan dan terkadang dapat membaik dengan sendirinya. Hanya saja, kondisi ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan.
4. Lipoma
Lipoma merupakan salah satu penyebab benjolan di kepala. Kondisi ini terjadi ketika kumpulan jaringan lemak di dalam kulit menumpuk dan membentuk massa.
Benjolan umum ditemui pada orang dewasa. Selain itu, kondisi ini lebih sering muncul di leher dan bahu. Kemunculannya di kepala tergolong jarang terjadi.
Benjolan di kepala akibat lipoma akan terasa kenyal dan lembut. Selain itu, benjolan juga akan sedikit bergerak ketika Anda menyentuhnya.
Umumnya lipoma tidak berbahaya dan tidak menimbulkan rasa sakit. Oleh sebab itu, penanganan untuk kondisi ini biasanya tidak diperlukan.
Hanya saja, bila tumor tumbuh, dokter akan merekomendasikan untuk melakukan tindakan operasi untuk menghilangkannya.
5. Pilomatrixoma
Penyebab benjolan di kepala lainnya adalah pilomatrixoma. Ini adalah salah satu tumor jinak (non-kanker) folikel rambut. Tumor ini cenderung terjadi pada area kepala dan leher.
Meskipun jarang, tumor jinak ini dapat pula berubah menjadi ganas (dikenal dengan sebutan pilomatrix carcinoma). Pilomatrixoma dapat muncul pada berbagai usia, tetapi paling sering terjadi pada usia di bawah 20 tahun.
Penyebab pasti tumor ini masih belum pasti, tetapi perubahan dari mutasi gen (CTNNB1) sering ditemukan pada tumor ini.
Pilomatrixoma sangat kecil kemungkinannya untuk berkembang menjadi kanker. Oleh sebab itu, pengobatan khusus biasanya tidak diberikan.
Namun, bila pilomatrixoma terinfeksi, dokter dapat melakukan pembedahan untuk mengangkatnya.
Baca Juga: Sakit Kepala saat Mengikat Rambut, Waspadai Ponytail Headache
6. Keratosis Seboroik
Keratosis seboroik merupakan pertumbuhan kulit yang bersifat non kanker. Benjolan bisa terlihat dan terasa seperti kutil. Pada umumnya, kondisi ini muncul di kepala dan leher seorang lansia.
Meskipun mirip dengan kanker kulit, benjolan biasanya tidak berbahaya. Maka dari itu, penanganan untuk kondisi ini biasanya tidak diperlukan.
Apabila kondisi dikhawatirkan berkembang menjadi kanker kulit, dokter biasanya akan merekomendasikan tindakan pembedahan untuk mengangkat benjolan.
7. Eksostosis
Eksostosis adalah pertumbuhan abnormal tulang. Kondisi ini sering terjadi pada anak-anak. Meskipun sangat jarang terjadi pada kepala, eksositosis dapat terjadi pada semua bagian tulang di tubuh.
Pemeriksaan dengan x-ray dapat membantu diagnosis kondisi ini. Sementara itu, perawatan kondisi akan bergantung pada komplikasi yang ditimbulkan. Jika kasusnya sudah parah, tindakan pembedahan kemungkinan diperlukan.
8. Kista Sebasea
Kista adalah kantong yang berisi cairan yang dapat timbul di berbagai area tubuh termasuk di kulit kepala. Ukuran kista bervariasi, dari benjolan kecil sebesar kacang polong hingga yang besar.
Salah satu jenis kista yang dapat menjadi penyebab benjolan di kepala adalah kista sebasea. Kista jenis ini terjadi akibat kelenjar minyak (sebaceous) rambut kepala mengalami sumbatan.
Ukuran kista biasanya kecil dan umumnya tidak menimbulkan rasa nyeri. Namun, jika semakin membesar, kista dapat membuat sensasi tidak nyaman dan terkadang memicu rasa nyeri.
9. Kista Epidermoid
Benjolan non kanker ini bisa muncul di bawah kulit. Kemunculan kista epidermoid bisa di mana saja, tetapi paling sering timbul pada daerah muka, leher, dan kepala.
Dikarenakan pertumbuhannya sangat lambat dan jarang menimbulkan nyeri, biasanya kista ini jarang menimbulkan masalah dan umumnya tidak memerlukan penanganan khusus, kecuali untuk kista yang terinfeksi dan pecah.
10. Kanker Kulit
Penyebab benjolan di kepala lainnya yang penting diwaspadai adalah kanker kulit. Kondisi ini dapat muncul sebagai benjolan kecil, atau juga berupa luka atau bercak di permukaan kulit.
Sebagian besar kanker kulit tidak menyebar ke organ tubuh lain. Meski begitu, Anda tidak boleh mengabaikannya.
Bila mengalami gejala yang mengarah pada kondisi ini, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang sesuai.
Baca Juga: Mengenal Ciri-ciri Kanker Kulit Berdasarkan Jenisnya
Kapan Waktu yang Tepat untuk Dokter?
Sebenarnya, akan sulit untuk menentukan kapan waktu yang baik untuk memeriksakan kondisi benjolan di kepala ke dokter.
Namun, Anda perlu mewaspadai jika benjolan menimbulkan gejala-gejala berikut:
- Menyebabkan rasa sakit yang parah.
- Mengeluarkan nanah atau cairan.
- Mengubah penampilan atau ukuran.
- Terasa hangat saat disentuh.
- Mengalami perdarahan.
Selain itu, konsultasikan juga kepada dokter jika mengalami beberapa gejala berikut:
- Sakit kepala yang tidak kunjung sembuh atau semakin memburuk.
- Pusing.
- Merasa lesu.
- Mengganggu keseimbangan.
- Berbicara tidak jelas.
- Muntah.
- Kehilangan kesadaran.
- Kebingungan.
- Kesulitan tidur.
- Kehilangan ingatan.
Nah, itulah beberapa penyebab benjolan di kepala, mulai dari kasus ringan hingga berbahaya. Jika benjolan terjadi akibat cedera kepala atau dibarengi dengan gejala-gejala lain, segera periksakan kondisi ke dokter.
- Atkinson, John. 2022. Bump on the Head: When Is It a Serious Head Injury? https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/intracranial-hematoma/expert-answers/head-injury/faq-20058442. (Diakses pada 7 Maret 2023).
- Griffith, Taylor. 2023. What Can Cause a Bump on the Head? https://www.healthline.com/health/bump-on-back-of-head. (Diakses pada 7 Maret 2023).