Terbit: 15 December 2021 | Diperbarui: 22 August 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Ada keraguan bolehkah ibu hamil naik motor, terutama ketika kehamilan berusia muda? Cek bahaya ibu hamil naik motor dan tips aman berkendara bagi Bumil berikut ini

Amankah Ibu Hamil Naik Motor? Ketahui Risiko dan Tipsnya

Bolehkah Ibu Hamil Naik Motor?

Setiap wanita memiliki kondisi yang berbeda-beda saat hamil. Ada yang tidak mengalami banyak hambatan. Ada pula yang mengalami beberapa kondisi lemah bahkan komplikasi.

Pada dasarnya ibu hamil boleh naik motor ketika telah memasuki trimester kedua asalkan kondisi kehamilan normal dan sehat. Lalu kembali mengurangi intensitasnya ketika memasuki trimester ketiga, terutama saat sudah sangat dekat dengan tanggal kelahiran.

Bahaya ibu hamil terlalu sering naik motor pada saat trimester pertama adalah risiko keguguran yang tinggi. Pada trimester pertama, zigot masih dalam masa perkembangan yang riskan dan belum melekat sempurna pada dinding rahim.

Pada masa itu ibu juga masih mengalami mual, pusing, dan lemas karena morning sickness. Kondisi seperti ini, jika dipaksakan mengendarai motor sendiri akan sangat berbahaya. Ada risiko jatuh atau tergelincir dari motor.

Adapun kondisi kehamilan yang berbahaya untuk naik motor adalah:

  • Plasenta previa atau plasenta berada di bawah dan menutupi jalan lahir.
  • Pernah mengalami pendarahan. Baik pada kehamilan sebelumnya maupun kehamilan yang sedang berjalan.
  • Ibu pernah mengalami kelahiran prematur atau berisiko melahirkan prematur.
  • Kondisi badan masih mudah lemas dan pusing.
  • Ibu memiliki masalah atau cedera pada tulang belakang, rahim yang lemah, serta riwayat satu atau lebih keguguran.
  • Ibu sering mengalami kram, nyeri dan ngilu pada perut bagian bawah. Termasuk jika keluhan tersebut menjalar hingga ke panggul, punggung dan kaki.

Jika ibu hamil mengalami kondisi di atas tetapi tetap memaksakan naik motor, akan membahayakan keselamatan ibu dan janin. Sebaiknya sebelum memilih moda transportasi, berkonsultasilah dahulu dengan dokter kandungan.

Dokter akan melakukan pemeriksaan yang lebih menyeluruh terhadap kondisi dan posisi janin, posisi plasenta, jumlah air ketuban, serta kondisi tubuh ibu secara keseluruhan. Jika dokter telah memberi lampu hijau, ibu boleh saja  memilih menaiki motor.

Baca Juga: 5 Penyebab Perut Ibu Hamil Mengecil saat Bangun Tidur

Risiko Ibu Hamil Naik Motor

Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention) Amerika Serikat, sepeda motor 27 kali lebih berbahaya daripada mobil pribadi dan kendaraan umum.

Sesungguhnya semua kendaraan memiliki faktor bahaya, namun sepeda motor tidak memiliki perlengkapan keamanan seperti sabuk pengaman, airbag, atau cover layaknya mobil.

Berdasarkan penelitian tentang bahaya kecelakaan motor, pengendara motor rata-rata terlempar sejauh 20-30 meter ketika mengalami tubrukan saat mengendarai motor berkecepatan 80 km per jam.

Ibu hamil boleh naik motor namun perhatikan beberapa risiko ibu hamil naik motor berikut ini:

  • Gerakan refleks ibu yang menurun akan meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas, terutama di trimester ketiga saat kehamilan sudah besar dan menyusahkan gerak ibu.
  • Kondisi jalanan yang tidak aman dapat menyebabkan ibu terserempet, tersenggol, dan jatuh. Benturan ke aspal yang cukup keras dapat membahayakan janin dan mengakibatkan keguguran atau lahir prematur.
  • Meningkatkan kemungkinan sakit dan pegal pada daerah pinggang, panggul, dan rasa tegang di perut bawah setelah berkendara.

Sebelum memutuskan untuk memilih motor sebagai moda transportasi, sebaiknya ibu hamil mempertimbangkan risiko-risiko di atas. Jika memang masih memungkinkan, pilihlah moda transportasi yang lebih aman, seperti mobil pribadi, taksi, bis, atau kereta.

Baca Juga: 15 Ciri-Ciri Kehamilan Sehat yang Harus Bunda Ketahui 

Tips Aman Naik Motor saat Hamil

Lalu bagaimana jika motor adalah satu-satunya jenis transportasi yang tersedia untuk ibu hamil? Tenang, ibu masih boleh memilih untuk naik motor dengan catatan pastikan kondisi kehamilan normal dan sehat.

Beberapa tips berikut dapat diikuti agar perjalanan aman dan nyaman bagi ibu hamil:

  • Trimester kedua. Pastikan naik motor saat trimester kedua, karena usia kehamilan ini termasuk aman untuk bepergian.
  • Kehamilan sehat. Pastikan kehamilan Anda dalam keadaan sehat, karena jika bermasalah akan sangat berisiko babi Anda dan janin. Beberapa masalah kehamilan, termasuk kandungan lemah, plasenta previa, mual dan muntah berlebihan, dan anemia.
  • Jangan sering dan terlalu lama. Usahakan durasi naik motor tidak terlalu lama dan jangan terlalu sering menggunakan motor.
  • Berhenti jika pusing atau lelah. Jika ibu mulai merasa pusing dan lelah, berhentilah di tempat yang aman. Hubungi anggota keluarga, teman untuk menjemput, naik taksi, atau ojek bila tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan.
  • Berboncengan. Jika bisa, jangan membawa motor sendiri. Berboncengan dengan suami atau seseorang lebih aman.
  • Meminta untuk menyalakan motor. Mintalah bantuan orang lain jika ibu ingin menyalakan motor menggunakan kick starter. Tekanan dari kaki dapat menjalar ke rahim dan menyebabkan nyeri atau rasa tegang.
  • Meminta bantuan. Mintalah bantuan ketika ibu harus mendorong motor di jalanan menanjak, atau harus memasang standar ganda.
  • Pastikan makan dan minum. Sebaiknya makan dan minum yang cukup sebelum bepergian agar tubuh tidak lemas.
  • Mengenakan pakaian yang tepat. Pakailah perlengkapan berkendara dengan benar dan lengkap. Gunakan helm berstandar SNI dan jaket untuk melindungi tubuh dari terpaan angin. Jangan lupa pakai sarung tangan dan alas kaki yang nyaman.
  • Hindari macet. Jika ibu hamil sering naik motor, usahakan tidak berkendara di jam-jam sibuk untuk menurunkan risiko kecelakaan lalu lintas atau kelelahan karena macet.
  • Jangan duduk menyamping. Hindari duduk menyamping saat dibonceng karena tidak stabil dan ibu mudah terjatuh jika motor terguncang kuat atau oleng. Posisi miring juga akan membuat perut tertekan dan ibu rentan mengalami pegal pada punggung.
  • Pastikan cuaca aman. Sebaiknya pastikan cuaca mendukung untuk berkendara motor, karena apabila terik akan membuat ibu dehidrasi. Jika hujan, sangat berisiko jatuh karena jalanan becek dan licin.
  • Hindari jalanan berlubang. Dalam rahim bayi dilindungi oleh air ketuban, otot rahim, dan perut serta panggul. Namun sebaiknya pilihlah jalanan yang tidak terlalu berlubang dan rusak.
  • Jangan terlalu jauh. Usahakan tidak terlalu jauh ketika berkendara motor, karena bisa menyebabkan kelelahan setelah energi Bumil terkuras.

Jika tips di atas dijalankan dengan benar, maka perjalanan menggunakan sepeda motor dapat dilalui ibu dengan lebih nyaman. Bahaya ibu hamil naik motor juga dapat ditekan.

Bahaya terbesar naik motor bagi ibu hamil, yaitu kecelakaan lalu lintas dapat mengakibatkan luka pada rahim dan komplikasi kehamilan lainnya. Sementara ada juga guncangan selama perjalanan, sebenarnya tidak membahayakan bayi jika kondisi kehamilan baik-baik saja.

Jadi, ibu hamil boleh saja naik motor atau moda transportasi lainnya asalkan kondisi kehamilannya memungkinkan dan jalur yang ditempuh tidak membahayakan. Demikian tips, syarat, dan risiko jika ibu hamil mengendarai sepeda motor. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!

 

  1. Grünebaum, Amos. 2018. Is It Safe To Ride A Motorbike During Pregnancy? https://www.babymed.com/safety/is-it-safe-to-ride-a-motorbike-during-pregnancy. (Diakses pada 10 Desember 2021).
  2. Motor Gear Expert. 2021. Is It Safe To Ride A Motorcycle While Pregnant? https://motorgearexpert.com/is-it-safe-to-ride-a-motorcycle-while-pregnant/. (Diakses pada 10 Desember 2021).
  3. You Motorcycle. 2018. Riding a Motorcycle While Pregnant. https://youmotorcycle.com/riding-a-motorcycle-while-pregnant.html. (Diakses pada 10 Desember 2021).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi