Terbit: 18 November 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Banyak orang terbiasa menggunakan minyak untuk menggoreng berkali-kali. Minyak goreng bekas ini ternyata dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan, salah satunya disinyalir dapat memicu kanker payudara. Benarkah?

Benarkah Minyak Goreng Bekas Bisa Sebabkan Kanker Payudara?

Fakta Minyak Goreng Bekas Sebabkan Kanker Payudara

Minyak goreng bekas merupakan minyak yang sudah pernah digunakan untuk menggoreng, meskipun warna minyak masih bening dan belum berubah menjadi hitam. Tidak sedikit orang yang menggunakan minyak goreng berkali-kali sebelum akhirnya diganti.

Namun, kebiasaan ini ternyata dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Sebuah penelitian menyatakan bahwa penggunaan minyak jelantah atau minyak bekas ini memiliki kaitan dengan risiko kanker payudara

Penelitian ini dilakukan oleh University of Illinois, Urbana-Champaign, Amerika serikat. Hasil penelitian kemudian diterbitkan dalam Jurnal Cancer Prevention Research pada bulan Maret 2019. 

Penelitian ini melibatkan hewan percobaan tikus sebagai subjek penelitian. Tikus ini disuntikkan sel kanker payudara 4T1 dan kemudian diberikan minyak kedelai segar atau minyak kedelai yang sudah dipanaskan berulang kali. 

Hasilnya, tikus-tikus yang diberi makan minyak jelantah memiliki tumor empat kali lebih besar dibandingkan dengan tikus yang diberikan minyak segar. Tidak hanya itu, tumor yang tumbuh pada minyak jelantah memiliki sifat yang lebih agresif. 

Minyak Goreng Bekas Bersifat Karsinogenik

Menurut para pakar kesehatan, minyak goreng sudah memiliki kandungan lemak jenuh bahkan sebelum dipanaskan. Setelah dipanaskan pada suhu tinggi, kadar lemak jenuh akan semakin meningkat. Semakin banyak dipanaskan, maka kadar kolesterolnya juga akan meningkat.

Kolesterol diketahui memiliki peran penting dalam perkembangan kanker. Penelitian menemukan bahwa orang kondisi hiperkolesterolemia dan pola makan tinggi lemak dapat memengaruhi perkembangan kanker. 

Selain itu, minyak yang dipanaskan berulang akan mengalami perubahan komposisi dan melepaskan senyawa akrolein, yang memiliki sifat racun dan memiliki potensi karsinogen. 

Oleh sebab itu, minyak goreng bekas dapat menyebabkan pertumbuhan sel kanker payudara.

Baca Juga18 Manfaat Minyak Zaitun untuk Kesehatan dan Kecantikan

Bahaya Penggunaan Minyak Goreng Bekas untuk Kesehatan

Selain meningkatkan risiko kanker, ternyata penggunaan minyak goreng bekas juga dapat memiliki dampak lain pada kesehatan.

Beberapa dampak yang bisa ditimbulkan akibat penggunaan minyak jelantah, antara lain:

1. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

Penggunaan minyak untuk menggoreng berulang kali dapat meningkatkan jumlah lemak trans, sehingga risiko penyakit jantung juga akan meningkat. Lemak trans ini dapat menumpuk pada dinding pembuluh darah dan aliran darah menjadi terhambat. 

Selain itu, makanan yang dimasak dengan minyak yang sudah berulang kali juga akan meningkatkan jumlah kolesterol LDL dalam tubuh sehingga risiko terkena stroke pun meningkat. 

Minyak bekas pakai juga umumnya mengandung senyawa peroksida dan aldehid. Kedua senyawa kimia ini dapat merusak sel dan memicu pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis). 

2. Meningkatkan Risiko Keracunan Makanan

Pada penyimpanan minyak jelantah yang tidak benar maka pada umumnya akan ditemukan banyak sisa makanan yang tertinggal dalam minyak. Jika minyak ini tidak disimpan dalam kulkas, maka kondisi ini akan meningkatkan pertumbuhan Clostridium botulinum

Bakteri ini merupakan bakteri yang dapat memproduksi racun dan menyebabkan keracunan makanan yang membahayakan nyawa. 

3. Mempercepat Penuaan Kulit

Radikal bebas yang diproduksi oleh minyak yang dipanaskan berulang dapat memengaruhi kulit dengan cara meningkatkan proses penuaan pada kulit. 

Ketika Anda sering makan makanan yang diolah dengan cara digoreng, maka proses penyembuhan luka pada kulit juga akan menjadi semakin lambat. 

Waktu Ideal Mengganti Minyak Goreng untuk Memasak

Idealnya, minyak goreng perlu diganti setiap kali memasak agar terjadi keamanannya. Namun, menurut Health Promotion Board, Anda masih diizinkan untuk menggunakan minyak goreng yang sama sebanyak maksimal dua kali saja.

Namun, Anda juga perlu memerhatikan kondisi minyak sebelum menggunakan ulang. Jika minyak terlihat berwarna hitam, keruh, muncul bisa, terdapat bau tengik, maka minyak tersebut tidak layak digunakan dan perlu diganti dengan yang baru. 

Jika ternyata minyak goreng masih dalam kondisi baik, maka Anda perlu menyaring minyak sebelum digunakan. Tujuan dari proses ini adalah menghambat pertumbuhan bakteri yang mungkin ada dalam sisa makanan serta menghilangkan risiko sisa makanan menjadi gosong. 

Minyak yang ingin digunakan secara berulang disarankan untuk disimpan dalam wadah tertutup dan tempat yang sejuk. Langkah ini dapat membantu menghindari minyak dari oksidasi dan bau tengik.

Baca JugaSetelah Makan Gorengan, Konsumsi Ini untuk Meluruhkan Minyak dan Lemak

Pastikan Memakai Minyak Goreng Berkualitas Setiap Hari

Jika ingin memilih langkah yang lebih sehat, Anda dapat mengganti minyak kelapa sawit dengan minyak alpukat, minyak zaitun, atau minyak kacang tahan. 

Minyak-minyak ini cenderung memiliki titik didih yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan minyak kelapa sawit. Hal ini akan membuat proses pembentukan lemak jenuh saat digunakan untuk memasak tidak sebanyak jika memakai minyak kelapa sawit. 

Hanya saja, minyak-minyak ini memang cenderung memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan dengan minyak kelapa sawit.

Anda juga sebaiknya tidak sembarangan membeli makanan yang diolah dengan menggunakan minyak goreng yang dipakai berkali-kali seperti gorengan di pinggir jalan. 

Pastikan bahwa minyak yang dipakai untuk menggoreng masih berkualitas dan tidak sampai kehitaman. Selain itu, ada baiknya kita juga membatasi konsumsi gorengan demi mencegah datangnya berbagai masalah kesehatan.

Itu dia berbagai pembahasan seputar minyak goreng bekas. Penelitian di laboratorium memang menunjukkan hasil bahwa konsumsi makanan dengan minyak goreng bekas atau minyak jelantah dapat membuat pertumbuhan sel kanker menjadi lebih agresif. Oleh sebab itu, Anda perlu menghindari penggunaan minyak goreng berulang.

  1. Bayer, Monica. 2019. Could Reused Cooking Oil Trigger Breast Cancer Spread? https://www.medicalnewstoday.com/articles/324806. (Diakses pada 10 Maret 2023).
  2. Ding, Xiao, et al. 2019. The Role Of Cholesterol Metabolism In Cancer. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6405981/. (Diakses pada 10 Maret 2023).
  3. Leech, Joe. 2023. The Healthiest Oil for Deep Frying. https://www.healthline.com/nutrition/healthiest-oil-for-deep-frying. (Diakses pada 10 maret 2023).
  4. Ningthoujam, Natalia. 2023. Love Your Skin, Liver And Heart? Don’t Reuse Cooking Oil. https://www.healthshots.com/healthy-eating/nutrition/know-why-reusing-cooking-oil-is-harmful-for-your-skin-heart-and-liver/. (Diakses pada 10 Maret 2023).


DokterSehat | © 2023 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi