Terbit: 13 January 2021 | Diperbarui: 17 January 2022
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Zoonosis adalah istilah untuk semua infeksi pada manusia yang disebabkan oleh hewan atau serangga. Ketahui apa itu penyakit zoonosis, gejala, penyebab, cara mengatasi, dan pencegahannya.

Zoonosis: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi, dll

Apa Itu Zoonosis?

Zoonosis adalah adalah payung istilah untuk semua infeksi dan penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia. Penyebab penyakit ini adalah paparan kuman, virus, bakteri, dan jamur berbahaya dari hewan ke hewan, yang lalu menyebar dari hewan ke manusia baik akibat kontak langsung, paparan air liur, atau kotoran hewan.

Zoonosis atau zoonotic disease bisa menyebabkan gejala ringan, sangat parah, atau bahkan berujung kematian. Sebagian besar jenis hewan dan serangga bisa menyebabkan penyakit zoonotic, bahkan hewan yang terlihat bersih dan sehat pun bisa membawa patogen berbahaya yang membuat orang sakit.

Berdasarkan data dari Center of Disease Control and Prevention, 6 dari setiap 10 penyakit menular pada manusia disebabkan oleh hewan. Serta 3 dari setiap 4 penyakit menular baru pada manusia juga disebabkan oleh paparan patogen dari hewan.

Faktanya, banyak penyakit serius pada manusia yang berasal dari paparan hewan. Salah satunya adalah HIV yang awalnya dinyatakan sebagai jenis zoonotic disease, namun kemudian bermutasi menjadi jenis penyakit yang hanya ditularkan dari manusia ke manusia. Zoonotic disease juga menyebabkan infeksi atau wabah berulang seperti infeksi Ebola dan Salmonellosis. Infeksi COVID-19 juga diduga berasal dari zoonotic disease.

Gejala Zoonosis

Setiap jenis penyakit zoonosis memiliki gejala berbeda pada manusia. Gejalanya juga bervariasi tergantung beberapa indikator, termasuk:

  • Jenis hewan yang memaparkan infeksi atau penyakit.
  • Patogen apa yang menyebabkan infeksi. Apakah jamur, bakteri, atau virus?
  • Area tubuh atau organ yang terpapar patogen tersebut.

Sebagai contoh, penyakit manusia yang disebabkan oleh unggas menyebabkan gejala sebagai berikut:

  • Demam
  • Flu biasa
  • Sakit kepala
  • Diare
  • Gangguan pernapasan
  • Masalah sistem kekebalan tubuh

Gejalanya mungkin ringan atau berat, atau mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali. Setiap orang juga mungkin bereaksi berbeda saat tubuhnya terserang patogen dari hewan apa pun, termasuk unggas dan serangga.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera hubungi dokter bila Anda merasa sakit atau memiliki gejala mengkhawatirkan yang mengganggu performa Anda sehari-hari. Terutama bila Anda memiliki kontak langsung dengan hewan, sehari-hari memang bekerja di peternakan, atau berada di tempat paparan infeksi dari hewan rentan terjadi.

Bentuk zoonotic disease juga bervariasi, penularannya tidak selalu dari hewan yang terlihat jelas. Misalnya, infeksi nyamuk demam berdarah, infeksi malaria, atau infeksi dari gigitan serangga lainnya. Jadi, hubungi dokter bila jenis infeksi tersebut mulai menunjukkan gejala yang membahayakan.

Penyebab Zoonosis

Berdasarkan CDC, penyebaran dan penularan zoonotic disease bisa berasal dari berbagai cara, termasuk:

1. Kontak Langsung

Bila Anda melakukan kontak langsung dengan hewan seperti merawat, memelihara, atau menyentuh hewan, Anda rentan terkena salah satu jenis penyakit zoonosis. Gigitan, cakaran, urine, lendir, air liur, kotoran, atau cairan tubuh hewan yang terinfeksi bisa menularkan infeksi dan penyakit tertentu pada manusia.

2. Kontak Tidak Langsung

Kontak tidak langsung dengan hewan terkontaminasi yang mungkin tidak Anda sadari, seperti menyentuh permukaan yang terkontaminasi di tempat di mana hewan tinggal atau berkeliaran. Anda bisa mengalami kontak tidak langsung dari kadang binatang, habitat hewan, akuarium, makanan hewan, air, tanaman, tanah, taman, atau makanan hewan.

3. Penularan dari Makanan (Foodborne)

Banyak infeksi yang berasal dari makanan yang terkontaminasi patogen dari hewan. Misalnya, saat Anda mengonsumsi makanan mentah termasuk daging setengah matang, telur setengah matang, sayuran mentah, atau minum susu, yogurt, dan jus buah yang tidak dipasteurisasi (mentah). Makanan yang terkontaminasi bisa menyebabkan infeksi baik pada hewan dan manusia.

4. Penularan dari Minuman (Waterborne)

Bila Anda menyentuh atau meminum air yang terkontaminasi kontak hewan atau kotoran hewan, Anda rentan mengalami salah satu zoonotic disease. Maka dari itu, pastikan minum air putih matang dan bersih.

5. Gigitan Serangga (Vector-borne)

Jenis zoonotic disease yang disebabkan oleh gigitan serangga seperti nyamuk dan kutu. Infeksi akibat vector-borne paling umum terjadi.

Transmisi penyakit zoonosis bisa terjadi di mana saja, terutama bila Anda suka melakukan aktivitas di peternakan, perkebunan, pertanian, taman, atau di alam bebas. Hewan atau serangga yang terkontaminasi bisa saja hidup bersama manusia.

Faktor Risiko Zoonosis

Setiap manusia memiliki risiko yang sama terkena setidaknya salah satu jenis zoonotic disease dalam hidupnya, namun penyakit ini lebih rentan terjadi pada:

  • Orang-orang yang bekerja di peternakan dan kebun binatang.
  • Siapapun yang sering melakukan aktivitas di alam bebas.
  • Mereka yang hobi mendaki, berkebun, dan diving.
  • Para pecinta binatang, termasuk mereka yang memelihara berbagai jenis binatang.
  • Orang-orang yang tinggal dekat kandang binatang.

Selain itu, orang-orang dalam kelompok berikut ini lebih rentan mengalami gejala sedang hingga parah bila terkena penyakit zoonosis:

  • Anak-anak di bawah usia 5 tahun.
  • Penderita gangguan sistem kekebalan tubuh.
  • Wanita hamil.
  • Lansia berusia lebih dari 65 tahun.

Transmisi penyakit zoonotic bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Gejalanya mungkin sangat ringan namun bisa berbahaya juga.

Diagnosis Zoonosis

Diagnosis penyakit zoonosis berbeda-beda, tergantung pada jenisnya. Umumnya, dokter akan bertanya beberapa pertanyaan terkait:

  • Gejala apa yang Anda rasakan.
  • Tingkat keparahan gejala.
  • Riwayat medis.
  • Kronologi sebelum gejala penyakit muncul.
  • Pemeriksaan fisik.

Bila mencurigai adanya tanda salah satu zoonotic disease, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut sesuai dengan prosedur medis yang berlaku. Pemeriksaan dengan CT scan mungkin diperlukan.

Jenis Penyakit Zoonosis

Setidaknya ada sekitar 200 jenis penyakit zoonosis yang sudah diteliti, namun jenisnya mungkin akan selalu bertambah. Penyakit baru yang akan muncul di masa depan diperkirakan juga berasal dari hewan atau zoonotic disease.

Berikut ini beberapa jenis penyakit zoonosis:

  • Flu burung
  • Flu hewan
  • Demam Q
  • Hepatitis E
  • Infeksi Salmonella dan E. coli
  • Ebola
  • Jamur kulit (ringworm)
  • Rabies
  • Flu babi
  • Toksokariasis
  • Difteri zoonosis
  • Malaria
  • Demam berdarah
  • Penyakit Lyme
  • Infeksi listeria
  • Tuberkulosis sapi
  • Brucellosis
  • Enzootic abortion
  • Erysipeloid
  • Kriptosporidiosis
  • Giardiasis
  • Orf infection
  • Parrot fever
  • Pasteurellosis
  • Glanders
  • Toksoplasmosis
  • Trichinellosis
  • Tularemia
  • Virus West Nile
  • Hemorrhagic colitis
  • Cysticercosis
  • Infeksi Campylobacter
  • Ensefalitis dari kutu
  • Fish tank granuloma
  • Hydatid disease
  • Leptospirosis
  • Louping ill
  • Lymphocytic choriomeningitis
  • Rat-bite fever atau demam dari gigitan tikus
  • Demam cakar kucing (cat scratch fever)

Daftar jenis penyakit zoonotic masih panjang lagi. Hewan vertebrata bisa memaparkan infeksi patogen secara alami. Beberapa jenis penyakit zoonotic sudah ada vaksinnya atau bisa ditangani dengan obat yang efektif.

Cara Mengatasi Zoonosis

Penanganan setiap jenis zoonotic disease berbeda-beda. Dokter harus memeriksa keadaan Anda untuk menentukan perawatan dan pengobatan terbaik.

Setelah digigit hewan, walaupun hewan tersebut terlihat sehat, mohon perhatikan bila ada gejala setelahnya dan segera periksa ke rumah sakit. Hewan tersebut mungkin juga harus menjalani pemeriksaan untuk mencegah penyebaran penyakit menular dari hewan.

Beberapa penyakit zoonotic memiliki ciri khas yang mudah Anda kenali. Apa pun gejalanya, terutama bila Anda telah melakukan kontak langsung, mohon segera cari pertolongan medis.

Cara Mencegah Zoonosis

Hewan terkontaminasi bisa berada di mana saja, terutama jenis serangga yang rentan membawa penyakit. Walaupun demikian, ada beberapa cara mencegah penyakit zoonotic, sebagai berikut:

  • Selalu mencuci tangan setelah menyentuh binatang atau permukaan yang pernah dilewati hewan.
  • Bila memiliki hewan peliharaan, lakukan vaksin sesuai anjuran serta bersihkan seluruh kandangnya secara teratur.
  • Bila Anda bekerja di peternakan, mohon gunakan pakaian pelindung dan sarung tangan. Anda juga harus sering cuci tangan dan membersihkan tubuh setelah bekerja.
  • Cuci tangan setelah Anda menyentuh tanaman, tanah, air akuarium, atau permukaan lainnya yang ada kaitannya dengan jenis binatang apa pun.
  • Hindari gigitan nyamuk dan serangga dengan menggunakan pakaian panjang di alam bebas atau menggunakan semprotan anti serangga.
  • Tetap jaga protokol kebersihan dan keamanan saat berkunjung ke kebun binatang, tempat penangkaran hewan, dan taman margasatwa.
  • Jangan menggaruk luka bekas cakar atau gigitan binatang.

Pada suatu waktu, kontaminasi binatang berbahaya mungkin sulit dicegah namun Anda tetap harus berhati-hati. Bila mengalami gejala penyakit yang tidak Anda ketahui atau mungkin terkait hewan yang terkontaminasi, harap hubungi dokter.

 

  1. CDC. 2017. Zoonotic Diseases. https://www.cdc.gov/onehealth/basics/zoonotic-diseases.html. (Diakses pada 13 Januari 2020).
  2. Wells, Diana. 2017. Zoonotic Diseases. https://www.healthline.com/health/zoonosis. (Diakses pada 13 Januari 2020).
  3. WHO. 2017. Zoonoses. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/zoonoses#:~:text. (Diakses pada 13 Januari 2020).


DokterSehat | © 2023 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi