Terbit: 2 June 2021 | Diperbarui: 4 April 2023
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Ibu hamil naik pesawat bukanlah sesuatu yang berbahaya, terutama jika Anda memiliki kehamilan yang sehat. Lantas, bagaimana dengan ibu hamil yang memiliki catatan khusus terkait kondisi kesehatan, bolehkah menggunakan pesawat untuk bepergian? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Kapan Ibu Hamil Boleh Naik Pesawat? Cek Dulu Tips dan Risikonya

Bepergian saat Hamil

Sebelum membahas lebih jauh mengenai boleh tidaknya ibu hamil naik pesawat, penting untuk diketahui bahwa beberapa wanita memilih untuk tidak bepergian  dalam 12 minggu pertama kehamilan karena mual, muntah, dan rasa lelah yang dirasakan pada periode ini. Selain itu, risiko keguguran juga lebih tinggi dalam 3 bulan pertama.

Bepergian di bulan-bulan terakhir kehamilan juga bisa melelahkan dan tidak nyaman. Jadi, banyak wanita menemukan waktu terbaik untuk bepergian adalah di pertengahan kehamilan yaitu saat usia kandungan 4 hingga 6 bulan. 

Amankah Ibu Hamil Naik Pesawat? 

Pada dasarnya, bepergian dengan pesawat tidak membahayakan janin. Namun jika ibu memiliki masalah kesehatan atau komplikasi kehamilan, konsultasi dengan dokter diperlukan sebelum Anda memutuskan untuk terbang.

Peluang melahirkan secara alami lebih tinggi  setelah 37 minggu (atau sekitar 32 minggu jika Anda mengandung anak kembar) dan beberapa maskapai penerbangan juga tidak memperbolehkan terbang menjelang akhir kehamilan.

Setiap maskapai memiliki kebijakan yang berbeda-beda, oleh karena itu Anda harus memeriksa aturan tentang hal tersebut. Sebagian besar maskapai penerbangan tidak mengizinkan wanita hamil untuk terbang setelah 37 minggu.

Jadi, jika Anda memiliki kehamilan yang sehat, bepergian naik pesawat saat hamil adalah sesuatu yang aman. Belum ada bukti ilmiah yang pasti bahwa pesawat terbang dapat menyebabkan keguguran, persalinan dini, bahkan ketuban pecah.

Baca juga: Kenali Apa itu Babymoon dan Manfaatnya bagi Ibu

Risiko yang Mungkin Terjadi saat Ibu Hamil Naik Pesawat

Beberapa ibu hamil mungkin mengalami ketidaknyamanan selama penerbangan, antara lain:

  • Pembengkakan kaki yang disebabkan karena retensi cairan (edema).
  • Hidung tersumbat atau masalah dengan telinga.
  • Mabuk perjalanan.

Selain beberapa hal seperti di atas, risiko ibu hamil naik pesawat lainnya yang bisa terjadi adalah deep vein thrombosis (DVT) atau trombosis vena dalam. DVT adalah gumpalan darah yang terbentuk di pembuluh darah vena, biasanya terjadi di kaki atau panggul. Saat Anda hamil dan hingga enam minggu setelah melahirkan, Anda memiliki risiko lebih tinggi terkena DVT dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil.

Peningkatan risiko terkena DVT saat terbang terjadi karena duduk dalam waktu lama. Risiko DVT meningkat seiring dengan lamanya penerbangan. Risiko juga meningkat jika Anda memiliki faktor risiko tambahan seperti DVT sebelumnya atau memiliki berat badan berlebih.

Apa yang Dapat Ibu Hamil Lakukan untuk Mengurangi Risiko DVT?

Jika Anda melakukan penerbangan jarak pendek (kurang dari empat jam), Anda tidak membutuhkan perlakuan khusus. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk meminimalkan risiko DVT saat melakukan penerbangan jarak menengah atau jauh, antara lain:

  • Mengenakan pakaian longgar dan sepatu yang nyaman.
  • Pilih yang kursi yang memudahkan Anda untuk keluar masuk dari tempat duduk agar Anda dapat berjalan setiap 30 menit.
  • Jika tidak memungkinkan mendapatkan tempat duduk yang sesuai, Anda bisa melakukan gerakan ringan dari tempat duduk.
  • Penuhi asupan cairan tubuh selama penerbangan.
  • Batasi minuman yang mengandung alkohol atau kafein.
  • Menggunakan stoking kompresi.

Jika Anda memiliki faktor risiko lain untuk DVT, terlepas dari lama penerbangan, Anda mungkin disarankan untuk mendapatkan suntikan heparin. Obat ini akan mengencerkan darah dan membantu mencegah DVT.

Tindakan ini harus dilakukan pada hari penerbangan dan beberapa hari sesudahnya.  Aspirin dosis rendah tampaknya tidak mengurangi risiko DVT, meski begitu Anda harus meminumnya jika sudah diresepkan untuk alasan lain. 

Keadaan yang Mengharuskan Ibu Hamil Tidak Bepergian dengan Pesawat

Jika Anda memiliki salah satu dari kondisi berikut, Anda tidak dianjurkan untuk terbang, antara lain:

  • Anda berisiko lebih tinggi untuk melahirkan sebelum hari perkiraan lahir.
  • Menderita anemia berat.
  • Memiliki anemia sel sabit.
  • Baru saja mengalami pendarahan vagina yang signifikan.
  • Memiliki kondisi serius yang mempengaruhi paru-paru atau jantung.

Penting bagi Anda untuk mendiskusikan masalah kesehatan atau komplikasi kehamilan dengan dokter  spesialis kandungan sebelum terbang. Jika Anda memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami keguguran, perdarahan, persalinan prematur, atau kelemahan janin, mintalah pemindaian ultrasound dan saran dokter untuk meyakinkan sebelum Anda terbang.

Kapan Ibu Hamil Boleh Naik Pesawat?

Kapan waktu yang aman bagi ibu hamil untuk naik pesawat kerap ditanyakan oleh banyak orang. Waktu terbaik untuk bisa bepergian naik pesawat saat pesawat  adalah ketika usia kehamilan sudah memasuki 13 -28 minggu atau trimester kedua. Pada usia kehamilan ini,  Ibu hamil umumnya sudah mulai nyaman dengan kondisi kehamilannya dan risiko keguguran terbilang rendah. 

Mengapa usia kehamilan 13 – 28 minggu? Hal ini dikarenakan pada trimester pertama kehamilan, sebagian ibu kerap mengalami mual, muntah, dan mudah lelah. Kondisi tersebut tentunya bisa mengganggu kenyamanan Anda diperjalanan. Selain itu risiko keguguran terbilang masih tinggi. 

Sementara, menginjak usia kehamilan 36 minggu ke atas, perut ibu sudah makin membesar sehingga bepergian di periode itu bisa sangat melelahkan. Ibu hamil juga tidak disarankan untuk naik pesawat jika mengalami  komplikasi kehamilan seperti preeklampsia, ketuban pecah dini, atau kehamilan prematur. 

Patokan lain untuk ibu hamil naik pesawat adalah di bawah 36 minggu jika Anda mengandung bayi tunggal. Sedangkan jika mengandung banyak bayi waktu terbaik adalah di bawah 32 minggu. Selalu konsultasi dengan dokter sebelum penerbangan untuk memastikan aktivitas tersebut aman bagi ibu dan janin.

Baca juga: Amankah Ibu Hamil Naik Motor? Ketahui Risiko dan Tipsnya

Tips Perjalanan Menggunakan Pesawat Selama Kehamilan

Jika ibu hamil naik pesawat, ikuti tips berikut agar tetap aman dan sehat, antara lain:

  • Pesan kursi dekat lorong sehingga Anda dapat merenggangkan kaki dan pergi ke toilet dengan mudah.
  • Cobalah untuk berjalan di lorong setidaknya setiap dua jam.
  • Hindari makanan yang menghasilkan gas dan minuman berkarbonasi sebelum terbang.
  • Bawalah botol air agar tetap terhidrasi sepanjang penerbangan.
  • Bawa camilan sehat saat Anda lapar selama penerbangan.
  • Jangan lupa tinjau kebijakan maskapai penerbangan yang Anda gunakan terkait ibu hamil naik pesawat.

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai kapan waktu yang tepat bagi Anda untuk naik pesawat saat hamil. Selain bisa mengikuti tips di atas, Bumil juga sebaiknya memastikan dulu ke dokter kondisi kehamilan tidak berbahaya untuk bepergian dengan pesawat. Semoga bermanfaat, Teman Sehat!

  1. Anonim. Air travel and pregnancy. https://www.rcog.org.uk/globalassets/documents/patients/patient-information-leaflets/pregnancy/air-travel-pregnancy.pdf. (Diakses pada 4 April 2023).
  2. Anonim. Safe Flying While Pregnant. https://www.webmd.com/baby/taking-to-the-skies-pregnant-and-safe#1. (Diakses pada 4 April 2023).
  3. Chertoff, Jane. 2018. Is It Safe to Fly When Pregnant?. https://www.healthline.com/health/pregnancy/can-you-fly-when-pregnant#long-flights. (Diakses pada 4 April 2023).
  4. National Health Service. Travelling in Pregnancy. https://www.nhs.uk/pregnancy/keeping-well/travelling/. (Diakses pada 4 April 2023) 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi