Terbit: 22 May 2023 | Diperbarui: 25 May 2023
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Rabies adalah virus yang menyerang otak dan sumsum tulang belakang semua mamalia, seperti anjing, kucing, dan manusia. Gejala rabies pada hewan bervariasi tergantung jenis hewan terkena penyakit ini. 

Mengenali Gejala Rabies pada Hewan dan Cara Penularannya

Penyebab Rabies pada Hewan

Rabies adalah penyakit yang ditularkan oleh virus Lyssavirus dari golongan Rhabdoviridae. Virus ini bisa masuk ke tubuh melalui luka gigitan, selaput lendir, atau luka terbuka.

Penyebab rabies yang paling sering adalah melalui kontak dengan hewan liar. Hewan peliharaan yang berisiko tertinggi adalah anjing tidak divaksinasi yang sering melakukan kontak dengan hewan liar atau anjing dan kucing liar.

Setiap mamalia dapat membawa virus rabies, namun penularan rabies yang paling sering terjadi melalui kontak dengan hewan berikut:

  1. Kelelawar.
  2. Kelinci.
  3. Rakun.
  4. Sigung.
  5. Rubah.
  6. Anjing hutan.
  7. Anjing peliharaan.
  8. Kucing.

Cara Penularan Virus Rabies pada Hewan

Sebuah penelitian yang dilakukan pada anjing, kucing, dan musang yang terjangkit rabies, ketika virus rabies dimasukkan ke dalam otot melalui gigitan hewan lain, virus berpindah dari lokasi gigitan ke otak dengan bergerak di dalam saraf. Hewan tersebut tidak tampak sakit selama penelitian.

Waktu antara gigitan dan munculnya gejala penyakit rabies pada hewan disebut masa inkubasi dan dapat berlangsung selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Gigitan oleh hewan selama masa inkubasi tidak membawa risiko rabies karena virus belum sampai ke air liur.

Saat virus mencapai otak dan berkembang biak hingga menyebabkan peradangan otak, virus berpindah dari otak ke kelenjar ludah dan air liur.

Setelah virus berkembang biak di otak, semua hewan mulai menunjukkan tanda-tanda pertama rabies. Pada tahap ini ciri-ciri pada hewan jelas dan mudah dikenali.

Akan tetapi dalam waktu singkat—biasanya dalam 3 sampai 5 hari—virus rabies telah menyebabkan kerusakan pada otak sehingga mulai menunjukkan tanda dan gejala rabies pada hewan.

Studi menyeluruh pada anjing, kucing, dan musang menunjukkan bahwa virus rabies dapat diekskresikan dalam air liur hewan yang terinfeksi beberapa hari sebelum penyakit terlihat.

Baca Juga: Alergi Hewan: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Perlu diketahui, spesies satwa liar  juga dapat mengeluarkan virus rabies dalam air liurnya sebelum timbulnya tanda-tanda penyakit.

Ekskresi virus mungkin intermiten dan jumlah virus yang diekskresikan bisa sangat bervariasi seiring waktu; sebelum dan sesudah timbulnya tanda-tanda klinis.

Faktor penyebab rabies bervariasi antara penularan dan timbulnya penyakit, termasuk lokasi penularan, jenis virus rabies, dan sistem kekebalan pada hewan yang terpapar.

Jalur Menular Virus Rabies

Penularan virus penyakit rabies dimulai dari:

  1. Seekor binatang digigit oleh hewan yang terjangkit rabies.
  2. Virus rabies dari air liur yang terinfeksi memasuki luka.
  3. Virus rabies menular melalui saraf ke saraf tulang belakang dan otak. Proses ini dapat berlangsung sekitar 3 hingga 12 minggu. Hewan tidak memiliki tanda-tanda penyakit selama proses penularan.
  4. Ketika mencapai otak, virus berkembang biak dengan cepat dan berpindah ke kelenjar ludah. Hewan mulai menunjukkan tanda-tanda penyakit.
  5. Hewan yang terinfeksi biasanya mati dalam 7 hari setelah sakit.

Gejala Hewan yang Memiliki Rabies

Tanda penyakit rabies pada hewan secara klinis bervariasi, tergantung efeknya pada otak hewan. Rabies biasanya menyebabkan perubahan perilaku mendadak, diikuti oleh kelumpuhan progresif, koma, dan kematian.

Berikut beberapa perubahan perilaku sesuai dengan jenis hewan yang terkena rabies, di antaranya:

1. Anjing dan Kucing

Kucing dan anjing yang rabies dapat mengalami depresi. Kedua hewan tersebut dapat mengigit ketika diprovokasi.

Selain itu, gejala penyakit rabies pada binatang ini ditandai marah dengan kegelisahan yang tidak biasa serta mengigit benda-benda yang ada di sekitarnya.

2. Hewan Ternak

Tanda rabies pada hewan ternak, antara lain:

  • Depresi.
  • Berhenti memproduksi susu.
  • Mengeluarkan air liur.
  • Melenguh.
  • Meningkatnya aktivitas seksual.
  • Menyerang binatang.
  • Lumpuh, kehilangan keseimbangan, tidak bisa bangkit.
  • Koma dan kematian.

3. Domba

Gejala rabies pada domba biasanya terjadi bersamaan dalam satu kawanan. Efek selanjurnya, hewan menjadi gelisah dan umumnya sekarat dalam waktu sekitar tiga hari.

Baca Juga: 7 Hewan Pengisap Darah yang Bisa Membahayakan Kesehatan

4. Babi

Gejala penyakit rabies pada hewan ini menunjukkan perilaku abnormal, seperti bersembunyi dan kemudian menggigit jika terpancing, selera makan yang berlebihan, membunuh anaknya, dan kelumpuhan.

5. Kuda

Kuda yang terkena rabies dapat menunjukan kemarahannya, bahkan hewan ini bisa berbahaya jika Anda mencoba untuk mendekatinya.

Bila gejala rabies pada hewan berkembang dan tidak mendapatkan penanganan, seekor hewan dapat mengalami kematian. Namun, bila ditangani dengan tepat, gejala penyakit rabies pada hewan mudah dicegah. Jadi, semua kemungkinan penularan rabies harus diperlakukan sebagai darurat medis.

 

  1. Anonim. Rabies in Dogs. https://pets.webmd.com/dogs/rabies-dogs. (Diakses 13 September 2019)
  2. Anonim. Rabies In Dogs: Symptoms, Causes, & Prevention. https://dogtime.com/dog-health/342-rabies. (Diakses 13 September 2019)
  3. Anonim. Rabies in Dogs. https://wagwalking.com/condition/rabies. (Diakses 13 September 2019)
  4. Anonim. The Path of the Rabies Virus. https://www.cdc.gov/rabies/transmission/body.html. (Diakses 13 September 2019)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi