Terbit: 11 December 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Perubahan hormon yang terjadi saat hamil dapat membuat Bumil menjadi lebih sering buang air kecil. Kondisi ini terkadang membuat ibu hamil kerepotan dan memilih untuk menahan kencing. Padahal, menahan pipis berisiko bagi janin. Apa saja bahayanya? Cek penjelasan lengkapnya di bawah ini. 

Jangan Menahan Kencing saat Hamil, Ini Bahayanya

Mengapa Menahan Kencing saat Hamil Berbahaya?

Sering buang air kecil saat hamil merupakan kondisi yang wajar terjadi selama kehamilan. Kondisi ini disebabkan oleh perubahan hormon yang terjadi pada tubuh.

Selain itu, tubuh ibu hamil juga membuat ginjal bekerja lebih keras membuang zat tidak berguna dari tubuh. Hal inilah yang kemudian membuat Bumil sering berkemih.

Seiring dengan membesarnya janin di dalam kandungan, kandung kemih juga semakin tertekan dan membuat ibu hamil lebih sering buang air kecil.

Namun, tahukah Anda bahwa menahan kencing adalah tindakan yang tidak disarankan, terutama bagi ibu hamil? Ibu hamil yang sering menahan kencing berisiko mengalami gangguan kesehatan seperti infeksi saluran kemih (ISK).

Semakin sering menahan kencing, ibu hamil akan semakin meningkatkan risiko mengalami infeksi saluran kemih selama kehamilan.

Baca Juga: Kenali Penyebab dan Cara Mengatasi Sering Buang Air Kecil saat Hamil

Kaitan Menahan Kencing Sebabkan Infeksi Saluran Kemih 

Saat menahan kencing, bakteri dan kotoran akan tinggal lebih lama di area kandung kemih dan saluran kencing ibu hamil. Hal ini dapat memicu berkembangnya bakteri di area tersebut dan memicu infeksi saluran kemih.

Infeksi saluran kemih kadang timbul tanpa gejala dan baru diketahui setelah melakukan pemeriksaan. Beberapa gejala infeksi saluran kemih yang umum, antara lain:

  • Demam.
  • Mual dan muntah.
  • Rasa nyeri saat buang air kecil.
  • Nyeri pada panggul saat berkemih.

Bagi ibu hamil yang pernah mengalami infeksi saluran kemih, kondisi ini cenderung terulang kembali selama kehamilan.

Bahaya Infeksi Saluran Kemih pada Kehamilan

Sering buang air kecil saat hamil sebenarnya adalah hal yang wajar. Jika diatasi dengan tepat, kondisi ini tidak akan membahayakan Anda ataupun janin di dalam kandungan.

Namun, jika infeksi saluran kemih tidak mendapatkan penanganan dengan baik, ibu hamil akan berisiko terkena infeksi ginjal.

Infeksi pada ginjal inilah yang dapat menyebabkan sejumlah komplikasi pada kehamilan. Menurut American Pregnancy Association, adanya infeksi pada ginjal dapat berujung pada kelahiran prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah.

Oleh karena itu, penanganan infeksi saluran kemih sebaiknya dilakukan dengan tepat. Dokter biasanya akan meresepkan antibiotik untuk mengatasi kondisi ini.

Dokter dapat meresepkan antibiotik dalam 3-7 hari. Jangan khawatir, penggunaan antibiotik untuk mengobati infeksi saluran kemih cenderung aman bagi janin.

Namun, segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala tertentu setelah penggunaan antibiotik, misalnya demam, mual, muntah, kontraksi, dan sakit perut bagian bawah.

Selain itu, pemeriksaan juga sebaiknya dilakukan jika gejala infeksi saluran kemih tidak kunjung membaik setelah penggunaan antibiotik.

Baca Juga8 Infeksi pada Kehamilan yang Harus Diwaspadai

Fase Buang Air Kecil bagi Ibu Hamil Sesuai Usia Kehamilan

Potensi bahaya menahan kencing saat hamil sebaiknya tidak diabaikan begitu saja. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan fase berkemih sesuai usia kehamilan berikut ini:

  • Trimester Pertama

Pada awal kehamilan, ibu hamil mungkin sudah merasakan keinginan untuk buang air besar yang meningkat. Tidak hanya sering pipis, gejala lain seperti mual dan muntah selama kehamilan (morning sickness) juga dapat dirasakan.

Keluhan yang terjadi sebagai gejala awal kehamilan ini terjadi karena perubahan hormon saat hamil. Perubahan yang ada menyebabkan aliran darah dan cairan di dalam tubuh Bumil meningkat.

Pada akhirnya, ginjal akan bekerja lebih keras dari biasanya dan memproduksi urine lebih banyak.

Selain itu, rahim juga sudah mulai membesar pada trimester awal kehamilan. Hal ini membuat rahim menekan kandung kemih sehingga keinginan untuk buang air kecil meningkat.

  • Trimester Kedua

Pada trimester kedua kehamilan, gejala kehamilan yang mengganggu sudah mulai berkurang. Anda pun akan merasa lebih nyaman memasuki periode ini.

Rasa ingin buang kecil tidak akan Anda rasakan sesering sebelumnya. Pasalnya, rahim akan mulai naik ke rongga perut sehingga tidak akan terlalu menekan bagian kandung kemih.

Baca Juga8 Manfaat Air Putih untuk Ibu Hamil dan Janin

  • Trimester Ketiga

Keinginan untuk buang air kecil kemungkinan besar akan kembali terjadi saat memasuki fase ini. Hal ini terjadi karena posisi rahim yang membesar dan semakin mendorong kandung kemih.

Pada fase ini, sebagaian besar Bumil justru kesulitan untuk menahan kencing. Selain itu, frekuensi berkemih dan volume air seni juga akan meningkat.

Pada sebagian besar ibu hamil, kesulitan untuk menahan kencing mungkin akan dialami. Selain itu, frekuensi berkemih dan volume air seni juga akan meningkat.

Untuk mengurangi frekuensi buang air kecil, Anda bisa mulai dengan membatasi asupan kafein dan mengurangi jumlah minum air putih sebelum tidur.

Meski begitu, pastikan agar kebutuhan cairan ibu hamil tercukupi setiap harinya. Pasalnya, orang yang tidak minum cukup air lebih berisiko terhadap infeksi saluran kemih.

Jika mendapati adanya darah pada urine atau rasa gatal dan nyeri saat berkemih, segera periksakan kondisi ke dokter. Gejala-gejala ini bisa menandakan infeksi saluran kemih.

 

  1. Anonim. Does Holding Urine During Pregnancy Affect the Fetus? https://www.vinmec.com/en/news/health-news/obstetrics-gynecology-and-assisted-reproductive-technologies-art/does-holding-urine-during-pregnancy-affect-the-fetus/. (Diakses pada 11 Juli 2023).
  2. Anonim. Urinary Tract Infection During Pregnancy. https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/pregnancy-complications/urinary-tract-infections-during-pregnancy/. (Diakses pada 11 Juli 2023).
  3. Bruise, Chaunie. 2017. Is It Safe to Hold Your Pee? https://www.healthline.com/health/holding-pee. (Diakses pada 11 Juli 2023).
  4. Johnson, Jon. 2023. Is It Safe to Hold Your Pee? Five Possible Complications. https://www.medicalnewstoday.com/articles/321408. (Diakses pada 11 Juli 2023).
  5. Jones, Jennifer. 2022. Can Holding Your Pee While Pregnant Hurt Your Baby? https://happysinglemommy.com/can-holding-your-pee-while-pregnant-hurt-your-baby/. (Diakses pada 11 Juli 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi