Terbit: 11 August 2023
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Rhabdomyosarcoma (RMS) adalah jenis kanker yang tumbuh pada jaringan lunak tubuh seperti di kepala atau leher. Simak penjelasan lengkap mulai dari gejala hingga cara mengobatinya dalam ulasan berikut.

Rhabdomyosarcoma: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Apa itu Rhabdomyosarcoma?

Rhabdomyosarcoma adalah kanker yang tumbuh di jaringan lunak tubuh, biasanya di otot. Tumor juga dapat menyerang kepala, leher, kandung kemih, vagina, lengan, kaki, pergelangan kaki, atau hampir semua bagian tubuh.

Sel-sel kanker dari RMS biasanya tumbuh dengan cepat dan dapat menyebar (bermetastasis) ke bagian tubuh yang lainnya.

Rhabdomyosarcoma adalah jenis kanker yang paling sering terjadi pada anak-anak, akan tetapi kebanyakan kasus terjadi pada anak-anak berusia antara 2 hingga 6 tahun dan 15 hingga 19 tahun. Anak laki-laki cenderung lebih berisiko daripada anak perempuan.

Gejala Rhabdomyosarcoma

Gejala kondisi ini tergantung pada ukuran dan tempat berkembangnya kanker. Tumor mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun sampai ukurannya besar.

Gejala rhabdomyosarcoma yang terjadi di area kepala dan leher yaitu: 

  • Mata menonjol atau kelopak mata terkulai.
  • Sakit kepala dan mual.
  • Sakit telinga atau infeksi sinus.
  • Mimisan.
  • Mata bengkak.
  • Keluar darah dari telinga.

Sedangkan gejala di perut antara lain: 

Sementara itu, tanda atau gejala rhabdomyosarcoma di saluran kemih dan sistem reproduksi meliputi: 

  • Kesulitan buang air kecil (BAK) atau buang air besar (BAB).
  • Kencing berdarah atau darah dalam urine.
  • Pendarahan dari hidung, tenggorokan, vagina, atau rektum.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Segera hubungi dokter jika Anda atau anak mengalami gejala yang sudah disebutkan di atas, terutama bila keluhan tersebut sudah berlangsung dalam waktu yang lama. Pemeriksaan dan penanganan sejak dini diharapkan dapat mencegah penyebaran penyakit ini  ke jaringan dan organ tubuh yang lain.

Baca Juga: 10 Gejala Kanker pada Anak yang Harus Diwaspadai Orang Tua

Penyebab Rhabdomyosarcoma

Penyebab kondisi ini belum diketahui secara pasti, akan tetapi terdapat kondisi tertentu yang dapat membuat beberapa anak lebih berisiko mengalaminya,

Faktor Risiko

Terdapat beberapa faktor yang dapat memicu seseorang bisa terkena rhabdomyosarcoma, yaitu: 

1. Usia

Rhabdomyosarcoma memang dapat terjadi pada semua kelompok usia. Akan tetapi, kasus penyakit ini lebih banyak ditemukan pada anak-anak usia di bawah 10 tahun. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan remaja dan orang dewasa juga berisiko mengidap penyakit ini. 

2. Jenis Kelamin 

Kasus penyakit ini sedikit lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan.

3. Genetik

Kondisi bawaan tertentu dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami rhabdomyosarcoma, termasuk beragam kelainan genetik yang membuat orang lebih rentan menderita kanker ini.  Berikut ini beberapa kondisi genetik yang menyebabkan RMS:

  • Sindrom Li-Fraumeni. Kelainan genetik langka yang membuat seseorang cenderung mengembangkan berbagai jenis kanker.
  • Neurofibromatosis. Ini adalah kelainan genetik ketika pertumbuhan sel-sel terganggu yang menyebabkan tumor tumbuh di jaringan saraf.
  • Sindrom Beckwith-Wiedemann. Kelainan bawaan (muncul saat lahir) yang dapat menyebabkan terlalu banyak pertumbuhan dalam tubuh, termasuk organ dalam.
  • Sindrom Costello dan sindrom Noonan. Kedua sindrom ini dapat menyebabkan kelainan bentuk, keterlambatan perkembangan, dan masalah lainnya.

Diagnosis Rhabdomyosarcoma

Dokter akan mencari tanda-tanda penyakit dengan melakukan pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan. Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan serta penyakit dan perawatan sebelumnya.

Dokter mungkin juga akan menyarankan satu atau lebih dari sejumlah tes atau mungkin memerlukan beberapa kombinasi tes dan prosedur berikut:

  • Sinar-X. Menggunakan sinar energi untuk membuat gambar jaringan, tulang, dan organ.
  • Computed tomography (CT) scan. Tes yang menggabungkan serangkaian sinar-X untuk menghasilkan gambar tumor secara mendetail dan melintang serta untuk melihat apakah tumor telah menyebar ke organ lain, misalnya paru-paru atau perut.
  • Magnetic resonance imaging (MRI). Tindakan ini menggunakan magnet yang kuat dan gelombang radio untuk membuat gambar organ dalam tubuh secara rinci.
  • Positron emission tomography (PET) scan. Terkadang dokter menggunakan tes yang berbasis pencitraan ini untuk mendeteksi letak dan di mana kanker telah menyebar di dalam tubuh.
  • Pemindai tulang. Tes yang menggunakan pemindaian dan bahan radioaktif tingkat rendah untuk mendeteksi apakah sel kanker telah menyebar ke tulang.
  • Biopsi. Prosedur operasi di mana sel atau jaringan diangkat untuk dilakukan pemeriksaan. Biopsi dapat dilakukan dengan menggunakan jarum atau dengan memotong kulit. Dokter yang disebut ahli patologi kemudian akan mempelajari jaringan menggunakan mikroskop.
  • Aspirasi dan biopsi sumsum tulang. Ini adalah prosedur di mana cairan tulang dan sumsum tulang dikeluarkan dari tulang punggung bawah dan panggul untuk mendeteksi apakah kanker telah menyebar.

Baca Juga: 11 Langkah Penting dalam Menyikapi Diagnosis Kanker

Jenis Rhabdomyosarcoma

Rhabdomyosarcoma adalah kanker yang terbagi menjadi beberapa jenis, berikut penjelasannya:

  • Embrional RMS. Jenis yang yang paling umum ini biasanya terjadi pada anak-anak berusia 5 tahun ke bawah. Tumor sering kali ditemukan di area kepala dan leher atau di sekitar kandung kemih dan alat kelamin.
  • RMS alveolar. Ini dapat terjadi pada semua usia dan biasanya ditemukan pada otot besar di batang tubuh, lengan, dan kaki. Tumor sering kali tumbuh lebih cepat daripada jenis embrional, dan membutuhkan perawatan yang lebih intensif.
  • ARM anaplastik. Jenis yang juga disebut RMS pleomorfik ini jarang terjadi pada anak-anak, tetapi lebih sering terjadi pada orang dewasa. Ini lebih sulit disembuhkan karena kurang merespons pengobatan.

Pengobatan Rhabdomyosarcoma

Pengobatan bergantung pada stadium kanker. Penentuan stadium dapat membantu menentukan sejauh mana kanker telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Mengetahui stadium penyakit bisa membantu dokter menentukan pengobatan yang tepat.

Stadium bisa memperhitungkan secara rinci seperti ukuran tumor, seberapa dalam tumor telah menembus organ, tempat di mana kanker dimulai, dan apakah tumor telah menyebar ke organ lain.

Informasi lainnya seperti jenis tumor, usia anak, dan kesehatan secara keseluruhan, juga dapat membantu dokter merencanakan pengobatannya.

Berikut ini beberapa cara mengobati rhabdomyosarcoma, di antaranya:

1. Operasi

Prosedur operasi bertujuan untuk mengangkat semua sel kanker. Tetapi tidak selalu memungkinkan dilakukan jika RMS telah tumbuh di sekitar atau di dekat organ atau struktur penting lainnya.

Jika kanker tidak dapat dihilangkan sepenuhnya dengan operasi, dokter dapat mengangkat sebanyak mungkin dan menggunakan perawatan lain seperti kemoterapi dan radiasi, untuk membunuh sel kanker yang mungkin masih tersisa.

2. Radiasi

Perawatannya menggunakan radiasi berenergi tinggi dari sinar-X, sinar gamma, atau partikel subatom yang bergerak cepat (atau disebut terapi sinar partikel atau proton) untuk menargetkan dan menghancurkan sel-sel kanker di area tertentu di tubuh.

Selain menghancurkan sel kanker, terapi radiasi juga bisa merusak sel normal, yang menyebabkan efek samping fisik seperti kelelahan, mual, dan rambut rontok. Biasanya efek samping akan hilang ketika pengobatan berakhir.

Selama perawatan, dokter dengan hati-hati memantau dosis radiasi untuk melindungi jaringan sehat sebanyak mungkin untuk mengurangi efek jangka panjang.

3. Kemoterapi

Perawatan kemoterapi bekerja untuk menargetkan kanker di seluruh tubuh. Biasanya, beberapa obat kemoterapi digabungkan untuk menyerang sel kanker dengan cara yang berbeda. Sama seperti radiasi, perawatannya kemungkinan besar menimbulkan efek samping dan akan mereda setelah pengobatan berakhir.

Baca Juga: Kenali 9 Jenis Kanker yang Rentan Menyerang Anak

Komplikasi Rhabdomyosarcoma

Jika dibiarkan dan tanpa mendapatkan pengobatan, RMS dapat menimbulkan komplikasi. Begitu juga dengan pengobatannya.

Berikut ini komplikasi dari RMS dan pengobatannya:

  • Kanker yang menyebar (bermetastasis). RMS dapat menyebar dari tempat asalnya ke bagian tubuh lainnya, yang dapat menyulitkan perawatan dan pemulihan. RMS paling sering menyebar ke paru-paru, kelenjar getah bening, dan tulang.
  • Efek samping pengobatan jangka panjang. Perawatan dengan cepat diperlukan untuk mengendalikan RMS yang dapat menyebabkan efek samping substansial, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Dokter dapat membantu mengelola efek samping yang terjadi selama perawatan dan memberi daftar efek samping yang harus diperhatikan pada tahun-tahun setelah menjalani perawatan.

Pencegahan Rhabdomyosarcoma

Kebanyakan risiko kanker yang sering kali terjadi pada orang dewasa dapat dikurangi dengan perubahan gaya hidup tertentu (seperti mempertahankan berat badan yang sehat atau berhenti merokok), tetapi saat ini belum ada cara yang diketahui untuk mencegah sebagian besar kanker pada anak-anak.

Faktor risiko yang diketahui untuk RMS, termasuk usia, jenis kelamin, dan kondisi bawaan tertentu adalah sesuatu yang tidak dapat diubah.

Perlu diketahui, RMS tidak terkait dengan gaya hidup atau lingkungan. Jadi, saat ini belum ada cara yang diketahui dapat mencegah kanker ini.

 

  1. Anonim 2018. What Is Rhabdomyosarcoma?. https://www.cancer.org/cancer/rhabdomyosarcoma/about/what-is-rhabdomyosarcoma.html. (Diakses pada 17 Maret 2023)
  2. Anonim. 2020. What Is Rhabdomyosarcoma?. https://www.webmd.com/cancer/multiple-myeloma/rhabdomyosarcoma-cancer. (Diakses pada 17 Maret 2023)
  3. Anonim. 2020. Rhabdomyosarcoma. https://www.drugs.com/health-guide/rhabdomyosarcoma.html. (Diakses pada 17 Maret 2023)
  4. Anonim. 2016. What Is Rhabdomyosarcoma (RMS)?. https://kidshealth.org/en/parents/rms.html. (Diakses pada 17 Maret 2023)
  5. Anonim. 2020. Rhabdomyosarcoma. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/rhabdomyosarcoma/symptoms-causes/syc-20390962. (Diakses pada 17 Maret 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi