Terbit: 18 August 2023
Ditulis oleh: Wulan Anugrah | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Anak-anak termasuk kelompok usia yang rentan terhadap berbagai masalah kesehatan, termasuk yang ditimbulkan oleh polusi udara. Sebagai orang tua, sudah sepatutnya Anda mewujudkan lingkungan yang sehat dan aman untuk anak.

Bahaya Polusi Udara pada Anak yang Harus Diwaspadai

Bahaya Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Dalam beberapa minggu terakhir kualitas udara di Jabodetabek, khususnya Jakarta masuk dalam kategori tidak sehat. Bahkan menurut IQAir, kualitas udara di Jakarta menempati urutan paling atas sebagai kota yang terpolusi

Menurut Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK Sigit Reliantoro, kualitas udara yang menurun ini disebabkan oleh faktor lokal, seperti penggunaan kendaraan pribadi yang masif.

Data menunjukkan jika transportasi menyumbang sekitar 44 persen dari total keseluruhan faktor penyebab polusi udara. Selanjutnya, industri energi menempati posisi kedua di angka 25.17 persen, manufaktur industri 10 persen, perumahan 14 persen, dan komersial sebesar 1 persen.

Kondisi ini tentu patut menjadi perhatian, mengingat ada sejumlah dampak negatif yang akan ditimbulkan, terutama bagi kesehatan.

National Institute Health of Environmental Health Sciences mengungkapkan, efek polusi udara mencangkup kanker, penyakit pernapasan seperti ISPA, penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, obesitas, serta berbagai gangguan pada sistem reproduksi, saraf, dan kekebalan tubuh.

Baca Juga9 Dampak Polusi Udara bagi Kesehatan yang Perlu Anda Waspadai

Anak-anak Termasuk Kelompok yang Rentan

Menurut Bintang Puspayoga, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), anak-anak termasuk kelompok rentan terhadap beberapa gangguan kesehatan, termasuk akibat polusi udara.

Dampak kualitas udara yang buruk tidak boleh dianggap sepele. polusi udara telah terbukti dapat memperburuk penyakit kronis seperti asma. Selain itu, masalah ini juga dikaitkan dengan berbagai kondisi berikut:

Bayi dan anak-anak termasuk ke dalam kelompok usia yang rentan terhadap polusi udara karena tubuhnya sedang berkembang. 

Selain masalah polusi udara, stunting dan penyakit berbahaya seperti demam berdarah dengue (DBD) turut menjadi masalah kesehatan anak di Indonesia.

Baca Juga5 Jenis Masker Polusi Terbaik untuk Menghalau Polutan

Mewujudkan Lingkungan yang Sehat dan Aman untuk Anak

Demi mewujudkan kesehatan anak Indonesia, dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak, mulai dari orang tua, masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta.

Hal itulah yang sedang berusaha digagas oleh Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan dan Anak (KemenPPPA), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS UI), dan Takeda melalui diskusi publik yang diadakan di JW Mariott Hotel, Jakarta, Selasa 15 Agustus 2023.

Menurut KemenPPPA, masalah kesehatan anak Indonesia adalah masalah kolektif sehingga hanya bisa ditangani secara bersama-sama.

Mendukung hal tersebut, Kemenkes menegaskan komitmennya untuk terus berperan aktif dalam memperbaiki kesehatan anak-anak Indonesia.

“Besar harapan kami kegiatan ini bisa menjadi langkah awal menuju aksi kolaborasi konkrit antara pemangku kepentingan dalam memecahkan masalah kesehatan anak,” ujar drg. Widyawati, M.K.M., Plt., selaku Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Kesehatan.

Baca Juga: 9 Gejala ISPA Paling Umum yang Perlu Diwaspadai

Pada kesempatan yang sama, Ketua PKJS UI Ir. Aryana Satrya, M.M., Ph.D., mengungkapkan hal serupa. Menurutnya, kolaborasi ini diharapkan dapat mengembangkan strategi yang efektif untuk mengatasi masalah gizi buruk pada anak sekaligus meningkatkan kesehatan serta perlindungan penyakit anak di seluruh Indonesia.

Sementara Takeda sebagai perusahaan biofarmasi terkemuka yang berbasis penelitian dan pengembangan (R&D), turut mengungkapkan kesediaannya dalam membantu mengatasi penyakit serius pada anak.

Andreas Gutknecht, General Manager Takeda menuturkan, pihaknya juga akan memastikan bahwa obat-obatan yang diproduksi dapat diakses oleh seluruh masyarakat, baik melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) maupun program akses pasien.

“Takeda berkomitmen untuk membantu mengatasi penyakit serius pada anak,” ujar Gutknecht seperti dikutip dari siaran pers yang diterima DokterSehat.

 

  1. Anonim. 2021. AAP Highlights Impact of Air Pollution on Children’s Health. https://www.healthychildren.org/English/news/Pages/Air-Pollution-Childrens-Health.aspx. (Diakses pada 15 Agustus 2023).
  2. Anonim. 2023. KLHK KLaim Polusi Udara Jakarta Bukan dari PLTU di Suralaya. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230814140043-20-985828/klhk-klaim-polusi-udara-jakarta-bukan-dari-pltu-di-suralaya. (Diakses pada 15 Agustus 2023).
  3. Anonim. 2023. Poin-poin Arahan Jokowi dalam Ratas Kabinet Atasi Polusi Udara Jakarta. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230815075341-20-986119/poin-poin-arahan-jokowi-dalam-ratas-kabinet-atasi-polusi-udara-jakarta. (Diakses pada 15 Agustus 2023).
  4. Anonim. 2023. Air Pollution and Your Health. https://www.niehs.nih.gov/health/topics/agents/air-pollution/index.cfm. (Diakses pada 15 Agustus 2023).
  5. Buka, Irena, dkk. 2006. The Effects of Air Pollution on the Health of Children. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2528642/. (Diakses pada 15 Agustus 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi