Terbit: 3 January 2024
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Bayi sungsang adalah kondisi di mana kepala bayi berada di rahim bagian atas jelang waktu kelahiran. Simak penjelasan lengkap mengenai penyebab hingga penanganannya dalam ulasan berikut.

Posisi Bayi Sungsang: Penyebab, Jenis, dan Cara Mengatasinya

Apa itu Bayi Sungsang?

Bayi sungsang (baby breech) adalah kondisi ketika tubuh janin—khususnya kepala—tidak berada pada posisi yang benar menjelang hari kelahirannya. Idealnya, kepala janin pada akhir trimester ketiga kehamilan—atau sekitar hamil 36 minggu—berpindah posisi dari yang tadinya di atas menjadi di bawah dekat leher rahim (serviks). 

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, kondisi seperti itu dinamakan vertex occiput anterior atau vertex presentation. Posisi kepala yang berada di bawah merupakan posisi yang aman untuk melahirkan melalui vagina.

Dengan posisi tersebut, proses persalinan akan berlangsung lebih mudah karena kepala bayi yang ada di dekat leher rahim bisa keluar lebih dulu lewat vagina. Kemudian, diikuti oleh tubuh, tangan, hingga kaki. 

Akan tetapi, ada kasus di mana posisi tubuh bayi tidak juga berubah kendati sudah mendekati waktu persalinan. Artinya, kepala bayi tetap berada di atas sementara bokong dan kaki berada di bawah.

Hal inilah yang disebut sebagai posisi sungsang. Kondisi ini dapat mempersulit proses kelahiran bayi dan membuat persalinan caesar menjadi pilihan.

Baca Juga: 11 Hal yang Harus Dipersiapkan di Trimester Ketiga Kehamilan

Jenis-Jenis Bayi Sungsang

Kondisi sungsang sendiri terbagi menjadi tiga jenis. Berikut ini beberapa jenis bayi sungsang, di antaranya:

1. Complete Breech

Complete breech adalah posisi di mana lutut dan kaki janin berada di bawah dan dalam keadaan menekuk. Oleh karena itu, posisi bayi tampak seperti berjongkok. 

Pada posisi ini, kaki dan bokong janin yang akan lebih dulu masuk ketika bayi dilahirkan melalui persalinan vagina. 

2. Frank Breech

Pada kasus ini, kaki bayi terangkat ke atas dan sejajar dengan wajah hingga perut. Sementara itu, bokong berada di bawah menghadap leher rahim. Frank breech menjadi jenis sungsang yang paling umum terjadi menjelang persalinan.

3. Incomplete Breech

Incomplete breech membuat salah satu kaki janin berada di bawah, sementara kaki satunya menghadap ke atas. jenis sungsang yang satu ini merupakan perpaduan antara complete breech dan frank breech.

Bayi dengan posisi seperti ini menjelang persalinan terkadang membuat Anda bisa merasakan seperti ada yang menendang perut di bagian bawah.

Dokter biasanya akan melakukan tindakan saat persalinan dengan mencoba memutar kepala bayi sambil meletakkan tangannya di bagian perut atau yang dinamakan external cephalic version.

Apabila kondisinya tidak aman untuk melakukan persalinan secara normal lewat vagina, maka dokter tidak akan melakukan tindakan external cephalic version, sehingga persalinan disarankan melalui tindakan operasi sesar.

Penyebab Bayi Sungsang

Bukan tanpa alasan mengapa bayi Anda berada dalam posisi yang salah menjelang hari kelahirannya. Terdapat sejumlah faktor yang diklaim menjadi penyebabnya. Berikut beberapa faktor yang bisa menyebabkan hal ini, di antaranya:

1. Hamil Anak Kembar

Penyebab yang pertama adalah karena ibu mengandung anak kembar. Hal ini cukup beralasan dikarenakan adanya anak kembar membuat ruang di dalam rahim menjadi sempit. Alhasil, pergerakan bayi pun menjadi terhambat.

2. Kehamilan Selanjutnya

Hamil anak kedua, ketiga, atau seterusnya juga dapat meningkatkan risiko sang calon buah hati akan mengalami sungsang menjelang lahir.

3. Riwayat Melahirkan Prematur

Apakah Anda pernah melahirkan bayi secara prematur? Jika iya, maka saat hamil anak berikutnya, kemungkinan Anda akan mengalami kondisi ini.

4. Kadar Air Ketuban Terlalu Sedikit

Kadar air ketuban yang terlalu sedikit juga bisa menjadi penyebab bayi sungsang. Hal ini dimungkinkan oleh karena sedikitnya volume ketuban (oligohidramnios) membuat pergerakan bayi di dalam perut menjadi lebih sulit.

5. Memiliki Plasenta Previa

Terdapat kasus di mana plasenta alias ‘ari-ari’ berada di rahim bagian bawah. Kondisi ini lantas menutupi jalur kelahiran, bisa sebagian atau bahkan seluruhnya.

Nah, apa yang terjadi tersebut kemudian disebut sebagai plasenta previa. Akibat plasenta previa, tubuh bayi—khususnya kepala—akan mengalami kesulitan untuk berada di posisi yang seharusnya yakni di bawah dekat serviks.

6. Bentuk Rahim Abnormal

Beberapa ibu memiliki bentuk rahim yang bisa dibilang abnormal. Jika ini yang terjadi, maka janin yang dikandung  kemungkinan juga akan mengalami sungsang. Bahkan, rasanya sulit bagi ibu untuk dapat melahirkan secara normal.

Diagnosis Bayi Sungsang

Sebelum memasuki usia 35–36 minggu kehamilan, umumnya posisi janin lurus dengan posisi kepala di atas dan kaki di bawah. Namun, menjelanag waktu persalinan (lebih dari 36 minggu) janin akan berputar sebaliknya.

Apabila sampai usia 36 minggu posisi janin tidak kunjung berubah, hal tersebut akan membuatnya sulit untuk pindah posisi. Hal itu lantaran ukuran janin yang semakin besar sehingga sulit untuk pindah dan bergerak ke posisi yang tepat menjelang kelahiran. 

Untuk itu, beberapa minggu sebelum persalinan, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik guna memastikan apakah bayi berada di posisi yang benar atau tidak. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara meraba perut bagian bawah ibu di beberapa titik tertentu. 

Di sini dokter akan berusaha mencari serta merasakan posisi kepala, punggung, tubuh, dan bokong jannin. Jika dokter menduga janin dalam posisi sungsang, pemeriksaan lebih lanjut menggunakan ultrasonografi (USG) untuk mengonfirmasinya.

Selain itu, pemeriksaan rontgen khusus juga akan dilakukan guna menentukan posisi bayi dan ukuran panggul. Ini untuk menentukan apakah persalinan masih bisa dilakukan secara normal atau  dengan cara caesar. Oleh karena itu, rutin melakukan pemeriksaan menjelang persalinan sangatlah penting.

Baca Juga: Ini Dia Perbedaan Persalinan Normal dan Persalinan Spontan

Prosedur Medis untuk Mengatasi Bayi Sungsang

Terdapat dua metode medis yang mungkin diterapkan oleh dokter untuk mengubah posisi tubuh dan kepala janin yang sungsang. Berikut penjelasannya:

1. Chiropractic

Chiropractic adalah teknik yang bertujuan untuk membantu merilekskan panggul dan tulang pinggul. Panggul yang lebih rileks bisa memengaruhi kondisi rahim, ligamen, dan otot sehingga memicu pergerakan bayi yang sungsang untuk mengubah posisinya secara alami ketika persalinan.

Tindakan ini biasanya disarankan untuk dilakukan pada bulan kedelapan kehamilan.

2. External Chepalic Version (ECV)

ECV adalah prosedur di mana dokter akan mencoba mengubah posisi bayi secara manual dengan menggunakan tangan melalui perut ibu. Umumnya dokter akan menggunakan metode ini saat usia kehamilan memasuki minggu 36 hingga 38.

Akan tetapi, ada sejumlah kondisi yang tidak memungkinkan dokter untuk menerapkan metode ini, antara lain:

  • Ibu hamil anak kembar.
  • Sungsang disebabkan oleh plasenta previa.
  • Detak jantung bayi abnormal.
  • Vagina mengalami perdarahan.

Selama melakukan prosedur ini, dokter akan melakukan pemantauan posisi bayi dengan menggunakan medium USG. Selain itu, detak jantung bayi juga akan menjadi perhatian sampai prosedur selesai dilakukan.

Jadi, apabila terdapat masalah yang terjadi tiba-tiba pada bayi, prosedur ini bisa segera dihentikan. ECV memiliki peluang keberhasilan yang lebih besar apabila persediaan jumlah cairan ketuban banyak. 

Walau ECV menjadi metode penanganan sungsang paling umum. Akan tetapi, metode ini juga tak lepas dari risiko kegagalan yang bisa membahayakan bayi sampai menyebabkan komplikasi. Misalnya, kantung ketuban pecah terlalu cepat, abrupsio plasenta, perubahan denyut jantung bayi, dan kelahiran prematur

Oleh sebab itu, dokter harus benar-benar memastikan situasi dan kondisi terlebih dahulu sebelum menerapkan ECV ini.

Cara Alami Mengatasi Bayi Sungsang

Selain dengan tindakan medis, cara mengatasi bayi sungsang juga bisa dengan sejumlah metode alami. Berikut penjelasannya

1. Pelvic Tilt

Metode ini dilakukan dengan cara berbaring di lantai sambil mengangkat pinggul dengan kaki menginjak lantai, serta lutut ditekuk.

2. Moksibusi

Moksibusi adalah salah satu metode akupunktur. Metode ini diklaim dapat membantu mengatasi posisi bayi sungsang.

Tidak seperti akupunktur umum yang menggunakan medium jarum, terapis akan menggunakan api kecil yang ditempatkan dalam batang khusus. Kemudian secara perlahan, batang api tersebut diaplikasih ke titik tekan pada jari kaki.

Penting diketahui, efektivitas metode belum didukung oleh penelitian ilmiah yang kuat.

3. Kompres Air Dingin dan Hangat

Mengompres area perut dengan air dingin dan hangat menjadi cara mengatasi bayi sungsang secara alami selanjutnya yang bisa Anda coba. Paparan dingin dan hangat disebut-sebut dapat membantu bayi untuk mengubah posisi tubuhnya.

Letakkan kain yang sudah dicelupkan ke air dingin di area perut yang terdapat kepala bayi. Sementara itu, kain yang sudah dicelupkan air hangat diletakkan di perut bagian bawah.

4. Inversi

Cara ini membantu mengendurkan otot panggul dan rahim dengan memanfaatkan gravitasi untuk mengubah posisi janin. Salah satu opsinya adalah dengan mengayunkan tangan dan lutut ke depan maupun ke belakang dengan perlahan selama beberapa menit.

5. Terapi Musik

Alunan irama musik juga dipercaya dapat merangsang janin untuk dapat bergerak lebih aktif sehingga posisi tubuhnya bisa berubah. Anda bisa meletakkan headphone di atas perut kemudian putar lagu-lagu berirama lembut selama beberapa menit.

6. Berenang

Ibu hamil juga disarankan untuk berenang apabila diketahui janin yang dikandungnya dalam posisi sungsang. Berenang memang tidak bisa mengatasi sungsang secara langsung, melainkan hanya bertujuan untuk merilekskan otot-otot dan sendi yang terasa nyeri dan kaku.

Baca Juga: Ini Dia Perbedaan Persalinan Normal dan Persalinan Spontan

Pada akhirnya, mayoritas persalinan bayi sungsang dilakukan melalui operasi caesar. Hal ini semata-mata demi keselamatan bayi maupun ibu. Kelahiran secara normal mungkin dapat dilakukan, asalkan memiliki kriteria sebagai berikut:

  • Ukuran tubuh bayi tidak terlalu besar.
  • Jenis sungsang frank breech.
  • Ibu memiliki ukuran panggul yang cukup besar.
  • Detak jantung bayi terpantau normal menjelang kelahiran.
  • Usia bayi sudah sangat ideal untuk dilahirkan.

Kendati demikian, melahirkan secara normal untuk kasus sungsang tetaplah berisiko sehingga dokter tetap memprioritaskan operasi caesar.

Komplikasi Bayi Sungsang

Pada umumnya, bayi sungsang bukanlah suatu kondisi yang berbahaya. Akan tetapi, bukan berarti hal ini tanpa risiko. Beberapa komplikasi yang mungkin saja terjadi, di antaranya:

1. Komplikasi pada Persalinan Normal

Walau persalinan normal bisa dilakukan, namun ada beberapa komplikasi bayi sungsang yang mungkin terjadi seperti berikut:

  • Mulut rahim tidak bisa terbuka dan meregang secara maksimal sehingga kepala bayi atau bahu akan tertahan di bagian panggul ibu. Kondisi seperti ini bisa menghambat jalannya persalinan.
  • Tali pusat jatuh ke dalam vagina sebelum janin lahir. Kondisi seperti ini bisa menyebabkan tali pusat terjepit atau tertekan sehingga memicu penurunan aliran darah serta asupan oksigen ke bayi.
  • Janin memiliki risiko memiliki nilai APGAR yang rendah ketika lahir.
  • Mengalami cedera bahu, leher, dan saraf tulang belakang pada bayi ketika lahir. Hal ini bisa terjadi akibat kepala bayi tertekuk ketika melewati jalan lahir. Kondisi ini dinamakan Erb’s palsy.

2. Komplikasi pada Persalinan Caesar

Walau dinilai lebih aman, melahirkan bayi sungsang secara caesar juga memiliki risiko . Berikut ini beberapa komplikasi yang mungkin terjadi ketika melahirkan bayi sungsang secara caesar:

  • Terjadi infeksi.
  • Cedera pada organ dalam.
  • Perdarahan.
  • Gangguan plasenta di dinding rahim.
  • Bisa terjadi robekan dinding rahim pada kehamilan selanjutnya.
  • Mengalami ketuban pecah dini.

Nah, itulah komplikasi yang bisa terjadi akibat bayi sungsang. Untuk mencegah hal tersebut sebaiknya lakukan konsultasi secara rutin dengan dokter kandungan. Selain mencegah komplikasi, Anda juga bisa segera mengatasi tanda bahaya kehamilan lainnya.

 

  1. Anonim. 2022. If Your Baby Is Breech. https://www.acog.org/womens-health/faqs/if-your-baby-is-breech?utm_source=redirect&utm_medium=web&utm_campaign=otn. (Diakses pada 27 April 2023). 
  2. Anonim. If Your Baby is Breech. https://www.acog.org/patient-resources/faqs/pregnancy/if-your-baby-is-breech (diakses pada 8 September 2020)
  3. Anonim. Breech Births. https://americanpregnancy.org/labor-and-birth/breech-presentation-739 (diakses pada 8 September 2020)
  4. Anonim. Breech Babies: What Can I Do if My Baby is Breech? https://familydoctor.org/breech-babies-what-can-i-do-if-my-baby-is-breech/ (diakses pada 8 September 2020)
  5. Brewster, A. 2018. Ways to turn a breech baby. https://www.todaysparent.com/pregnancy/7-ways-to-turn-a-breech-baby/ (diakses pada 8 September 2020)
    https://www.todaysparent.com/pregnancy/7-ways-to-turn-a-breech-baby/
  6. Brusie, C. 2016. What You Need to Know if Your Baby Is Breech. https://www.healthline.com/health/pregnancy/breech-baby#causes (diakses pada 8 September 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi