Minyak goreng adalah salah satu kebutuhan penting dalam memasak. Hal itulah yang membuat banyak orang menggunakannya beberapa kali untuk memasak. Namun, terdapat informasi yang mengatakan bahwa penggunaan minyak goreng bekas diduga picu munculnya kanker payudara. Bagaimana faktanya? Cek di bawah ini.
Fakta Minyak Goreng Bekas Sebabkan Kanker Payudara
Minyak goreng bekas atau sering juga disebut minyak jelantah merupakan minyak yang sudah pernah digunakan untuk menggoreng. Pada umumnya, seseorang enggan mengganti minyak goreng dengan yang baru karena minyak masih terlihat ‘bening’ dan belum berubah menjadi hitam.
Namun, kebiasaan ini ternyata dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Sebuah penelitian menyatakan bahwa penggunaan minyak bekas ini memiliki kaitan dengan risiko kanker payudara.
Penelitian yang dilakukan oleh University of Illinois ini kemudian diterbitkan di jurnal Cancer Prevention Research pada bulan Maret 2019.
Penelitian ini melibatkan hewan percobaan tikus sebagai subjek penelitian. Tikus ini disuntikkan sel kanker payudara 4T1 dan kemudian diberikan minyak kedelai segar atau minyak kedelai yang sudah dipanaskan berulang kali.
Hasilnya, tikus-tikus yang diberi makan minyak jelantah memiliki tumor empat kali lebih besar dibandingkan dengan tikus yang diberikan minyak segar. Tidak hanya itu, tumor yang tumbuh pada minyak jelantah memiliki sifat yang lebih agresif.
Minyak Goreng Bekas Bersifat Karsinogenik
Perlu diketahui, minyak goreng sendiri sudah memiliki kandungan lemak jenuh bahkan sebelum dipanaskan. Setelah dipanaskan pada suhu tinggi, kadar lemak jenuh akan semakin meningkat. Semakin banyak dipanaskan, maka kadar kolesterolnya juga akan meningkat.
Kolesterol diketahui memiliki peran penting dalam perkembangan kanker. Penelitian menemukan bahwa orang kondisi hiperkolesterolemia dan pola makan tinggi lemak dapat memengaruhi perkembangan kanker.
Selain itu, minyak yang dipanaskan berulang akan mengalami perubahan komposisi dan melepaskan senyawa akrolein, yang memiliki sifat racun dan memiliki potensi karsinogen.
Oleh sebab itu, minyak goreng bekas dapat menyebabkan pertumbuhan sel kanker payudara.
Baca Juga: Makan Gorengan Bisa Sebabkan Diabetes, Ini Penjelasannya
Bahaya Penggunaan Minyak Goreng Bekas untuk Kesehatan
Selain meningkatkan risiko kanker, ternyata penggunaan minyak jelantah juga dapat memiliki dampak lain pada kesehatan.
Beberapa dampak yang bisa ditimbulkan akibat penggunaannya, di antaranya:
1. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung dan Stroke
Penggunaan minyak untuk menggoreng berulang kali dapat meningkatkan jumlah lemak trans, sehingga risiko penyakit jantung juga akan meningkat. Lemak trans ini dapat menumpuk pada dinding pembuluh darah dan aliran darah menjadi terhambat.
Selain itu, makanan yang dimasak dengan minyak yang sudah berulang kali juga akan meningkatkan jumlah kolesterol LDL dalam tubuh sehingga risiko terkena stroke pun meningkat.
Minyak goreng bekas juga umumnya mengandung senyawa peroksida dan aldehid. Kedua senyawa kimia ini dapat merusak sel dan memicu pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis).
2. Meningkatkan Risiko Keracunan Makanan
Di dalam minyak jelantah umumnya akan ditemukan banyak sisa makanan yang tertinggal. Jika minyak ini tidak disimpan dalam kulkas, maka kondisi ini akan meningkatkan pertumbuhan Clostridium botulinum, bakteri yang dapat memproduksi racun dan menyebabkan keracunan makanan yang membahayakan nyawa.
3. Mempercepat Penuaan Kulit
Radikal bebas yang diproduksi oleh minyak goreng yang digunakan berulang dapat memengaruhi kulit dengan cara meningkatkan proses penuaan pada kulit.
Ketika Anda sering konsumsi makanan yang diolah dengan cara digoreng, maka proses penyembuhan luka pada kulit juga akan menjadi semakin lambat.
Waktu Ideal Mengganti Minyak Goreng untuk Memasak
Idealnya, minyak goreng perlu diganti setiap kali memasak. Namun, menurut Health Promotion Board, Anda masih diperbolehkan untuk menggunakan minyak goreng yang sama sebanyak maksimal dua kali saja.
Namun, Anda juga perlu memperhatikan kondisi minyak goreng sebelum digunakan kembali. Jika minyak terlihat berwarna hitam, keruh, muncul busa, terdapat bau tengik, maka minyak tersebut tidak layak digunakan dan perlu diganti dengan yang baru.
Jika ternyata minyak goreng masih dalam kondisi baik, maka Anda perlu menyaring minyak sebelum digunakan. Tujuan dari proses ini adalah menghambat pertumbuhan bakteri yang mungkin ada dalam sisa makanan serta menghilangkan risiko sisa makanan menjadi gosong.
Minyak yang ingin digunakan secara berulang disarankan untuk disimpan dalam wadah tertutup dan tempat yang sejuk. Langkah ini dapat membantu menghindari minyak dari oksidasi dan bau tengik.
Baca Juga: Setelah Makan Gorengan, Konsumsi Ini untuk Meluruhkan Minyak dan Lemak
Pastikan Memakai Minyak Goreng Berkualitas Setiap Hari
Jika ingin memilih langkah yang lebih sehat, Anda dapat mengganti minyak kelapa sawit dengan minyak alpukat, minyak zaitun, atau minyak kacang tanah.
Minyak-minyak ini cenderung memiliki titik didih yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan minyak kelapa sawit. Hal ini akan membuat proses pembentukan lemak jenuh saat digunakan untuk memasak tidak sebanyak jika memakai minyak kelapa sawit.
Hanya saja, minyak-minyak ini memang cenderung memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan dengan minyak kelapa sawit.
Anda juga sebaiknya tidak sembarangan membeli makanan yang diolah dengan menggunakan minyak goreng yang dipakai berkali-kali seperti gorengan di pinggir jalan.
Pastikan bahwa minyak yang dipakai untuk menggoreng masih berkualitas dan tidak sampai kehitaman. Selain itu, ada baiknya Anda juga membatasi konsumsi gorengan demi mencegah datangnya berbagai masalah kesehatan.
Pada akhirnya, informasi mengenai minyak goreng bekas bisa picu kanker payudara masih menjadi perdebatan dan belum didukung oleh penelitian ilmiah yang kuat.
Menjaga pola makan yang sehat dan memperhatikan aturan memasak yang baik tetap merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
- Bayer, Monica. 2019. Could Reused Cooking Oil Trigger Breast Cancer Spread? https://www.medicalnewstoday.com/articles/324806. (Diakses pada 10 Maret 2023).
- Ding, Xiao, et al. 2019. The Role Of Cholesterol Metabolism In Cancer. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6405981/. (Diakses pada 10 Maret 2023).
- Leech, Joe. 2023. The Healthiest Oil for Deep Frying. https://www.healthline.com/nutrition/healthiest-oil-for-deep-frying. (Diakses pada 10 maret 2023).
- Ningthoujam, Natalia. 2023. Love Your Skin, Liver And Heart? Don’t Reuse Cooking Oil. https://www.healthshots.com/healthy-eating/nutrition/know-why-reusing-cooking-oil-is-harmful-for-your-skin-heart-and-liver/. (Diakses pada 10 Maret 2023).