Terbit: 21 January 2020
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah jenis penyakit disebabkan oleh infeksi bakteri pada sistem kemih. Ketahui lebih lanjut mengenai infeksi saluran kemih mulai dari penyebab, gejala, dan pengobatannya berikut ini!

Infeksi Saluran Kemih: Penyebab, Gejala dan Pengobatan

Apa Itu Infeksi Saluran Kemih?

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi di bagian sistem kemih seperti ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Kendati bisa terjadi di seluruh bagian dari sistem kemih, sebagian besar kasus ISK melibatkan saluran kemih bagian bawah yaitu kandung kemih dan uretra.

Penyakit ISK tergolong ke dalam jenis penyakit infeksi umum. Di Indonesia sendiri, lebih dari 2 juta kasus ISK terdeteksi setiap tahunnya.

Penyebab Infeksi Saluran Kemih

Penyebab ISK tentu saja karena adanya infeksi yang disebabkan oleh bakteri, umumnya bakteri Escherichia coli (E. coli)Mengapa hal ini bisa terjadi?

Faktor kebersihan menjadi pemicu utamanya. Misalnya, sehabis buang air besar (BAB) Anda tidak membersihkan tangan dengan benar. Akibatnya, bakteri yang masih menempel pada tangan atau medium lainnya (cth: tisu) tidak sengaja masuk ke dalam lubang kencing.

Dari situlah semuanya bermula. Bakteri yang ‘berhasil’ masuk kemudian mulai menginfeksi saluran kemih bahkan pada perkembangannya bisa mencapai organ ginjal dan mengakibatkan kondisi semakin parah hingga mengancam nyawa.

Selain itu, infeksi saluran kemih juga mungkin disebabkan oleh faktor-faktor lainnya seperti:

  • Terapi medis (Kateterisasi)
  • Infeksi ginjal
  • Hubungan seksual

Faktor Risiko Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor risiko, yaitu sebagaimana dijelaskan berikut ini.

1. Wanita

Wanita lebih mungkin mendapatkan ISK daripada pria karena wanita memiliki uretra lebih pendek daripada pria, sehingga bakteri memiliki jarak yang lebih pendek untuk melakukan perjalanan mencapai kandung kemih.

Sejumlah besar bakteri dapat hidup di daerah sekitar vagina, dubur, dan juga bagian kulit lainnya. Bakteri bisa masuk ke urine dari uretra dan menuju ke kandung kemih. Bahkan, bakteri dapat melakukan perjalanan hingga ke ginjal.

2. Kondisi Tubuh

Wanita yang telah mengalami menopause memiliki perubahan pada lapisan vagina dan kehilangan perlindungan yang diberikan estrogen. Hal inilah yang lantas meningkatkan kemungkinan terkena infeksi saluran kencing.

Selain itu, beberapa wanita memang secara genetik cenderung memiliki karakteristik saluran kemih yang memudahkan bakteri menempel padanya.

3. Kontrol Kelahiran

Wanita yang menggunakan diafragma memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi saluran kemih dibanding wanita yang menggunakan bentuk KB lainnya.

Selain itu, menggunakan kondom dengan busa spermisida juga diketahui dapat meningkatkan risiko terkena infeksi saluran kencing.

4. Anatomi yang Abnormal

Anda lebih mungkin terkena infeksi saluran kemih jika saluran kemih memiliki kelainan atau baru-baru ini menggunakan kateter, selang kecil untuk mengalirkan urine keluar dari tubuh yang dimasukkan dari lubang saluran kencing.

Jika Anda tidak dapat buang air kecil secara normal karena beberapa jenis penyumbatan, Anda juga akan memiliki kemungkinan lebih tinggi terkena infeksi saluran kencing. Kelainan ini sering ditemukan pada anak-anak di usia dini tetapi bisa juga ditemukan pada orang dewasa.

6. Uretritis

Uretritis ternyata juga bisa menjadi penyebab infeksi saluran kemih. Uretritis sendiri adalah peradangan yang terjadi pada uretra. Jenis ISK ini dapat terjadi ketika bakteri saluran pencernaan menyebar dari anus ke uretra.

Karena uretra wanita dekat dengan vagina, infeksi menular seksual seperti herpes, gonore, klamidia dan mikoplasma, juga dapat menyebabkan uretritis yang lantas menyebabkan penyakit ISK.

Ciri dan Gejala Infeksi Saluran Kemih

Gejala infeksi saluran kemih tergantung pada bagian mana dari saluran kemih yang terinfeksi, apakah saluran kemih bagian bawah atau bagian atas.

Untuk infeksi saluran kemih bagian bawah, umumnya penderita akan mengalami gejala-gejala berikut ini:

  • Rasa terbakar saat buang air kecil.
  • Peningkatan frekuensi buang air kecil.
  • Urine berdarah.
  • Urine lebih keruh.
  • Urine memiliki aroma yang menyengat.
  • Nyeri panggul pada wanita.
  • Nyeri dubur pada pria.

Hal lain yang juga perlu Anda waspadai kemunculannya adalah infeksi saluran kemih atas. Lebih berbahaya dari ISK bagian bawah, ISK bagian atas bahkan dapat menyebabkan penderitanya mengalami tekanan darah rendah, syok, hingga kehilangan nyawa!

Ciri ciri ISK saluran atas yang umum dialami oleh penderitanya adalah sebagai berikut:

  • Rasa sakit di punggung bagian atas dan samping.
  • Panas dingin.
  • Demam.
  • Mual.
  • Muntah.

Diagnosis Infeksi Saluran Kemih

Jika dari beberapa gejala di atas Anda memiliki kecurigaan mengalami infeksi saluran kemih, segera konsultasi dengan dokter untuk meninjau gejala dan melakukan pemeriksaan fisik atau tes-tes khusus.

Tes dan prosedur yang digunakan untuk mendiagnosis ISK meliputi:

1. Analisis Sampel Urine

Dokter mungkin akan meminta sampel urine untuk dianalisis di laboratorium. Cara ini dilakukan guna mencari sel darah putih, sel darah merah atau bakteri.

Nantinya, sampe urine akan diteteskan pada kertas khusus bernama dipstick. Kertas dipstick adalah kertas dengan zat kimia yang akan bereaksi terhadap leukosit maupun nitrit. Apabila pada saluran kemih terdapat infeksi, kertas akan mengalami perubahan warna saat ditetesi urine.

Analisis laboratorium urine kadang-kadang disertai dengan tes kultur urine. Tes ini memberi informasi pada dokter mengenai penyebab infeksi dan obat mana yang paling efektif digunakan.

2. Analisis Sampel Darah

Apabila kemungkinan Anda mengalami jenis infeksi saluran kemih bagian atas, dokter biasanya akan melakukan analisis sampel darah.

Metode pemeriksaan yang satu ini dilakukan untuk melihat apakah infeksi bakteri sudah masuk ke dalam aliran darah pasien.

3. Tes Pencitraan

Pemindaian tomografi yang terkomputerisasi seperti CT scan atau magnetic resonance imaging (MRI) bisa dilakukan untuk mendiagnosis ISK. Biasanya dokter akan menggunakan pewarna kontras untuk menyoroti struktur di saluran kemih.

4. Menggunakan Sistoskopi

Jika Anda memiliki infeksi saluran kemih berulang, dokter dapat melakukan sistoskopi, prosedur medis yang bertujuan untuk memeriksa saluran kemih. Prosedur ini dilakukan dengan sistoskop, selang yang memiliki kamera di ujungnya dan berguna untuk memberikan gambaran visual mengenai kondisi kandung kemih.

Pengobatan Infeksi Saluran Kemih

Sebelum membahas lebih lanjut, perlu diketahui bahwa pada dasarnya pengobatan ISK dibagi menjadi dua, yaitu:

  • ISK yang tidak rumit. Kondisi ini bisa terjadi pada orang sehat dengan saluran kemih normal. Kondisi ini biasanya dapat disembuhkan dengan 2 sampai 3 hari perawatan.
  • ISK yang rumit. Kondisi ini bisa terjadi pada orang daya tahan tubuhnya lagi yang lemah oleh kondisi lain, seperti kehamilan atau transplantasi jantung. ISK jenis ini cenderung membutuhkan antibiotik jangka panjang, biasanya antara 7 hingga 14 hari.

Sementara itu, untuk menyembuhkan ISK yang disebabkan oleh masalah dalam sistem kemih, masalah mendasar perlu ditemukan dan diperbaiki terlebih dahulu. Jika tidak diobati, infeksi ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal.

Berikut adalah metode pengobatan yang umum dilakukan guna mengatasi penyakit infeksi saluran kemih.

1. Antibiotik

Karena infeksi saluran kemih umumnya disebabkan oleh bakteri, maka cara mengobati infeksi saluran kemih yang biasanya dilakukan adalah dengan memberikan obat antibiotik atau antimikroba. Jenis obat dan lamanya pengobatan akan tergantung pada gejala dan riwayat medis.

Pada beberapa kasus, gejala infeksi saluran kencing dapat hilang sebelum infeksi benar-benar hilang. Namun, Anda harus memastikan untuk tidak mengurangi konsumsi antibiotik sebagaimana yang dianjurkan dokter untuk mengurangi resistensi antibiotik.

2. Meningkatkan Asupan Cairan

Minum banyak cairan dan sering buang air kecil adalah cara mengobati ISK selanjutnya yang umum dianjurkan oleh dokter, karena hal ini membantu melawan bakteri.

Khusus penderita ISK kronis, penanganan di rumah sakit harus segera dilakukan untuk memastikan tubuh mengonsumsi cairan yang cukup dan menerima obat yang tepat.

3. Konsumsi Cranberry

Selain obat-obatan dengan resep, langkah lain yang bisa digunakan untuk mengatasi infeksi saluran kencing adalah dengan mengonsumsi cranberry. Cranberry mengandung senyawa yang disebut proanthocyanidins yang mencegah E. coli menempel pada dinding saluran pencernaan dan saluran kemih.

Selain itu, konsumsi ekstrak cranberry tampaknya dua kali lebih efektif daripada jus cranberry untuk mencegah ISK. Ekstrak cranberry juga mengandung antosianin dan asam salisilat, zat ini mungkin memiliki efek penghilang rasa sakit dan anti-inflamasi yang dapat membantu meringankan gejala infeksi saluran kemih.

Sementara itu, beberapa kondisi lainnya yang mengharuskan Anda untuk segera mendapatkan penanganan adalah:

  • Sedang hamil.
  • Orang lanjut usia.
  • Orang dengan kanker, diabetes, multiple sclerosis, cedera tulang belakang, atau masalah medis lainnya.
  • Orang dengan batu ginjal atau perubahan lain pada saluran kemih.
  • Baru pulih dari operasi saluran kemih.
  • Infeksi berulang pada wanita.

Khusus wanita yang memiliki infeksi kandung kemih berulang mungkin disarankan dokter untuk:

  • Ambil satu dosis antibiotik setelah kontak seksual.
  • Meminumlah satu dosis antibiotik harian setidaknya selama 6 bulan.
  • Meminum antibiotik 2 hingga 3 hari jika gejalanya muncul kembali.
  • Menjalani terapi estrogen vagina jika mereka sudah mengalami menopause.

Pencegahan Infeksi Saluran Kemih

Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi saluran kencing, di antaranya:

  • Minumlah enam hingga delapan gelas air setiap hari.
  • Bersihkan area genital dari depan ke belakang.
  • Hindari penggunaan produk-produk kebersihan genitalia yang beraroma kuat. Kondisi ini bisa memicu infeksi dan iritasi.
  • Bersihkan area genital sebelum berhubungan seks.
  • Buang air kecil setelah berhubungan seks untuk menghilangkan bakteri yang mungkin telah memasuki uretra.
  • Penggunaan diaphragm untuk mencegah kelahiran dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri, sementara kondom dan spermisida yang tidak dilumasi dapat menyebabkan iritasi.
  • Jaga agar area genital selalu kering dengan mengenakan celana berbahan katun dan longgar. Hindari celana jeans ketat dan celana dalam nilon, karena bahan ini memerangkap kelembapan, menciptakan lingkungan yang sempurna untuk pertumbuhan bakteri.

 

  1. Urinary tract infection (UTI). https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/urinary-tract-infection/symptoms-causes/syc-20353447. (Diakses pada 18 September 2019).
  2. Urinary Tract Infections (UTIs). https://www.webmd.com/women/guide/your-guide-urinary-tract-infections#1. (Diakses pada 18 September 2019).
  3. McIntosh, James. 2018. What to know about urinary tract infections. https://www.medicalnewstoday.com/articles/189953.php. (Diakses pada 18 September 2019).
  4. Lights, Verneda dan Elizabeth Boskey, PhD. 2017. Everything You Need to Know About Urinary Tract Infection. https://www.healthline.com/health/urinary-tract-infection-adults#prevention. (Diakses pada 18 September 2019).
  5. What is a Urinary Tract Infection (UTI) in Adults?. https://www.urologyhealth.org/urologic-conditions/urinary-tract-infections-in-adults. (Diakses pada 18 September 2019).


DokterSehat | © 2023 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi