Terbit: 12 July 2021 | Diperbarui: 18 July 2023
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Bahaya gula yang seseorang konsumsi terlalu banyak dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang patut untuk Anda waspadai! Selengkapnya simak apa saja bahayanya untuk kesehatan, asupan gula yang direkomendasikan, hingga alternatif pengganti gula yang alami dan sehat. 

10 Bahaya Gula bagi Kesehatan yang Patut Diwaspadai!

Bahaya Gula bagi Kesehatan bila Dikonsumsi Berlebihan

Sebagian besar orang sudah tahu bahwa terlalu banyak asupan gula tidak baik untuk kesehatan. Minuman manis, permen, makanan yang dipanggang, dan susu manis adalah sumber utama gula tambahan. Tetapi makanan gurih, seperti roti, saus tomat, dan protein batangan, juga bisa mengandung gula. Untuk itu, cermatlah memilih makanan dan minuman yang tidak memiliki gula tambahan.

Terlalu banyak mengonsumsinya, berikut ini bahaya gula bagi kesehatan:

1. Kerusakan Gigi

Gula memberi makan bakteri yang hidup di mulut. Ketika mencerna gula, bakteri menghasilkan asam sebagai produk limbah. Asam ini dapat mengikis email gigi, yang menyebabkan gigi berlubang.

Orang yang sering makan makanan manis, terutama di antara waktu makan sebagai camilan atau minuman manis, lebih mungkin mengalami kerusakan gigi.

2. Berat Badan Naik dan Risiko Obesitas

Bahaya gula berlebihan dapat memengaruhi hormon dalam tubuh yang mengontrol berat badan. Hormon leptin memberi sinyal ke otak bahwa seseorang sudah cukup makan alias kenyang. Namun, menurut penelitian pada hewan di tahun 2008, diet tinggi gula bisa menyebabkan resistensi leptin.

Hal tersebut artinya bahwa seiring waktu, asupan tinggi gula dapat mencegah otak mengetahui kapan seseorang sudah cukup makan. Namun, para peneliti masih belum mengujinya pada manusia.

3. Jerawat

Sebuah penelitian di tahun 2018 terhadap mahasiswa di Tiongkok menunjukkan bahwa mereka yang minum minuman manis tujuh kali per minggu atau lebih cenderung memiliki jerawat sedang atau parah.

Selain itu, sebuah penelitian pada tahun 2019 menunjukkan bahwa menurunkan asupan gula bisa menurunkan faktor pertumbuhan seperti insulin, androgen, dan sebum, yang semuanya memicu jerawat.

4. Penuaan Kulit

Terlalu banyak gula cenderung pada pembentukan produk akhir glikasi lanjut (AGEs), yang berperan dalam diabetes alias kencing manis. Namun, ini juga memengaruhi pembentukan kolagen di kulit.

Menurut situs Skin Therapy Letter, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa jumlah AGE yang tinggi bisa menyebabkan penuaan yang terlihat lebih cepat. Namun, para ilmuwan perlu mempelajari hal ini pada manusia secara lebih menyeluruh. Hal ini untuk memahami apa bahaya gula dalam proses penuaan.

5. Memengaruhi Otak

Mengonsumsi gula memberi otak gelombang besar zat kimia perasaan baik yang disebut dopamin, yang menjelaskan mengapa orang lebih cenderung ingin permen pada jam 3 sore daripada apel atau wortel.

Hal tersebut karena makanan utuh seperti buah-buahan dan sayuran tidak menyebabkan otak melepaskan dopamin sebanyak-banyaknya, otak mulai membutuhkan lebih banyak gula untuk mendapatkan perasaan senang yang sama.

Oleh sebab itu menyebabkan perasaan harus mendapatkannya, misalnya makan es krim setelah makan malam yang sangat sulit untuk hindari.

Baca Juga: Gula Rafinasi: Jenis, Perbedaan, Contoh, dan Bahayanya bagi Kesehatan

6. Masalah Kesehatan Seksual

Bahaya gula yang Anda konsumsi terlalu banyak dapat memengaruhi rantai peristiwa yang membuat ereksi.

Salah satu efek samping yang umum dari kadar gula yang tinggi secara kronis dalam aliran darah adalah berisiko membuat pria impoten. Hal ini karena memengaruhi sistem peredaran darah, yang mengontrol aliran darah ke seluruh tubuh dan perlu bekerja dengan baik untuk mendapatkan dan mempertahankan ereksi.

7. Diabetes dan Resistensi Insulin

Kadar gula yang tinggi dalam makanan berisiko menyebabkan diabetes tipe 2 seiring waktu. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK) menyebutkan bahwa faktor risiko lain, seperti obesitas dan resistensi insulin, juga dapat menyebabkan diabetes tipe 2.

8. Tekanan Darah Tinggi

Dalam sebuah penelitian di tahun 2011, peneliti menemukan ada hubungan antara minuman manis dan tekanan darah tinggi (hipertensi). Sementara sebuah ulasan di Pharmacological Research menyatakan bahwa hipertensi merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular. Ini kemungkinan gula dapat memperburuk kedua kondisi tersebut.

9. Penyakit Kardiovaskular

Sebuah penelitian prospektif besar di tahun 2014, telah menemukan bahwa orang yang mendapatkan 17–21% kalori harian dari gula tambahan memiliki risiko 38% lebih tinggi meninggal akibat CVD daripada mereka yang mengonsumsi 8% gula tambahan.

Sementara bagi mereka yang mengonsumsi 21% atau lebih energi mereka dari gula tambahan, risiko CVD meningkat.

10. Kanker

Asupan gula yang berlebih dapat menyebabkan peradangan, stres oksidatif, dan obesitas. Faktor-faktor ini dapat memengaruhi risiko seseorang terkena kanker.

Sebuah penelitian di Annual Review of Nutrition menemukan 23-200% meningkatkan risiko kanker dengan mengonsumsi minuman manis. Sedangkan penelitian lain menemukan 59% peningkatan risiko beberapa kanker pada orang yang mengonsumsi minuman manis dan menimbun gula dalam bentuk lemak di sekitar perut.

Baca Juga: Mewaspadai Gula Tersembunyi, Pemanis yang Bisa Memicu Diabetes

Rekomendasi Asupan Gula yang Dianjurkan

Situs Direktorat P2PTM Kementerian Kesehatan menganjurkan konsumsi gula per hari adalah 10% dari total energi (200 kkal) atau setara dengan 4 sendok makan gula per hari (50 gram/hari).

Namun, di tahun 2015, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan agar orang makan setengah dari jumlah tersebut, dengan tidak lebih dari 5% kalori harian berasal dari tambahan gula. Untuk diet 2.000 kalori per hari, jumlah ini paling banyak 100 kalori atau 6 sendok teh (sdt).

Alternatif Pengganti Gula yang Lebih Sehat

Meskipun alami, gula memiliki kekurangan, seperti kalori yang tinggi tanpa serat atau protein untuk mengenyangkan. Bahaya gula bagi kesehatan dapat menyebabkan kadar insulin melonjak, yang merupakan hal buruk bagi penderita kencing manis. Oleh karena itu, cobalah konsumsi pengganti gula untuk alternatif yang lebih alami dan sehat.

Berikut ini beberapa alternatif pengganti gula yang lebih sehat:

1. Madu

Tidak hanya manis, tetapi madu juga memiliki berbagai manfaat yang baik bagi kesehatan. Madu juga memiliki lebih sedikit kalori dan lebih sedikit fruktosa dan glukosa. Namun, penderita kencing manis tetap harus mengurangi asupan madu seperti yang mereka lakukan untuk gula biasa.

2. Buah

Buah-buahan seperti pisang, buah ara, dan kurma bisa menjadi tambahan yang sangat baik untuk diet rendah gula. Jika mengonsumsi pisang, Anda akan mendapatkan lebih banyak serat dan potasium. Sementara buah ara dan kurma memberikan mineral seperti kalsium dan zat besi. Kismis juga bisa menjadi pengganti gula yang baik.

3. Gula Aren

Jenis gula ini memiliki indeks glikemik (GI) yang lebih rendah daripada gula biasa. Gula aren berasal dari nira pohon aren atau nira pohon kelapa. Penderita kencing manis mungkin lebih suka gula biasa karena alasan ini, tetapi jumlah karbohidrat dan kalori keduanya sama. Cobalah menaburkan sedikit gula aren pada oatmeal atau popcorn untuk menambah rasa manis.

Baca Juga: 11 Pengganti Gula yang Lebih Sehat, Pernah Coba?

4. Gula Tebu

Gula tebu adalah gula yang belum melalui pemurnian. oleh karenanya telah mengalami lebih sedikit pemrosesan, gula ini memiliki lebih banyak vitamin. Glukosa, fruktosa, dan sukrosa semuanya terkandung dalam gula tebu. Meskipun lebih sehat daripada gula meja, tetapi pastikan harus menjaga asupannya seminimal mungkin.

5. Molase

Pengolahan gula menghasilkan molase, yang sedikit kurang manis daripada gula dan memiliki beberapa zat besi, kalsium, dan vitamin. Pengganti gula biasa ini juga memiliki rasa khas yang dapat meningkatkan beberapa makanan yang dipanggang.

Itulah bahaya gula bagi kesehatan yang mungkin terjadi bila Anda konsumsi terlalu banyak. Batasi asupan gula setiap hari dan terapkan pola makan sehat bergizi seimbang.

paket obat isolasi mandiri doktersehat

 

  1. Anonim. 20217. 7 Natural Sugar Substitutes To Try In Your Cooking & Baking. https://www.naturespath.com/en-us/blog/7-natural-sugar-substitutes-to-try-in-cooking-baking/ (Diakses pada 12 Juli 2021)
  2. Hughes, Locke. 2019. How Does Too Much Sugar Affect Your Body?. https://www.webmd.com/diabetes/features/how-sugar-affects-your-body (Diakses pada 12 Juli 2021)
  3. Richards, Louisa. 2020. What is the impact of eating too much sugar?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/eating-too-much-sugar (Diakses pada 12 Juli 2021)
  4. P2PTM Kemenkes RI. 2018. Berapa anjuran konsumsi Gula, Garam, dan Lemak per harinya?. http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/page/15/berapa-anjuran-konsumsi-gula-garam-dan-lemak-per-harinya (Diakses pada 12 Juli 2021)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi