Terbit: 8 September 2020
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Bayi sungsang merupakan salah satu masalah kehamilan yang perlu diwaspadai. Untuk itu, ketahui lebih jauh mengenai kondisi ini mulai dari jenis, penyebab, cara mengatasi, hingga komplikasi yang mungkin terjadi di artikel ini!

Posisi Bayi Sungsang: Penyebab, Jenis, dan Cara Mengatasinya

Apa Itu Bayi Sungsang?

Bayi sungsang (baby breech) adalah kondisi ketika tubuh bayi—khususnya kepala—tidak berada pada posisi yang benar menjelang hari kelahirannya. Idealnya, kepala bayi pada akhir trimester ketiga kehamilan—atau sekitar hamil 36 minggu—berpindah posisi dari yang tadinya di atas menjadi di bawah dekat leher rahim (serviks). 

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, kondisi seperti itu dinamakan vertex occiput anterior atau vertex presentation. Posisi kepala yang berada di bawah merupakan posisi yang aman untuk melahirkan bayi secara normal. 

Dengan posisi tersebut, proses persalinan akan berlangsung lebih mudah karena kepala bayi yang ada di dekat leher rahim bisa keluar lebih dulu lewat vagina. Kemudian, diikuti oleh tubuh, tangan, hingga kakinya. 

Akan tetapi, ada kasus di mana posisi tubuh bayi tidak juga berubah kendati ia akan segera dilahirkan. Artinya, kepala bayi tetap berada di atas sementara bokong dan kaki berada di bawah. Inilah yang lantas disebut sebagai posisi sungsang. Kondisi ini dapat mempersulit proses kelahiran bayi. Bahkan, kemungkinan ibu harus menjalani persalinan secara caesar alih-alih normal.

Baca Juga: Persiapan Kehamilan di Trimester Ketiga agar Persalinan Lancar

Jenis-Jenis Bayi Sungsang

Kondisi sungsang sendiri terbagi menjadi 3 (tiga) jenis. Berikut ini beberapa jenis bayi sungsang yang perlu Anda ketahui:

1. Complete Breech

Complete breech adalah jenis sungsang di mana lutut dan kaki bayi berada di bawah dan dalam keadaan menekuk. Oleh karena itu, posisi bayi tampak seperti berjongkok. 

Pada posisi ini, kaki dan bokong bayi yang akan lebih dulu masuk ke jalan ketika bayi dilahirkan melalui persalinan vagina. 

2. Frank Breech

Jenis sungsang yang kedua adalah Frank Breech. Pada kasus ini, kaki bayi terangkat ke atas dan sejajar dengan wajah hingga perut. 

Sementara itu, bokong berada di bawah menghadap leher rahim. Frank breech menjadi jenis sungsang yang paling umum terjadi pada bayi di kandungan menjelang persalinan.

3. Incomplete Breech

Ada juga kasus di mana salah satu kaki bayi berada di bawah, sementara kaki satunya lagi menghadap ke atas. Kondisi ini lantas diberi nama incomplete breech. Jika diperhatikan jenis sungsang yang satu ini merupakan perpaduan antara complete breech dan frank breech.

Bayi dengan posisi seperti ini menjelang persalinan terkadang membuat Anda bisa merasakan seperti ada yang menendang perut di bagian bawah. 

Ketika janin berada di posisi sungsang lengkap atau tidak lengkap, dokter biasanya akan melakukan tindakan saat persalinan dengan mencoba memutar kepala bayi sambil meletakkan tangannya di bagian perut atau yang dinamakan ??external cephalic version.

Sebelum persalinan tiba, dokter umumnya akan memeriksakan kesehatan sekaligus kondisi Anda serta bayi dengan posisi sungsang lebih dulu. Apabila kondisinya tidak aman untuk melakukan persalinan secara normal lewat vagina, maka dokter tidak akan melakukan tindakan external cephalic version pada kasus bayi sungsang.

Penyebab Bayi Sungsang

Bukan tanpa alasan mengapa bayi Anda berada dalam posisi yang salah menjelang hari kelahirannya. Ada sejumlah faktor yang diklaim menjadi penyebab masalah kehamilan yang satu ini. Apa sajakah faktor-faktor penyebab bayi sungsang tersebut?

1. Hamil Anak Kembar

Penyebab yang pertama adalah karena ibu mengandung anak kembar. Hal ini cukup beralasan dikarenakan adanya anak kembar membuat ruang di dalam rahim menjadi sempit. Alhasil, pergerakan bayi pun menjadi terhambat.

2. Kehamilan Selanjutnya

Hamil anak kedua, ketiga, atau seterusnya juga dapat meningkatkan risiko sang calon buah hati akan mengalami sungsang menjelang lahir.

3. Riwayat Melahirkan Prematur

Apakah Anda pernah melahirkan bayi secara prematur? Jika ya, maka saat hamil anak berikutnya, kemungkinan ia akan mengalami kondisi sungsang ini.

4. Kadar Air Ketuban Terlalu Sedikit

Kadar air ketuban yang terlalu sedikit menjadi penyebab bayi sungsang selanjutnya yang perlu diperhatikan. Hal ini dimungkinkan oleh karena sedikitnya volume ketuban—disebut oligohidramnios—membuat pergerakan bayi di dalam perut menjadi lebih sulit.

5. Memiliki Plasenta Previa

Ada kasus di mana plasenta alias ‘ari-ari’ berada di rahim bagian bawah. Kondisi ini lantas menutupi jalur kelahiran, bisa sebagian atau bahkan seluruhnya.

Nah, apa yang terjadi tersebut kemudian disebut sebagai plasenta previa. Akibat plasenta previa, tubuh bayi—khususnya kepala—akan mengalami kesulitan untuk berada di posisi yang seharusnya yakni di bawah dekat serviks.

6. Bentuk Rahim Abnormal

Beberapa ibu memiliki bentuk rahim yang bisa dibilang abnormal. Jika ini yang terjadi, maka bayi yang dikandung ibu tersebut kemungkinan juga akan mengalami sungsang. Bahkan, rasanya sulit bagi ibu untuk dapat melahirkan secara normal.

Diagnosis Bayi Sungsang

Sebelum memasuki usia 35 atau 36 minggu kehamilan, posisi bayi yang berada lurus dengan posisi kepala di atas dan kaki di bawah merupakan posisi normal dan tidak dikatakan sungsang. 

Pasalnya setelah usia kehamilan lebih dari 36 minggu hingga hari persalinan tiba, posisi kepala dan tubuh akan berputar sebaliknya. Hal tersebut bertujuan untuk melahirkan bayi secara normal lewat vagina. 

Apabila sampai usia 36 minggu posisi bayi tidak kunjung berubah, hal tersebut akan membuat bayi sulit untuk pindah posisi. Hal itu lantaran ukuran bayi yang semakin besar sehingga sulit untuk pindah dan bergerak ke posisi yang tepat menjelang kelahiran. 

Untuk itu, beberapa minggu sebelum persalinan, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik guna memastikan apakah bayi berada di posisi yang benar atau tidak. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara meraba perut bagian bawah ibu di beberapa titik tertentu. 

Di sini dokter akan berusaha mencari serta merasakan posisi kepala, punggung, tubuh, dan bokong bayi. Jika tampak bahwa bayi mungkin dalam posisi sungsang, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut menggunakan ultrasonografi (USG) untuk mengonfirmasi kondisi tersebut. 

Selain itu, pemeriksaan rontgen khusus juga akan dilakukan guna menentukan posisi bayi dan ukuran panggul. Ini untuk menentukan apakah persalinan masih bisa dilakukan secara normal atau terpaksa harus dengan cara caesar. Oleh karena itu, rutin melakukan pemeriksaan kehamilan, bahkan menjelang persalinan sangatlah penting.

Baca Juga: Ini Dia Perbedaan Persalinan Normal dan Persalinan Spontan

Cara Mengatasi Bayi Sungsang (Medis)

Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi posisi bayi sungsang? Ada dua metode medis yang akan diterapkan oleh dokter untuk mengubah posisi tubuh dan kepala bayi yang sungsang. Cara yang dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Chiropractic

Metode yang pertama adalah chiropractic. Metode ini ditemukan oleh seorang praktisi medis bernama Larry Webster. Itu sebabnya chiropractic juga dikenal dengan istilah teknik webster.

Chiropractic adalah teknik yang bertujuan untuk mengatasi asimetri, pun membantu merilekskan panggul dan tulang pinggul.

Panggul yang lebih rileks bisa memengaruhi kondisi rahim, ligamen, dan otot sehingga memicu pergerakan bayi yang sungsang untuk mengubah posisinya secara alami ketika persalinan. Tindakan ini biasanya disarankan untuk dilakukan pada bulan kedelapan kehamilan.

2. External Chepalic Version (ECV)

Metode kedua adalah external chepalic version (ECV). ECV adalah prosedur di mana dokter akan mencoba mengubah posisi bayi secara manual dengan menggunakan tangan melalui perut ibu.

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, kebanyakan dokter akan menyarankan ECV ketika usia kehamilan memasuki minggu 36 hingga 38. Akan tetapi, ada sejumlah kondisi yang tidak memungkinkan dokter untuk menerapkan metode ini, yaitu apabila:

  • Ibu hamil anak kembar
  • Sungsang disebabkan oleh plasenta previa
  • Detak jantung bayi abnormal
  • Vagina mengalami perdarahan

Selama melakukan prosedur ECV ini, dokter akan melakukan pemantauan posisi bayi dengan menggunakan medium USG. Selain itu, detak jantung bayi juga akan menjadi perhatian sampai prosedur selesai dilakukan.

Jadi, apabila terdapat masalah yang terjadi tiba-tiba pada bayi, prosedur ini bisa segera dihentikan. ECV memiliki peluang keberhasilan yang lebih besar apabila persediaan jumlah cairan ketuban banyak. 

Walau ECV menjadi metode penanganan sungsang paling umum. Akan tetapi, metode ini juga tak lepas dari risiko kegagalan yang bisa membahayakan bayi sampai menyebabkan komplikasi. Misalnya kantung ketuban pecah terlalu cepat, abrupsio plasenta, perubahan denyut jantung bayi, dan kelahiran prematur

Oleh sebab itu, dokter harus benar-benar memastikan situasi dan kondisi terlebih dahulu sebelum menerapkan ECV ini.

Cara Mengatasi Bayi Sungsang (Alami)

Selain dengan tindakan medis, cara mengatasi bayi sungsang juga bisa dengan sejumlah metode alami berikut ini.

1. Pelvic Tilt

Cara yang pertama adalah dengan metode pelvic tilt. Metode ini dilakukan dengan cara berbaring di lantai dan mengangkat pinggul, kaki menjejak tanah, serta lutut ditekuk.

Atau, ibu hamil memosisikan papan setrika sehingga salah satu ujungnya berada di tepi sofa, dan ujung lainnya berada di lantai, menciptakan jembatan yang miring. Kemudian, ibu dapat berbaring di papan setrika dengan kepala bertumpu pada bantal dan kaki ditinggikan selama 20 menit. Guna menerapkan cara ini, mintalah bantuan, bisa pasangan maupun anggota keluarga lainnya.

2. Moksibusi

Moksibusi adalah salah satu metode akupunktur. Metode ini diklaim dapat membantu mengatasi posisi bayi sungsang.

Tidak seperti akupunktur umum yang menggunakan medium jarum, pada moksibusi, terapis akan menggunakan api kecil yang ditempatkan dalam batang khusus. Kemudian secara perlahan, batang api tersebut diaplikasih ke titik tekan pada jari kaki bayi wanita hamil (dikenal sebagai BL67).

Moksibusi menurut penelitian tidak menimbulkan efek samping berarti. Sayangnya, penelitian yang telah dilakukan masih sangat terbatas sehingga efektivitasnya belum bisa dikatakan kuat.

3. Kompres Air Dingin dan Hangat

Mengompres area perut dengan air dingin dan hangat menjadi cara mengatasi bayi sungsang secara alami selanjutnya yang bisa Anda coba. Paparan dingin dan hangat disebut-sebut dapat membantu bayi untuk mengubah posisi tubuhnya.

Letakkan kain yang sudah dicelupkan ke air dingin di area perut yang terdapat kepala bayi. Sementara itu, kain yang sudah dicelupkan air hangat diletakkan di perut bagian bawah.

4. Inversi

Ada beberapa gerakan yang dapat Anda lakukan dengan memanfaatkan gaya gravitasi untuk mengubah posisi bayi. Cara ini membantu mengendurkan otot panggul dan rahim Anda. Salah satu opsinya adalah dengan mengayunkan tangan dan lutut Anda ke depan maupun ke belakang secara perlahan selama beberapa menit.

5. Terapi Musik

Alunan irama musik juga dipercaya dapat merangsang bayi untuk dapat bergerak lebih aktif hingga ia dapat mengubah posisi tubuhnya. Anda bisa meletakkan headphone di atas perut kemudian putar lagu-lagu berirama lembut selama beberapa menit.

6. Berenang

Ibu hamil juga disarankan untuk melakukan aktivitas renang apabila diketahui bayi yang dikandungnya dalam posisi sungsang. Berenang memang tidak bisa mengatasi sungsang secara langsung, melainkan hanya bertujuan untuk merilekskan otot-otot dan sendi yang terasa nyeri dan kaku.

Baca Juga: Ini Dia Perbedaan Persalinan Normal dan Persalinan Spontan

Persalinan Bayi Sungsang

Mayoritas kelahiran sungsang melalui operasi Caesar. Hal ini semata-mata demi keselamatan bayi maupun ibu. Kelahiran secara normal mungkin dapat dilakukan, asalkan memiliki kriteria sebagai berikut:

  • Ukuran tubuh bayi tidak terlalu besar
  • Jenis sungsang yakni Frank Breech
  • Ibu memiliki ukuran panggul yang cukup besar
  • Detak jantung bayi terpantau normal menjelang kelahiran
  • Usia bayi sudah sangat ideal untuk dilahirkan

Kendati demikian, melahirkan secara normal untuk kasus sungsang tetaplah berisiko sehingga dokter tetap memprioritaskan operasi Caesar.

Komplikasi Bayi Sungsang

Pada umumnya, bayi sungsang bukanlah suatu kondisi yang berbahaya. Akan tetapi, bukan berarti sungsang ini tanpa risiko komplikasi.

Beberapa komplikasi yang mungkin saja terjadi sebagai berikut:

1. Komplikasi Bayi Sungsang pada Persalinan Normal

Walau persalinan normal bisa dilakukan, namun ada beberapa komplikasi bayi sungsang yang mungkin terjadi seperti berikut:

  • Mulut rahim tidak bisa terbuka dan meregang secara maksimal sehingga kepala bayi atau bahu akan tertahan di bagian panggul ibu. Kondisi seperti ini bisa menghambat jalannya persalinan.
  • Tali pusat jatuh ke dalam vagina sebelum bayi Anda lahir. Kondisi seperti ini bisa menyebabkan tali pusat terjepit atau tertekan sehingga memicu penurunan aliran darah serta asupan oksigen ke bayi.
  • Bayi Anda memiliki risiko memiliki nilai apgar yang rendah ketika lahir.
  • Mengalami cedera bahu, leher, dan saraf tulang belakang pada bayi ketika lahir. Hal ini bisa terjadi akibat kepala bayi tertekuk ketika melewati jalan lahir. Kondisi ini dinamakan Erb’s palsy.

2. Komplikasi Bayi Sungsang pada Persalinan Caesar

Walau dinilai lebih aman, melahirkan bayi sungsang secara caesar juga memiliki risiko komplikasi. Berikut ini beberapa komplikasi yang mungkin terjadi ketika melahirkan bayi sungsang secara caesar:

  • Terjadi infeksi
  • Cedera pada organ dalam
  • Perdarahan
  • Gangguan plasenta di dinding rahim
  • Bisa terjadi robekan dinding rahim pada kehamilan selanjutnya
  • Mengalami ketuban pecah dini

Nah, itulah komplikasi yang bisa terjadi akibat bayi sungsang. Untuk mencegah hal tersebut sebaiknya lakukan konsultasi secara rutin dengan dokter kandungan Anda. Selain mencegah komplikasi bayi sungsang, Anda juga bisa segera mengatasi tanda bahaya kehamilan lainnya. 

  1. ACOG. If Your Baby is Breech. https://www.acog.org/patient-resources/faqs/pregnancy/if-your-baby-is-breech (diakses pada 8 September 2020)
  2. American Pregnancy Association. Breech Births. https://americanpregnancy.org/labor-and-birth/breech-presentation-739 (diakses pada 8 September 2020)
  3. Anonim. Breech Babies: What Can I Do if My Baby is Breech? https://familydoctor.org/breech-babies-what-can-i-do-if-my-baby-is-breech/ (diakses pada 8 September 2020)
  4. Brewster, A. 2018. Ways to turn a breech baby. https://www.todaysparent.com/pregnancy/7-ways-to-turn-a-breech-baby/ (diakses pada 8 September 2020)
    https://www.todaysparent.com/pregnancy/7-ways-to-turn-a-breech-baby/
  5. Brusie, C. 2016. What You Need to Know if Your Baby Is Breech. https://www.healthline.com/health/pregnancy/breech-baby#causes (diakses pada 8 September 2020)
  6. Anonim. 2022. If Your Baby Is Breech. https://www.acog.org/womens-health/faqs/if-your-baby-is-breech?utm_source=redirect&utm_medium=web&utm_campaign=otn. (Diakses pada 27 April 2023). 


DokterSehat | © 2023 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi